30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Mau review kendaraan yang ada? Silakan post disini...

Moderators: akbarfit, Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze

gmash
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 46
Joined: Mon Feb 21, 2011 10:11

30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by gmash »

Well, ini adalah review pertama saya, dan untungnya berhasil mengumpulkan niat kembali menuliskan ini. Sebenarnya niat itu sangat besar pada awalnya, yaitu pada waktu awal-awal pakai mobil ini, niat dan semangatnya masih besar, karena berniat berbagi pengalaman, terutama karena ini merek dan tipe baru, pasti banyak yang penasaran.
Tapi sama dengan niat modifikasi mobil, niat dan semangat itu hanya besar di awal saja ketika baru memiliki, misalnya niat beli aksesoris macam-macam atau ganti ini-itu. Ketika sudah pakai agak lama, pasti sudah malas juga mau ganti atau nambah aksesoris lagi. Yah, setidaknya itu kalo saya 😊.
Dan pada saat selesai saya tulis, ternyata sekarang odometernya sudah lebih dari 35rb km (ga cocok lagi ma judulnya, ya wis lah...)

Intro
Intro sebentar dulu, jadi ini mobil milik pribadi, alias saya bukan reviewer profesional, walaupun sangat interest dan mengikuti perkembangan dengan apa yang disebut sebagai mobil (dan motor). Almaz ini saya pakai sebagai kendaraan sehari-hari saya, bahkan bisa disebut kendaraan tempur. Sehari-hari (weekday) bisa jalan minim sekitar 200 km, minim ya, artinya bisa lebih karena kalo ke cikarang atau jakarta bisa lebih lagi. Saya domisili di Bandung dan sehari-hari nguli di Cikampek/Purwakarta. Rute sehari-hari kombinasi antara tol, jalan kota dan jalan kampung.

Mungkin agak gila bagi sebagian orang menjadikan mobil seperti ini kendaraan tempur dan diperkosa habis, tapi ga tahu kenapa, pas lihat mobil ini, saya kok penasaran dan semakin penasaran dan akhirnya memutuskan beli ini selain memang saya demen mobil yang anti mainstream. β€œLihat” itu benar-benar dalam arti sesungguhnya, saya menonton review di youtube pun tidak terlalu tertarik, juga waktu lihat berita-beritanya, waktu itu pilihan saya masih mengerucut ke Chevy Trax. Tapi begitu lihat langsung dan apalagi coba, lho kok ternyata tidak seperti yang saya bayangkan.
Well, sampai dengan benar-benar memutuskan beli, saya sampai coba test drive 4 atau 5 kali mungkin, untuk benar-benar memastikan, tepatnya meyakinkan diri sendiri. Setelah SPK, unit ini akhirnya saya terima di bulan Mei (tetap kena inden dulu).
Karena pemakaian saya yang di atas normal, saya juga curiga, ini satu-satunya Almaz yang sudah nembus 30.000 km saat ini.

Ssstt, kalo ada pabrikan mobil yang lagi baca ini, misalnya ada mobil baru dan kepingin di tes atau review gratis untuk pemakaian puluhan ribu kilometer, dengan pemakaian medan acak dan khas orang indonesia tapi tanpa nunggu lama-lama, bisa kontak saya, silahkan dipinjamkan mobilnya 6 bulan, nanti saya feedback pemakaiannya yang nembus angka 30.000 km. Dan yang pasti reviewnya akan lebih detil dari ini.


Untuk review ini, saya tidak akan detil menjelaskan fitur, tampilan atau yang lainnya karena itu bisa dilihat di website atau youtube. Yang saya tuliskan yang menurut saya penting saja, atau juga mungkin luput untuk diulas, serta tentunya pengalaman berkendara sampai 30.000 km yang belum pernah ada yang mengulasnya.

Eksterior
IMG_20190525_115746-EFFECTS-rev1.jpg
Wuling Almaz yang saya pakai ini keluaran yang pertama, yang masih 2 baris. Ada beberapa sedikit yang beda dengan yang 3 baris tipe tertinggi. Kalo di eksterior, paling kentara di bagian belakang, untuk tipe terbaru diffuser belakang hanya ada 1 knalpot dan beneran ada knalpotnya (meskipun agak seperti dimasukkan paksa ke tempatnya), sedangkan yang tipe keluaran awal seperti punya saya, diffuser belakang ada 2 knalpot palsu. Sebenarnya saya ga suka yang palsu-palsu, tapi entah kenapa, saya lebih suka yang palsu dengan 2 knalpot ini, somehow penampilannya lebih oke daripada yang tipe terbaru. Subyektif sih ya.
Kemudian untuk keluaran awal, saya bersyukur dapat ban Continental, sedangkan yang sekarang keluaran GT Radial. Selain diffuser dan ban, seingat saya untuk tipe tertinggi yang lainnya untuk soal eksterior tidak ada perbedaan.

