Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

akulemu
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 281
Joined: Wed Jun 13, 2012 9:11
Location: Persebaya sampe tuek
Daily Vehicle: Venturer + cx9 sky + mobilio rs mt

Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by akulemu »

The Case Is Opened

Image
Image
Image
Image
Image

Ketika 2016 CX9 Sky meluncur, khususnya di Amerika, semua North American reviewer yang saya tahu di Youtube berkonklusi bahwa CX9 adalah medium SUV yang sangat baik.

Space dari ketiga kabinnya dianggap masih masuk akal bagi caucasian, plus material dan fit finishnya dinilai melampaui kelas saingannya di price range yang sama. CX9 juga mendapat bintang 5 dari berbagai pengujian keamanan. Segala fitur kepraktisan dan keamanan telah memenuhi segala checklist seorang soccer mom. Dan sebagai family hauler, performa mesin dan terutama driving dynamics nya adalah yang tidak disangka bisa ada di longest medium SUV available, 5075 MM in length.

Prediksi positif bagi masa depan CX9 di US ada di setiap review. Melihat masyarakat sudah terlalu lama mendengar nama itu-itu saja yang sudah ada semacam Toyota Highlander, Honda Pilot, Ford Explorer, maka CX9 dianggap akan membuat para calon pembeli mudah beralih dari pilihan mainstream selama ini. Kalau reviewer sudah positif seharusnya masyarakat juga positif kan? To be continued...



The Case For Comparison

Image
Image

Skip ke tahun-tahun berikutnya 2017 dan 2019, secara berurutan VW dan KIA dengan Atlas dan Telluride nya menggebrak pasar medium SUV Amerika. Merk-merk yang sudah established tadi seperti melirik sinis, khususnya ke oknum paling recent, artis Kpop yang mengusik kestabilan Hollywood selama ini. Bentuk keduanya boxy dan roomy, ditambah mereka masih menawarkan pilihan V6: thirsty and heavy, like most American. Dan agility isn't a priority. Hal-hal itu membuat keduanya di welcome bagai war hero coming home from Vietnam.

VW dan KIA sebelumnya tidak pernah memproduksi a proper American mid-size SUV, yet Atlas dan Telluride disambut seperti masyarakat sudah mengenalinya sejak lama. They hardly know them, but they spend money anyway for their love in the first sight.

Lalu apa kabar si dynamic & sporty, 3-row-approved CX9, 2016-wonderkid yang dinilai bakal menjadi tough contender?



The Case For Sales

Sumber: carsalesbase.com
Image

Di atas adalah angka penjualan CX9 di US 3 tahun sejak diluncurkan. Kalau dilihat, meskipun stagnan, secara angka sekilas tidak buruk, apalagi kalau perbandingannya adalah angka sales mobil di Indonesia, yaitu sedikit lebih tinggi dari penjualan Suzuki Ertiga pada 2019. Namun mari kita melihat data sales mobil di Amerika.

Ford Explorer
Image
Image
Image

Di atas adalah angka sales sebagian pemegang status quo mid-suv di US 3 tahun terakhir yang rajanya adalah Ford Explorer disusul Honda Pilot dan Toyota Highlander.

Kalau 2017 penjualan Explorer 271.000 unit dan CX9 adalah 26.000 unit, maka bisa dibilang hantaman si rookie tidak terasa. Mungkin ada argumen "Kan CX9 skyactiv baru muncul, perlu pengenalan market dulu." Tapi itu tidak membantah stagnan nya penjualan CX9 di tahun-tahun berikutnya. Bandingkan dengan penjualan the same rookies, VW Atlas dan KIA Telluride, di gambar berikut ini.

Image
Image

Penjualan Atlas di tahun pertama sama dengan CX9, namun langsung melonjak tajam di tahun keduanya, dan di tahun ketiganya benar-benar meledak. Bahkan Telluride di tahun debutnya tidak pakai pemanasan, langsung menggebrak dengan angka nyaris 60.000 unit.

Sangking dahsyatnya penjualan kedua SUV ini di tahun 2019, sampai-sampai efeknya jelas terlihat di angka penjualan the glorious Ford Explorer yang merosot tajam di tahun tersebut. Bisa dibilang pula Highlander dan Pilot juga terkena ceruknya melihat angka mereka di 2019.

Apa yang salah dengan CX9? Good reviews almost everywhere, tapi tidak tercermin di penjualan.

Image
Image

Kalau melihat angka-angka SUV sales di US tadi, sebenarnya ada hal yang sama terjadi di SUV Indonesia. CRV tidak perlu didebat adalah SUV monokok terpopuler, dan CX5 adalah promising challenger nya. Menurut data Gaikindo, penjualan CRV di 2019 adalah 10.060 unit dan CX5 adalah 1769 unit. Bandingkan dengan Wuling Almaz, yang jauh lebih muda daripada Mazda, namun penjualan spektakuler nya yang sebesar 9.743 di tahun yang sama membuat Wuling SUV ini face to face langsung dengan old establishment.

Pola apa yang terbentuk dari kisah ini?



