[REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Mau review kendaraan yang ada? Silakan post disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

antekakio
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 400
Joined: Wed Sep 18, 2013 2:26
Location: Di atas genteng
Daily Vehicle: CX-5

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by antekakio »

Barusan lihat updatenya cx9, mzd connect nya jadi 9inch, liftgate bisa pake tendang kaki... Terus yg awd dapat interior brown dg woodpanel, frameless rearview mirror, lcd speedo... Beda yg 2wd dan awd kurang lbh 90jt...
Pboyz97
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4577
Joined: Sun Oct 09, 2016 15:14
Location: East Jakarta
Daily Vehicle: BRV Prestige Non HS 2023 - AN HRV SE 2023

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by Pboyz97 »

antekakio wrote: Fri Apr 03, 2020 5:19 Barusan lihat updatenya cx9, mzd connect nya jadi 9inch, liftgate bisa pake tendang kaki... Terus yg awd dapat interior brown dg woodpanel, frameless rearview mirror, lcd speedo... Beda yg 2wd dan awd kurang lbh 90jt...
Mzd connectnya sama kek yg mazda3 punya?
Past:
'09 GE8
'10 CRV RE
'13 CX5
'17 Xpander
'19 Yaris
'18 CX5
'18 ANF 2GD
'18 HRV
'18 ANKI 2GD
'19 CRV
'14 GNKI 1TR
'22 brio
'18 RX300
'18 ANPS
Now:
'23 voxy
'23 BRV
'23 HRV
antekakio
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 400
Joined: Wed Sep 18, 2013 2:26
Location: Di atas genteng
Daily Vehicle: CX-5

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by antekakio »

Pboyz97 wrote: Fri Apr 03, 2020 6:21
antekakio wrote: Fri Apr 03, 2020 5:19 Barusan lihat updatenya cx9, mzd connect nya jadi 9inch, liftgate bisa pake tendang kaki... Terus yg awd dapat interior brown dg woodpanel, frameless rearview mirror, lcd speedo... Beda yg 2wd dan awd kurang lbh 90jt...
Mzd connectnya sama kek yg mazda3 punya?
Sayangnya blm om... Masih UI yg lama... Cuma ukuran layarnya aja yg jadi 9inch
akulemu
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 281
Joined: Wed Jun 13, 2012 9:11
Location: Persebaya sampe tuek
Daily Vehicle: Venturer + cx9 sky + mobilio rs mt

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by akulemu »

antekakio wrote: Fri Apr 03, 2020 5:19 Barusan lihat updatenya cx9, mzd connect nya jadi 9inch, liftgate bisa pake tendang kaki... Terus yg awd dapat interior brown dg woodpanel, frameless rearview mirror, lcd speedo... Beda yg 2wd dan awd kurang lbh 90jt...
Kalo liat harganya, harusnya cuman nambah sistem awd tanpa embel2 update lainnya. Yang disebutin dapet interior kayu, brown interior dll itu tipe signature atau azami di negara luar. Kita liat aja peluncuran resmi nya
Cars have soul.
Pboyz97
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4577
Joined: Sun Oct 09, 2016 15:14
Location: East Jakarta
Daily Vehicle: BRV Prestige Non HS 2023 - AN HRV SE 2023

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by Pboyz97 »

akulemu wrote: Sat Mar 21, 2020 13:52 Sejak corona mulai serius di indo, mobil ini berdiam diri ga nyala sama sekali 1 mingguan di garasi. Sedangkan kemarin waktu masih aktif saja cuma jalan 500 KM-an per bulan. Alamat taun pertama odo cuma 5000 km an aja maximal :big_bored:

Padahal pingin nyoba mobil ini visit dataran tinggi macem bromo etc tapi mungkin ga pake turun di keramaian, liat2 pemandangan pegunungan yang seger2 dari mobil uda cukup.

