Setelah cobain Tiggo Cross kemaren, saya dapet follow up dari salesnya, tapi bukan follow up jadi SPK apa enggak. Malah nawarin test drive lagi
“Mas mau cobain Tiggo8 CSH nggak?”
Saya waktu itu masih rada angot-angotan, jadi follow up salesnya saya bales dengan
“nanti saya kabarin lagi mas”
Tapi berhubung siang gak ada agenda apapun dan kerjaan rada lowong, ya sudah kontak salesnya aja, dan ternyata bisa.
Saya harus jujur : I’m quite impressed. Portfolio test drive mobil china saya paling banyak itu Chery, karena kesempatan cobainnya banyak, hospitality salesnya cukup ok, kemarin bahkan waktu mampir ke BCA Expo, ngeliat Chery niat sekali bawa unit test drive : Tiggo Cross CSH, Tiggo 8 CSH, J6, Omoda E5. 4 unit di acara BCA Expo.
Merek lain hanya bawa 1-2 unit saja bahkan BYD tidak bawa Atto1 yang viral, hanya M6 dan Sealion7.
Agaknya Chery ini meniru cara jualan Mazda, alih - alih ngejar konsumen untuk SPK dan DO, yang penting customer experiencenya bagus dulu : feel free buat cobain semua lineup kami, setelah itu silakan putuskan mana yang mau diambil.
Ya meskipun harus jujur lineupnya membingungkan dan banyak sekali.
Baiklah, setelah ngisi bensin perut saya, meluncur ke dealer Chery yang baru buka, di perbatasan kota. Karena situasi di perbatasan kota dan jalanannya memang tipikal jalur pantura, what a perfect situation buat mencoba mobil PHEV termurah 7-seater yang habitatnya untuk jalur antar kota begini.
Here we go. Chery Tiggo8 CSH. Dengan warna signature hijau tuanya.
Tiggo8 That Tried to be "Futuristic" ?
Meskipun kesannya T8 CSH itu “hanya” T8 dengan sistem penggerak plug-in hybrid, tapi detail eksterior T8 CSH banyak diberi sentuhan yang lebih terkesan techy. Muka depannya dibuat grill lebih besar dan lampu dengan 3 LED strip bentuk alis.
Paling distinct itu jelas handle pintunya ngumpet. Personally saya gak suka sih model gini karena kesannya malah fragile, tapi ini memang sepertinya syarat mobil buat disebut “futurustik” sekarang adalah clean surface dengan handle pintu ngumpet. Lalu saya juga kurang suka bagian samping yang kesannya kurang “berotot” karena minimalistik sekali, nggak ada cladding kayak di T8 Premium, dan wheel archnya terlihat kurus kurang lebar. Bikin kakinya terlihat kurang jengkang dan nggak keliatan pake velg 19 inch. Alasan klisenya paling ya biar flat surface mengurangi hambatan, tapi di marketing material nggak ada sebutin itu dan dia punya BEV yang sama sekali tidak aerodynamic.

Tiggo8 reguler
Bagian pantat dibedakan dengan T8 Premium, diberi lampu belakang menyambung dengan aksen LED sequential. Jujurly saya lebih merasa pantat T8 Premium dengan lampu kecilnya itu lebih enak dipandang. Dengan wheel arch kurus itu, kalau dipandang tegak lurus dari belakang mobilnya keliatan kegedean lampu belakang. Jadi kesan mobilnya kurang lebar malah makin jelas.
Velg menggunakan 19 inch dengan 235/50/19 Continental ComfortContact. Massive upgrade dari GitiComfort or I should say… Giti Not Comfort. Lagi-lagi, velgnya model tertutup jadi another thoughtful thing from Chery, sekaligus udah jadi signature kalau Chery Hybrid / BEV pasti velgnya tertutup, kalo ICE pasti model palang. Entah kenapa J6 yang beda sendiri karena E5 tertutup juga.
Screen Fetish?
Sayangnya bagian interior adalah bagian yang paling malesin dari mobil ini. Not the most user friendly one. Penyakit setir nutup speedometernya itu sama kayak TCross CSH, dan visibilitas ke depannya juga berasa lebar sekali walaupun gak tenggelem kayak TCross. Bahan setir juga kulitnya enak digenggam.