Mobil saya berwarna putih dan saya perhatikan ada sedikit belang warna di antena (shark fin) dan handle pintu dibandingkan dengan bodi, saya tidak tahu untuk warna yang lainnya ya. Minus lainnya diameter ban dan atau pelek harusnya masih bisa lebih gede lagi, yang sekarang terlihat kekecilan. Juga untuk lampu utamanya berasa pas-pasan terangnya, padahal berharap kalo LED bisa lebih terang daripada yang halogen. Kaca belakang dari posisi mengemudi juga terasa kecil, pandangan belakang agak terbatas (untung ada kamera 360) selain itu juga sekalian saya tulis saja di sini, tidak ada defogger di kaca belakang. Selain itu juga tidak ada fog lamp untuk sisi belakang, padahal wuling confero aja ada, ini kok malah tidak ada.
Secara umum, kabar baiknya tampilan eksterior Almaz ini cukup keren sih. Kalo ditutup logonya atau bahkan sekarang sudah diexport dengan logo Chevy orang pasti sudah takut buat mencibir 😊. Kesan model eksterior Almaz ini lebih ke maskulin. Sedikit mengganjal justru untuk logonya yang agak gimana begitu, logo wuling di almaz saya ga pake lama langsung saya tutup stiker karbon, menurut saya agak lebih berasa elegan daripada yang berwarna merah.

Interior
Membahas interior Almaz langsung muncul berderet fitur yang dipunyai yang menunggu untuk disebutkan. Tapi saya ga akan menyebutkan semuanya, karena sepertinya terlalu buanyuakkk, hanya saya bahas yang menarik saja bagi saya, maafkan 😊

Mulai dari minusnya dulu, yang paling parah menurut saya adalah setirnya yang belum teleskopik, Cuma bisa naik turun saja, ini cukup mengganggu untuk memperoleh posisi mengemudi yang nyaman. Ditambah lagi bentuk setir yang pada awalnya terasa sangat aneh untuk dipegang. Well, bentuknya sih oke, tapi tonjolan yang ada di lingkaran setir di posisi jarum jam 10 dan 14 membuat ga enak untuk digenggam, jempol ga bisa memegang erat dan bikin pegal. Karena dua hal ini, saya sampai mengubah cara memegang setir dan posisi berkendara saya, mengubah dan lalu membiasakan, sampai lama-lama terbiasa dan sudah bisa menikmati. Pada saat test drive tidak berasa karena hanya sebentar, saran saya, benar-benar coba dirasakan, apakah cukup mengganggu tidak. Oh ya, tinggi saya 177 cm. Tapi untungnya, saya berhasil menemukan posisi duduk dan cara memegang setir yang bisa mengkompensasi kekurangan di atas.

Masih bicara tentang setir, klakson terasa agak keras mencetnya untuk bisa membunyikan, namun bunyinya cukup bagus, bukan bunyi pasaran dan murahan. Kemudian turun sedikit ke tuas-tuasnya yang di setir, untuk semprotan air ke kaca depan, terasa kurang keras dan ga jelas fokusnya ke mana antara kanan dan kiri. Soal kurang kuatnya semburan air, sudah selalu komplain pada saat servis, tapi ya begitu-begitu saja hasilnya. Semburannya kurang kuat, terutama yang kanan, dan arahnya ga jelas.

Untuk spidometer, ada perbedaan antara keluaran lama dan terbaru soal tampilannya. Ada segudang informasi yang ada pada MID nya, sungguh luar biasa memang. Oh iya, tapi ini masih bahas minusnya ya, well, catatan penting saya adalah soal indikator volume bensin vs range atau sisa jarak tempuh dengan tangki bensin yang ada. Jadi untuk volume bensin ini, agak-agak kacau menampilkan infonya. Kadang lama ga turun-turun (dipakai ratusan km ga berkurang sama sekali), atau juga kadang terlalu cepat turunnya. Yang bisa lebih dijadikan patokan adalah dari range atau sisa jarak tempuh kilometernya saja. Walaupun saya sudah diupgrade softwarenya beberapa kali pada saat service, seingat saya sampai 3 kali, tapi menurut saya tetep saja ga akurat. Sempat oke, tapi ya begitu lagi, walau sudah ga separah dulu. Tapi ini mengganggu sih. Kalo sudah kurang dari separo, saya pasti set MID ke posisi tampilan sisa range km yang bisa ditempuh. Urutan/sequence tampilnya lampu indikator peringatan isi bensin juga ga jelas, tapi akhir-akhir ini berkisar di satu atau dua bar lalu akan menyala. Jangan kaget kalo habis isi bensin 200rb dan indikator bensin tidak berubah sama sekali atau juga sebaliknya, cuma isi sedikit tapi naiknya bisa lebih dari 1 bar.

Kemudian soal transmisi triptoniknya, tidak pernah saya pakai, karena agak aneh mekanismenya, naik gigi malah dorong ke depan, dan sebaliknya. Juga triptoniknya menurut saya feel nya kok ga enak, agak kurang natural juga.

Untuk Head Unit (HU), secara tampilan memang keren dan disertai banyak fitur, tapi ada beberapa kekurangannya juga. Yang pertama untuk kecepatan loading awal, ini juga ga tentu, kadang langsung nyala, ga pake loading sama sekali, kadang loading tapi cepet, tapi kadang juga loading luamaaa sekali. Saya coba amati pada saat apa masing-masing bisa seperti itu, tapi tidak ketemu polanya, artinya ya random aja, ga tentu. Juga tidak ada tombol fisik di HU ini, tombol fisik hanya untuk tombol power, naik turun volume, home dan defogger depan, artinya selain itu harus sentuh dengan tangan, untungnya sebagian bisa diatasi dengan voice command, yang pada saat saya beli sebenarnya belum ada, bahkan ga tahu kalo akan ada fitur ini. Khusus buat yang suka bermain gitar seperti saya, di mana ujung jari kirinya menebal, dipastikan ini akan lebih susah dua kali lipat, karena kadang ga mau repon HU nya, gara-gara jari kita kapalan. Sekali lagi untung sudah ada WIND, ini benar-benar sangat membantu bagi saya, walau kadang malu kalo mesti mengucapkan perintah ketika lagi bareng teman kita, dipikirnya sok-sokan atau pamer, padahal karena memang ribet kalo sambil nyetir mesti operasikan HU (dan juga rawan bahaya).