7 hari terakhir full di rumah kecuali kantor kerasa bosen juga. Cuman kasian juga ada istri, 2 anak balita, suster, masa mreka nongkrong terus di mobil 5 jam an. Kalau saya memang nyetir gitu aja pokoknya ke rute yang menarik dan pake fun to drive car sudah relieved. Kehidupan berkeluarga memang menguji keegoisan para pria. :big_weee:

Anyway, di taun 2020 ini Mazda tidak berencana mengupdate apa-apa si CX9 mereka. Saya bersyukur paling enggak pengalaman saya di fortuner d4d 2012 dan cx5 2014 ga terulang, yaitu habis beli unitnya lalu dalam tempo 6 bulan langsung ada major upgrade. Di cx9 minimal taun 2020 saya bisa enjoy mobil saya 1 full year masih merasa gres.




:big_chicken:


Eh iya, kan ada corona ya, percuma juga taun ini kerasa gres.



Prettttt. Naseb ku mesti ngene
yg FL ya om maksudnya? saya juga mengalami hal yg sama kek om pas cx5 2013, pas unit dateng bulan juni 2013 lalu, eh 1 bulan kemudian tiba2 MMI launching yg versi 2.5 L. walaupun exterior sama persis dan interior cuma beda warna jok doang, perbedaan tarikan , tenaga mesin , dan cc mesin tetep aja gak bisa bohong :big_slap:
Past:
'09 GE8
'10 CRV RE
'13 CX5
'17 Xpander
'19 Yaris
'18 CX5
'18 ANF 2GD
'18 HRV
'18 ANKI 2GD
'19 CRV
'14 GNKI 1TR
'22 brio
'18 RX300
'18 ANPS
Now:
'23 voxy
'23 BRV
'23 HRV
antekakio
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 400
Joined: Wed Sep 18, 2013 2:26
Location: Di atas genteng
Daily Vehicle: CX-5

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by antekakio »

akulemu wrote: Fri Apr 03, 2020 6:26
antekakio wrote: Fri Apr 03, 2020 5:19 Barusan lihat updatenya cx9, mzd connect nya jadi 9inch, liftgate bisa pake tendang kaki... Terus yg awd dapat interior brown dg woodpanel, frameless rearview mirror, lcd speedo... Beda yg 2wd dan awd kurang lbh 90jt...
Kalo liat harganya, harusnya cuman nambah sistem awd tanpa embel2 update lainnya. Yang disebutin dapet interior kayu, brown interior dll itu tipe signature atau azami di negara luar. Kita liat aja peluncuran resmi nya

Ada d brosur cx9 d situsnya mazda om, di igtvnya otodriver jg ada... Eh di ignya mazda jg ada...

akulemu
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 281
Joined: Wed Jun 13, 2012 9:11
Location: Persebaya sampe tuek
Daily Vehicle: Venturer + cx9 sky + mobilio rs mt

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by akulemu »

antekakio wrote: Fri Apr 03, 2020 6:38 ...
Aah my bad, om.

Hmm ada *)spesifikasi dan warna di indonesia dapat berubah.
Cars have soul.
antekakio
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 400
Joined: Wed Sep 18, 2013 2:26
Location: Di atas genteng
Daily Vehicle: CX-5

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by antekakio »

akulemu wrote: Fri Apr 03, 2020 7:02
antekakio wrote: Fri Apr 03, 2020 6:38 ...
Aah my bad, om.

Hmm ada *)spesifikasi dan warna di indonesia dapat berubah.
Screenshot_20200403-141004.png


Eh yang cx9 om udah nappa kan? Artinya yg 2wd downgrade leathernya walau sama2 black
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
akulemu
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 281
Joined: Wed Jun 13, 2012 9:11
Location: Persebaya sampe tuek
Daily Vehicle: Venturer + cx9 sky + mobilio rs mt

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by akulemu »

antekakio wrote: Fri Apr 03, 2020 7:12 ...
Yang nappa cuma warna brown um. Jadi warna selain itu seharusnya ngga nappa. Lagian saya sebenrnya masih hidup di segmen mobil rakyat yang meksa beli cx9, jadi ga paham nappa itu kek gimana :mky_03:
Cars have soul.
akulemu
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 281
Joined: Wed Jun 13, 2012 9:11
Location: Persebaya sampe tuek
Daily Vehicle: Venturer + cx9 sky + mobilio rs mt

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by akulemu »

Image

[2600 KM Update]

Apa kabar sobat SM? Saya harap sukacita masih bisa para om temukan di tengah keadaan kita sekarang. Saya coba menyediakan tulisan lain biar ada selingan tidak membaca berita corona melulu, bisa setres.