The Case For Dimension

Image
Image

Kritikan terhadap CX9 di US salah satunya adalah perbandingan dimensi panjang keseluruhan dengan legroom. Telluride memiliki panjang keseluruhan 5000 MM, lebih pendek 7.5 CM dari CX9. Namun yang mindblowing adalah ternyata Telluride memiliki combined legroom lebih besar 17 CM! (sumber: https://youtu.be/qL4yPLwOchs) Saya berpikir dimana gerangan hilangnya legroom sebesar itu di mobil yang lebih panjang?

Saya pernah mengatakan di ownership review CX9 viewtopic.php?f=19&t=29081 bahwa saya senang sekali dengan dimensi interior mobil saya. Dan saya juga menulis bahwa design CX9 yang sleek tidak mengurangi legroom. Tapi sekarang saya baru sadar setelah melihat car spec di US, bahwa CX9 memiliki dimensi overall yang terlalu besar dibanding space interiornya. Rupanya saya merasa interiornya spacious hanya karena saya naik kelas dari compact SUV ke mid-size SUV, bukannya membandingkannya dengan kelas yang sama.



The Case For Common Sense

Match Result: Space 1 VS 0 Driving Dynamics

Space wins. Kelegaan selalu menjadi kesadaran utama konsumen dalam memilih. Dan kalaupun bukan hanya soal kelegaan, maka itu bisa soal harga lebih murah, tech gimmicks, jangkauan service center, brand recognition, tapi tidak pernah tentang fun to drive over those things.

Bisa dibilang percuma menyematkan sporty handling di sebuah mobil orang kebanyakan. Biaya riset teknologinya bisa lebih mahal dibanding ongkos survey keinginan pasar, dan ternyata investasi lebih mahal tersebut kurang mendatangkan revenue selaras dengan mahalnya R&D.

Image

"Bro cerewet banget sih lu? Kan enak buat kita customer, jadi banyak pilihan. Biarin aja mereka buang duit." Sebetulnya ada benarnya kita mendengar suara majority yang suka spaciousness itu dan tidak termakan iklan sporty handling. Tanah mahal karena lebarnya, apartemen nyaman karena luasnya. Ada salesperson yang hebat, bisa menjual apartemen sempit dengan harga tinggi dengan menonjolkan hal-hal lain. Masalahnya, hal-hal lain itu ternyata tidak lebih penting daripada space, dan penyesalan merasuki kemudian setelah buyer beberapa lama menempatinya.

"Terus anda sendiri kan beli CX9 yang sedang dibahas ini? Anda mengaku kena bujuk skyactiv?" Kalau saya termakan marketing driving dynamics dan menghiraukan space, tentu saya akan beli CX5 over CRV or Almaz or Xtrail. Tapi saya beli CX9. Kenapa?

Alasannya sama seperti kenapa orang beli 1 unit BMW X7 padahal duitnya bisa untuk 5 unit Fortuner. Saya pilih CX9 bukan semata karena sporty drivingnya, tapi lebih kepada mobil ini adalah mobil "naik kelas", dengan kata lain higher trim than most. Sportiness 'kebetulan' ada pada pilihan naik kelas ini.



The Case For Sportiness

Image
Image
Image

Sporty driving bisa dikatakan silver ware saat makan steak, asik kalau ada, namun yang benar-benar dinikmati adalah dagingnya.

Jadi kalau seumpama ada orang membeli M series, Brabus line, Type R, yang semuanya memiliki exceeding driving dynamics, sebenarnya alasan mereka bukanlah ingin burnin' rubber at every traffic light atau ingin pushing lateral G in every corner setiap kali berkendara, tapi semata-mata karena the pride of having luxury brand or highest trim than others. Dan highest trim cenderung memenuhi lebih banyak aspek termasuk driving dynamics, tapi dia bukanlah faktor utama.



The Case For Medium Class

Image

Lalu apa artinya bagi pemakai mobil kebanyakan, medium trim, atau non luxury brand? Mereka tidak boleh terjebak di alam pikiran yang tidak apa-apa mendapat silver ware nya saja karena tidak bisa memesan paket steak fine dining secara utuh. Driving dynamics sebenarnya hanya salah satu unsur dari mobil premium yang coba di adopsi oleh produsen ke dalam mobil trim menengahnya untuk menarik konsumen berpikir "I buy a better car for the similar price."

Dengan budget harga mobil kelas menengah, konsumen tidak bisa memiliki segalanya. Jika memilih driving dynamics sebagai faktor utama, maka banyak hal harus dikorbankan. Banyak karena riset nya panjang dan mahal, semua aspek mobil dihitung untuk mencapai akurasi dalam berkendara. Bagi Mazda, diperlukan 10 tahun r&d untuk menelurkan skyactiv line-up (sumber: https://www.wardsauto.com/technology/ho ... logy-works. Mulai dari mesin, transmisi, body, sampai chassis. Too much things in one take.

