The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Forum untuk mengobrol hal-hal bebas.
Bisa dibuka oleh visitor dan member.

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
XMTdeluxe
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 252
Joined: Fri May 25, 2018 8:18
Location: Bandung
Daily Vehicle: ANT XMT deluxe

The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by XMTdeluxe »

Saya menulis ini, karena tidak bisa tidur dan kok sekarang berasa gerah ya. Entah perasaan saya saja atau memang begitu, tetapi akhir2 ini suhu kamar/suhu ruang di kota saya tinggal, Salatiga dan Bandung, terasa lebih panas dari biasanya. Dari informasi teman-teman di kota-kota lain katanya juga merasakan hal yang sama. Bagaimana dengan Om-om warga SM yang tinggal di kota yang bertetangga dengan planet Mercurius? seperti jakarta, bekasi, surabaya, dll? Boleh sharing-sharing ya. Lanjut.

"Ah, another long dry season, seperti tahun 2019 lalu", begitu pikir saya. Sampai saya barusan membaca berita-berita tentang "serangan" gelombang panas di India yang menewaskan 24 ribu orang (sumber detikcom), gagal panen di Spanyol karena gelombang panas (tahun 2022). Terhenyak dan mulai terpikir : "wah beneran ini ya?". BMKG menyatakan bahwa tahun 2023 dan 2024 diperkirakan menjadi tahun terpanas (sumber BMKG 2023). Bukan karena mau pilpres. Itu sih juga "panas", tetapi literally memang panas karena faktor el nino dan kenaikan suhu udara di tahun 2023 ini sudah mencapai 1,2 derajat Celsius dari jaman pra industri.
Terakhir membaca berita masuk di beranda, bahwa batas maksimal kenaikan suhu global adalah 1,5 derajat Celsius, dimana lebih dari itu maka "the unthinkable and unimaginable thing would happen" : ice meltdown, permukaan air laut naik, daratan tenggelam, dan lebih parah adalah kembali ke jaman es. Mirip di filem The Day After Tomorrow. Terasa seperti fictional story, tapi bukankah Covid juga demikian? Wabah sedunia yang memaksa umat manusia di muka bumi "terpenjara" di dalam rumah, menyaksikan kerabat dan orang yang dikenal bergelimpangan meregang nyawa, adalah skenario yang "tidak masuk diakal dan sulit dipercaya". Seandainya kita punya mesin waktu dan kembali ke 31 Desember 2019 menceritakan tentang datangnya Covid, saya yakin kita akan ditertawakan semua orang. "Ah, halu lu mah. Kebanyakan nonton film". Mengaca pada kejadian wabah terakhir, hal-hal yang awalnya di luar nalar secara tidak disangka-sangka bisa saja terjadi. Membayangkan Jakarta bersalju, buat saya kok malah asyik... Yang kasihan mungkin Tr**s Snow World, bisa jadi tutup karena nggak laku.

Yang membuat lebih seru lagi, perkiraan kenaikan suhu global 1,5 derajat Celsius itu akan tercapai kira-kira 10 tahun lagi dari sekarang. Kalau umur kita semua panjang, amiiin, dan skenario serta prediksi para "ahli" itu benar, artinya kita akan "beruntung" menyaksikan "kemarahan alam" sekali lagi. Tentu saja, saya berdoa semoga "the wrath of mother nature" tidak akan terjadi. Amit-amit deh.
Tapi seandainya benar kejadian, kira-kira menurut Om-om semua apakah akan seseram itu? Dan apa yang Om-om persiapkan untuk menghadapi situasi seperti itu?

Tidak afdol rasanya meskipun bicara hal di luar otomotif di forum otomotif ini, tanpa dikait-kaitkan dengan dunia per-otomotifan. Yang muncul adalah sebuah pertanyaan : apakah mobil listrik memang salah satu solusi dan perlukah kita mulai berpikir kesana? Ataukah itu hanya kesia-siaan karena tetap tidak bisa melawan takdir alam : kenaikan suhu global akibat pertambahan penduduk dan aktivitas manusia. Sudah seperti lingkaran setan : suhu panas --> tambahkan AC --> tambahkan efek rumah kaca --> suhu tambah panas --> tambahkan jumlah AC lagi --> dst...
Kalau environmental awareness sudah mulai diperlukan, kapan sebaiknya kita "hijrah"? Saya sendiri opsi mobil listrik yang ada sekarang dilihat dari harganya, infrastrukturnya, sepertinya 10 tahun lagi baru siap. Keburu kiamat dong?
Salvanost
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2936
Joined: Fri Dec 14, 2012 13:44

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by Salvanost »

Masih sama aja kalau lihat indikator suhu luar mobil ya
39C
Pernah 40C itu AC nyala full juga lama dinginnya

Cuma kalau urusan cuaca memang dampak global warming itu nyata

Jadi urusan fenomena alam emang harus sadar emang ada walaupun jangka waktunya bisa puluhan tahun baru kelihatan perbedaannya

Indonesia pensiun pembangkit listrik tenaga batu bara di tahun 2050 masih lama
rakyatwkwkland
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 790
Joined: Sun Sep 01, 2019 9:45
Location: Jekardah
Daily Vehicle: K15B-4AT

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by rakyatwkwkland »

Kalo disuruh membayangkan, ane ga kebayang oom soalnya ga terlalu hobi nonton pilem jadi blm pernah nonton pilem yg oom sebut :big_slap:

Tapi gelombang panas ini sendiri kayanya buat ane masih masuk kategori 'biasa' soalnya kayanya beberapa tahun yang lalu ane juga pernah ngerasain suhu yang sampe sepanas sekarang ini kok. Tapi ane lupa kemarau tahun berapa ya itu? Pokoknya liat termometer di bilboard iklan sampe 37 C. Sekarang kalo liat suhu real feel nya ramalan cuaca segituan juga kan?

Masalah global warming ini emang pelik sih. Karena kitanya sendiri yang juga udah ketergantungan sama bahan2 sumber pemanas global ini. Dan gilanya untuk ngatasin panas memang harus pakai bahan yang nantinya berpotensi bikin bumi makin panas... Untungnya, untuk sektor mesin pendingin seperti AC, kulkas, chiller, dll yang keluaran sekarang udah pada pake refrigerant yang paling enggak udah enggak ngerusak ozon lagi lah. Walau masih ada global warming potentialnya ya. Contohnya kaya AC aja udah pada pake freon R32 semua kan.

Untuk sektor otomotif, ini yang emang paling dilematis. Ngomongin mobil listrik/jenis elektrifikasi lainnya aja masih banyak yang pro kontra beneran 'green' apa enggak, contoh gampang di sini udah sering keliatan sama mata sendiri lah ya kalo sering baca SM :ngacir: Apalagi kalo udah ngomongin infrastruktur mobil listrik, makin puyeng lagi. Dahlah bangun sarana ngechargenya masih butuh effort yang banyak, lhaa harga mobilnya sendiri juga masih mahal...

Tapi ada satu upaya yang sangat bisa dilakukan oleh masyarakat di kota2 besar, dan sialnya pemerintah masih belum benar2 mencurahkan effortnya sepenuh hati dalam bidang ini, dan lebih sialnya lagi bidang ini adalah bidang yang sangat tidak seksi di mata masyarakat kita. Tidak lain tidak bukan adalah TRANSPORTASI UMUM! Kurang green gimana lagi coba transportasi umum ini? Dahlah mengurangi jumlah kendaraan yang lalu lalang karena mengumpulkan sekian banyak orang dalam satu kendaraan, mengurangi kemacetan pulak. Ditambah lagi untuk jenis moda kereta listrik, seharusnya dia lebih green lagi daripada mobil listrik karena dia gak pakai baterai bukan?

Pemerintah yang lalu, sialnya menganggap benda2 ini bukanlah benda yang penting untuk dibangun. Makanya kita ngebangun MRT, LRT, atau bahkan sekadar BRT seperti transjakarta aja udah masuk kategori mulainya telat. Okee... yang berlalu biarkanlah berlalu, disesali juga percuma karena ga akan merubah apa2. Mari kita lihat yang sekarang. Overall ya IMHO udah lebih baik sih, karena paling enggak pemerintah sekarang udah mulai peduli dengan transportasi massal ini. Kalo di kota ane sendiri, transjakarta dan commuterline sudah berbenah di beberapa tahun yang lalu dan sekarang pun hasilnya cukup positif. MRT dan LRT jakarta juga paling enggak udah ada walau masih sedikit, dan keduanya juga semakin meluaskan jaringannya. Ditambah lagi LRT jabodebek yang konon juli ini mau launching. Tapi IMHO menurut ane rasanya pemerintah masih tetap kurang maksimal ya dalam menangani masalah transportasi umum ini.