Yah, mobil ini usianya menginjak 5½ bulan, artinya jarak tempuh rata-ratanya cuma 500 KM/bulan. Seumur-umur saya tidak pernah punya mobil dengan rasio jarak tempuh dan usia yang hanya sekian, dibawah separuh rasio CX5 atau CRV RE saya dahulu yang juga termasuk mobil rumahan.

Saya merasa kalau mobil tidak cukup dikendarai artinya saya telah buang-buang uang membelinya. Ibarat sekarang ini saya seperti sedang menyewa sebuah mobil di sedikit kesempatan dengan mengeluarkan uang seharga membeli mobilnya. Dan hal itu diperburuk dengan situasi sekarang, sampai saya harus deliberately memindah susunan mobil di garasi supaya mobil ini tidak terjebak di bagian dalam dan akhirnya selalu jadi pilihan terakhir untuk dikendarai di jadwal berkendara yang sudah minim pula. Sebenarnya rasio jarak tempuh per bulannya bisa jauh lebih rendah lagi andai 1½ bulan terakhir saya benar-benar totalitas dalam merumahkan diri.

Namun saya benar-benar tidak tahan memikirkan betapa saya sedang menyia-nyiakan uang saya dengan memarkirkan mobil begitu saja sambil melihat nilai ekonominya menurun, sekaligus menyaksikan proses penuaan onderdilnya tidak bisa dihentikan pula, tanpa dinikmati rasa berkendaranya. Akhirnya saya mencoba mencari kegiatan yang tidak hanya sekedar untuk memanaskan mobil saja, tapi juga memang ada perlunya, dan tentu jangan sampai menjadi batu sandungan bagi orang lain di saat sekarang.



1. Keliling Kota

Satu minggu setelah corona resmi masuk di Indonesia, masyarakat langsung terkena syok terapi, terutama di kota saya Surabaya. Perubahannya drastis sekali. Khususnya di jalanan tiba-tiba jadi sangat sepi, terutama di daerah mall-mall besar yang biasanya ramai sekali.

Di minggu kedua saya berencana mengecek keadaan kota tanpa turun dari mobil. Hari Sabtu sore kami berangkat dari wilayah barat menuju ke mall-mall di tengah dan di timur. Jalur-jalur ini biasanya padat sekali baik ketika weekend atau office hour. Rute kami termasuk satu dua detour, tidak langsung dari barat ke timur begitu saja, dan itupun tetap ditempuh dalam separuh waktu rute normal tanpa detour. Jujur waktu melihat sepinya kota saya, disitu saya merasa sedih, hidup tidak akan menjadi sama lagi. Then I think to myself, when the pandemic is over, it is not because it's over, but it is only because we have to change to a new normal.

Sadness and poetic aside, saya berkonklusi bahwa mesin 2.5T Sky ini bukanlah mesin hemat. Di keadaan traffic sangat ideal begini, mesin ini hanya mencapai 1:8, dan sebelumnya dikeadaan traffic normal yang padat mencapai 1:7,1. Termasuk konsumi yang begitu itulah, memang tidak jelek juga. Tapi ya artinya tidak spesial. Sekarang saya tidak terlalu menahan-nahan injakan gas demi konsumsi yang baik, karena di best scenario saja masih jauh dari impresif.

Lalu saya merasa transmisi Sky yang gara-gara cuman 6 speed saja ini, kurang meng-exploit torsi besarnya. Di thread ini ada yang pernah bilang kalau CX9 Sky ada sensasi lemotnya, saya bisa mengerti maksud om tersebut setelah sekian waktu mengendarainya. Andai saja figur tenaga ini dikawinkan dengan transmisi 8 speed yang memiliki rasio low gear lebih rendah. Bahkan saya berpikir, mungkin masih lebih baik skenario dimana top speednya dijadikan 180km/h seperti aturan semua mobil di Jepang, namun memiliki transmisi 6 speed dengan low gear yang njambak. Toh 99% kehidupan berkendara seseorang di Indonesia asing dengan jarum speedometer yang menyentuh angka 180. Entah kalau di forum ini berapa persen :mky_03:




