Review : Mercedes Benz W203 C240
Posted: Mon Mar 13, 2017 9:25
Permisi momod dan rekan-rekan SM, perkenalkan saya silent reader yang mencoba membuat sedikit review kali ini. Mengingat saya coba search di SM blm ada yang membuat review mengenai mobil ini.
Mobil yang saya review kali ini bukanlah mobil baru, melainkan mobil yang taun ini sudah genap berusia 15th. Kebetulan saya membeli 2nd dari seorang ibu yang dimiliki dr first hand kondisi yang menurut saya masih cukup layak. Dgn harga yang mgkn skrg stara LCGC 1000cc baru bertransmisi manual. Saya hanya mengganti velg dengan bawaan W220 krn saya merasa velg bawaan modelnya kurang menarik.
Ini adalah Mercedes Benz C240 Elegance dgn kode W203 yang terkenal juga dengan julukan peanut eyes. Sekilas cerita mengenai W203 dimana ini merupakan penerus dari W202 yang cukup sukses penjualannya. Namun tidak bisa dipungkiri juga banyak anggapan miring mengenai W203 ini dimana dimasa ini merupakan era dropping point mercedes (ketika merger dengan chrysler), sehingga ini berdampak pada bulit quality rata2 tipe mercedes benz di tahun itu (2001-2005).
Untuk trim yang masuk Indonesia adalah classic (C200, dan C180 Kompresor), elegance (C240), dan beberapa unit CBU yang populasinya cukup sedikit yaitu avantgarde (C240, C320). Untuk model facelift > th 2006 ada varian baru C230 dgn mesin V6 (tanpa sunroof) , ada juga varian diesel C270 CDI yang populasinya skitar 50unit di indonesia.
Alasan pemilihan W203 ini karena kebutuhan weekend car dimana intensitas pemakaiannya sehari-hari dipakai dan kadang dipakai istri saya sehingga dimensi tidak bisa sebesar E class. Dan menurut saya modelnya sampai saat ini masih cukup modern sehingga tidak terlalu terlihat tua.
Oke langsung kita review ya. Mobil ini berkapasitas 2600cc dengan konfigurasi V6 berkode mesin M112. Tenaga yang dihasilkan memang tidak terlalu besar skitar 160an HP, mesin ini cukup unik karena memiliki 2 busi tiap silinder nya, jd kl tune up biaya nya lmyn membuat dompet tipis setiap kali ganti busi (12 pcs busi) ditambah dengan kapasitas oli mesin sekitar 8 liter. Transmisi nya 5speed dgn tiptronik dengan dua mode W dan S. M112 sdh tidak memakai dipstick oli untuk pengecekan ketinggian oli dan fungsi itu digantikan oleh fitur pengecekan oli via MID di speedometer. MID ini ternyata cukup komplit, ada warning malfunction juga dan saya pernah mendapati info malfunction ketika lampu plat nomor belakang mati satu seperti ini :
Karakter dari M112 lbh merata di putaran bawah dan atas, namun terasa flat di putaran atas. Konsumsi BBM nya dalkot skitar 6-7km/l, untuk kombinasi tol dan dalkot skitar 9-10km/l pertamax lumayan cukup irit untuk ukuran mesin V6. Berkendara di jalan tol yang sepi terasa stabil dan tidak pernah underpower.
Untuk Interior mengingat ini C Class tidak bisa berharap banyak dari kelegaan kabin nya, tapi dimensi leg room blkg lumayan ada peningkatan dari W202 tipe sebelumnya. Dengan gundukan gardan yang tinggi khas RWD di lantai. Untuk Jok dpn krn ini trim elegance sdh menggunakan electric seat kiri dan kanan walaupun bukan full electric seat ya.
Tempat storage cukup minim di W203 khas mobil tahun 2000an awal, khususnya di jok belakang. Fitur sunroof, auto wiper, auto lamp, dual climate AC, side airbag, cruise control, ESP,auto up/down window di keempat jendela, sdh menjadi std di trim elegance.