Buktinya? Salah satunya adalah yang baru2 ini ribut polemik impor KRL bekas dari jepang. Teman2 yang sering naik commuter line pasti tau lah ya seberapa urgentnya commuter line akan kebutuhan armada baru ini. Ini udah salah satu bukti masih kurang seriusannya pemerintah dalam ngurusin transportasi masal, lagi urgent malah sibuk ribut2 tanpa solusi. Bahkan yang bikin ane gedeg masih ada salah satu anggota senayan yang masih bisa ngomong "emangnya kalau kita enggak impor kereta ini kita akan keos? Kita akan keos??" lah si ibu mah gapernah liat manggarai sama tanah abang tiap hari keosnya kaya apa kali yah... "kita itu keosnya kan kalau lebaran sama taun baru..." lah makin ngaco lagi, dimana2 lebaran mah jakarta jadi sepi... jangan2 doi gatau lagi kereta yang lagi diomongin kereta yang satu mana :ngacir:

Tapi intinya, kalau menurut ane ya, daripada ngesubsidi mobil listrik yang abis disubsidi pun masih tetep mahal, rasanya impact untuk lingkungannya akan lebih besar kalau dana2 itu dialihkan ke transportasi umum. Lebih baik dana subsidi tersebut dialihkan buat memperpanjang rute2 MRT LRT, juga untuk ngebangun KRL commuter di daerah2 lain yang mungkin juga butuh. Plus juga kalau sudah dibangun, tentu juga harus diikuti dengan kesadaran masyarakat dalam menggunakan transportasi umum harus meningkat. Kalo dari ane sendiri sih salah satu yang sering ane lakukan adalah kalau ke daerah yang ada transportasi umumnya pasti ane milih naik transportasi umum kaya transjakarta, commuter line, atau MRT. Jalan panas2 dikit gamasalah lah, jangan manja wkwkwk...

Doa yang terbaik untuk transportasi umum di negara tercintah ini...
User avatar
Suryaputra
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 9628
Joined: Tue Apr 30, 2013 7:10
Location: Bandung
Daily Vehicle: Roda-2 dan Roda-4

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by Suryaputra »

Coba nonton film dokumenter yg dibuat mengagumkan oleh Al Gore (mantan VP US)

Perdana - 2006




Sequel - 2017




Saya pikir udah mulai nyata yah.
Bukan cuma noticeable temperature change, tapi juga banjir dan intensitas curah hujan yg makin tinggi di beberapa Negara.

Kemarin waktu mudik ke Bekasi dan Jakarta, sempat saya screenshot, dan lihat suhu "Feels like" nya

Image

Ini trit nyambung banget sama trit AC di sebelah :big_biglaugh:
Disclaimer

*Tidak Ngajak Beli dan Resiko apapun Mohon Ditanggung Sendiri
qushay20019
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1047
Joined: Mon Dec 05, 2016 20:50
Location: Makassar

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by qushay20019 »

XMTdeluxe wrote: Sat Apr 29, 2023 17:55 …kira-kira menurut Om-om semua apakah akan seseram itu? Dan apa yang Om-om persiapkan untuk menghadapi situasi seperti itu?
——
… apakah mobil listrik memang salah satu solusi dan perlukah kita mulai berpikir kesana? Ataukah itu hanya kesia-siaan karena tetap tidak bisa melawan takdir alam ...
——
Kalau environmental awareness sudah mulai diperlukan, kapan sebaiknya kita "hijrah"?
Apa akan seseram itu? Ya, seseram itu. Bukan “akan” lagi, tapi “udah”. seseram itu. Buktinya, extreme climate ini udah terjadi di semua belahan dunia. Kekeringan hebat taun lalu di California, disusul skrg banjir gede2an. Australia juga kebakaran hebat di 2021. Pakistan banjir 1 negara akhir taun lalu. COVID kena 1 bumi. Ini semua adalah direct & indirect result dari global heating (bukan “warming” doang) & climate chaos (bukan “change” doang).

Kapan hijrah? Saat ini. Terserah mo mulai dari mana. Pilih yg simpel2 aja dulu yg bisa dikerjakan diri sendiri secara konsisten. Di akhir dokumenternya Al Gore itu yg dikasih link di atas, ada banyak alternatif tindakan yg bisa kita pilih. Cukup satuuu aja tapi klo bisa konsisten sudah membantu kok. Klo buat ente solusi terbaiknya adalah beli mobil listrik, ya monggo, apalagi klo bisa pasang panel surya/ sumber renewable energy lain di rumah, itu keren deh.

Tapi bagi ane, mobil listrik bukan solusi yg baik dari sisi transportasi krn di +62 sumber energi terbesar buat nyuplai listrik nya itu masih fossil fuel. Mass rapid transport tetap solusi yg lebih masuk akal u.meredam pemanasan global, tapi ya liat sendiri kan kek mana para “pejabat” itu. Bagi ane, make & rawat mobil biar tuh mobil bisa > 10 taun ke atas itu solusi yg masuk akal buat di keluarga ane. Make oli long drain, biar kata mahal di awal, sangat membantu mengurangi volume limbah oli pertaun.
Solusi terbesar buat ane yg lagi ane lakuin sekarang yg paling gak feasible buat khalayak ramai: pindah negara & ganti life style 180 derajat. Ane tadinya di Indo kemana2 nyetir, skrg kemana2 nyeker/spedaan. Di Indo makan sapi/ ayam hampir tiap hari, skrg protein nabati aja. Di Indo gerah dikit nyalain AC, skrg tunggu ampe menggigil baru nyalain heater.

Tapi ya itu tadi, sesuaikan saja kondisi masing2 u.pilih kontribusi dalam rangka meredam global heating & climate chaos ini. CMIIW
fansdiesel
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 299
Joined: Thu Jul 19, 2018 5:30

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by fansdiesel »

Daripada the day after tomorrow lebih baik ada wabah zombie apocalypse kayak I am legend aja , bumi langsung hijau :big_biglaugh:
taniasurya078
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 27
Joined: Wed Jan 25, 2017 10:49

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by taniasurya078 »

Kalau menurut saya iya memang climate change sekarang.

Masalahnya saya bingung juga ironi sendiri , setiap aktifitas manusia entah makanan, memasak ,transportasi, sumber energi, lapagan pekerjaan ,tempat tinggal ,bahan baku (raw material)/barang setengah jadi(spare part) ,perusahaan ,pembukaan lahan dan lain-lain pasti mengeksplorasi sumber daya alam di bumi akan dampak ada kerusakan lingkungan /degradasi.

Ipcc un dan paris accord menurunkan 1,5 derajat juga mengurangi segala polusi saya pesimis kondisi sekarang . Terserah menurut pendapat orang bagiamana yang pasti yang saya alami sudah rusak dan tidak nyaman suhu sekarang ini.

Cmiiw. Pease.
kendibocor
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 3405
Joined: Mon Aug 10, 2015 13:13
Location: Jakarta

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by kendibocor »

Masalah climate change ini menarik. Gw ikutin podcast joe rogan, ada beberapa episode yg ngomongin climate change. Selalu yg dibahas kaitannya dengan keberadaan manusia yg menyebabkan polusi. Baik yg pro vs kontra climate change disebabkan manusia sama2 punya data. Sama2 datanya valid tp entah apakah keduanya cherrypick data atau tidak.

Mengenai pertanyaan om TS ttg persiapan kalo sampe terjadi perubahan iklim yg extreme saya pribadi sih jujur ga ada persiapan apa2. What can you do in the face of mother nature wrath? Mau bikin bunker macem apocalypse preppers di amrik ga ada kepikiran sama sekali. Menghadapi tantangan hidup sehari2 (nyari duit) aja uda pusing hahaha...

Mengenai EV saya sih tetap pada pandangan saya bahwa EV itu ga bakalan bisa menggantikan ICE. Keduanya akan sama2 ada terutaman di negara2 berkembang macem indo yg rata2 buying powernya masih jauh dibanding rata2 negara maju.
2022 KS Smartstream 1.5G MPi
2022 DM Skyactiv-G PE-VPS
2019 DJ Skyactiv-G P5 VPS
2016 F30 B48B20
User avatar
XMTdeluxe
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 252
Joined: Fri May 25, 2018 8:18
Location: Bandung
Daily Vehicle: ANT XMT deluxe

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by XMTdeluxe »

rakyatwkwkland wrote: Sat Apr 29, 2023 19:17
-----------------
Untuk sektor otomotif, ini yang emang paling dilematis. Ngomongin mobil listrik/jenis elektrifikasi lainnya aja masih banyak yang pro kontra beneran 'green' apa enggak, contoh gampang di sini udah sering keliatan sama mata sendiri lah ya kalo sering baca SM :ngacir: Apalagi kalo udah ngomongin infrastruktur mobil listrik, makin puyeng lagi. Dahlah bangun sarana ngechargenya masih butuh effort yang banyak, lhaa harga mobilnya sendiri juga masih mahal...

Tapi ada satu upaya yang sangat bisa dilakukan oleh masyarakat di kota2 besar, dan sialnya pemerintah masih belum benar2 mencurahkan effortnya sepenuh hati dalam bidang ini, dan lebih sialnya lagi bidang ini adalah bidang yang sangat tidak seksi di mata masyarakat kita. Tidak lain tidak bukan adalah TRANSPORTASI UMUM! Kurang green gimana lagi coba transportasi umum ini? Dahlah mengurangi jumlah kendaraan yang lalu lalang karena mengumpulkan sekian banyak orang dalam satu kendaraan, mengurangi kemacetan pulak. Ditambah lagi untuk jenis moda kereta listrik, seharusnya dia lebih green lagi daripada mobil listrik karena dia gak pakai baterai bukan?