2. Wira-wiri Bengkel

Di minggu berikutnya untuk menambah kegiatan driving, saya booking service di bengkel resmi tengah kota untuk persoalan bunyi 'tuk' di suspensi depan setiap kali ban mendarat setelah melewati puncak poldur tinggi, yang sama persis dengan penyakit cx5 saya dan rekan saya terdahulu. Pendek cerita, teknisi menjelaskan bahwa mereka menambahkan stopper di shockbreaker dan pelumasan kaki-kaki. Dan hasil servicenya menghilangkan bunyi 'tuk' namun memunculkan bunyi 'kriet'. Bunyinya jauh lebih mencolok dibanding bunyi 'tuk' sebelumnya. Entah bunyi 'tuk' nya memang sudah hilang, atau masih ada dan tercover dengan kerasnya bunyi baru ini. Bunyi yang sama seperti sebuah metal digenjot-genjot dan menimbulkan bunyi 'kriet kriet'.

Saat itu saya sudah was-was sekali, merasa kenapa Mazda ini kok punya semacam cacat genetik yang bandel di suspensi depannya. Ketika itu bunyi nya muncul menjelang saya sampai di rumah dari service jadi saya tidak bawa langsung balik ke bengkel, dan saya harus hidup 3 minggu merasakan bunyi tidak sedap itu. Kenapa lama sekali 3 minggu? Karena corona makin mewabah dan saya masih parno untuk booking service.

Saya mulai sebal dengan penyakit kaki-kaki ini, mengingat ini adalah mobil termahal yang pernah saya beli. Saya masih ingat ketika test drive di unit 2018 nya tidak ada bunyi di kaki, dan justru karena faktor itulah salah satunya saya putuskan untuk beli.

Sebenarnya kalau tidak melewati poldur, atau sekedar melewati speedtrap kecil-kecil, atau jalan bergelombang landai di kecepatan sedang, bunyi nya tidak muncul sama sekali. Intinya kalo suspensinya tidak sedang traveling sampai kedalaman tertentu, dia tidak bunyi. Masalahnya lokasi rumah saya banyak poldur tinggi tajam dan jalan besar dengan banyak aspal meleot bergelombang. Apa daya ke-parno-an menahan saya untuk kembali ke bengkel, I tough it out for a while.

Fast forward 3 weeks later, saya kembali ke bengkel dan usai menunggu sehari, saya dan teknisi mengetes mobilnya. Hasilnya bunyi 'kriet' hilang sama sekali, dan dia bilang hanya dilumasi. Perasaan di service sebelumnya sudah ada pelumasan. Anyway, bunyi 'tuk' sayup-sayup masih ada tapi nyaris hilang. Beberapa hari setelah dikendarai bunyinya makin hilang, bahkan di beberapa kesempatan melewati poldur tajam kadang bunyinya tidak muncul, kalaupun muncul volume nya sudah kecil sekali. Saya masih bisa merasa puas dengan hasil ini. Yeah!




3. Naik-naik ke Puncak Gunung.

Awal Mei saya dan anak istri coba-coba ke hotel Plataran Bromo melalui jalur Nongko Jajar. Kami hanya berencana makan dan tour keliling kamar dan cottage nya lalu pulang. Refreshing yang agak dipaksakan karena jaraknya lumayan namun kami hanya one day trip, hanya supaya anak kami tidak buntu pikirannya keliling di dalam rumah terus. Hotel ini terkenal selalu fully booked all season dan restoran yang reviewnya selalu bagus di semua forum. Namun ketika sampai di sana, yang ada hanya sepasang kekasih menginap 2 malam dan kami sekeluarga yang makan di restorannya. Sadness is the realest thing everywhere.

Oke sebelum kemurungan kembali meliputi, the story continues. Saya excited sekali karena sejak awal unit datang saya tidak pernah berkendara luar kota dengan mobil ini, baik melewati tol panjang maupun jalan berliku tajam.

