untuk yang cari foto dan video, di google saja seperti biasanya, karena banyak yang lebih jelas dan bagus. DAN INI SUBYEKTIF saya ya
Nissan Kicks 2021 in Black
karena ini mobil rada "ajaib" selain karena Nissan global dan tentu juga Nissan Indonesia yang semakin lama semakin memprihatinkan juga karena setelah saya kulik2 di google ada beberapa hal unik dan jelas bukan untuk netijen-mendang-mending-yg-ga-akan-beli-karena-paling-belinya-daitoyo-tapi-paling-berisik-dan-maha-benar
Kicks E-POWER ini launching di Indonesia di 2020, tahun yang sama dengan rilis di Thailand, Jepang, Singapura dan terakhir Mexico.
Perlu diketahui, kalau ada yang bertanya2 (seperti saya) kenapa belum pake logo baru, karena ini mobil sudah beredar sejak 2016! yap, sudah "tua".
dengan kode kendaraan P15 untuk Global (jangan samakan dengan Kicks D15 di India yang berbeda total) tapi per 2020 dapat update dengan E-POWER.
platform yang digunakan masih Nissan V-Platform! Platform yg sudah beredar sejak 2010, dipakai pertama di Nissan Micra/March K13 lalu berlanjut ke Almera / Sylphy / Sunny bahkan keluarga Datsun. Tentu saja bukan platform yg jelek karena nyatanya banyak dipakai di Nissan lain untuk ukuran mobil kompak.
lalu bedanya apa selain E-Power? tentu saja mesin, di negara yang ga kebagian E-Power dapetnya mesin N/A bensin. Jadi Kicks ini di pertengahan umurnya, kalau mobil lain selain Minor / Major Facelift ini dapetnya update setengah generasi
Kicks ini juga strategi Nissan untuk menggantikan Juke sebagai Crossover kecil di negara yang ga dijual Juke generasi baru dengan kode F16 di 2019.
E-Power
Ini semacam label Nissan untuk serial hybrid. Intinya gampang: mobil listrik dengan genset permanen. sudah gitu saja. ga usah dipusingin kalau memang ga mau / ga pengen tahu dan sisa bla2nya dijawab dengan gampang: ya ini EV udah gitu aja. Kalau ada yg tanya kenapa isi bensin: ya karena ada gensetnya. lah jadi percuma dong? iyain saja daripada nanti jadinya mendang mendinge-POWER delivers a responsive drive with smooth acceleration like an EV.
The e-POWER system allows you to enjoy all the benefits of an EV.
e-POWER delivers massive torque almost instantly, which enhances drive response and results in smooth acceleration. Also, the system operates very quietly, much like a full EV.
Because e-POWER can drive engine at most efficient point, its fuel efficiency is comparable to that of leading conventional hybrids, especially during around-the-town commutes.
Serial hybrid sistem ini pertama kali dipake di Nissan Note E12 2012-2019, dan sekarang sistem sama berlanjut di Nissan Note E13 2019. Basisnya adalah power train dari Nissan Leaf 2010 dengan kode EM57. Dikombinasi dengan mesin bensin sakti mandraguna multiguna dari keluarga HR yaitu HR12DE 3 silinder. Mesin benar2 hanya digunakan untuk mengisi baterai karena bahkan AC saja menggunakan kompressor Elektrik, jadi mau leyeh2 adem2an di parkiran gedung tanpa meracuni orang lain atau nunggu jemput anak keluarga atau pak boss maka sangat cocok karena mesin bensin hanya menyala sesekali, bahkan masih ada fungsi EV-Mode dimana bisa jalan sekian waktu atau sekian km tanpa menyalakan mesin bensin.
Nissan Kicks E-Power punya spek: 96 kW (129 hp; 131 PS), 260 N⋅m (190 lb⋅ft) AC3 synchronous (e-Power), loh kok mesin bensin ga dimasukin juga? ya itu karena ini serial hybrid, jadi mesin bensin ga dihitung untuk total tenaga.