"...............Tapi IMHO menurut ane rasanya pemerintah masih tetap kurang maksimal ya dalam menangani masalah transportasi umum ini."

---------------------------------
Tapi intinya, kalau menurut ane ya, daripada ngesubsidi mobil listrik yang abis disubsidi pun masih tetep mahal, rasanya impact untuk lingkungannya akan lebih besar kalau dana2 itu dialihkan ke transportasi umum. Lebih baik dana subsidi tersebut dialihkan buat memperpanjang rute2 MRT LRT, juga untuk ngebangun KRL commuter di daerah2 lain yang mungkin juga butuh. Plus juga kalau sudah dibangun, tentu juga harus diikuti dengan kesadaran masyarakat dalam menggunakan transportasi umum harus meningkat. Kalo dari ane sendiri sih salah satu yang sering ane lakukan adalah kalau ke daerah yang ada transportasi umumnya pasti ane milih naik transportasi umum kaya transjakarta, commuter line, atau MRT. Jalan panas2 dikit gamasalah lah, jangan manja wkwkwk...

Doa yang terbaik untuk transportasi umum di negara tercintah ini...
Suryaputra wrote: Sat Apr 29, 2023 22:50 Coba nonton film dokumenter yg dibuat mengagumkan oleh Al Gore (mantan VP US)

--------------------------------
Kemarin waktu mudik ke Bekasi dan Jakarta, sempat saya screenshot, dan lihat suhu "Feels like" nya

---------------------------------
Ini trit nyambung banget sama trit AC di sebelah :big_biglaugh:
qushay20019 wrote: Sat Apr 29, 2023 23:32
Apa akan seseram itu? Ya, seseram itu. Bukan “akan” lagi, tapi “udah”. seseram itu. Buktinya, extreme climate ini udah terjadi di semua belahan dunia. Kekeringan hebat taun lalu di California, disusul skrg banjir gede2an. Australia juga kebakaran hebat di 2021. Pakistan banjir 1 negara akhir taun lalu. COVID kena 1 bumi. Ini semua adalah direct & indirect result dari global heating (bukan “warming” doang) & climate chaos (bukan “change” doang).

Kapan hijrah? Saat ini. Terserah mo mulai dari mana. Pilih yg simpel2 aja dulu yg bisa dikerjakan diri sendiri secara konsisten. Di akhir dokumenternya Al Gore itu yg dikasih link di atas, ada banyak alternatif tindakan yg bisa kita pilih. Cukup satuuu aja tapi klo bisa konsisten sudah membantu kok. Klo buat ente solusi terbaiknya adalah beli mobil listrik, ya monggo, apalagi klo bisa pasang panel surya/ sumber renewable energy lain di rumah, itu keren deh.

Tapi bagi ane, mobil listrik bukan solusi yg baik dari sisi transportasi krn di +62 sumber energi terbesar buat nyuplai listrik nya itu masih fossil fuel. Mass rapid transport tetap solusi yg lebih masuk akal u.meredam pemanasan global, tapi ya liat sendiri kan kek mana para “pejabat” itu. Bagi ane, make & rawat mobil biar tuh mobil bisa > 10 taun ke atas itu solusi yg masuk akal buat di keluarga ane. Make oli long drain, biar kata mahal di awal, sangat membantu mengurangi volume limbah oli pertaun.
Solusi terbesar buat ane yg lagi ane lakuin sekarang yg paling gak feasible buat khalayak ramai: pindah negara & ganti life style 180 derajat. Ane tadinya di Indo kemana2 nyetir, skrg kemana2 nyeker/spedaan. Di Indo makan sapi/ ayam hampir tiap hari, skrg protein nabati aja. Di Indo gerah dikit nyalain AC, skrg tunggu ampe menggigil baru nyalain heater.

Tapi ya itu tadi, sesuaikan saja kondisi masing2 u.pilih kontribusi dalam rangka meredam global heating & climate chaos ini. CMIIW
Tebakan saya benar, nggak salah curhat disini. Om-om warga SM is dabes lah. Yang saya highlight dengan bold dan garis bawah adalah yang akan saya gosipin berikutnya. Nggak terpikir oleh saya ada 1 lagi solusi yang paling signifikan dan brillian dari "sekedar" mobil EV: Mass Rapid Transport (MRT). Mohon maklum jangan diomeli Om, karena saya akhir-akhir ini jarang naik transportasi umum semenjak kopid. Dulu sebelum kopid, saya ngantor dan ngekos di MT Haryono sederetan dengan Bank Bukopin. Dari situ kemana-mana naik busway. Bawa mobil ke daerah situ? Macet! mana pusing ganjil genap pula, plus masih gencar-gencarnya ngebangun tiang-tiang LRT yang sampai sekarang belum bisa jalan entah karena apa. Bener dan setuju, MRT (bukan cuma kereta ya, tapi istilah MRT secara global) memang paling efektif karena polusi per kapita yang dihasilkan akan rendah.
Ada tapinya nih Om-om:
Kalau MRT sukses, penjualan mobil kira-kira bakalan gimana? Kesuksesan MRT system tidak bisa dihindari akan menyebabkan penurunan penjualan mobil, setidaknya stagnan lah... Bukan karena tidak mampu, tetapi kebutuhan dan ketergantungan akan "benda tsb" menjadi berkurang. Lah iya kan. Ngapain punya mobil 4 tapi jarang dipake. Kalau semua orang, semua anggota keluarga hari-hari pakai MRT, yang kepake paling mentok 1 itupun pas weekend. 2 mobil udah banyak banget.
Padahal penjualan kendaraan bermotor secara tak sadar kadang menjadi "national pride" juga. Negara dengan penjualan mobil tinggi : "wah rakyatnya makmur ya, bisa beli mobil banyak banget". Selain itu, rantai produksinya juga memutar ekonomi secara signifikan juga. Belum lagi potensi investasi yang bertubi-tubi akan masuk. Apalagi negara kita sedang mencanangkan : "toward industrialization and manufacturing era - menuju era industrialisasi dan manufaktur".

Atau jangan-jangan..... pembangunan MRT system yang terkesan lambat ini ada campur tangan kepentingan juga? Ah, memang teori konspirasi yang satu selalu memancing teori konspirasi yang lain :big_smoking:
Seperti kata pepatah "Gosip adalah Fakta yang Tertunda"
KielConstantine
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2525
Joined: Wed Jul 03, 2013 6:23
Location: Indonesia

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by KielConstantine »

XMTdeluxe wrote: Sat Apr 29, 2023 17:55 Yang membuat lebih seru lagi, perkiraan kenaikan suhu global 1,5 derajat Celsius itu akan tercapai kira-kira 10 tahun lagi dari sekarang. Kalau umur kita semua panjang, amiiin, dan skenario serta prediksi para "ahli" itu benar, artinya kita akan "beruntung" menyaksikan "kemarahan alam" sekali lagi. Tentu saja, saya berdoa semoga "the wrath of mother nature" tidak akan terjadi. Amit-amit deh.
Tuh yg ane bold aja om…


Skenario … jadi memang di setting sedemikian rupa supaya suhu bumi naek :big_weee:

Toh pengalihan mobil dari ICE ke EV besar2an hasil dari skenario juga :wkkk:
S̶h̶e̶e̶r̶ ̶D̶r̶i̶v̶i̶n̶g̶ ̶P̶l̶e̶a̶s̶u̶r̶e̶
Sheer Repairing Pleasure :big_smoking:
vipere
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1063
Joined: Mon Feb 17, 2014 8:41

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by vipere »

mungkin the day after tomorrow nya terjadinya bukan karena perubahan iklim, tapi karena perang nuklir duluan, sehingga terjadi musim dingin ekstrim.
User avatar
loid
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 69
Joined: Fri Aug 05, 2022 8:25
Location: Bandung
Daily Vehicle: Xpanther

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by loid »

XMTdeluxe wrote: Sun Apr 30, 2023 4:58
rakyatwkwkland wrote: Sat Apr 29, 2023 19:17
-----------------
Untuk sektor otomotif, ini yang emang paling dilematis. Ngomongin mobil listrik/jenis elektrifikasi lainnya aja masih banyak yang pro kontra beneran 'green' apa enggak, contoh gampang di sini udah sering keliatan sama mata sendiri lah ya kalo sering baca SM :ngacir: Apalagi kalo udah ngomongin infrastruktur mobil listrik, makin puyeng lagi. Dahlah bangun sarana ngechargenya masih butuh effort yang banyak, lhaa harga mobilnya sendiri juga masih mahal...

Tapi ada satu upaya yang sangat bisa dilakukan oleh masyarakat di kota2 besar, dan sialnya pemerintah masih belum benar2 mencurahkan effortnya sepenuh hati dalam bidang ini, dan lebih sialnya lagi bidang ini adalah bidang yang sangat tidak seksi di mata masyarakat kita. Tidak lain tidak bukan adalah TRANSPORTASI UMUM! Kurang green gimana lagi coba transportasi umum ini? Dahlah mengurangi jumlah kendaraan yang lalu lalang karena mengumpulkan sekian banyak orang dalam satu kendaraan, mengurangi kemacetan pulak. Ditambah lagi untuk jenis moda kereta listrik, seharusnya dia lebih green lagi daripada mobil listrik karena dia gak pakai baterai bukan?