Di jalan tol Surabaya-Malang yang cukup panjang, saya beberapa kali ambil kesempatan melemaskan kekakuan otot di pergelangan kaki kanan. Tidak sampai kecepatan gila-gilaan, "hanya" paling-paling 160km/h dalam short period. Yang saya suka adalah mid accel nya dari 60-140, jambakan halus mesra tiada henti makes me wanting for more.

Dan di lokasi inilah kalimat 'sensasi mengendarai CX9 sama dengan mengendarai CX5' bisa saya amini. Dia nurut sekali badannya saat lane departing, lebih nurut dibanding CX5 2.5 1st gen saya. Yang saya sangat sesalkan adalah absennya paddleshift. Venturer saya yang sama sekali tidak ada marwah fun to drive nya saja bisa dipasangi. Saya heran Mazda tidak menyematkan fitur ini di CX9 hingga versi 2020 nya. Apa susahnya menambahkan fitur seharga 1 jutaan kedalam produk seharga (now) 950 juta?

Rem. Akhirnya saya sudah biasa setelah 2000 an KM meng-adjust feeling kaki saya pada pedal rem nya. Sebelumnya saya merasa rem CX9 bahasa melayu nya 'nggeluyur', kurang pakem. Tapi di tol tersebut saya menyadari bahwa energi tahanannya sebetulnya merata tersebar di setiap kedalaman ayunan pedalnya, tinggal diinjak lebih dalam saja. Kalau setelah akselerasi lalu tiba-tiba menghadapi a horribly underspeed truck, remnya nurut sekali dengan injakan saya. Makin dalam diinjak, ya makin nahan. Beda dengan fortuner 2012 saya yang tahanan rem nya tersedia hanya sampai 60% injakan penuh saja. 40% sisanya cuman nginjak per doang.

Keheningan kabin di tol. Sekali lagi karena mobil pembanding saya hanyalah mantan-mantan saya, maka sudah pasti CX9 adalah yang terbaik. Yang membuat saya paling terkesan adalah suara angin di jendela. Memang suara ban terdengar dan itupun jauh lebih baik dari para mantan saya, namun suara angin bisa dibilang sepi di kecepatan tinggi. So proud of you, Mazda!

Lalu sampailah di rute kesenangan saya, jalan menanjak, lebar pas-pasan, dan penuh kelok.

Sensasi lemot di low rpm tadi diawal tulisan ini makin saya sadari di rute menanjak bahwa ternyata bukan lemot, tapi mungkin lebih karena rasio 1st dan 2nd gear yang kepanjangan. Di tanjakan masuk ke wilayah desa-desa sebelum tiba di hotelnya, kemiringannya cukup mengintimidasi orang kota manja macam saya. Namun dia sama sekali tidak kehilangan tenaga meskipun di low rpm hiking. Simple to say, berakselerasi di kemiringan rata atau kemiringan level intimidating (untuk ukuran orang culun) tidak berbeda bagaimana. Artinya memang benar argumen di awal, bahwa sayang sekali mobil ini tidak dikawinkan dengan more than 6 speed tranny. Saya yakin figur 0-100 nya bisa ditingkatkan sampai a full second tanpa harus mengulik figur tenaga.

Intermezzo sedikit soal tranny lagi, di rute pulang ketika jalan menurun, saya menggunakan triptonic untuk membantu rem. Dan saya merasa engine break yang dihasilkan adalah yang terlemah yang pernah saya rasakan. Rpm memang meraung tinggi, tapi seperti tidak berdaya menahan bobot mobil. Entahlah.

Oke lanjut, makin mendekati lokasi hotel, kesenangan saya akan jalan menanjak yang lebarnya pas-pasan segera saya sesali. Bukan karena ketika saya melihatnya in real life lalu saya jadi tidak suka, tapi gara-gara saya sadar saya salah bawa mobil. Di jalur pedesaan Nongko Jajar hari itu ada lumayan banyak truk urukan sliweran. Rupanya ada pelebaran jalan dengan pengeprasan beberapa bagian tebing. Setiap berpapasan dengan truk itu, mau tidak mau mobil ini harus saya suguhi lumpur karena tidak ada cara lain kecuali harus banting ke kiri, plus hari itu jalanan disana muddy basah becek. Tidak cocok bawa mobil ini ke rute sejenis. Kalau kepingin banget rute tanjakan, parkiran mall adalah yang sesuai dengan kodrat mobil ini, manja dan pesolek.