Keanehan lainnya dari HU ini adalah ketika HP kita sudah konek dengan HU via bluetooth, dan kita sedang telepon, dipastikan HU ini tidak bisa dioperasikan sama sekali kecuali buat telepon. Mau ubah suhu AC, kecil atau besarkan angin AC atau yang lainnya, tidak bisa dilakukan. Dan jangan coba-coba untuk mematikan HU (pencet tombol power), maka telepon akan terputus, selesai telponnya. Solusinya adalah, putuskan sambungan bluetoohnya dulu (via HP), baru setelahnya HU bisa dioperasikan lagi. Agak ribet memang.

Jika Anda penggemar musik, biasa setel musik dari hape via aplikasi apapun dan konek via bluetooth ke HU, ketika masuk mobil dan mobil dinyalakan, HU akan langsung otomatis lanjut memutar lagu terakhir yang diputar, dengan setelan volume terakhir. Ini bisa fitur yang oke tapi bisa juga tidak bagi sebagian orang, kalo bagi saya ini mengganggu.

Kekurangan lain HU ini adalah, layarnya yang terlalu terang untuk malam hari. Untungnya AC masih bisa nyala walau kita pencet tombol power HU mati, jadi tidak terlalu silau, tapi akibatnya kita tidak bisa setel lagu, musik, radio atau yang lainnya. Solusi lain untuk menghindari layar yang terlalu terang, bisa dicoba dengan mirroring ke HP, karena jika layar HP mati, maka tampilan HU akan mengikuti layar HP, sedangkan putar musik bisa lewat spotify, joox atau internal memori yang ada di HP.

Hal lain yang agak mengganggu adalah sirkulasi udara yang tidak benar-benar kedap, yang menurut saya, untuk kelas Almaz ini seharusnya sudah lumayan kedap, tapi ini tidak, bau udara dari luar masih bisa sedikit tercium masuk.

Selain dari itu, suasana interior dan fitur-fitur yang ada di dalam Almaz ini cukup menyenangkan. Bahkan jujur saya bilang, mampu menutupi kelemahan-kelemahan tadi. Khusus untuk audio, saya benar-benar acungi jempol, seumur-umur belum pernah punya mobil dengan audio sebagus ini, bahkan mobil yang kelasnya di atas ini pun kalah. Sebagai penikmat musik, saya surprise karena banyak mendengar suara-suara yang baru saya dengar ketika menyetel lagu di Almaz ini, padahal lagu-lagu itu sudah saya dengar puluhan tahun yang lalu, bahkan dulu ga cuman didengar tapi ngulik dan mainin juga. Mungkin karena disetel di player yang biasa-biasa saja, sound itu gak keluar.

Kalo buat anak-anak (saya) yang paling membuat betah tentu sunroof dan panoramicnya, selain dari WIND nya, voice commandnya. Anak-anak paling seneng ngajak ngobrol suara nona wuling yang merdu itu.
Interior Almaz sungguh terasa lapang, baris kedua ruang kaki sungguh sangat lega, ditambah bonus karpet mie, yang berasa comfy banget di kaki. Untuk Almaz dengan 3 baris, sepertinya bangku baris kedua harus mundur sampai mentok untuk mendapatkan ruang kaki selega almaz yang dua baris, di mana kalo mundur mentok, pasti baris ketiga ga layak untuk diduduki karena ruang kakinya begitu sempit.

Seperti yang sudah kita tahu, Almaz ini mempunyai banyak fitur, saking banyaknya fitur membuat banyak tombol yang harus disediakan di mobil ini. Karenanya, penempatan tombol-tombol seperti bingung dan kehabisan tempat, banyak tombol-tombol penting yang susah dijangkau, yang sebenarnya butuh cepat bila membutuhkan memencet tombolnya. Seperti tombol lipat spion dan lampu hazard yang posisi tombol tertutup pandangannya jika dari setir. Mungkin untuk tombol hazard bisa ditukar posisi dengan traksi kontrol (karena traksi kontrol jarang digunakan dan pasti tidak dalam keadaan darurat). Tombol lipat spion, mungkin bisa diletakkan di sebelah tombol kamera 360 supaya lebih mudah menjangkau dan cukup dengan sekali meraba.


Drive Experience
Langsung saya bilang di awal saja: biasa-biasa saja, bahkan cenderung kurang untuk yang yang seneng nyetir. Stir berasa kurang direct, walaupun terasa sangat enteng dan mantap digenggam, namun kecepatan tinggi langsung berasa memberat (terlalu berat) dan ditambah mobil yang agak limbung karena bodi bongsor, maka membuat Almaz kurang enak untuk diajak manuver. Begitu stater, mesin terasa halus, hanya kipas mesin saja yang sepertinya sering aktif dan bunyinya lumayan keras (dari luar).