"...............Tapi IMHO menurut ane rasanya pemerintah masih tetap kurang maksimal ya dalam menangani masalah transportasi umum ini."

---------------------------------
Tapi intinya, kalau menurut ane ya, daripada ngesubsidi mobil listrik yang abis disubsidi pun masih tetep mahal, rasanya impact untuk lingkungannya akan lebih besar kalau dana2 itu dialihkan ke transportasi umum. Lebih baik dana subsidi tersebut dialihkan buat memperpanjang rute2 MRT LRT, juga untuk ngebangun KRL commuter di daerah2 lain yang mungkin juga butuh. Plus juga kalau sudah dibangun, tentu juga harus diikuti dengan kesadaran masyarakat dalam menggunakan transportasi umum harus meningkat. Kalo dari ane sendiri sih salah satu yang sering ane lakukan adalah kalau ke daerah yang ada transportasi umumnya pasti ane milih naik transportasi umum kaya transjakarta, commuter line, atau MRT. Jalan panas2 dikit gamasalah lah, jangan manja wkwkwk...

Doa yang terbaik untuk transportasi umum di negara tercintah ini...
Suryaputra wrote: Sat Apr 29, 2023 22:50 Coba nonton film dokumenter yg dibuat mengagumkan oleh Al Gore (mantan VP US)

--------------------------------
Kemarin waktu mudik ke Bekasi dan Jakarta, sempat saya screenshot, dan lihat suhu "Feels like" nya

---------------------------------
Ini trit nyambung banget sama trit AC di sebelah :big_biglaugh:
qushay20019 wrote: Sat Apr 29, 2023 23:32
Apa akan seseram itu? Ya, seseram itu. Bukan “akan” lagi, tapi “udah”. seseram itu. Buktinya, extreme climate ini udah terjadi di semua belahan dunia. Kekeringan hebat taun lalu di California, disusul skrg banjir gede2an. Australia juga kebakaran hebat di 2021. Pakistan banjir 1 negara akhir taun lalu. COVID kena 1 bumi. Ini semua adalah direct & indirect result dari global heating (bukan “warming” doang) & climate chaos (bukan “change” doang).

Kapan hijrah? Saat ini. Terserah mo mulai dari mana. Pilih yg simpel2 aja dulu yg bisa dikerjakan diri sendiri secara konsisten. Di akhir dokumenternya Al Gore itu yg dikasih link di atas, ada banyak alternatif tindakan yg bisa kita pilih. Cukup satuuu aja tapi klo bisa konsisten sudah membantu kok. Klo buat ente solusi terbaiknya adalah beli mobil listrik, ya monggo, apalagi klo bisa pasang panel surya/ sumber renewable energy lain di rumah, itu keren deh.

Tapi bagi ane, mobil listrik bukan solusi yg baik dari sisi transportasi krn di +62 sumber energi terbesar buat nyuplai listrik nya itu masih fossil fuel. Mass rapid transport tetap solusi yg lebih masuk akal u.meredam pemanasan global, tapi ya liat sendiri kan kek mana para “pejabat” itu. Bagi ane, make & rawat mobil biar tuh mobil bisa > 10 taun ke atas itu solusi yg masuk akal buat di keluarga ane. Make oli long drain, biar kata mahal di awal, sangat membantu mengurangi volume limbah oli pertaun.
Solusi terbesar buat ane yg lagi ane lakuin sekarang yg paling gak feasible buat khalayak ramai: pindah negara & ganti life style 180 derajat. Ane tadinya di Indo kemana2 nyetir, skrg kemana2 nyeker/spedaan. Di Indo makan sapi/ ayam hampir tiap hari, skrg protein nabati aja. Di Indo gerah dikit nyalain AC, skrg tunggu ampe menggigil baru nyalain heater.

Tapi ya itu tadi, sesuaikan saja kondisi masing2 u.pilih kontribusi dalam rangka meredam global heating & climate chaos ini. CMIIW
Tebakan saya benar, nggak salah curhat disini. Om-om warga SM is dabes lah. Yang saya highlight dengan bold dan garis bawah adalah yang akan saya gosipin berikutnya. Nggak terpikir oleh saya ada 1 lagi solusi yang paling signifikan dan brillian dari "sekedar" mobil EV: Mass Rapid Transport (MRT). Mohon maklum jangan diomeli Om, karena saya akhir-akhir ini jarang naik transportasi umum semenjak kopid. Dulu sebelum kopid, saya ngantor dan ngekos di MT Haryono sederetan dengan Bank Bukopin. Dari situ kemana-mana naik busway. Bawa mobil ke daerah situ? Macet! mana pusing ganjil genap pula, plus masih gencar-gencarnya ngebangun tiang-tiang LRT yang sampai sekarang belum bisa jalan entah karena apa. Bener dan setuju, MRT (bukan cuma kereta ya, tapi istilah MRT secara global) memang paling efektif karena polusi per kapita yang dihasilkan akan rendah.
Ada tapinya nih Om-om:
Kalau MRT sukses, penjualan mobil kira-kira bakalan gimana? Kesuksesan MRT system tidak bisa dihindari akan menyebabkan penurunan penjualan mobil, setidaknya stagnan lah... Bukan karena tidak mampu, tetapi kebutuhan dan ketergantungan akan "benda tsb" menjadi berkurang. Lah iya kan. Ngapain punya mobil 4 tapi jarang dipake. Kalau semua orang, semua anggota keluarga hari-hari pakai MRT, yang kepake paling mentok 1 itupun pas weekend. 2 mobil udah banyak banget.
Padahal penjualan kendaraan bermotor secara tak sadar kadang menjadi "national pride" juga. Negara dengan penjualan mobil tinggi : "wah rakyatnya makmur ya, bisa beli mobil banyak banget". Selain itu, rantai produksinya juga memutar ekonomi secara signifikan juga. Belum lagi potensi investasi yang bertubi-tubi akan masuk. Apalagi negara kita sedang mencanangkan : "toward industrialization and manufacturing era - menuju era industrialisasi dan manufaktur".

Atau jangan-jangan..... pembangunan MRT system yang terkesan lambat ini ada campur tangan kepentingan juga? Ah, memang teori konspirasi yang satu selalu memancing teori konspirasi yang lain :big_smoking:
Seperti kata pepatah "Gosip adalah Fakta yang Tertunda"
Ini bener sih, dan mobilnya pun bukan sekedar LCGC/LMPV yang mementingkan bensin dan biaya perawatan irit, tapi luxury car yang memang lebih nyaman untuk weekend roadtrip jarak jauh seperti halnya di negara2 maju dgn public transport memadai. Alesan LCGC/LMPV laku disini ya emg salah satunya karena public transport jelek, jadi masyarakat butuh 'kaki' yang bikin penggunanya terlindung dari panas dan hujan saat daily commuting
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15537
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by ChZ »

sebenernya ane not a fan of film2 bertema future dystopia / apokaliptik gini krn bau propaganda baratnya berasa banget. emang nonton gini kita seakan didorong untuk makan mentah2 propaganda barat dan setuju apa aja kebijakan yang mereka keluarin.

tapi kalau ada 1 hal yang membawa humanity to extinction itu ya justru desire kita untuk survival. survival = mewariskan gen = reproduksi. ya beranak terus, makanya di negara2 yang woke sampe resesi seks segala karena mungkin need mereka udah nggak lagi soal survival, kesenjangan ekonomi rendah, masyarakat lebih introverted dan relasi antar orang jadi berkurang. sementara di negara dgn tingkat ekonomi yang timpang ya jalan terus. kan merasa hidupnya nggak secure, jadi need for survival = kebutuhan nge seks tinggi. statistik nya jelas kok negara dgn pertumbuhan penduduk tinggi justru kesenjangan sosialnya tinggi.

makanya sebenernya solusi sesungguhnya pemanasan global adalah "pengendalian" populasi. pengendalian itu kayak terdengar serem yah agenda konspirasi bill gates dll wkwkwkw tapi itu udah ada di indo sebenernya : KB itu kan program bagus untuk pengendalian populasi supaya tidak membludak dan berujung pemanasan global dan eksploitasi SDA berlebih. inget manusia lahir oek oek itu ya udah carbon footprint. napasnya keluarin CO2 :big_peace: nggak lebih clean dari mobil bensin modern emisi seorang manusia itu. not mentioning sumber makanan yang dipake dan pakaian juga wkwkwkwk.

nurut ane nggak usah kuatir yang gini2... bumi kita jutaan tahun udah ngalamin yang namanya zaman es dll. santai aja. alam itu punya mekanisme utk menyeimbangkan. kita manusia act nya ya jangan membuat alam nya justru makin sulit menyeimbangkan. misalnya ya pemerataan populasi. kadang mikir sih itu program macem transmigrasi ama KB jaman orba itu visioner sayang aja nggak dilanjutkan.

di indo problemnya over populasi di combo dengan tidak ratanya pembangunan... bencana alam itu nggak selalu "bencana" kok.