Menikung. Hal inilah yang paling saya highlight di trip ini. Mobil ini ampun nurut banget for its dimension (sekali lagi pembandingnya adalah mantan saya). Saya akhirnya membuktikan sendiri apa itu marketing gimmick G Vectoring.

Di rute menanjak, saya masih belum merasakan sensasi nurut luar biasanya, namun jelas terasa saat perjalanan pulang dan rutenya ganti menurun. Di banyak kesempatan, saya sengaja agak melepas rem dengan maksud supaya tidak panas karena sepanjang 30 KM jalannya menurun cukup curam terus menerus. Artinya saya harus membanting setir lebih gesit karena kecepatannya tidak berkurang banyak. Di banyak kejadian tikungan 90⁰ atau lebih dan dalam kondisi menurun cukup tajam, mobil ini tidak ada indikasi sulit menuruti input setir. Mata hanya saya fokuskan pada garis tengah di aspal dan saya ikuti begitu saja alur keloknya sambil mulai melepas tekanan pedal rem, dan mobil ini turns like a K9 German Shepherd military dog. So sharp!

Saya tercelikkan matanya saat itu. Seorang pembalap F1 atau MotoGP tidak percaya diri semata-mata hanya karena skillnya, namun karena dia bisa merasakan bahwa kendaraan dari tuningan para mekaniknya memang sangat meyakinkan dan prima ketika dikendarai, dan disitulah separuh dari confidence sang driver terbangun. Kira-kira seperti itulah majas hiperbola trip saya menuruni trek pedesaan gunung Bromo. Saya percaya diri bukan hanya karena diri saya sendiri, tapi karena ada pendamping yang setia lagi penurut, tidak pernah membantah, and has a great body. Hm..



4. Ending

Image

Seperti majikannya yang kurang tahan banting, usai dari naik gunung langsung ga bisa tunda mandi sebelum masuk garasi.




Dua minggu terakhir mobil ini kembali cangkrukan saja di garasi, hanya sekali-kali keluar untuk belanja. Bagi saya keadaan sekarang ini terlalu muluk kalau masih diharapkan bisa hilang sama sekali dan kita semua tetap membayangkan bisa kembali hidup seperti sebelum ada pandemi. Buat saya, manusia sekarang harus berpikir untuk membuat keseimbangan baru, hidup berdampingan dengan virus ini, seperti yang sudah kita lakukan dengan berbagai penyakit sebelum corona.

Dahulu di tahun 80an saat ditemukan AIDS, seluruh dunia heboh. Bahkan isu ngetop disaat saya baru memasuki masa remaja adalah banyak pengidap sengaja menyebarkannya dengan berbagai cara, lewat sengaja banyak-banyak berhubungan intim dengan berbagai orang selayaknya manusia sehat padahal tahu dia sakit, sampai menaruh jarum di bangku bioskop. Dan banyak contoh kehebohan wabah lain yang bisa kita lookup. Bahkan sekedar penyakit umum bernama influenza saja pernah menjadi wabah mematikan, dan hari ini kita menerima dia apa adanya. The world is repeating itself, kita manusia hanya perlu menerima bahwa itu natural.

Saya turut berdukacita kepada semua orang, termasuk pada diri saya sendiri. Toh berduka itu natural, sama seperti bahagia juga natural. Nature is both. In fact, always cheerful is unnatural.
Cars have soul.
User avatar
josomba
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2916
Joined: Sat Aug 05, 2017 12:00
Location: Tangerang Selatan
Daily Vehicle: Delman

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by josomba »

Nice update om @akulemu

Nampaknya bunyi tuk setelah melewati polisi tidur ini memang penyakit turun temurun dari kasta atas sampe kasta paling bawah .... saya pake yang paling bawah juga mengalami hal yang sama... Cukup annoying beberapa bulan awal, tapi lama2 sudah terbiasa.
Image
akulemu
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 281
Joined: Wed Jun 13, 2012 9:11
Location: Persebaya sampe tuek
Daily Vehicle: Venturer + cx9 sky + mobilio rs mt

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by akulemu »

josomba wrote: Sat May 02, 2020 1:46 ...
Terjadi di mzd2 juga ya om? Coba aja ke bengkel resmi, SA nya bilang sudah punya rekomendasi resmi dari Jakarta untuk masalah 'tuk' ini. Ya pasang stopper itu, di unit saya efeknya signifikan sekali.