Hal yang SANGAT-SANGAT mengganggu di Almaz ini adalah perpindahan transmisi dari D ke N yang membuat mobil seakan-akan meloncat walau sedikit. Agak aneh karena dari N ke D sama sekali ga ada getaran sedikitpun, juga di posisi lainnya (misalnya R). Kemudian untuk radius putar tidak terlalu bagus, saya tidak tahu angkanya (radius putarnya), tapi dibandingkan mobil yang berukuran mirip, Almaz rasanya yang paling susah buat nekuk atau puter baliknya.

Yang membuat mobil ini serasa beda kelas adalah kekedapan kabin dan suspensinya yang empuk. Menurut saya, kekedapan kabin Almaz ini sungguh luar biasa, mobil yang lebih mahal dan kelas lebih tinggi bisa jadi bisa disamai oleh Almaz, atau bahkan lebih unggul Almaz. Juga soal suspensinya, untuk jalan yang bergelombang, jalan jelek, suspensi Almaz ini benar-benar lumayan bisa meredam dengan baik. Kalo istilah Fitra Eri, suspensi yang oke adalah suspensi yang dewasa, which is biasanya dimiliki mobil-mobil premium, nah suspensi Almaz ini mungkin di bawah dewasa sedikit tapi di atasnya remaja 😊.

Soal karakter dan tenaga mesin, ada catatan penting dari saya. Jadi karakter mesin ini pernah beberapa kali berganti, dan bedanya cukup signifikan. Semua beda itu saya dapat pada waktu selesai service. Artinya ada perubahan setingan karakter mesin pada saat kendaraan selesai di servis. Namun pada saat service terakhir yang lalu, sudah tidak ada perubahan lagi dari service sebelumnya. Asumsi saya, sudah tidak ada lagi perubahan pada seting karakter mesin.

Sejujurnya saya pribadi, lebih suka seting karakter mesin persis di seting sebelum setingan yang terakhir sekarang ini. Sebagai catatan, sehari-hari saya nyaris selalu menggunakan mode Eco dan D automatic, bukan manual, atau mode sport. Untuk mode Eco ini, setingan yang sekarang sangat berasa engine breaknya begitu pedal gas dikurangi. Benar-benar seperti ada yang mengerem walau tidak langsung kuat, padahal kita ga mengerem sama sekali. Agak susah dideskripsikan, tapi kira-kira begitu. Selain itu juga kalo lepas gas dan kecepatan sudah agak pelan, maka kadang-kadang berasa ndut-ndutan. Sedangkan di setingan yang sebelumnya adalah sebaliknya, ketika pedal gas dikurangi atau dilepas, sama sekali tidak ada engine break yang terasa, jadi lebih banyak mengandalkan rem jika ingin mengurangi kecepatan. Tapi keuntungannya, jadi tidak ada ndut-ndutan sama sekali, kita bisa menyetir lebih halus dan penumpang juga lebih nyaman.

Nah kalo bicara soal rem, saya juga kurang suka karakternya, tapi mungkin ini soal selera. Rem nya serasa tidak natural dan tidak gradual. Serasa kosong di saat injakan awal namun tiba-tiba baru berasa efek remnya di kondisi rem sudah separuh lebih diinjak. Sepertinya ini bukan soal setelan main remnya, tapi memang karakternya begitu.

Beralih ke konsumsi bensin, saya simpulkan, mobil ini punya bakat untuk boros, namun juga bisa pula diajak untuk berhemat, bila dioperasikan secara lebih tepat. Tapi secara umum mobil ini memang mempunyai bakat boros, mungkin karena bodinya yang berat. Terbukti ketika saya coba minta orang lain mengendarai mobil ini, hasil konsumsi BBM rata-rata berkisar di 7-8 km/L untuk rute dalam kota dan 10-12 km/L untuk rute luar kota. Sedangkan pemakaian saya pribadi, untuk pemakaian dalam kota di 8-9 km/L, dan luar kota rata-rata 12-15 km/L dan ini tanpa mikir, artinya ya sesusai dengan pola mengemudi saya sehari-hari yang sebenarnya doyan juga ngebut. Karena untuk kondisi tertentu, yaitu bila benar-benar dijaga kedisiplinan kaki kanan kita untuk rute tol luar kota saya bisa dapat 19 km/L. Kesimpulan saya, mobil ini sangat sensitif terhadap bukaan gas, jadi kalo banyak injak gas dan juga banyak rem, maka akan cenderung boros. Sangat tergantung pada karakter pengemudi.
IMG_20200117_073031.jpg
Well,
Almaz saya sudah berjalan saat ini sampai di 35rb km, dan belum ada masalah major yang saya alami (amit2 deh). Surprise dengan build quality yang di atas ekspektasi saya. Belum ada bunyi-bunyian sedikitpun di mobil saya, padahal cukup banyak juga sehari-hari melewati jalan keriting dan bergelombang. Kaki-kaki sama sekali belum berkurang kenyamanannya dan belum ada material yang kendor, memuai, copot, atau yang lain. Sebagai informasi, di tempat kerja, Almaz ini parkir tanpa ada atap peneduh sama sekali, jadi langsung sinar matahari, kepanasan sekaligus hujan jika sedang musim hujan. Untuk kualitas cat dari dampak panas dan hujan, saya tidak bisa menilai, karena sudah saya nano coating dari baru (sebenarnya ini juga untuk antisipasi parkir di luar setiap hari).