kenapa kok kota-kota tertentu banjir sebenernya kan karena daerah pesisir yang harusnya ga untuk housing malah dipake jadi rumah, ya jadi "bencana", terus overpopulasi bikin kebutuhan SDA dan rumah makin banyak = tanah makin turun juga. otomatis ya hujan dikit banjir. blom daerah resapan yang disulap jadi perumahan.

kalo ane sih udah berenti dengerin omongan politisi soal lingkungan... politisi itu punya kepentingan. transisi ke EV itu jelas banget kepentingannya lebih ke bisnis daripada lingkungan. kalau mau mikir sustainable dikit, ngerti kok menyelesaikan problem mobil dengan nambah mobil itu nggak masuk akal. pabrikan mobil nurut saya malah kalau sustainable ya bikin tuh revitalisasi mobil bekas, kasih insentif ke orang yang mau scrap mobilnya buat jadi spare parts. bangun sistem transportasi yang baik sehingga orang gak bergantung sama kendaraan pribadi.

tapi kan kalau politisi mikir nya lebih ke kapital yang dihasilkan, bayangin uang proyeknya segede apa bikin pabrik batre, pembebasan lahan, makanya semangat tuh kasih insentif EV. dr sisi business ownernya yah itu cost kecil lah dibanding investment puluhan trilyun.

sukses kaga? embuh, mereka jg gak ngerti makanya pabrikan tetep main aman bikin cheap cars pure gasoline yang affordable. kan pajak dll masuk dulu yang penting.

padahal mungkin buat toyota misalnya lebih profitable mereka bikin toyota camry 2003 sampe 20 tahun. makanya saya ada mikir toyota hesitant ke market EV karena secara itungan bisnis nggak masuk kalo ngubah semua platform mereka. sementara toyota operates nya kan selama ini pake 1 platform untuk 3 generasi ke depan. ya liat aja Kijang ama Corolla gimana.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
User avatar
darrelund
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1623
Joined: Mon Jun 04, 2018 13:35
Location: Jakarta

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by darrelund »

EV itu solusi instan buat pemerintahan yg males aja klo dimari mah

oe ga kontra sama EV, justru malah pengen :big_biglaugh:

skrg gimana mau pake EV klo mobil yg skrg ada di jalanan aja emisinya ugal"an semua?

minimal terapin aja dulu itu standar emisi yg bener kayak euro 6+, uji kelayakan emisi yg bener, tiap 1-2 tahun harus dicek & lulus sesuai tahun produksi kendaraan tsb.

klo ga lulus & owner gamau benerin ya lempar ke rongsok aja, terkesan kasar tapi diluar sana efektif

bahkan klo perlu kendaraan yg skrg compatible harus retrofit, hardware emission control

solar & dex digabung saja jadi bbm 1 jenis yg harganya reasonable dan bersih

apakah bikin standar begitu mahal? ya tentu saja, makanya EV dipake jadi solusi murah & instan :big_biglaugh:

jika hal tsb sudah dilakukan baru masuk akal utk ngomong EV

ini ud 2023 aja masih euro 4 aja susah minta ampun

masa kalah sama india yg penduduk bejibun gitu bisa BS6 yg setara EU6, banyaknya populasi bukan alasan lah :big_biglaugh:

klo emg males ya tentu banyak alasan

utk data perbandingan: https://www.eea.europa.eu/media/infogra ... dards/view
rakyatwkwkland
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 790
Joined: Sun Sep 01, 2019 9:45
Location: Jekardah
Daily Vehicle: K15B-4AT

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by rakyatwkwkland »

XMTdeluxe wrote: Sun Apr 30, 2023 4:58 Kalau MRT sukses, penjualan mobil kira-kira bakalan gimana? Kesuksesan MRT system tidak bisa dihindari akan menyebabkan penurunan penjualan mobil, setidaknya stagnan lah... Bukan karena tidak mampu, tetapi kebutuhan dan ketergantungan akan "benda tsb" menjadi berkurang. Lah iya kan. Ngapain punya mobil 4 tapi jarang dipake. Kalau semua orang, semua anggota keluarga hari-hari pakai MRT, yang kepake paling mentok 1 itupun pas weekend. 2 mobil udah banyak banget.
Padahal penjualan kendaraan bermotor secara tak sadar kadang menjadi "national pride" juga. Negara dengan penjualan mobil tinggi : "wah rakyatnya makmur ya, bisa beli mobil banyak banget". Selain itu, rantai produksinya juga memutar ekonomi secara signifikan juga. Belum lagi potensi investasi yang bertubi-tubi akan masuk. Apalagi negara kita sedang mencanangkan : "toward industrialization and manufacturing era - menuju era industrialisasi dan manufaktur".

Atau jangan-jangan..... pembangunan MRT system yang terkesan lambat ini ada campur tangan kepentingan juga? Ah, memang teori konspirasi yang satu selalu memancing teori konspirasi yang lain :big_smoking:
Seperti kata pepatah "Gosip adalah Fakta yang Tertunda"
Kalo tebakan ane, sekalipun public transport system di kota2 besar di Indo udah bagus, penjualan mobil akan tetap ngalir deras. Mungkin bener jadi lebih stagnan, tapi kalau sampai terdampak drastis rasanya tidak. Orang2 akan tetap beli mobil, yes. Buat apa? Buat kalau weekend mau ke mall sama keluarga, buat kalau mau liburan road trip keluar kota sama keluarga, buat mudik lebaran/natal tahun baruan sama keluarga, buat kalo mau kondangan rame2 sama sodara tetangga pak RT dll, buat kalau tengah malam ada yang sakit bisa langsung ngegas ke RS tanpa perlu cari2 taksi dulu, dan masih banyak kepentingan lainnya. Kemudian di hari biasa mereka akan meninggalkan mobil mereka di garasi masing2 dan pergi ke kantor/sekolah naik commuter line, MRT, LRT, transjak, dan sejenisnya.

Contoh nyata, cukup banyak orang2 yang ane temui kerja di tengah kota jakarta dan rumah di kota penyangga seperti bogor, bekasi, tangerang yang sudah menjalankan pola hidup seperti ini. Hari biasa mobil ditinggal di rumah, ke kantor naik commuter line aja, nanti weekend baru mobil keluar buat ngemall. Alasannya? Bengek boss bawa mobil/motor udah jarak jauh macet berjam2 pulak.

Oke, itu mungkin dari warga kota besar yang shifting ke public transport. Masalahnya ga semua orang akan shifting ke public transport kan? Ada kelompok2 tertentu yang mungkin akan lebih mudah kalau bawa kendaraan pribadi, misalnya orang yang mobilitas tinggi dan seharian kerjaannya harus keliling2 kota kaya sales rokok misalnya, ya itu mau gamau pasti harus bawa mobil. Ada juga mungkin orang2 yang misalnya sedang sakit/hamil yang akan lebih mudah kalau naik kendaraan pribadi. Ditambah lagi sebagus2nya jaringan public transport, rasanya akan tetap ada spot2 tertentu yang masih gak kejangkau oleh transportasi umum karena seperti kita ketahui orientasi pembangunan di negeri ini kan cenderung horizontal. Banyak jalan2 kecil/jalan komplek/jalan tikus yang saking banyaknya tentu akan ada sebagian kecil wilayah yang sulit dijangkau kendaraan umum. Nah orang yang aktivitasnya harus menyentuh wilayah seperti itu, pasti akan tetap bawa kendaraan pribadi.

Ditambah lagi, semakin bertumbuhnya ekonomi kita pasti mobil semakin bukan lagi menjadi barang mewah yang sulit digapai, yang mana juga berpotensi makin banyak warga desa atau penduduk kota kecil yang punya mobil, di mana memang di tempat2 seperti itu tentu ga akan pernah feasible buat bangun public transport system yang reliable karena memang kepadatan penduduk rendah. Jadi harusnya lumayan nolong juga biar angka penjualan mobil kita ga ambruk dan bahkan mungkin terus bertumbuh.
Atau jangan-jangan..... pembangunan MRT system yang terkesan lambat ini ada campur tangan kepentingan juga? Ah, memang teori konspirasi yang satu selalu memancing teori konspirasi yang lain :big_smoking:
Kalo udah ngomong konspirasi begini emang syulid sihh... Tapi menurut pemikiran bodoh ane ini yaa, rasanya apa gak kurang kerjaan pihak ATPM sampai ketar ketir dengan transportasi umum ini? Gatau ya kalau pikiran mereka lebih visioner. Tapi kalau kata ane perkembangan transportasi umum ini ga akan sampai mengancam sih, at least dalam waktu dekat. Kenapa? Karena untuk punya jaringan transportasi publik yang benar2 reliable, untuk Jakarta saja masih butuh waktu puluhan tahun lagi. Dan itu baru bahas Jakarta yang masih lebih ada harapan. Belum bahas kota besar lain seperti Surabaya, Bandung, Medan, dll yang mungkin kalau diceritain bakal bikin sedih dehh... Lama amat gann sampe puluhan tahun... Ente pesimis yah?? Bukan pesimis, tapi mari coba kita telaah perlahan2...