Mobil-mobil versi internasional begini memang rawan kalau di masukkan ke negara berkembang soalnya infrastrukturnya ga sesuai standar. Yang bisa bener-bener sukses tulen harus produk yang memang dikembangkan dari research langsung di negeri berkembang tersebut.
Cars have soul.
User avatar
omenRoo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 762
Joined: Sun Apr 26, 2009 16:30

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by omenRoo »

mantep tulisannya om.. suka sekali bacanya.
ngomongin bromo, jadi ngecek jalur di google maps. belum pernah lewat jalur Nongko Jajar dan bikin penasaran karena gak ada foto google street arah lembah widodari..
Fiskus
Newbie
Newbie
Posts: 13
Joined: Thu Nov 15, 2018 5:32
Daily Vehicle: Honda

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by Fiskus »

Tulisannya sangat menarik Om.

Semoga sehat selalu. 🙏🏼
akulemu
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 281
Joined: Wed Jun 13, 2012 9:11
Location: Persebaya sampe tuek
Daily Vehicle: Venturer + cx9 sky + mobilio rs mt

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by akulemu »

Image
Image
Image
Image
Image
Image
Image
Image
Image
Image

Upload an member di forum.

Istri ngantuk berat dan literally tertidur karena bekerja 70 jam/seminggu di retirement community (panti jompo) yang kekurangan staff gara-gara covid.

Nerobos tikungan ga pake belok sama sekali, hit the wall, kebalik satu kali. All airbags deployed. Kecepatan sedang, perkiraan 45 km/jam. Badan lecet sedikit, tidak ada patah tulang, merasa sedikit linu di beberapa bagian tubuh.

The real soccer mom protector!
Cars have soul.
lutvi20
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 88
Joined: Mon Aug 07, 2017 7:06

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by lutvi20 »

akulemu wrote:Image
Image
Image
Image
Image
Image
Image
Image
Image
Image

Upload an member di forum.

Istri ngantuk berat dan literally tertidur karena bekerja 70 jam/seminggu di retirement community (panti jompo) yang kekurangan staff gara-gara covid.

Nerobos tikungan ga pake belok sama sekali, hit the wall, kebalik satu kali. All airbags deployed. Kecepatan sedang, perkiraan 45 km/jam. Badan lecet sedikit, tidak ada patah tulang, merasa sedikit linu di beberapa bagian tubuh.

The real soccer mom protector!
Ini di US CA ya, front quarter passanger side collide impact <60 kmh udah bener itu material2 nya collapse.

Kalo udah liat kayak gini jadi inget temen bilang kalo mudik bawa satu keluarga usahain jangan pake mobil kaleng krupuk.
fxt
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 26
Joined: Sat Jan 25, 2014 2:49

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by fxt »

Udah pernah coba android auto di cx9? Koq kata sales nya cmn ada apple carplay aja ya? Dirumah udah ada cx5 nik 2018. Ada rencana tambah 1 lagi, cx9 salah satu kandidat nya, cmn masih agak ragu susah ga nya kalo diparkir mall2, apalagi di ambil karcis nya TP6 situ..
akulemu
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 281
Joined: Wed Jun 13, 2012 9:11
Location: Persebaya sampe tuek
Daily Vehicle: Venturer + cx9 sky + mobilio rs mt

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by akulemu »

fxt wrote: Sun Aug 09, 2020 10:29
Android auto uda pasti bisa. Cuman app buat di smartphone nya memang ga ada di google store, download sendiri di web luar. Google aja pake keyword 'android auto apk' source nya banyak.