Exterior
Mobil ini stance-nya unik, mengingatkan saya dengan S-Cross atau SX-4 atau kalau versi kerennya seperti keluarga Subaru. tidak tinggi, low slung tapi panjang. Percayalah ini mobil aslinya panjang, karena memang panjangnya 4,3 meter. tapi tampilannya kecil karena ya memang model crossovernya bukan SUV kecil tapi lebih kearah hatchback tinggi. Untuk tampilan ya khas Nissan sekarang dengan V-motion grille besar, lampu belakang model sabit.
Bahkan ukuran pelek 17" seperti kecil. karena memang modelnya seperti itu. mobil ini kalau di parkiran gedung akan susah dicari karena tampilannya yang kecil. apalagi kalau warna seperti black atau grey. sayangnya secara official hanya ada warna Putih, Hitam, Grey dan Orange. Tapi saya perrnah liat di youtube ada salah satu dealer yang pamerkan unit warna Biru Tua. Atap seingat saya semua model kecuali hitam ada opsto two tone roof black.
Interior
Sales kasih saya kunci yg modelnya sepertinya sudah 20 tahun, terkenal dengan sebutan kunci Nissan GT-R kunci sejuta umat Nissan. Handle pintu pun mengingatkan saya dengan keluarga Nissan lainnya. ya inilah resikonya jualan mobil yang sudah mid-cycle life walau sudah dapet update besar. Buka pintu tentu tidak sah sebagai orang indo kalo ga ketok2 body dan ayun2 pintu, sahlah ini mobil cukup bagus
ketika duduk, langsung berasa: KERAS pake BANGET. Asli kaget, bused dah ini kursi jangan2 made by Recaro kali ya sampe saya pikir apa sudah jebol ya tapi odometer masih 15 ribu. sudah dilapis kulit, dan interior all black hanya plafon yang grey. Seandainya hitam juga saya rasa akan lebih bagus seperti di BRV atau HRV. Trim pintu juga hitam semua dan kelihatan cost cutting sana sini dengan pake single panel gitu tanpa hiasan2 aneh2, begitu juga dashboard yang mendekati bahasa desain Nissan sekarang, sederhana dan simple, yang mana kalau dari sisi penumpang depan: ventilasi AC, empuk2, HU, Speedometer, ventilasi AC udah gitu aja. Bagusnya desain gini: lifetime, 5-10 tahun lagi ga bosen, tapi masalahnya di Kicks ini cost cutting jadi terlihat banget, udahlah item gelap gitu, ada beberapa bagian yang masih pake common part Nissan lain dari zaman dulu, paling ada warna silver plastik dikit sama kilap2 gitu doang.
Speedo "half monitor" untuk beberapa org nyebelin apalagi netijen-mendang-mending-yg-ga-akan-beli-karena-paling-belinya-daitoyo-tapi-paling-berisik-dan-maha-benar, karena tanggung banget, tapi di Nissan Kicks ini logis (lebih logis bahkan daripada di HRV RS) karena berguna untuk fungsi berhubungan selain Safety juga E-Power-nya terutama Energy Flow (di bagian NVH). Tapi netijen-mendang-mending-yg-ga-akan-beli-karena-paling-belinya-daitoyo-tapi-paling-berisik-dan-maha-benar akan bahagia, karena itu steering wheel penuh dengan tombol2 yang makenya jauh lebih gampang daripada di HONDA BRV RS 2021 dan UI di nissan termasuk ga perlu belajar banyak2 walau UX rada kuno dengan animasi dan pilihan warna era 2010an.
Kesederhanaan (murahan), berlanjut ke center console, yg menarik selain PANEL KONTROL AC yang keren kokoh pas dipake berasa mahal (sepertinya ini benda termahal yang dipasang di interor mobil ini) ada di shifter yg beneran joystick mainan. pas di toel2, sampa kaget bused dah ga niat banget bikinnya, kerasa lembek2 klemer2 gitu, model si antik dan dipakenya gampang tapi ya bisa kali dibikin sebagus itu Panel kontrol AC. ketidak niatan ini berlanjut sampe bangku belakang yg begitu doang, bagasi juga begitu doang.
Hasil akhirnya, diluar harga akan sangat terlihat aslinya mobil ini ada di kelas KIA SELTOS atau Honda BRV sekarang. Ini subyektif saya ya, kebetulan kenalan saya malah suka banget, alesannya: udah jarang lihat mobil dengan interior ga ribet gini.