Ane ambil contoh jakarta. Mari kita lihat. Ini adalah jaringan transportasi umum berbasis rel di jakarta sekarang :
1.jpeg
Jalur rel yang dibangun di zaman sekarang (bukan warisan zaman belanda) adalah yang ane lingkari merah di bawah ini :
Inked1.jpg
Yang bukan ane lingkari merah adalah jalur KRL commuter line yang jalurnya udah pada ada dari zaman belanda. Jadi bukan jalur yang baru dibangun. Dan jalur2 yang ane lingkari merah itu adalah penambahan jalur yang di mulai dari tahun 2013, yaitu ketika MRT Jakarta pertama kali groundbreaking. Bayangkan, selama 10 tahun nambah jalurnya cuma segitu...

Wah gan, kurang tuhh... kan LRT jabodebek mau launching tahun ini...
Oke kita coba tambahin garisnya... pakai garis yang warna oranye...
InkedInkedInked1.jpg
Noh... Artinya dalam 10 tahun ini penambahan jalur adalah yang dilingkari merah dan yang garis oren.

Sementara itu, mungkin kalau mau sampai tahap masyarakat Jakarta sudah mayoritas mengandalkan transportasi umum mungkin kira2 jaringan transportasi publiknya harus sampai seperti ini :
img_01.png
Itu adalah jaringan rel kereta di tokyo, yang konon katanya udah bisa diandalkan oleh warga. Kebetulan jumlah penduduknya sama2 banyak seperti jabodetabek dan wilayahnya juga sama2 luas seperti jabodetabek.

Melihat penambahan jumlah jalur kereta yang ada, rasanya untuk bisa punya jaringan yang luar biasa panjang seperti di tokyo itu entah butuh berapa puluh tahun... Intinya menurut ane ya, masih butuh waktu yang sangat lama untuk warga kota besar di Indonesia bisa lepas dari kendaraan pribadinya. Pun jika tiba saatnya warga kota besar di Indonesia sudah mengandalkan transportasi umum, yang beli mobil itu tetap akan banyak untuk disimpan di garasi dan digunakan saat ada keperluan tertentu. Dengan catatan pola hidup orang Indonesia masih seperti sekarang ya. Kalau ternyata udah berubah, misalnya sekian puluh tahun lagi orang Indonesia jadi individualistis, atau misalnya malah jadi banyak yang gak menikah atau childfree, mungkin kebutuhan akan mobil pribadinya akan berubah...
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
rakyatwkwkland
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 790
Joined: Sun Sep 01, 2019 9:45
Location: Jekardah
Daily Vehicle: K15B-4AT

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by rakyatwkwkland »

darrelund wrote: Sun Apr 30, 2023 16:43
masa kalah sama india yg penduduk bejibun gitu bisa BS6 yg setara EU6, banyaknya populasi bukan alasan lah :big_biglaugh:

klo emg males ya tentu banyak alasan

utk data perbandingan: https://www.eea.europa.eu/media/infogra ... dards/view
Ini kalo ngomongin India emang sukses bikin kita malu sih oom... Negara yang katanya rakyatnya lebih jorok dari orang kita, klaksonnya lebih rame daripada kota2 besar di negara kita, dan pakai mobilnya lebih bar2 dari orang kita, tapi standard emisi mobil baru di sana dah sampe BS6... Mobil diesel baru abis ngisi solar ngisi cairan adblue udah biasa kali ya buat orang sono. Lah di kita, antara bio solar, dexlite, dan pertadex aja masih diributin :ngacir:
User avatar
darrelund
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1623
Joined: Mon Jun 04, 2018 13:35
Location: Jakarta

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by darrelund »

XMTdeluxe wrote: Sun Apr 30, 2023 4:58 MRT sukses, penjualan mobil kira-kira bakalan gimana? Kesuksesan MRT system tidak bisa dihindari akan menyebabkan penurunan penjualan mobil, setidaknya stagnan lah... Bukan karena tidak mampu, tetapi kebutuhan dan ketergantungan akan "benda tsb" menjadi berkurang. Lah iya kan. Ngapain punya mobil 4 tapi jarang dipake. Kalau semua orang, semua anggota keluarga hari-hari pakai MRT, yang kepake paling mentok 1 itupun pas weekend. 2 mobil udah banyak banget.
Padahal penjualan kendaraan bermotor secara tak sadar kadang menjadi "national pride" juga. Negara dengan penjualan mobil tinggi : "wah rakyatnya makmur ya, bisa beli mobil banyak banget". Selain itu, rantai produksinya juga memutar ekonomi secara signifikan juga. Belum lagi potensi investasi yang bertubi-tubi akan masuk. Apalagi negara kita sedang mencanangkan : "toward industrialization and manufacturing era - menuju era industrialisasi dan manufaktur".

Atau jangan-jangan..... pembangunan MRT system yang terkesan lambat ini ada campur tangan kepentingan juga? Ah, memang teori konspirasi yang satu selalu memancing teori konspirasi yang lain :big_smoking:
Seperti kata pepatah "Gosip adalah Fakta yang Tertunda"
klo diliat dari negara laen yg transpor umum banyak / bahkan ada yg gratis

penjualan mobil ttp tinggi, karena banyak faktor seh um

bisa karena utk mobilisasi bawa barang / penumpang banyak, gengsi, car enthusiast dll

dan memang beda kebutuhan jg um

ada tempat" yg memang hanya bisa diakses oleh kendaraan pribadi

itu sih asumsi oe
Salvanost
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2936
Joined: Fri Dec 14, 2012 13:44

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by Salvanost »

kendibocor wrote: Sun Apr 30, 2023 4:18 Masalah climate change ini menarik. Gw ikutin podcast joe rogan, ada beberapa episode yg ngomongin climate change. Selalu yg dibahas kaitannya dengan keberadaan manusia yg menyebabkan polusi. Baik yg pro vs kontra climate change disebabkan manusia sama2 punya data. Sama2 datanya valid tp entah apakah keduanya cherrypick data atau tidak.

Mengenai pertanyaan om TS ttg persiapan kalo sampe terjadi perubahan iklim yg extreme saya pribadi sih jujur ga ada persiapan apa2. What can you do in the face of mother nature wrath? Mau bikin bunker macem apocalypse preppers di amrik ga ada kepikiran sama sekali. Menghadapi tantangan hidup sehari2 (nyari duit) aja uda pusing hahaha...

Mengenai EV saya sih tetap pada pandangan saya bahwa EV itu ga bakalan bisa menggantikan ICE. Keduanya akan sama2 ada terutaman di negara2 berkembang macem indo yg rata2 buying powernya masih jauh dibanding rata2 negara maju.
kita ga bisa ngapa2in om,
dalam 12 tahun (tahun 2011) populasi naik dari 7m jadi 8m(tahun 2023)
kurang cepat apa dalam 12 tahun populasi nambah 1miliar?
itu masih belum dikurangin sama jumlah kematian global 12 tahun 600jutaan

artinya
tahun 2011 total populasi 7miliar
selama 12 tahun meninggal 600juta orang (50juta pertahun)
selama 12 tahun lahir 1600 juta orang(125juta pertahun),
tahun 2023 total jadi 8miliar populasi
6376fa7acfcbc.jpg
2011-2023 ada 1.6miliar generasi baru
kalau 2023-2035 nambah lagi 1.4miliar generasi baru,
berarti dalam waktu kurang dari 25 tahun sudah muncul 3 miliar generasi baru

dijamin kalau dalam 25 tahun muncul 3 miliar generasi baru perlu dikasih makan, tempat tinggal dan segala kebutuhan hidup
pasti ada perubahan besar yg terjadi nantinya di masa depan
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
pengendiesel
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1558
Joined: Sun May 22, 2016 4:20

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by pengendiesel »

Kalo menurut relasi saya yang berkecimpung di dunia public transport salah satu negara maju di asia, pengadaan mrt itu tidak efektif KALO TIDAK DIBARENGI dengan kebijakan untuk "membunuh" kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi.

Denger2 di singapore, izin untuk bikin sebuah mobil jadi on the road sudah di angka 1 em. Ini di luar harga mobilnya sendiri. Misal lcgc harga 200 juta, maka pembeli harus rogoh kocek 1 em + 200 juta. ERP di mana2. Parkir super mahal. Sehingga orang yang mau beli or pake mobil sudah merasa gak worth it duluan,maka beralihlah ke mrt.
kendibocor
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 3405
Joined: Mon Aug 10, 2015 13:13
Location: Jakarta

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by kendibocor »

Salvanost wrote: Sun Apr 30, 2023 19:32
kendibocor wrote: Sun Apr 30, 2023 4:18 Masalah climate change ini menarik. Gw ikutin podcast joe rogan, ada beberapa episode yg ngomongin climate change. Selalu yg dibahas kaitannya dengan keberadaan manusia yg menyebabkan polusi. Baik yg pro vs kontra climate change disebabkan manusia sama2 punya data. Sama2 datanya valid tp entah apakah keduanya cherrypick data atau tidak.

Mengenai pertanyaan om TS ttg persiapan kalo sampe terjadi perubahan iklim yg extreme saya pribadi sih jujur ga ada persiapan apa2. What can you do in the face of mother nature wrath? Mau bikin bunker macem apocalypse preppers di amrik ga ada kepikiran sama sekali. Menghadapi tantangan hidup sehari2 (nyari duit) aja uda pusing hahaha...