Karakter berkendara W203 memang tidak bisa disamakan dengan boxer atau tiger yang memiliki bantingan yang khas. W203 lbh rigid dan sudah sedikit mulai meninggalkan citarasa mercy terdahulu yang khas. Dahulu saya menggunakan boxer w124 cukup lama.
Oiya mengenai warna interior ada 3 pilihan (brown, grey, dan hitam). Yang paling banyak di indonesia mayoritas grey.
Setelah 6 bulan pemakaian ternyata cukup reliabel. Mengingat unit ini odometer nya masih sekitar 50.000km ketika saya dapat dr pemilik sebelumnya dengan perawatan cukup apik. Interior masih minim rattle, Kaki-kaki masih senyap, fungsi-fungsi electrical msh berfungsi smua (no malfunction). Keluhannya ketika awal rem parkir kadang nyangkut ketika dipakai tp sudah solved dengan servis rem(penyakit mobil jarang dipakai).
Biaya yang saya keluarkan s/d sekarang (pekerjaan di bengkel spesialis mercy di bilangan pd labu, jaksel):
a. Tune up + pergantian busi : 1.700.000
b. Ganti lampu plat no blkg : 20.000
c. Servis rem : 200.000
d. Ban 2 buah : 1.300.000
Pros :
1. Its a Merc
2. V6 yang bertorsi
3. Tidak terlalu butuh bbm oktan tinggi
4. Ukuran kompak cocok untuk dalkot
5. Spare part melimpah dan terjangkau
6. Fitur lumayan komplit di jamannya
7. Relatif minim masalah untuk mbl eropa 15tahun
8. Minim rattle, masih terasa solid dan kedap di usia 15th
9. Pajak murah skitar 2,1jt (jkt)
Cons :
1. Busi 12 pcs
2. Bantingan tidak senyaman merc lama
3. Kabin relatif sempit
4. Lumayan ceper
5. Butuh oli 8ltr setiap penggantian
6. Sunroof agak seret ketika dibuka
Demikian review singkat saya, semoga bermanfaat bagi rekan-rekan SM smua.
Mobil yang saya review kali ini bukanlah mobil baru, melainkan mobil yang taun ini sudah genap berusia 15th. Kebetulan saya membeli 2nd dari seorang ibu yang dimiliki dr first hand kondisi yang menurut saya masih cukup layak. Dgn harga yang mgkn skrg stara LCGC 1000cc baru bertransmisi manual. Saya hanya mengganti velg dengan bawaan W220 krn saya merasa velg bawaan modelnya kurang menarik.
Ini adalah Mercedes Benz C240 Elegance dgn kode W203 yang terkenal juga dengan julukan peanut eyes. Sekilas cerita mengenai W203 dimana ini merupakan penerus dari W202 yang cukup sukses penjualannya. Namun tidak bisa dipungkiri juga banyak anggapan miring mengenai W203 ini dimana dimasa ini merupakan era dropping point mercedes (ketika merger dengan chrysler), sehingga ini berdampak pada bulit quality rata2 tipe mercedes benz di tahun itu (2001-2005).
Untuk trim yang masuk Indonesia adalah classic (C200, dan C180 Kompresor), elegance (C240), dan beberapa unit CBU yang populasinya cukup sedikit yaitu avantgarde (C240, C320). Untuk model facelift > th 2006 ada varian baru C230 dgn mesin V6 (tanpa sunroof) , ada juga varian diesel C270 CDI yang populasinya skitar 50unit di indonesia.
Alasan pemilihan W203 ini karena kebutuhan weekend car dimana intensitas pemakaiannya sehari-hari dipakai dan kadang dipakai istri saya sehingga dimensi tidak bisa sebesar E class. Dan menurut saya modelnya sampai saat ini masih cukup modern sehingga tidak terlalu terlihat tua.