Performance & Handling
setelah duduk, setel2 sana sini, sambil ketawa: hello old friend, telescopic steering, ditunjang setelan bangku yang bisa cukup rendah, dan steering wheel yg model flat bottom dan diameter kecil bikin bener2 nyaman dan tidak ada masalah apapun selain bangku keras.
Ini mobil EV pertama saya, kalau hybrid sudah pernah cobain Prius zaman dulu. Ekspektasi tidak tinggi, karena angka akselerasi hanya 9 detik untuk 0-100 kpj. pencet Engine ON, masukin "gigi" ke D, injek gas, rem auto release (sudah EPB + AUTO HOLD loh), langsung terasa: welcome to the future.
LITERALLY, future. ini toh rasanya EV asli norak banget
bom-bom car versi mahal
akselerasi instan? beneran instan, kalau cuma dijambak2 atau ketahan di bangku akibat G-Force, kalau ini its like propeled with a sling shot. Dan tersedia di segala kecepatan. Malah yang bikin takut itu justru di tiadanya suara mesin, bikin otak messed up, lah ga ada suara apa2 kok tambah kenceng. sekarang saya paham alasannya kenapa mau seberapa senyap EV tetep suara luar akan dimasukin ke kabin supaya otak ga bingung ini mobil sudah lari berapa. akselerasi dari diam memang tidak kencang, tapi ketika sudah jalan itu sensasinya beda. kalau biasanya ada istilah ada Pocket Rocket untuk mobil2 kecil kencang seperti VW Golf R-line, kalau di kicks ini bukan seperti itu, tidak kencang banget tapi instan, tahu2 sudah di depan
Pedal gas terasa membal, pedal rem sendiri tidak ada masalah apapun, fitur E-Pedal / One Pedal belum saya coba karena lalin Pantura yang lancar, tapi Regenerative Braking sudah cukup membantu untuk melambat ketika coasting / meluncur. Total rasa dari powertrain ini memang unik, tidak kencang2 atau heboh2 malah seperti biasa saja cenderung males2an tapi ketika dibejek itu yang bikin nyengir
Keunggulan EV terlihat jelas ketika aktifkan fitur Dynamic Cruise Control, terumata ketika merespon perubahan kecepatan kendaraan di depan, sayangnya (atau saya tidak tahu) tidak ada tampilan grafis untuk obyek di depan, hanya ada pilihan jarak saja. Bahkan saking instannya EV, pencet nambah kecepatan di Cruise Control itu kecepatan juga instan jadi ndut2an kedorong2 Tapi ketika mengikuti kendaraan di depan sangat halus dan instan mengikuti seberapa cepat kendaraan di depan berubah kecepatan. Sayangnya karena tidak ada Camera jadi tidak ada Lane Tracing, tapi saya sangat suka dengan penempatan Blind Spot Monitoring yg pas banget di sudut kaca depan bukan di kaca spion luar yang bikin rada aneh ada kelip2 disitu.
Handling? ban yang digunakan masih ban normal bukan EV Spec (mungkin karena bobot dan tenaga yang masih kategori mobil ICE) yaitu Dunlop Enasave 205 / 55 / R17 jadi jangan harap banyak dan entah karena faktor ukuran ban atau tekanan angin ban yang berlebih atau memang karakternya, bantingannya tidak seperti Nissan yang biasanya, yg dewasa dan nyaman, ini lebih kearah kurang dewasa dan keras. Ya tidak sampai seperti gerobak tapi terasa keras, efek positifnya tentu di handling yg jadi baik untuk manuver tidak ada gejala2 aneh, tebakan saya sepertinya dibikin gini untuk menangani tarikan instan khas EV terutama ketika cornering. Juga karena saking senyapnya jadi terasa banget ada gluduk2 di depan dan belakang ketika melewati jeleknya jalanan Indonesia. Menariknya walau EV ketika digunakan pengemudi tidak seperti "alien" atau main video game, normal saja seperti mobil biasanya, tapi sangat senyap dan minim getaran.