Mengenai EV saya sih tetap pada pandangan saya bahwa EV itu ga bakalan bisa menggantikan ICE. Keduanya akan sama2 ada terutaman di negara2 berkembang macem indo yg rata2 buying powernya masih jauh dibanding rata2 negara maju.
kita ga bisa ngapa2in om,
dalam 12 tahun (tahun 2011) populasi naik dari 7m jadi 8m(tahun 2023)
kurang cepat apa dalam 12 tahun populasi nambah 1miliar?
itu masih belum dikurangin sama jumlah kematian global 12 tahun 600jutaan

artinya
tahun 2011 total populasi 7miliar
selama 12 tahun meninggal 600juta orang (50juta pertahun)
selama 12 tahun lahir 1600 juta orang(125juta pertahun),
tahun 2023 total jadi 8miliar populasi

6376fa7acfcbc.jpg

2011-2023 ada 1.6miliar generasi baru
kalau 2023-2035 nambah lagi 1.4miliar generasi baru,
berarti dalam waktu kurang dari 25 tahun sudah muncul 3 miliar generasi baru

dijamin kalau dalam 25 tahun muncul 3 miliar generasi baru perlu dikasih makan, tempat tinggal dan segala kebutuhan hidup
pasti ada perubahan besar yg terjadi nantinya di masa depan
Ane pernah baca artikel ada yg estimasi jumlah populasi max yg bisa ditampung bumi agar tetap sustainable hanya sekitar 10 milyar aja. Bentaran lg jg nyampe segitu. Kayaknya ada manfaatnya jg negara2 asia timur kayak jepang, china, penduduknya pd gamau punya anak banyak2. Masalahnya yg berpendidikan rendah ini yg beranak mulu macem tikus. Blm brp lama ini ada berita ibu2 kasih makan bayinya kertas karena ga punya duit, tp anaknya 8 orang :big_dunno: prinsipnya masih "banyak anak banyak rejeki" atau "anak ada rejekinya masing2". Lah tuh bayi rejekinya makan kertas apa :big_slap:

Fenomena ginian ga cuma di negara wakanda kita tercinta ini aja, negara2 afrika jg yg miskin2 penduduknya rata2 anaknya pada banyak2. Gw pernah ntn tuh ttg documentary burundi (negara termiskin di dunia), 1 keluarga penghasilan bapaknya cuman 10 dollar sebulan, anak 8. Tinggal dlm 1 ruangan doang 10 orang. Uda ada anaknya meninggal 2 orng karena kelaparan. Uda hidup kaya gitu tetep aja bisa bikin anak sampe 8 orang :big_biglaugh:
2022 KS Smartstream 1.5G MPi
2022 DM Skyactiv-G PE-VPS
2019 DJ Skyactiv-G P5 VPS
2016 F30 B48B20
MSU
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1487
Joined: Sun Jan 06, 2019 2:51
Location: INA
Daily Vehicle: Diesel

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by MSU »

fansdiesel wrote: Sun Apr 30, 2023 1:57 Daripada the day after tomorrow lebih baik ada wabah zombie apocalypse kayak I am legend aja , bumi langsung hijau :big_biglaugh:
Dulu covid itu gw kira udh kayak apocalypse om...rumah sakit full...oksigen kurang..ambulans udh mondar mandir mulu
Itu jamannya punya uang pun percuma ga dpt kamar di RS...syukurlah udh lewat
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15537
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by ChZ »

kendibocor wrote: Mon May 01, 2023 3:20 Blm brp lama ini ada berita ibu2 kasih makan bayinya kertas karena ga punya duit, tp anaknya 8 orang :big_dunno: prinsipnya masih "banyak anak banyak rejeki" atau "anak ada rejekinya masing2". Lah tuh bayi rejekinya makan kertas apa :big_slap:
ironis ya mbah, tp kemiskinan emang vicious cycle :big_childish:

blom tekanan perempuan buat menikah di indo itu keras banget. kalo tinggal di kota macem jakarta sih skrg 35 blom kawin juga kaga terlalu diributin. yang ribut cuma kalo pulkam ketemu keluarga gede wkwkwkwkw.

di kampung 17 tahun blom ada calon keknya udah buru2 mau dijodohin. dulu sih keknya masih bocah jg bisa dijodoin saking miskinnya. ampun. lakinya kerja apa jg kadang blom jelas serabutan maen dijodohin aja jadilah siklus kemiskinan itu :big_bored:

pdhl mah implikasinya gini justru karena miskin beranak terus = gizi anak anaknya buruk = tumbuh kembangnya jadi nggak maksimal dicampur pendidikan yang buruk = kemampuan berlogikanya jelek = akhirnya ya kawin punya anak banyak lagi.

faktor faktornya banyak sih... mau sebut salah satu faktornya nyenggol agak sensitif jd jangan. wkwkwkwkw.

mengubahnya gimana? yah sulit dikasih pendidikan jg otaknya gak nyampe karena gizi buruk tadi. mungkin baru bisa berubah sampe pada titik terjadi konflik sosial akibat membludaknya populasi di kampung / desa tersebut...

sering sih kek 1 rumah akhirnya jadi toxic karena sampe anak cucu cicit yang sebanyak itu tinggal di 1 atap semua. mo beli rumah gak bisa makan aja mikir, uang otomatis kalo gak ngutang sodara ngutang tetangga ribut ribut sendiri dah. ujungnya ga kuat merantau ke kota besar, dan terjadilah konflik dan segala jenis permasalahan sosial.

termasuk daerah yang harusnya bukan tempat tinggal, ditinggalin, terus sama politisi yang mau maju digoreng tuh incumbent kok maen gusar gusur :big_bored: sayangnya cuma jadi gorengan, abis itu nasibnya kaga dipeduliin. wkwkwkwkkw.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
User avatar
darrelund
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1623
Joined: Mon Jun 04, 2018 13:35
Location: Jakarta

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by darrelund »

rakyatwkwkland wrote: Sun Apr 30, 2023 16:49
darrelund wrote: Sun Apr 30, 2023 16:43
masa kalah sama india yg penduduk bejibun gitu bisa BS6 yg setara EU6, banyaknya populasi bukan alasan lah :big_biglaugh:

klo emg males ya tentu banyak alasan

utk data perbandingan: https://www.eea.europa.eu/media/infogra ... dards/view
Ini kalo ngomongin India emang sukses bikin kita malu sih oom... Negara yang katanya rakyatnya lebih jorok dari orang kita, klaksonnya lebih rame daripada kota2 besar di negara kita, dan pakai mobilnya lebih bar2 dari orang kita, tapi standard emisi mobil baru di sana dah sampe BS6... Mobil diesel baru abis ngisi solar ngisi cairan adblue udah biasa kali ya buat orang sono. Lah di kita, antara bio solar, dexlite, dan pertadex aja masih diributin :ngacir:
aplg klo ud liat industri otomotif india bikin werrrwerrrwerrr

mahindra, tata etc etc

liat aja di indo, yg tadinya CKD dimari skrg ambilnya dari india semua :big_biglaugh:

coba dimari pada disuru pke adblue, yg ada malah nuduh pemerintah nyusahin rakyat :big_biglaugh:

padahal mah refillnya jg klo tank gede bisa 7-10rb km sekali

btw jangankan mobil

SDM aja india lebi advance, aplg sisi IT. mau yg riil kerja & scam call center

ceo microsoft & google kan org india tuuh :big_biglaugh:
User avatar
indrasir
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 223
Joined: Fri Jun 08, 2012 4:22
Location: South Jakarta

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by indrasir »

Salvanost wrote: Sun Apr 30, 2023 19:32
kendibocor wrote: Sun Apr 30, 2023 4:18 Masalah climate change ini menarik. Gw ikutin podcast joe rogan, ada beberapa episode yg ngomongin climate change. Selalu yg dibahas kaitannya dengan keberadaan manusia yg menyebabkan polusi. Baik yg pro vs kontra climate change disebabkan manusia sama2 punya data. Sama2 datanya valid tp entah apakah keduanya cherrypick data atau tidak.

Mengenai pertanyaan om TS ttg persiapan kalo sampe terjadi perubahan iklim yg extreme saya pribadi sih jujur ga ada persiapan apa2. What can you do in the face of mother nature wrath? Mau bikin bunker macem apocalypse preppers di amrik ga ada kepikiran sama sekali. Menghadapi tantangan hidup sehari2 (nyari duit) aja uda pusing hahaha...