Lalu big screen di tengah itu seperti layar iPad ditempel doang, dan besar sekali. OSnya juga sekilas kayak hape android.
Di bawahnya ada wireless charger, dan ventilasi AC. Nyambung dengan pengaturan drive modenya, tuas transmisi? T8 kayaknya terobsesi meniru layout Mercedes, karena tuas di kanan itu transmisi, tuas kiri wiper dan lampu sein jadi 1. Jadi di tengah diniatkan untuk clean. Glovebox tengahnya besar tapi sayang dengan penutup leather yang sepanjang jalan bunyi kriyet-kriyet…
Buat pengguna T8 CSH kayaknya jangan benci - benci banget barang Jepang ya, karena speakernya Sony 12-speaker.
Seatsnya semua leather, dan sayangnya lagi - lagi feeling support bawah kursinya kurang panjang itu ada, padahal ya sudah saya setting lumbarnya supaya gak terlalu maju. Secara support badan lebih enak jok CR-V. Walaupun karena joknya lebih lebar jadi lumayan, feelingnya gak sesempit TCross CSH. Kayaknya ini confirm mana dibuat dimana, Honda karena pasar terbesarnya USA jadi joknya bisa gede lebar, kalo Chery kan pasti risetnya di mainland.
Nice Suspension, Comfy Car... But Lacks "Connection"

T8 CSH ini adalah sebuah PHEV, sehingga baterainya besar 18 kWh dengan 204PS dan 310Nm dan sudah support DC Fast Charging juga jadi memang beneran jualannya practicality usage mobil bensin dan HEV.
Saya juga baru nyadar motornya berarti sama dengan yang ada di TCross CSH. Some claims bahwa combined outputnya 340hp lebih tapi saya sih take it with a grain of salt karena methodnya hanya tambah tambahan dari output motor 204PS ditambah 140an PS dari motor bensin, padahal combined output itu gak bisa dihitung seperti itu. Bahkan claim ini sekarang tidak ada di website Chery.
Contohnya CRV HEV itu motor output 184hp dan combined outputnya 207PS , padahal motor bensinnya bertenaga 150PS. Ini karena motor bensin di most HEV itu hanya supplementary, dan titik efisiensinya berbeda dengan motor listrik yang lebih ke low end power. Taksiran saya paling combined outputnya sekitar 250-an PS.
Claimed 0-100 nya di 8.5 detikan, yang mana sebenernya ini mirip CR-V Turbo, tapi dengan bobot T8 CSH lebih berat. Mengingat ini PHEV dan ukuran sebesar CX-9, figur segini saya rasa outputnya mirip CX-9, sekitar 250 hp-an real combined outputnya.
Tapi saya put aside soal tarik-tarikan karena toh ini bukan mobil sport, ini mobil yang menurut saya lebih cocok dipakai santai. So, saya coba aja di long winding road sambil salip-salipan dengan truk dan bus di jalur pantura.
Kesan saya mobil ini bukan the sharpest compared to CR-V apalagi CX-5, steeringnya terlalu light, bahkan di sport mode. Dan transisi perpindahan mode ECO-NORMAL-SPORT pakai knob tengahnya itu ada delay sekitar 1-2 detik baru mode berpindah. Kayak hape kepenuhan memori lemotnya.
Jujur I’m not a fan of the steering feel. Bahkan setirnya rasanya lari-lari terus karena terlalu ringan. I barely feel this car having steering rack at all, persis sama kayak TCross CSH. Setelah ngobrol lagi sama salesnya katanya ada mode individual kalo mau setirnya berat. Tapi di mode sport aja barely felt anything sih. Atau masalah software aja? Jadi keeping up dengan speednya ada delay? Mungkin user T8 CSH bisa confirm.
Berjalan dari dealer, mobil ini baru saja di charge oleh sales sehingga kondisi baterai 100%, saya expect akan 100% menggunakan tenaga baterai pada sesi test ini karena tidak ada hack untuk mengaktifkan combined power seperti mode sport di TCross CSH. Sehingga ya combined output itu nggak akan terasa kecuali memang baterai sudah tipis banget. Tapi raw torquenya 310Nm, jadi cukup-cukup sekali apalagi kalau cuma lawan diesel cumi-cumi di Transjawa sih lewat. Mobilnya lewat medan apapun rasanya effortless, dan kalau dari charge 100% gini nggak ragu buat nyalip truk trailer panjang.