NVH
Senyap? tentu saja, itulah keunggulan terbesar mobil EV. Mau berapa senyapnya kabin mobil ultra luxury, dengan harga hanya sepuluh persennya saja tetap lebih senyap EV, karena memang tidak ada benda bergetar.
dan saking senyapnya saya sampe nyari2 kapan itu mesin 3 silinder yang pasti getar berisik kaya bajaj itu nyala untuk ngisi batere. nyatanya: ga berasa. Saya sampe merasa, bused dah mesin Daihatsu WA-VE yang sudah terbaru di kelasnya saja kalah jauh padahal ini mesin kan geternya kaya bajaj seperti Datsun Suara? tidak ada, kapan mesin itu nyala saya hanya tahu dari Energy Flow saja, ada animasi ketika pengisian dari mesin ke baterai.
di Era ketika mesin 3 silinder kecil + turbo itu makin merajalela, disini terlihat "sisa-sisa" kedigdayaan Nissan, mengemas mesin kuno dengan power train pure electric. melenyapkan getaran mesin 3 silinder ketika bekerja bahkan ketika mesin jalan di putaran tinggi dimana ketika terjadi akselerasi terus menerus jadi batere mesti terus diisi.
Kesenyapan ini menjadi efek negatif ke kabin, dimana HARSHNESS sangat terasa bagaimana itu suara dan getaran dari roda dan kolong kendaraan masuk ke kabin, dimana biasanya ketutup suara mesin atau suara dari lalu lintas, jadi lebih terasa, bukan lebih bising / lebih keras, karena hilangnya satu suara dominan yang biasa ada yaitu mesin terutama ketika berjalan atau berakselerasi. ya inilah PR dari EV atau memang Nissan cut cost disini, mencari titik pas dimana: tidak terlalu senyap tapi tidak terlalu terasa suara dari luar. apalagi bangku pengemudi yg keras gitu jadi berasa tambah "kasar".
Features
Selain E-Power, secara umum mobil ini sudah kekinian. ada namanya: Nissan Inteligent Mobility, Dynamic Cruise Control pun pakai RADAR bukan camera, sayangnya ga ada camera jadi ga ada Lane Trace. Tapi RCTA / BSM / FCM / AEB ada semua. malah ada hal unik: setelan ketinggian lampu depan secara manual. selain itu ada one pedal driving. oh ya camera 360 juga ada dengan HU yg tampang biasa seperti aftermarket tapi dipakenya lumayan enak.
Ukuran bagasi termasuk luas, tapi tidak ada ban cadangan jadi dikasih tyre repair kit, yg unik lagi karena ruang mesin sudah penuh jadi aki ditaro di bagasi.
kesimpulan
Nissan Indonesia jual ini mobil sebagai hybrid dengan harga mendekati Corolla Cross Hybrid, tapi lebih mahal daripada HRV atau Seltos memang bikin gamang. terutama kalau price conscious buyer apalagi untuk netijen-mendang-mending-yg-ga-akan-beli-karena-paling-belinya-daitoyo-tapi-paling-berisik-dan-maha-benar. Karena memang selling point ada di E-Powernya, karena yang lainnya sudah ada dan sama dengan kompetitornya bahkan bisa jadi lebih baik dan bagus dikarenakan memang Kicks ini sudah masuk mid-cycle life bahkan sepertinya mobil terakhir yg menggunakan platform aslinya sebelum Almera / Sylphy 2019.
Tapi apabila anda mencari mobil yg super irit tapi tidak mau mahal atau pusing urusan charging, ini mobil yang tepat.
Seberapa irit? saya TD kurang lebih 6-7 km dengan kecepatan bervariasi di lalin pantura lancar, dapetnya: 20 kpl!. YA 20 KPL!. Saya rasa mobil ICE manapun sangat sulit bisa mencapai angka itu dengan lalin dan cara berkendara saya yang tidak irit (ya iyalah kapan lagi bisa cobain EV).
atau mungkin anda pecinta lingkungan? Tentu ini tepat, bayangkan carbon footprint-nya seberapa rendah, bahkan EV murni dengan Listrik dari PLN Indonesia pun bisa jadi kalah jauh.
Tentu saya tidak bicara soal After Sales, Resale Value, kalau yang anda cari ini silahkan ikuti netijen-mendang-mending-yg-ga-akan-beli-karena-paling-belinya-daitoyo-tapi-paling-berisik-dan-maha-benar
Photos