Mengenai EV saya sih tetap pada pandangan saya bahwa EV itu ga bakalan bisa menggantikan ICE. Keduanya akan sama2 ada terutaman di negara2 berkembang macem indo yg rata2 buying powernya masih jauh dibanding rata2 negara maju.
kita ga bisa ngapa2in om,
dalam 12 tahun (tahun 2011) populasi naik dari 7m jadi 8m(tahun 2023)
kurang cepat apa dalam 12 tahun populasi nambah 1miliar?
itu masih belum dikurangin sama jumlah kematian global 12 tahun 600jutaan

artinya
tahun 2011 total populasi 7miliar
selama 12 tahun meninggal 600juta orang (50juta pertahun)
selama 12 tahun lahir 1600 juta orang(125juta pertahun),
tahun 2023 total jadi 8miliar populasi

6376fa7acfcbc.jpg

2011-2023 ada 1.6miliar generasi baru
kalau 2023-2035 nambah lagi 1.4miliar generasi baru,
berarti dalam waktu kurang dari 25 tahun sudah muncul 3 miliar generasi baru

dijamin kalau dalam 25 tahun muncul 3 miliar generasi baru perlu dikasih makan, tempat tinggal dan segala kebutuhan hidup
pasti ada perubahan besar yg terjadi nantinya di masa depan
Kalau liat proyeksi peningkatan populasi yg om sampaikan, ane jadi inget film Avenger the Endgame, dimana di film tersebut Thanos menyatakan bahwa kelebihan populasi manusia itu akan menyebabkan kerusakan alam dengan perebutan sumber daya yang terbatas, makanya populasinya harus dibinasakan separuh agar keseimbangan alam terjaga. Masalah hal tersebut benar atau tidak, biarlah itu jadi polemik. Tapi kalau lihat sejarah, sepertinya alam punya mekanisme sendiri untuk menjaga kestabilan lingkungannya, entah bersumber dari alam ataupun bersumber dari manusia itu sendiri. Contoh: jaman dulu ada wabah penyakit yang tidak ada obatnya saat itu yang memusnahkan populasi manusia cukup besar, beberapa perang dengan jangka waktu yang lama di berbagai tempat di dunia (terakhir perang dunia I & II jumlah korbannya sampai jutaan), bencana alam seperti letusan gunung berapi dengan tingkat kerusakan dan korban yang cukup masif.

Kalau saat ini, yang ditakutkan adalah apakah konflik2 antar negara yang terjadi saat ini akan memicu PD III yang akan menimbulkan kerusakan dan korban besar. Namun kalau melihat dari PDI & II, walaupun ada kerusakan, tetapi timbul keseimbangan alam baru dan ada bangsa/negara yang diuntungkan pasca perang tersebut.
kendibocor
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 3405
Joined: Mon Aug 10, 2015 13:13
Location: Jakarta

Re: The Day After Tomorrow : apakah akan menjadi nyata?

Post by kendibocor »

darrelund wrote: Mon May 01, 2023 8:24
rakyatwkwkland wrote: Sun Apr 30, 2023 16:49
darrelund wrote: Sun Apr 30, 2023 16:43
masa kalah sama india yg penduduk bejibun gitu bisa BS6 yg setara EU6, banyaknya populasi bukan alasan lah :big_biglaugh:

klo emg males ya tentu banyak alasan

utk data perbandingan: https://www.eea.europa.eu/media/infogra ... dards/view
Ini kalo ngomongin India emang sukses bikin kita malu sih oom... Negara yang katanya rakyatnya lebih jorok dari orang kita, klaksonnya lebih rame daripada kota2 besar di negara kita, dan pakai mobilnya lebih bar2 dari orang kita, tapi standard emisi mobil baru di sana dah sampe BS6... Mobil diesel baru abis ngisi solar ngisi cairan adblue udah biasa kali ya buat orang sono. Lah di kita, antara bio solar, dexlite, dan pertadex aja masih diributin :ngacir:
aplg klo ud liat industri otomotif india bikin werrrwerrrwerrr

mahindra, tata etc etc

liat aja di indo, yg tadinya CKD dimari skrg ambilnya dari india semua :big_biglaugh:

coba dimari pada disuru pke adblue, yg ada malah nuduh pemerintah nyusahin rakyat :big_biglaugh:

padahal mah refillnya jg klo tank gede bisa 7-10rb km sekali

btw jangankan mobil

SDM aja india lebi advance, aplg sisi IT. mau yg riil kerja & scam call center

ceo microsoft & google kan org india tuuh :big_biglaugh:
Di amrik ras yg rata2 penghasilannya paling tinggi adalah orang india :big_grin:

https://www.google.com/amp/s/m.economic ... 623601.cms
indrasir wrote: Mon May 01, 2023 9:19
Salvanost wrote: Sun Apr 30, 2023 19:32
kendibocor wrote: Sun Apr 30, 2023 4:18 Masalah climate change ini menarik. Gw ikutin podcast joe rogan, ada beberapa episode yg ngomongin climate change. Selalu yg dibahas kaitannya dengan keberadaan manusia yg menyebabkan polusi. Baik yg pro vs kontra climate change disebabkan manusia sama2 punya data. Sama2 datanya valid tp entah apakah keduanya cherrypick data atau tidak.

Mengenai pertanyaan om TS ttg persiapan kalo sampe terjadi perubahan iklim yg extreme saya pribadi sih jujur ga ada persiapan apa2. What can you do in the face of mother nature wrath? Mau bikin bunker macem apocalypse preppers di amrik ga ada kepikiran sama sekali. Menghadapi tantangan hidup sehari2 (nyari duit) aja uda pusing hahaha...

Mengenai EV saya sih tetap pada pandangan saya bahwa EV itu ga bakalan bisa menggantikan ICE. Keduanya akan sama2 ada terutaman di negara2 berkembang macem indo yg rata2 buying powernya masih jauh dibanding rata2 negara maju.
kita ga bisa ngapa2in om,
dalam 12 tahun (tahun 2011) populasi naik dari 7m jadi 8m(tahun 2023)
kurang cepat apa dalam 12 tahun populasi nambah 1miliar?
itu masih belum dikurangin sama jumlah kematian global 12 tahun 600jutaan

artinya
tahun 2011 total populasi 7miliar
selama 12 tahun meninggal 600juta orang (50juta pertahun)
selama 12 tahun lahir 1600 juta orang(125juta pertahun),
tahun 2023 total jadi 8miliar populasi

6376fa7acfcbc.jpg

2011-2023 ada 1.6miliar generasi baru
kalau 2023-2035 nambah lagi 1.4miliar generasi baru,
berarti dalam waktu kurang dari 25 tahun sudah muncul 3 miliar generasi baru

dijamin kalau dalam 25 tahun muncul 3 miliar generasi baru perlu dikasih makan, tempat tinggal dan segala kebutuhan hidup
pasti ada perubahan besar yg terjadi nantinya di masa depan
Kalau liat proyeksi peningkatan populasi yg om sampaikan, ane jadi inget film Avenger the Endgame, dimana di film tersebut Thanos menyatakan bahwa kelebihan populasi manusia itu akan menyebabkan kerusakan alam dengan perebutan sumber daya yang terbatas, makanya populasinya harus dibinasakan separuh agar keseimbangan alam terjaga. Masalah hal tersebut benar atau tidak, biarlah itu jadi polemik. Tapi kalau lihat sejarah, sepertinya alam punya mekanisme sendiri untuk menjaga kestabilan lingkungannya, entah bersumber dari alam ataupun bersumber dari manusia itu sendiri. Contoh: jaman dulu ada wabah penyakit yang tidak ada obatnya saat itu yang memusnahkan populasi manusia cukup besar, beberapa perang dengan jangka waktu yang lama di berbagai tempat di dunia (terakhir perang dunia I & II jumlah korbannya sampai jutaan), bencana alam seperti letusan gunung berapi dengan tingkat kerusakan dan korban yang cukup masif.

Kalau saat ini, yang ditakutkan adalah apakah konflik2 antar negara yang terjadi saat ini akan memicu PD III yang akan menimbulkan kerusakan dan korban besar. Namun kalau melihat dari PDI & II, walaupun ada kerusakan, tetapi timbul keseimbangan alam baru dan ada bangsa/negara yang diuntungkan pasca perang tersebut.
Spesies yg paling banyak menghasilkan carbon footprint, limbah, polusi adalah manusia. Ultimate solution biar global warming ga makin cepet terjadi adalah jgn nambah manusia banyak2. Gimana caranya ini yg selalu kontroversial. Reproduksi adalah hak asasi manusia jd ga mungkin jg dilarang. Nah makanya drpd susah2 brainwash orang suruh beralih ke renewable energy padahal chain supply energynya kadang masih pake fossil fuel mending edukasi tuh 1 dunia jgn punya anak banyak2 :big_biglaugh:

Mengenai WW3 bakalan banyak yg bisa mencetuskan. Kalo skala perang ukraina-russia meluas dan sampe amrik turun tangan langsung head to head ma russia pasti dijamin bakalan WW3. Dari sisi ekonomi bisa aja nih BRICS yg uda komitmen gamau pake dollar (entah bisa atau tidak), amrik pasti ga bakalan tinggal diam sih kalo dollar sampe dilungsurkan yg bakalan jd goncangan hebat di perekonomian mereka. Itu baru kemungkinan dari perebutan kekuasaan dan ekonomi, blm lagi kalo ngomongin essential resources macem air bersih dll. Sekarang kita masih take it for granted hal2 remeh macam akses air bersih, tp berita kekeringan diseluruh dunia makin sering kedengeran. Kalo dengerin podcast2 di spotify mengenai masalah air bersib ini sih suram banget hahaha. Bukan ga mungkin 50-100 thn lg akses air bersih bakalan jadi hal mewah bwat manusia.
Kalo resources makin depleted ya siap2 aja akan terjadi perebutan sumber daya tsb entah apapun bentuknya.
2022 KS Smartstream 1.5G MPi
2022 DM Skyactiv-G PE-VPS
2019 DJ Skyactiv-G P5 VPS
2016 F30 B48B20