Ride mobil ini juga harus diakui sangat enak. Ini feeling yang mirip - mirip dengan ketika dulu punya X-Trail T31 yang juga sangat empuk tapi bukan empuk Innova Reborn yang cenderung ngebanting-banting. Mobil ini seperti versi penyempurnaan dari T8 Premium yang saya coba dulu, dengan ban Continental ini bantingannya memang jadi beda kelas. Kebetulan jalan yang dilewati juga aspal jelek yang bergelombang parah jadi memang terasa getaran diredam dengan baik oleh suspensi mobil ini. By far, ini suspensi mobil Chery yang saya cocok. Karena 3 mobil Chery yang saya coba sebelumnya seperti kurang well-tuned.
Tapi tetap saja, gimana ya, mobilnya sekilas flawless bagi mayoritas masyarakat, nggak heran mobil ini laku sih buat new family yang karirnya lagi naik. Tapi is it just me yang memang berharap lebih soal experience... karena ada 1 hal yang saya nggak dapatkan dari mobil ini : connection.
Saya nggak akan bilang CR-V Turbo itu the most fun crossover. Tapi compared to CR-V, kelemahan mobil ini agak sulit saya terima sebagai orang yang menikmati long trip demi ngerasain feeling dari sebuah mobil. As a car enthusiast CR-V feels way more connected to the driver dibanding T8 CSH. Feeling setirnya sudah saya jelaskan di atas, lalu feeling remnya juga weird. Saya nggak nemu - nemu feeling yang pas buat ngerem. Ngerem di mobil ini rasanya kayak ngerem Innova Reborn atau Fortuner 2.8 yang dari kosong langsung gigit, tapi ini even worse karena minimal Innova Reborn masih ada feelingnya. Iya regen braking lagi-lagi bisa disetel, tapi lagi-lagi feeling unnatural itu yang buat saya kurang enak.
Lalu juga soal suspensi empuk dan redamannya enak, tapi feelingnya aneh. Mobilnya seperti berat dan limbung di saat yang bersamaan. Inilah juga kenapa saya gak push mobilnya terlalu jauh.
Kalau mau dibayangkan seperti apa ya… kayak nyetir mobil BEV yang basis mobilnya nggak intended untuk jadi full EV spt OMODA E5 atau MG ZS EV. Kalau mau di cocoklogikan, T8 kan aslinya juga platform ICE car biasa. Mungkin ini berpengaruh, karena feeling seperti ini tidak saya dapatkan dari T8 Premium. Baterai 18 kWh bagaimanapun berat.
The Car for You, If You Don’t Enjoy Driving That Much.
Again, saya mungkin terdengar nitpicky. Warga SM tau preferensi selera saya adalah mobil ICE murni dan especially mobil - mobil Honda yang lebih feel connected ke pengemudinya.
Tapi di sinilah saya mau teman - teman take my review with a grain of salt. Kalau beralih dari mobil seperti X-Trail T31/32, maka T8 CSH adalah mobil yang sesuai, harus diakui itu, ini alternatif bagus dari Innova Zenix jika put aside the Toyota badge dan aftersales.
Kita dapet level kenyamanan sama dengan keiritan lebih, apalagi kalau disupirin, pasti ini mobil yang enak sekali. Walaupun balik lagi X-Trail akan wins all handling comparison dan feels way-way more connected. Tapi pengguna X-Trail akan senang dengan karakter T8 CSH karena sudah familiar.
Dan kalau biaya perjalanan itu adalah faktor penting, maka T8 CSH akan menggunakan hanya 1/2 dari biaya BBM sebuah CR-V Turbo. Apalagi kalau memaksimalkan charging facility di hotel tempat menginap maka untuk jalan - jalan dalam kota saja tidak perlu pakai bensin.
Big Credit to mas D dari Chery Inti Tugu, Semarang.]