Maintenance
Keunggulan lain dari Almaz atau wuling secara umum adalah biaya perawatannya. Faktor ini pula yang salah satunya menjadikan saya tertarik membeli, karena faktor mileage saya yang tinggi, pasti akan selalu service lebih sering. Biaya service rutin di bengkel resmi benar-benar membuat tersenyum, setidaknya sampai service yang ke 50rb. Tapi perkiraan saya, meskipun sudah memasukkan biaya jasa di 500rb, tetap akan jauh lebih murah dari merek lainnya, bahkan terhadap mobil yang jauh lebih kecil ukurannya atau cc nya. Biaya jasa yang baru akan ada nanti mulai di service 60rb infonya sekitar 300rb pada waktu saya tanyakan.

Sebagai catatan, sebenarnya tabel list biaya service Almaz sudah mengalami revisi, karena saya pernah foto list yang lama, namun pada waktu service terakhir ternyata sudah naik, namun masih tetap murah sih.
Biaya service di 5rb km sebesar 667rb. Kemudian 10rb, 20rb, dan 50rb sebesar 740rb. Sementara di 30rb sebesar 940rb. Biaya paling besar di km 40rb, yaitu 1,5jt. Cukup murah bukan?

Catatan lainnya adalah untuk pergantian oli matic Almaz standar bengkel resmi di 60rb km. Relatif cukup panjang, saya sendiri sepertinya tidak akan menunggu sampai 60rb km, karena lebih baik berjaga-jaga. Namun juga masih lihat nanti, karena sambil mengecek juga kualitas oli maticnya.

Kesimpulan
Secara umum mobil ini benar-benar value for money, fitur dan apa yang didapatkan melebihi pesaing lainnya. Keunggulannya selain banyaknya fitur adalah kenyamanan suspensi, kekedapan kabin, kelegaan kabin, kualitas interior, dan biaya perawatan yang relatif sangat murah. Cocok buat yang mencari faktor tersebut. Catatan lain, biasanya anak-anak akan suka dengan gimmick panoramic sunroof dan perintah suaranya. Banyaknya fitur yang ada di Almaz, sampai tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Kekurangan mobil ini adalah cenderung boros, rasanya ini faktor yang terpenting bagi orang indonesia karena minimal harus diisi ron 92, selain tentu saja faktor purna jual. Terus terang saya tidak pernah memperhatikan faktor purna jual, namun walau begitu, rasanya wuling cukup serius di Indonesia dan image brand nya sepertinya makin oke. Tidak tahu juga apakah itu akan membawa pengaruh ke harga jual di pasaran. Kekurangan lainnya adalah susah untuk mendapatkan posisi mengemudi yang nyaman, susah bukan berarti tidak bisa. Tapi ya memang sulit karena tidak bisa teleskopik dan setir yang ga enak untuk digenggam. Dan jangan lupakan faktor getaran mobil yang seakan akan loncat ketika pindah gigi dari D ke N. Ini benar-benar bisa menjadikan bahan ejekan orang yang naik mobil Anda, terutama mereka yang masih mencibir mobil Cina 😊, karena ini kekurangan yang tidak dapat disembunyikan dan tidak ada penawar atau solusinya, padahal sebenarnya di luar itu secara umum mobil ini sekali cukup oke.
Kira-kira begitu ulasan dan review saya untuk Wuling Almaz.
Semoga tidak bosan bacanya.
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
User avatar
Joehard30
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 315
Joined: Sun Feb 28, 2016 1:28

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by Joehard30 »

Terima kasih om, ulasan panjangnya. Moga ada mobil lain yang cepet biasa d long term 30k review jg 😁
Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang
ninodiablo
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 293
Joined: Fri Apr 03, 2009 12:19
Location: Jakarta
Daily Vehicle: Subaru XV

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by ninodiablo »

Nice infonya om.. Gile PP sehari 200km, ampun...

Karakter turbo nya gimana om? sempet coba CRV turbo kah? power rangenya di bawah aja, ato rata, dst.
Sempet coba apa aja sebelum mutusin beli ini om?
Zordon
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 175
Joined: Thu Apr 06, 2017 8:57

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by Zordon »

Mantab om review nya, sempat tertarik utk minang almaz tp masih wait n see trhdp reliability nya, oya utk pajak PKB nya berapa ya kalo boleh tau? Trmks om
maastricht889
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 3449
Joined: Sat Apr 19, 2014 3:45

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by maastricht889 »

Wah reviewnya bagus ini om dg odo gondrong belum setahun. Sy tunggu long term reviewnya deh. Mobil ini moncongnya gede-lebar banget, sampe saking begitunya susah kira2 moncongnya kl waktu test drive di iims. Selain itu, bener banget suspensinya enak dan kaya mobil eropa. Pas test drive saya buat ngawur nyetirnya msh in-control buat driver.

Satu hal yg ngebuat saya aga gondok sama ini mobil extra fan nya waktu nyala keras banget volumnya, sampe2 kl saya lg nyetir di belakang saya ada suara itu lsg bs ngenalin kl itu almaz/cortez turbo. Yaa suara fan nya boljug sih mirip2 mercy/audi gitu, cuma ngga sekeras itu juga hahahaha (apa mgkn itu slh satu cara wuling buat ningkatin awareness orang ke produknya? Maybe yes sih kl saya yg suka notice hal gituan)
saridin
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 262
Joined: Fri Oct 17, 2014 3:36

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by saridin »

Akhirnya muncul juga review utk almaz. pas road trip nataru ke Bali kemarin, bbrp kali berpapasan dg almaz plat B.