Jika konsumen giveup driving dynamics untuk hal lain, maka yang di take cenderung lebih banyak. Kok bisa? Contoh di US khususnya terjadi di Telluride. Konsumen tidak hanya mendapat spaciousness, namun harganya juga lebih murah dibanding the sporty contender nya (Telluride SX USD 42.585
vs CX9 Signature USD 46.315). KIA tinggal membuat platform SUV favorit yang sudah ada: (1). Boxy equals headroom & legroom (2). Don't kill V6. Tidak perlu riset berkepanjangan dan menaruh biayanya di ongkos produksi. Tidak ada makan siang gratis, konsumenlah yang membayar riset mereka.



Case Closed

Image
Image

Moral value nya adalah, ada yang hal mendasar yang perlu dipahami semua calon pembeli mobil dengan melihat angka penjualan CX9 di US dan CX5 di Indonesia yang aneh karena tidak sehebat kualitas barangnya. Pesannya yaitu they don't sell because, in the end, people don't want sportiness in mid-level car and so should we. Taruhlah harapan sporty driving pada mobil mahal impian sekalian, tapi jangan pernah pada mobil harian, sejujurnya kita tidak benar-benar menyukainya.
Cars have soul.
gadjahalphien
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 457
Joined: Tue Oct 25, 2016 0:53
Daily Vehicle: Sepeda + Bus TJ + 3NR-VE

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by gadjahalphien »

Very well statement
akulemu wrote: Mon Jun 01, 2020 6:10 The Case Is Opened
... cut ...
Pesannya yaitu they don't sell because, in the end, people don't want sportiness in mid-level car and so should we. Taruhlah harapan sporty driving pada mobil mahal impian sekalian, tapi jangan pernah pada mobil harian, sejujurnya kita tidak benar-benar menyukainya.
Jika company melakukan study market dg proper, tentu hasilnya adalah tipe mobil yg itu-itu lagi.
Karena memang brand2 tsb membuat mobil berdasar studi segment yg mendalam dan berulang-ulang, sehingga hasilnya yg top 20 ujung2 nya itu lagi.

Case honda yg terhitung sporty, bisa dikatakan sporty feeling nya merupakan bonus dan experience bertahun-tahun. Tentu berbeda dg Mazda, yg menurut tulisan om, baru start dalam 10 tahun kebelakang (selepas dari Ford).

Tentu ini membutuhkan waktu yg untuk pembuktian untuk mendapatkan hasil jualan yg besar plus konsistensi untuk jaga Aftersales service dan ketersediaan sparepart terjangkau.
Daily : 65kW 3NR-VE or Bus TJ or RB jadul
Weekend Occasional : 150kW M271DE
Occasional : 75kW 1.6BGU | 89kW 1ZZ-FE | 132kW K24Z
mpvlover
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1147
Joined: Fri Feb 23, 2007 13:26

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by mpvlover »

WOW bro akulemu

Sudah lama sekali sy tdk liat artikel seberbobot ini di serayamotor ini

Sejak jaman keemasan dulu belasan taun lalu yg perang antara dua member bacanya kaya baca cerita silat ga bisa berenti. Gaya bro mirip mirip

Review disini biasanya standar lah , ada yg niru niru jeremy clarkson pake hiperbola ini itu padahal garink. Ehh terus gaya begini malah ditiru juga , makin sambel kecap deh

Tapi thread ini berbobot. Semoga ini jadi kebangkitan forum ininyg udah lama ga rame

Serba politically correct tutup topik tutup topik, baper baper
playful
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 34
Joined: Mon Oct 15, 2018 11:38
Location: Kota Jakarta Pusat
Daily Vehicle: Mazda 2 Skyactive

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by playful »

Wah, tulisannya menarik sekali om
User avatar
Omnibus
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 11326
Joined: Tue Apr 08, 2008 10:12

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by Omnibus »

phew awal juni otak langsung dikasih asupan bergizi lewat tulisan ente om .... :big_exellent:

tentu komentar sy tdk ada apa2nya tp sy mau sedikit berkomentar bahwa kelebihan suatu produk, apapun itu termasuk sportiness, lies in the eyes of the beholder. meskipun bisa dibuatkan comparisson metrics antara satu produk dgn competitornya tetap saja in the end semua itu subjective. subjective attitudes (like/dislike) jika diaggregatkan itu layak disebut selera pasar.
FU27
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 739
Joined: Wed May 03, 2017 9:39
Location: Jakarta
Daily Vehicle: Karimun Wagon R

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by FU27 »

Bener juga sih konklusinya. Untuk mobil SUV begini, mobil yang lega, lebih menarik daripada mobil yang sporty. Klo pun ada yang kepengin lega tapi masih sporty ada merk lain yang lebih bisa mengakomodir.
User avatar
sintoni
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 5703
Joined: Thu Jun 05, 2014 13:03
Daily Vehicle: [cencored]

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by sintoni »

Kalau saya pribadi kalau cari mobil sporty ya ga nyari SUV om, nyari mobil sedan atau hatchback mungkin ya.
iwansiagian
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 426
Joined: Sat Jan 12, 2008 12:45
Location: Bekasi
Daily Vehicle: ANKI 2GD-2019

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by iwansiagian »

@akulemu mantap artikel analisis nya om, lengkap dengan data. Senang baca nya.