Untuk dimensi, memang ukuran mobil ini nyata panjang dan lebarnya. Rata-rata haluan masuk gate parkir mall dan ukuran space parkir di indo jadi sempit. Terutama di gedung-gedung compact macam di Surabaya: Vasa Hotel, Blowfish, Pasar Atum, sudah ga cukup.
Cars have soul.
fxt
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 26
Joined: Sat Jan 25, 2014 2:49

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by fxt »

ooyah vasa surabaya, udah pernah coba naik om lemu?
akulemu
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 281
Joined: Wed Jun 13, 2012 9:11
Location: Persebaya sampe tuek
Daily Vehicle: Venturer + cx9 sky + mobilio rs mt

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by akulemu »

fxt wrote: Mon Aug 10, 2020 8:03
Sudah pernah parkir di vasa pake venturer. Disitu saya nyadar kalo bakal ga enak bawa cx9 di parkir gedung nya. Kalau untuk parkiran 3 mall utama di sby masih adequate lah.

Tapi saya ingat di parkir ciputra world. Di sana memang lebar garis parkirnya, tapi relatif pendek kedaleman parkirnya jadi lumayan monyong keluar bonnet nya kalo dilihat dari jauh. :mrgreen:
Cars have soul.
Venturtle
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2111
Joined: Wed Jan 25, 2017 9:12

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by Venturtle »

nice review, om :mky_02: :mky_02:
well
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 843
Joined: Thu Jul 02, 2020 3:03
Location: Sub
Daily Vehicle: Sepeda Ontel

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by well »

gan, mau tny cara aktivasi HSA (hill start Assist) di cx 9 bgmn y? sy cr di pengaturan tdk ada.
mohon petunjuk
akulemu
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 281
Joined: Wed Jun 13, 2012 9:11
Location: Persebaya sampe tuek
Daily Vehicle: Venturer + cx9 sky + mobilio rs mt

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by akulemu »

well wrote: Wed Sep 02, 2020 3:27
Fiturnya selalu aktif.

Contoh ketika berhenti ngerem di tanjakan posisi trans D, securam apapun tetap ga akan mundur mobilnya waktu kita lepas rem, selama kurang lebih 3 detik lalu mobil akan disengage HSA nya. Makanya injak gas nya juga jangan ditunda lama2 karena fitur ini berupa assist, ga sampe seperti brake hold yang bisa di diemin berapa lama pun

Contoh lain posisi berhenti di tanjakan, e-parking brake aktif. Untuk melepas e-brake maka tahan rem dan tekan tombol e-brake. Ketika pedal rem di lepas, mobil ga akan mlorot selama sekitar 3 detik, itu HSA nya aktif.
Cars have soul.
well
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 843
Joined: Thu Jul 02, 2020 3:03
Location: Sub
Daily Vehicle: Sepeda Ontel

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by well »

Oh, ok 3 detik ya... trims
akulemu wrote: Wed Sep 02, 2020 4:47
well wrote: Wed Sep 02, 2020 3:27
Fiturnya selalu aktif.

Contoh ketika berhenti ngerem di tanjakan posisi trans D, securam apapun tetap ga akan mundur mobilnya waktu kita lepas rem, selama kurang lebih 3 detik lalu mobil akan disengage HSA nya. Makanya injak gas nya juga jangan ditunda lama2 karena fitur ini berupa assist, ga sampe seperti brake hold yang bisa di diemin berapa lama pun

Contoh lain posisi berhenti di tanjakan, e-parking brake aktif. Untuk melepas e-brake maka tahan rem dan tekan tombol e-brake. Ketika pedal rem di lepas, mobil ga akan mlorot selama sekitar 3 detik, itu HSA nya aktif.
telytims
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 80
Joined: Tue Dec 14, 2010 15:28
Location: jakarta
Daily Vehicle: scross

Re: [REVIEW] Owning Experience Mazda CX9 2019

Post by telytims »

Bagus banget reviewnya om.. saya pemakai ex mazda 8 dan cx 5 memang mazda mobil2nya bagus2 sayang kalah merk dibanding 2 raja merk mobil diindo yang mobilnya rata2 biasa aja dibawanya dan minim fitur. Bahkan overprice banget. Lagi edisi bimbang salah minang mobil baru 4 bulan. Mau jual takut dimarahin jendral