Izin nyimak om TS, terutama utk review2 minusnya...
|ertelu gx 13||miras glx 14|
User avatar
mboisker
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 127
Joined: Fri Jul 12, 2019 1:06
Location: Malang
Daily Vehicle: Vario 1st Gen

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by mboisker »

Alasan logo juga yang membuat saya batal meminang almaz ini.
zanira
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 159
Joined: Sat Oct 01, 2016 11:33

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by zanira »

Mantab reviewnya om.
Di giias kemarin, sempet mau spk ini, tp batal krn kapolda maju mundur cantik alias ragu".
mike22
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1431
Joined: Mon Nov 15, 2010 10:28
Daily Vehicle: K24 RM3

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by mike22 »

Sy pernah dengar ada isu katanya si almas ini ada kesalahan dalam pemilihan busi yg menyebabkan mobil jd boros, apakah benar om?
lemonadelovers
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1553
Joined: Sat Apr 26, 2014 4:42

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by lemonadelovers »

Almaz kan cvt setahu saya mobil dgn tranny cvt memang sensitif banget sama injekan pedal gas krna pengaturan rasio pulley baca ke bukaan gas jg (liat d video xtronic cvt nissan)

Klo mau irit setelah injek gas agak diangkat sedikit supaya TCM baca driver lg mengemudi santai dan klo ada realtime FC keliatan kok saat angkat pedal gas dikit FCnya membaik
V engine enthusiast:
V6: VQ35DE{|}CVT
V8: 1UR-FSE{|}8AT

predecessor
V6: 2GR-FE{|}6AT
User avatar
ipat
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 679
Joined: Thu Oct 29, 2015 17:33

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by ipat »

Hmm Almaz,mobil yg bikin saya galau waktu mau cari mobil yg 3 baris,udh cari2 review di youtube udah 60% mau ambil karna value for money,besoknya pas TD ngerasa kok aneh mobilnya,lag dan fc yg ga sesuai(boros/lemot), akhirnya mlipir ke dealer honda ambil crv turbo
Auanz
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 253
Joined: Sun Aug 26, 2018 14:43
Location: cengkareng

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by Auanz »

mike22 wrote: ↑Mon Jan 27, 2020 12:46 Sy pernah dengar ada isu katanya si almas ini ada kesalahan dalam pemilihan busi yg menyebabkan mobil jd boros, apakah benar om?
Bener boss. Tp itu isu lama. Krn itu phase 1. Tp skr phase 1 dan phase 2 uda di ganti semua.

Sy jg pemilik almaz. Baru 3000rb km. Yg paling buat ga nyalaman adalah cvt nya. Kadang di kecepatanya dr cepet ke rendah mobil bs ngendut dut sendiri dan engine breaknya.

Soal tarikan cukup puas di kec 70 keatas yah. Cukup effortless naik ke 120. Tp jgn di bandingkan dgn pajero atau fortuner yah. Beda gede mesin. Hahaha

Soal FC. Ane weekdays kosambi - daan mogot. Jalan merayap. Weekend baru sudirman, tol dalko dan pik.
Jadi ga bener2 macet berenti ky weekdays di sudirman. Kaki bejek gas biasa aja. Sewajarnya injek gas bs rata2 pertamax 1:7.8km lah.
martinnn
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2898
Joined: Mon Aug 17, 2015 6:32
Location: Jabodetabek
Daily Vehicle: Innova gen 1 vvti + Supra X 125 with Givi Top box

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by martinnn »

1:8 buat suv si wajar lah.... kalo ngerasa boros mungkin sebelumnya naik brio
Morv.co.id ( Audio Visual Production )
Astha Jaya Indo ( Distributor LED Lamp and PJU Solar panel , interior and Lighting Designer )

https://api.whatsapp.com/send?phone=6281288415145
adriangaut
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 494
Joined: Sat Feb 04, 2017 1:38
Location: Jakarta - Bandung
Daily Vehicle: 1988 300E MT

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by adriangaut »

erwinign wrote: ↑Mon Jan 27, 2020 10:37 Wah reviewnya bagus ini om dg odo gondrong belum setahun. Sy tunggu long term reviewnya deh. Mobil ini moncongnya gede-lebar banget, sampe saking begitunya susah kira2 moncongnya kl waktu test drive di iims. Selain itu, bener banget suspensinya enak dan kaya mobil eropa. Pas test drive saya buat ngawur nyetirnya msh in-control buat driver.