Dulu mid - akhir 90an sempat beberapa tahun pake Mazda, teknologi ok untuk jaman nya. Rem ABS, suspensi bisa di atur kekerasan nya secara elektronik, AC swing:).
Cuma mahal sparepart nya. Tidak tau apakah saat ini Mazda sky masih lebih mahal sparepart nya dari competitor nya.?
User avatar
levofloxacine
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 213
Joined: Wed Jan 25, 2017 1:30
Location: Palembang
Daily Vehicle: FD1 2011 FC 2017 GN2 2022

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by levofloxacine »

Konsumen di berbagai negara mungkin punya sudut pandang berbeda, tetapi untuk kelas konsumen menengah bawah umumnya (walau tidak semua) sisi yg dilihat dan dipertimbangkan ya itu2 aja : harga, jaringan service, kemudahan ass, harga sparepart, apalagi di negara seperti indonesia, hasil market studynya ya pasti itu2 aja, they don't give a da*n about sporty driving, driving mechanics bla bla bla, taunya harga murah, servis murah, sparepart murah, bengkel banyak, apalagi banyak sparepart kw, menyedihkan memang tetapi begitulah kenyataannya, mungkin kalau pabrikan non mainstream seperti mazda mau meningkatkan sales ya marketingnya diperbaiki, yg dijual ya sesuai kemauan konsumen, harga, jaringan servis/bengkel yang berceceran di setiap daerah, kualitas bahan nomor sekian yg penting diluhat dari luar seakan2 keren dan sporty....
slapnuts
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 373
Joined: Sun Nov 18, 2012 12:16

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by slapnuts »

Wow, tulisan yang sangat berbobot Om :big_exellent:

Sama kasus dengan di Indonesia. Ambil contoh Mazda2 vs Jazz. Berbagi review otomotif mengatakan Mazda2 lebih fun to drive, dinamis, bla bla bla namun nyatanya penjualannya jauh di bawah Jazz dan Yaris. Selain alasan klasik karena aftersales Mazda masih di bawah duo itu, ada aspek lain di mana konsumen enggan untuk ambil Mazda2, yaitu kelegaan kabin dan bantingan.

Dengan overall panjang di sekitar 4035mm untuk Jazz dan Mazda2 4060mm, namun kelegaan kabin bagai bumi dan langit, apalagi ruang kaki penumpang dan bagasi. Mazda2 seakan ga efisien dalam hal manajemen ruang karena kepanjangan bonet. Begitupun soal bantingan yang kata beberapa reviewer fun to drive, handling tajam dsb, bagi orang awam Mazda=Keras, titik. Dan kebanyakan orang di segmen ini ga peduli apa itu fun to drive dsb, asal mobilnya irit, setir ringan, tenaga ada, dan ga terlalu keras ya itu definisi fun to drive bagi mereka. Itu yaris joker kurang hina apa coba di forum otomotif, sering diroasting lemot, radius putar terlalu lebar, cvt payah, ga fun to drive, tapi ya penjualannya tetap di atas Mazda2 yang didewakan reviewer.

Berlaku juga untuk CX5 vs CRV
Karena CX5 kepanjangan bonet, dengan ukuran yang mirip, CRV jauh lebih lega, baris kedua pun bisa reclining rebah, nyaman. Kebanyakan orang pembeli SUV ginian juga gapeduli “sportiness”, yang penting irit, lega, nyaman empuk. Orang awam mikir. SUV 500juta kok keras gini, kalah empuk dibanding Innova...hahaha, that’s why kalau mau sporty ya beli hatchback atau sedan.

Nb: curhatan dari mantan pengguna Mazda2 :big_peace:
martinnn
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2899
Joined: Mon Aug 17, 2015 6:32
Location: Jabodetabek
Daily Vehicle: Innova gen 1 vvti + Supra X 125 with Givi Top box

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by martinnn »

Yang Menjual itu peace of mind
:big_biglaugh:
maastricht889
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 3449
Joined: Sat Apr 19, 2014 3:45

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by maastricht889 »

Analisanya kueren tenan om!! Bener jg ya poinnya selama ini orang cari mobil (diluar hobbyist car ya) sampe level mewah cenderung bukan sporty2an spt mazda. Berarti lebih masuk konteks buat mazda kalau mereka tetep bisa membuat mobil yg optimal sama refined in all aspects, dan mereka lg proses building itu semua. Terutama di hal2 yang udah sukses di toyota (ASS, brand awareness), krn bicara reliability ini mazda jg bs diperhitungkan.

Justru sekarang ndak langsung toyota juga lagi building aspek yang belum mereka dapet banget di lineup mid-levelnya pakek TNGA biar ndak bosen2 banget mobilnya
sealplayerz
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 203
Joined: Wed Aug 17, 2016 13:37

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by sealplayerz »

Intinya enthusiast otomotif yg mendewakan fun to drive itu jumlahnya sangat minoritas dibanding masyarakat awam yg gak peduli sama sekali dgn fun to drive dan cuman peduli fungsionalitas, ass, irit, lega, empuk, badak, minim maintenance apalagi mayoritas repeat buyer itu masyarakat awam. Makanya eneg aja sama yg ngejek pembeli merek mainstream itu cuman kemakan merek.
almer18
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 87
Joined: Sun Apr 05, 2020 10:14
Location: South Tangerang
Daily Vehicle: Proton Exora

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by almer18 »

Tulisan yang berbobot om..