Oke langsung kita review ya. Mobil ini berkapasitas 2600cc dengan konfigurasi V6 berkode mesin M112. Tenaga yang dihasilkan memang tidak terlalu besar skitar 160an HP, mesin ini cukup unik karena memiliki 2 busi tiap silinder nya, jd kl tune up biaya nya lmyn membuat dompet tipis setiap kali ganti busi (12 pcs busi) ditambah dengan kapasitas oli mesin sekitar 8 liter. Transmisi nya 5speed dgn tiptronik dengan dua mode W dan S. M112 sdh tidak memakai dipstick oli untuk pengecekan ketinggian oli dan fungsi itu digantikan oleh fitur pengecekan oli via MID di speedometer. MID ini ternyata cukup komplit, ada warning malfunction juga dan saya pernah mendapati info malfunction ketika lampu plat nomor belakang mati satu seperti ini :
Karakter dari M112 lbh merata di putaran bawah dan atas, namun terasa flat di putaran atas. Konsumsi BBM nya dalkot skitar 6-7km/l, untuk kombinasi tol dan dalkot skitar 9-10km/l pertamax lumayan cukup irit untuk ukuran mesin V6. Berkendara di jalan tol yang sepi terasa stabil dan tidak pernah underpower.
Untuk Interior mengingat ini C Class tidak bisa berharap banyak dari kelegaan kabin nya, tapi dimensi leg room blkg lumayan ada peningkatan dari W202 tipe sebelumnya. Dengan gundukan gardan yang tinggi khas RWD di lantai. Untuk Jok dpn krn ini trim elegance sdh menggunakan electric seat kiri dan kanan walaupun bukan full electric seat ya.
Tempat storage cukup minim di W203 khas mobil tahun 2000an awal, khususnya di jok belakang. Fitur sunroof, auto wiper, auto lamp, dual climate AC, side airbag, cruise control, ESP,auto up/down window di keempat jendela, sdh menjadi std di trim elegance.
Karakter berkendara W203 memang tidak bisa disamakan dengan boxer atau tiger yang memiliki bantingan yang khas. W203 lbh rigid dan sudah sedikit mulai meninggalkan citarasa mercy terdahulu yang khas. Dahulu saya menggunakan boxer w124 cukup lama.
Oiya mengenai warna interior ada 3 pilihan (brown, grey, dan hitam). Yang paling banyak di indonesia mayoritas grey.
Setelah 6 bulan pemakaian ternyata cukup reliabel. Mengingat unit ini odometer nya masih sekitar 50.000km ketika saya dapat dr pemilik sebelumnya dengan perawatan cukup apik. Interior masih minim rattle, Kaki-kaki masih senyap, fungsi-fungsi electrical msh berfungsi smua (no malfunction). Keluhannya ketika awal rem parkir kadang nyangkut ketika dipakai tp sudah solved dengan servis rem(penyakit mobil jarang dipakai).
Biaya yang saya keluarkan s/d sekarang (pekerjaan di bengkel spesialis mercy di bilangan pd labu, jaksel):
a. Tune up + pergantian busi : 1.700.000
b. Ganti lampu plat no blkg : 20.000
c. Servis rem : 200.000
d. Ban 2 buah : 1.300.000
Pros :
1. Its a Merc
2. V6 yang bertorsi
3. Tidak terlalu butuh bbm oktan tinggi
4. Ukuran kompak cocok untuk dalkot
5. Spare part melimpah dan terjangkau
6. Fitur lumayan komplit di jamannya
7. Relatif minim masalah untuk mbl eropa 15tahun
8. Minim rattle, masih terasa solid dan kedap di usia 15th
9. Pajak murah skitar 2,1jt (jkt)
Cons :
1. Busi 12 pcs
2. Bantingan tidak senyaman merc lama
3. Kabin relatif sempit
4. Lumayan ceper
5. Butuh oli 8ltr setiap penggantian
6. Sunroof agak seret ketika dibuka
Demikian review singkat saya, semoga bermanfaat bagi rekan-rekan SM smua.