Satu hal yg ngebuat saya aga gondok sama ini mobil extra fan nya waktu nyala keras banget volumnya, sampe2 kl saya lg nyetir di belakang saya ada suara itu lsg bs ngenalin kl itu almaz/cortez turbo. Yaa suara fan nya boljug sih mirip2 mercy/audi gitu, cuma ngga sekeras itu juga hahahaha (apa mgkn itu slh satu cara wuling buat ningkatin awareness orang ke produknya? Maybe yes sih kl saya yg suka notice hal gituan)
Kipasnya mobil 300E kalo lagi lewat kenceng bener, sampe kita tau kalo mobil ini lewat dari suara kipasnya doang

Bole ni kalo almaz ada suara khasnya gitu. Wwkwk

Anyway, ini yang ditunggu-tunggu review long term-nya almaz, jadi sebenernya mobilnya oke juga lah ya kalo trouble free gitu

Kalo masalah boros....1:7-8 km per liter saya rasa masih wajar untuk sebuah SUV yang sebenernya ukurannya gambot juga loh....ekspektasinya mobil SUV se hemat apa memangnya...?
Auanz
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 253
Joined: Sun Aug 26, 2018 14:43
Location: cengkareng

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by Auanz »

Banyak yg blg kok suara mesin dan kipasnya cukup kencang kl dr luar. Walaupun ga sekasar disel yah. Tp dr dalem mobil cukup kalem
User avatar
mobilover
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 808
Joined: Mon Jul 15, 2013 2:40

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by mobilover »

User cortez turbo here. Mesin sama persis dgn almaz. Memang kipas mesinnya ribut karena ada 2 dan keduanya nyala barengan. Dari luar mmg kedengeran kenceng tapi dari dalam mobil sih bunyinya senyap teredam.

Untuk konsumsi FC dalkot mmg sekitar 6 - 8 km per liter tergantung kondisi macet dan kakinya sekolah atau gak. Kalau FC lukot 10 - 12 km per liter gampang diraih. Untuk kelas mesin turbo konsumsi BBM segini memang wajar kok. Kalau yg ekspetasinya untuk rute dalkot bisa 13 - 14 km per liter itu pasti yg biasa bawa mobil kecil yg CC mesinnya juga kecil seperti agya / brio, atau user mobil hybrid haha
Yasser
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 26
Joined: Wed Jul 04, 2012 4:34

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by Yasser »

Thanks Om review nya, sangat menarik dan enak dibaca. Masih galau sampai saat ini dengan Almaz...
Auanz
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 253
Joined: Sun Aug 26, 2018 14:43
Location: cengkareng

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by Auanz »

mobilover wrote: ↑Mon Jan 27, 2020 17:59 User cortez turbo here. Mesin sama persis dgn almaz. Memang kipas mesinnya ribut karena ada 2 dan keduanya nyala barengan. Dari luar mmg kedengeran kenceng tapi dari dalam mobil sih bunyinya senyap teredam.

Untuk konsumsi FC dalkot mmg sekitar 6 - 8 km per liter tergantung kondisi macet dan kakinya sekolah atau gak. Kalau FC lukot 10 - 12 km per liter gampang diraih. Untuk kelas mesin turbo konsumsi BBM segini memang wajar kok. Kalau yg ekspetasinya untuk rute dalkot bisa 13 - 14 km per liter itu pasti yg biasa bawa mobil kecil yg CC mesinnya juga kecil seperti agya / brio, atau user mobil hybrid haha
haha iya bener om. mobil2 kecil tp mesin 1500cc. sebelumnya ane pake M2 enak sih tuh mobil lincah dann gesit. kaki2 ga sekolah dgn rute ane di atas average bs 1:13km. sekarang pake phase 2 +- nyetir sama kisaran 1:7.8km. berat di bobot sih nih mobil
Pboyz97
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4571
Joined: Sun Oct 09, 2016 15:14
Location: East Jakarta
Daily Vehicle: BRV Prestige Non HS 2023 - AN HRV SE 2023

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by Pboyz97 »

Nice review om, mobil ini emg value for money, terutama karena fiturnya banyak. Cuma entah knp saya kurang suka sm bentuk exteriornya
Past:
'09 GE8
'10 CRV RE
'13 CX5
'17 Xpander
'19 Yaris
'18 CX5
'18 ANF 2GD
'18 HRV
'18 ANKI 2GD
'19 CRV
'14 GNKI 1TR
'22 brio
'18 RX300
'18 ANPS
Now:
'23 voxy
'23 BRV
'23 HRV
black2345
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 337
Joined: Wed Sep 30, 2015 9:29

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by black2345 »

Wah belum setahun uda 30rb km.. luar biasaaaa..

Selamat bekerja keras dengan si almaz ya om, th lalu sempet TD muterin mall ini mobil memang enak & nyaman, cuman memang terasa boyo karena berat body & kapasitas mesin yang menurut ane kurang seimbang, meskipun sudah dibantu dengan turbo..
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15500
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by ChZ »

akhirnya ada review plus-minus yang komprehensif Wuling Almaz dari orang yang pake beneran, bukan sekedar tim mendang-mending di internet tapi kagak beli atau fenboi wuling halu :mky_07:

30.000 setaun sebenernya udah lumayan juga buat tau seberapa kuat nih mobil di abuse. Gimana-gimana mobil jalan 3 taun 30ribu dengan setaun 30ribu itu tetep aja beda walau sama-sama 30 ribu :mky_01: lebih "capek" yang jalan setaun 30ribu.

Kaki-kaki aman um gak ada gejala gludak gluduk ? Krn jujur aja kadang jeleknya mobil FWD rakitan lokal yang di-abuse 1thn/30ribu udah ada gejala-gejala bunyi. Kalo kaki-kaki aman berarti lumayan kuat juga di abuse.

soal setir akhirnya ada yang ngomongin... emang dari awal pegang Wuling apapun grip setirnya berasa aneh, kayak kurang mantep dan terlalu gendut. Ternyata emang tonjolan di setir itu yang bermasalah. Udah gitu belokin setir rasanya kayak main arcade... wkwkwkwkw... enteng banget.