Untuk market indonesia urusan sporty itu belakangan,, yang penting irit, murah perawatan, sparepart gampang dan lega
kunaskun
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 3964
Joined: Mon Mar 26, 2007 8:16

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by kunaskun »

akulemu wrote: Mon Jun 01, 2020 6:10


The Case For Comparison


The Case For Sales

The Case For Dimension

The Case For Common Sense

The Case For Sportiness

The Case For Medium Class

Case Closed

Image
Image

Moral value nya adalah, ada yang hal mendasar yang perlu dipahami semua calon pembeli mobil dengan melihat angka penjualan CX9 di US dan CX5 di Indonesia yang aneh karena tidak sehebat kualitas barangnya. Pesannya yaitu they don't sell because, in the end, people don't want sportiness in mid-level car and so should we. Taruhlah harapan sporty driving pada mobil mahal impian sekalian, tapi jangan pernah pada mobil harian, sejujurnya kita tidak benar-benar menyukainya.
artikel luar biasa berbobot, sungguh mengisi otak yang sudah mumet dengan covid19 [emo-yesno]

lupa pernah baca dimana, karena era mobil irit peninggalan Obama, sudah geser balik lagi ke kebutuhan utama (dan memang kebiasaan orang USA ) untuk Big Truck, Big Sedan. everything must be big is back (tapi ya kadang ga logis juga si di sono dikasi kaya yaris hatchback, mana muat buat org sono). penyebab utama: gas price sudah balik murah lagi, apalagi sekarang, orang USA mana mikirin fuel cons kecuali mahal banget atau go green etc, maunya memang big displacement (tapi memang sejelek2nya v6 toyota tetep aja enak dibejeg). inilah yg bikin mobil gede2 balik lagi.

kalau di Indo si sebaliknya. jualan kendaraan berdasarkan ketebalan dompet dan kebutuhan akan pengakuan (efek psikologis) dikombinasi bensin irit dan perawatan sekedarnya. apalagi kelas Medium SUV 500 jutaan, yg beli merek di luar Honda dan Toyota itu saya mikirnya cuma di segi: user yang bener2 suka dengan merek tsb atau memang mau beda saja.

soal sportiness, jadi teringat lupa baca dimana, most user dont care. karena yang mau sportiness itu pasti beli sport car sekalian. driving dynamic, driving experiences di zaman sekarang sudah ga perlu lagi. yg penting gimmick and features. the more the merrier.
Last edited by kunaskun on Mon Jun 01, 2020 13:10, edited 1 time in total.
iamwewe
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1060
Joined: Thu Jun 14, 2012 3:39
Location: jakarta

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by iamwewe »

Saya trmasuk yg impressed banget sama mazda2 non sky. Pake 7tahunan apa 8tahun. Gk ad masalah samsek yg aneh2. Padahal perawatan apa adanya. Fun to drive gk ush ditanya. Sampe akhirnya mau peremajaan. Mengingat ud berkeluarga dgn 2 anak.

Kandidatnya tntu aja cx3.

Tapii.... akhirnya malah beli nya hrv 1.5. Nyesel nggak? In term of quality jelas bnr2 dibwh ekspektasi. Tapi utk kebutuhan anjem 2 anak. Bini yg bawa. Feels much muchh sensible dibanding cx3. Gimana ya ngomongnya. Space space space. Bnr2 this is all that matters most. Ditambah merk honda. Udah gk mikir 2x.

Jadi untuk saya pribadi, Bener2 udh nggak ada dalam pertimbangan lagi merk mazda ini. Hanya satu mobil mazda yg akan sy beli, mx5. Karena dgn kita beli mx5, udh jelas apa yg kita cari. Utk mobil umum nya mazda, no thanks.
pengendiesel
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1559
Joined: Sun May 22, 2016 4:20

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by pengendiesel »

Kecuali untuk keperluan mobil hobi, ane malah menghindari mobil dengan karakter sporty. Faktor kondisi jalanan di indo sama umur kali ya hahahaha
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15572
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by ChZ »

Very well said.
Moral value nya adalah, ada yang hal mendasar yang perlu dipahami semua calon pembeli mobil dengan melihat angka penjualan CX9 di US dan CX5 di Indonesia yang aneh karena tidak sehebat kualitas barangnya. Pesannya yaitu they don't sell because, in the end, people don't want sportiness in mid-level car and so should we. Taruhlah harapan sporty driving pada mobil mahal impian sekalian, tapi jangan pernah pada mobil harian, sejujurnya kita tidak benar-benar menyukainya.
end line yang sangat menohok. Honda is a good example of this.

I like 3rd generation CR-V, mobilnya sangat sporti, suspensinya enak buat nekuk-nekuk, feels so agile dibanding current 5th gen. tetapi apa yang jadi keluhan di indonesia ? Suspensinya keras. My dad really hates this car cause the suspension feels so... stupidly harsh. plus, mesinnya bertenaga tapi boros.