Ngomongin borosnya yang viral... CR-V saya juga FCnya 1:9 dalem kota, cumaaaa nah boros-irit itu relatif, buat ane Almaz terhitung boros karena tenaganya selisih 50PS dari CR-V (140PS vs 190PS),

tebakan ane sih dari drivetrain yang emang less refined dan ditambah bobot yang berat. Beda 50PS itu banyak loh, sementara bobot Almaz setau ane jg lebih berat dari CR-V.

Ditambah untuk kelas 300 juta dibanding pesaingnya HRV dkk yang konsumsinya bisa 1:10 lebih jelas 1:7-8 itu bikin orang mikir juga :mky_01:
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
jonibravo
Visitor
Visitor
Posts: 8
Joined: Sat Jan 16, 2016 3:08

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by jonibravo »

Terima kasih. Rasa penasaran saya terjawab setelah baca review nya. Awalnya tertarik banget dengan HU nya. Tapi sekarang malah jadi illfeel.
Auanz
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 253
Joined: Sun Aug 26, 2018 14:43
Location: cengkareng

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by Auanz »

Buat di jalan tol yg plong cukup mantab dan ga goyang kl di bawa kencang mobilnya. Ga begitu oleng jg Kaya pajero lama kl di jln cepet dan bergelombang.
gmash
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 46
Joined: Mon Feb 21, 2011 10:11

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by gmash »

Terimakasih om2 sekalian atas tanggapannya
Maaf saya ga tahu caranya multi qoute nih
jadi susah kalo mau balesin satu2

Ada yg nanya soal tenaganya
iya saya lupa bahas soal ini
tenaganya pas2an sih
cukupan lah
tapi buat yang doyan tarikan ya mesti agak sabar dengan turbo lag nya
ketika di mode sport mesin jadi galak tapi galak yang aneh
rpm disetel tinggi untuk perpindahan gigi tapi engine brake juga jadi lebih berasa
kurang natural
saya sehari-hari selalu di D biasa dan Eco saja, sudah cukup
Mobil bisa jalan enak sampai di 140 or mungkin 160
di atas 160 mesti waspada limbungnya
saya sudah coba sampai 180,
mesti butuh track yang lumayan panjang sampai di angka itu
dan menurut saya tidak aman
balik lagi sampai140 saja untuk bisa dirasa masih enak semuanya, handling, tenaga, kaki2, body roll, dsb
kalo dibanding CRV turbo ya kalah tenaga
di atas kertas beda jauh tenaganya
dan almaz setahu saya lebih berat
juga soal hematnya
lebih hemat CRV
well, kalo dibanding CRV
kalo ada duitnya ya saya pilih CRV
tapi kalo dibanding HRV
saya masih mendingan Almaz sih
disamping value for money
somehow bahkan menurut saya build qualitynya kok masih mendingan ALmaz juga drpd HRV
tentu saja faktor purna jual tidak diperhitungkan (yg saya memang selalu begitu sih)

tapi balik lagi soal boros or hemat
sebenarnya mobil ini bisa hemat sih
saya posting foto display spidometernya
tapi krn baru pertama kali posting foto di forum ini
saya gth beneran nongol apa ga tuh fotonya :P
di foto itu saya bisa dapat 1:19
dan sudah beberapa kali saya coba begitu bisa
dan itu beneran alias jujur dan ga pake reset2an
(kalo di reset angka tripnya pasti nol
di situ tertera 930km)
di otodriver youtube, almaz dipakai jakarta bandung kondisi macet dapat angka 1:10
jakarta bandung makanan saya sehari-hari,
pernah kondisi macet parah pol,
saya masih bisa dapat 1:12
artinya masih bisa lumayan hemat
tapi sekali lagi tergantung kaki yang nyetir

untuk suara kipasnya
memang kencang banget suaranya
dan karena ini belum ada turbo timer
biasanya saya tunggu kipasnya mati, baru matikan mesin
apa bener begitu ya?

well
actually 30ribu km ini saya tempuh hanya 6 bulanan
bukan 1 tahun
jadi bener2 mobil perang
segala jalan dilibas
sekali lagi bila ada pabrikan yang tertarik untuk mengetes mobil puluhan ribu km dan ingin tahu hasilnya
bolehlah saya teskan hehehe
roymhs31
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 149
Joined: Wed Jul 28, 2010 9:05

Re: 30.000 km with Wuling Almaz (and still going...)

Post by roymhs31 »

Mantep reviewnya. Brarti isu klutukan gk ada ya ud diabuse selama 6 bulan om. Saya jg akhirnya angkut almaz kmrn desember krn dtawarin diskon lumayan. Klo gk ada diskon mungkin ambilnya hrv se yg 1.5.

1 yg buat kaget pas awal make pitunya mobil ini entah knapa berat skali. Bahkan lbh berat dbanding anki, t32 apalagi all new rush (klo ini sih kaleng bener dicolek dikit aj pintu bs nutup rapat).

Cat jg tergolong tebal prasaan utk ukuran mobil baru.

So far puas sih meski dgn kekurangannya (semua pasti ada aj kurang2nya).