Makanya makin kesini CR-V juga makin soft. because no demand for sporty crossover. Gen 4 udah soft, gen 5 malah even softer. dan yang pasti : makin irit. Ditambah dengan aplikasi CVT trans...

I mean, HR-V is also dull, Jazz gets more boring and dull by the time. Karena Honda lihat orang tidak beli HR-V atau Jazz untuk kebut-kebutan, if they want to race, they mod it instead, install coilovers, get a catless downpipe and engine remapping.

Older Honda small cars - like City SX8 itu padahal engaging sekali. Tapi tidak worth it mengembangkan multi-link suspension di sebuah eco-car yang didesain untuk terjual - pada akhirnya compromise nya ke harga jual, jadilah City GD yang pakai torsion beam suspension, with much less engaging characteristics, lebih ke mobil ibu-ibu. setirnya ringan dan mesinnya lebih ngejar irit.

Orang beli Jazz, cuma liat apakah mobil ini kabinnya lapang, oh untuk antar-jemput anak, bisa muat barang banyak, mesinnya 1.500cc pasti hemat. New Jazz GK5 untuk common people, akan terasa sangat meningkat dibanding GE8, but in terms of sportness, petrolheads liked GE8 more.

HR-V yang literally a taller Jazz, ya sekarang keliatan kan kenapa Jazz gak laku dan HR-V laku keras. You get extra functionality from a taller ground clearance. Even my dad loves HR-V so much. Mobilnya pas untuk sehari-hari. Terlepas dari numerous problemsnya.

Mazda adalah ekivalennya old Hondas, dan ane rasa, ke depan Mazda will become more sensible, being another "Honda" - with more luxuries and features. Mazda cars juga gets softer by the day. CX-5 baru ane rasakan juga feels heavier and softer than older CX-5, ditekuknya lebih enak old CX-5 karena ringan... Mazda3 dan Mazda6 ingin ambil kelas luxury. New Mazda6 justru feels more like C-Class than 3-series.. hahahaha. Grillnya yang berkilau-kilau itu khan Mercedes banget.

Merek sekelas BMW saja, sekarang makin soft.

Tapi good news nya pabrikan seperti BMW, Mazda, Honda, mereka tidak akan kehilangan engineering geniusnya, instead they will try to balance both, mungkin akan jadi less engaging, tapi semakin drivable di jalan raya. from my experience... they increase chassis rigidity, develop new dampers, so they can use firmer suspensions.

Malah in some cases, ride comfort nya better daripada kompetitor yang dari dulu mengejar kenyamanan, karena firmer suspension only needs proper dampers to make it good... Contoh jelasnya adalah 3-series dan C-Class, justru firmness suspensi 3-series itu bikin 3-series berasa lebih nyaman ketimbang C-Class.

Tapi in terms of "fun", believe me, E36 is so much more engaging than G20, in short - G20 is still less fun, but far more drivable.

in the end, cars are merely means of transportation, and something that sells is something that does that job well.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
maastricht889
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 3449
Joined: Sat Apr 19, 2014 3:45

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by maastricht889 »

ChZ wrote: Mon Jun 01, 2020 14:32 Very well said.
Moral value nya adalah, ada yang hal mendasar yang perlu dipahami semua calon pembeli mobil dengan melihat angka penjualan CX9 di US dan CX5 di Indonesia yang aneh karena tidak sehebat kualitas barangnya. Pesannya yaitu they don't sell because, in the end, people don't want sportiness in mid-level car and so should we. Taruhlah harapan sporty driving pada mobil mahal impian sekalian, tapi jangan pernah pada mobil harian, sejujurnya kita tidak benar-benar menyukainya.
end line yang sangat menohok. Honda is a good example of this.

I like 3rd generation CR-V, mobilnya sangat sporti, suspensinya enak buat nekuk-nekuk, feels so agile dibanding current 5th gen. tetapi apa yang jadi keluhan di indonesia ? Suspensinya keras. My dad really hates this car cause the suspension feels so... stupidly harsh. plus, mesinnya bertenaga tapi boros.

Makanya makin kesini CR-V juga makin soft. because no demand for sporty crossover. Gen 4 udah soft, gen 5 malah even softer. dan yang pasti : makin irit. Ditambah dengan aplikasi CVT trans...

I mean, HR-V is also dull, Jazz gets more boring and dull by the time. Karena Honda lihat orang tidak beli HR-V atau Jazz untuk kebut-kebutan, if they want to race, they mod it instead, install coilovers, get a catless downpipe and engine remapping.

Older Honda small cars - like City SX8 itu padahal engaging sekali. Tapi tidak worth it mengembangkan multi-link suspension di sebuah eco-car yang didesain untuk terjual - pada akhirnya compromise nya ke harga jual, jadilah City GD yang pakai torsion beam suspension, with much less engaging characteristics, lebih ke mobil ibu-ibu. setirnya ringan dan mesinnya lebih ngejar irit.

Orang beli Jazz, cuma liat apakah mobil ini kabinnya lapang, oh untuk antar-jemput anak, bisa muat barang banyak, mesinnya 1.500cc pasti hemat. New Jazz GK5 untuk common people, akan terasa sangat meningkat dibanding GE8, but in terms of sportness, petrolheads liked GE8 more.

HR-V yang literally a taller Jazz, ya sekarang keliatan kan kenapa Jazz gak laku dan HR-V laku keras. You get extra functionality from a taller ground clearance.

Mazda adalah ekivalennya old Hondas, dan ane rasa, ke depan Mazda will become more sensible, being another "Honda" - with more luxuries and features. Mazda cars juga gets softer by the day. CX-5 baru ane rasakan juga feels heavier and softer than older CX-5, ditekuknya lebih enak old CX-5 karena ringan... Mazda3 dan Mazda6 ingin ambil kelas luxury. New Mazda6 justru feels more like C-Class than 3-series.. hahahaha. Grillnya yang berkilau-kilau itu khan Mercedes banget.

Merek sekelas BMW saja, sekarang makin soft.

Tapi good news nya pabrikan seperti BMW, Mazda, Honda, mereka tidak akan kehilangan engineering geniusnya, instead they will try to balance both, mungkin akan jadi less engaging, tapi semakin drivable di jalan raya. from my experience... they increase chassis rigidity, develop new dampers, so they can use softer suspensions.

Malah in some cases, ride comfort nya better daripada kompetitor yang dari dulu mengejar kenyamanan, karena firmer suspension only needs proper dampers to make it good... Contoh jelasnya adalah 3-series dan C-Class, justru firmness suspensi 3-series itu bikin 3-series berasa lebih nyaman ketimbang C-Class.

Tapi in terms of "fun", believe me, E36 is so much more engaging than G20, in short - G20 is still less fun, but far more drivable.

in the end, cars are merely means of transportation, and something that sells is something that does that job well.
Wah ini ngena banget ko. Bener sih, sekarang yg banyak orang bilang (terutama so called petrolhead) jazz-hrv hambar banget ya gr2 benchmark mereka ke predecessor2 yg bener2 punya karakter honda. GK5 apalg, banyak yg nyinyir pas awal launch termasuk tak nyinyirin jg. Tp setelah nyoba, mak cleng lsg kepikir "berarti ini mobil ya just for econobox", yg penting orang2 awam beli rawatan simpel, gampang disetir (buka kunci smart entry, duduk, stater pencet tombol, jalan, belok2 gampang krn stir enteng), irit. Yg penting ini buat orang punya label "honda" "jazz" "HRV" biar naik gengsi

Ndak peduli build quality sampah, penting bs jalan pakek bbm murah, bagasi guede banget, lega buat penumpang. That's it. Salah satu conto mobil yg bs gitu ya kijang all gen sampek innova, owner2 ndak peduli mau gimana penting jalan, stater pertama msh dingin aja langsung dibuat jalan ndak masalah juga.
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15572
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by ChZ »

erwinign wrote: Mon Jun 01, 2020 14:58 Wah ini ngena banget ko. Bener sih, sekarang yg banyak orang bilang (terutama so called petrolhead) jazz-hrv hambar banget ya gr2 benchmark mereka ke predecessor2 yg bener2 punya karakter honda. GK5 apalg, banyak yg nyinyir pas awal launch termasuk tak nyinyirin jg. Tp setelah nyoba, mak cleng lsg kepikir "berarti ini mobil ya just for econobox", yg penting orang2 awam beli rawatan simpel, gampang disetir (buka kunci smart entry, duduk, stater pencet tombol, jalan, belok2 gampang krn stir enteng), irit. Yg penting ini buat orang punya label "honda" "jazz" "HRV" biar naik gengsi

Ndak peduli build quality sampah, penting bs jalan pakek bbm murah, bagasi guede banget, lega buat penumpang. That's it. Salah satu conto mobil yg bs gitu ya kijang all gen sampek innova, owner2 ndak peduli mau gimana penting jalan, stater pertama msh dingin aja langsung dibuat jalan ndak masalah juga.
hehehe... see? dari 100 orang yang beli Jazz, hanya 10 yang demand mobil ini lebih sporti. Sisanya mau Jazz yang lebih practical, lebih irit, lebih nyaman.

yang 10 tadi, Honda let them loose, mereka lari ke Ford Fiesta atau Mazda2. Tapi Honda gets another 100 consumers dengan Jazz yang lebih soft dan lebih irit - atau dalam kasus ini : Jazz yang lebih tinggi / HR-V.

Pada akhirnya business is gambling, lose less to earn more.

di case Kijang juga sama, berapa banyak sih orang indonesia yang gak puas dengan kijang berbanding yang tidak puas? makanya kalo kijang bakal killed by chinese cars... I doubt that.

karena chinese cars tidak memberi apa yang orang dapatkan dari kijang dan apa yang mayoritas konsumen kijang cari. yang tidak puas dengan kijang beli chinese cars ya kasusnya seperti honda jazz itu... chinese cars atau siapapun kompetitor, kebagian 10 orang yang tidak puas dengan kijang, tapi toyota dapat another 100 orang karena mayoritas market demandnya mobil spt kijang.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
ginting
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4324
Joined: Sun Dec 08, 2013 16:05
Location: CIPUTAT
Daily Vehicle: ISUZU MU-X

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by ginting »

akulemu wrote: Mon Jun 01, 2020 6:10 The Case Is Opened

Image
Image
Image
Image
Image




The Case For Comparison

Image
Image

Skip ke tahun-tahun berikutnya 2017 dan 2019, secara berurutan VW dan KIA dengan Atlas dan Telluride nya menggebrak pasar medium SUV Amerika. Merk-merk yang sudah established tadi seperti melirik sinis, khususnya ke oknum paling recent, artis Kpop yang mengusik kestabilan Hollywood selama ini. Bentuk keduanya boxy dan roomy, ditambah mereka masih menawarkan pilihan V6: thirsty and heavy, like most American. Dan agility isn't a priority. Hal-hal itu membuat keduanya di welcome bagai war hero coming home from Vietnam.

VW dan KIA sebelumnya tidak pernah memproduksi a proper American mid-size SUV, yet Atlas dan Telluride disambut seperti masyarakat sudah mengenalinya sejak lama. They hardly know them, but they spend money anyway for their love in the first sight.

Lalu apa kabar si dynamic & sporty, 3-row-approved CX9, 2016-wonderkid yang dinilai bakal menjadi tough contender?



Case Closed

Image
Image

Moral value nya adalah, ada yang hal mendasar yang perlu dipahami semua calon pembeli mobil dengan melihat angka penjualan CX9 di US dan CX5 di Indonesia yang aneh karena tidak sehebat kualitas barangnya. Pesannya yaitu they don't sell because, in the end, people don't want sportiness in mid-level car and so should we. Taruhlah harapan sporty driving pada mobil mahal impian sekalian, tapi jangan pernah pada mobil harian, sejujurnya kita tidak benar-benar menyukainya.

Menurut saya, untuk ATLAS dan Telluride itu salah satu yang bikin sukses adalah tidak dibutuhkan waktu lama bagi warga USA untuk "click" deengan roh mobil ini yang kesannya American banget...Jadi alam bawah sadar masyarakat USA udah langsung konek aja gitu sama mobil ini...Hal mana tentu berbeda dengan Mazda CX9 yang mana warga USA perlu menngunyah, mencerna, menyerap dulu apa daya Tarik (dan keunggulannya) sebelum memutuskan beli..

Mengenai fun to drive, untuk mobil di amerika, rasanya saya langsung dejavu sama tulisan oom NR yang bilang bahwa mobil orang amerika itu besar kuat kenceng tapi susah belok...mungkin karena halan disana gede gede dan highway lurus lurus..

untuk kasus di Indonesia, bayangkan aja kalau kita nyetir di Jakarta, kecepatan juga paling cuma 40-60 kmpj..lalu kapan itu driving pleasure, driving dynamic, fun to drive bisa dinikmati..belum lagi kalau jalan luar kota yg banyak aspal keriting dan pecah...makin gak nyaman itu mobil…
maastricht889
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 3449
Joined: Sat Apr 19, 2014 3:45

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by maastricht889 »

ChZ wrote: Mon Jun 01, 2020 15:10
erwinign wrote: Mon Jun 01, 2020 14:58 Wah ini ngena banget ko. Bener sih, sekarang yg banyak orang bilang (terutama so called petrolhead) jazz-hrv hambar banget ya gr2 benchmark mereka ke predecessor2 yg bener2 punya karakter honda. GK5 apalg, banyak yg nyinyir pas awal launch termasuk tak nyinyirin jg. Tp setelah nyoba, mak cleng lsg kepikir "berarti ini mobil ya just for econobox", yg penting orang2 awam beli rawatan simpel, gampang disetir (buka kunci smart entry, duduk, stater pencet tombol, jalan, belok2 gampang krn stir enteng), irit. Yg penting ini buat orang punya label "honda" "jazz" "HRV" biar naik gengsi

Ndak peduli build quality sampah, penting bs jalan pakek bbm murah, bagasi guede banget, lega buat penumpang. That's it. Salah satu conto mobil yg bs gitu ya kijang all gen sampek innova, owner2 ndak peduli mau gimana penting jalan, stater pertama msh dingin aja langsung dibuat jalan ndak masalah juga.
hehehe... see? dari 100 orang yang beli Jazz, hanya 10 yang demand mobil ini lebih sporti. Sisanya mau Jazz yang lebih practical, lebih irit, lebih nyaman.

yang 10 tadi, Honda let them loose, mereka lari ke Ford Fiesta atau Mazda2. Tapi Honda gets another 100 consumers dengan Jazz yang lebih soft dan lebih irit - atau dalam kasus ini : Jazz yang lebih tinggi / HR-V.

Pada akhirnya business is gambling, lose less to earn more.

di case Kijang juga sama, berapa banyak sih orang indonesia yang gak puas dengan kijang berbanding yang tidak puas? makanya kalo kijang bakal killed by chinese cars... I doubt that.

karena chinese cars tidak memberi apa yang orang dapatkan dari kijang dan apa yang mayoritas konsumen kijang cari. yang tidak puas dengan kijang beli chinese cars ya kasusnya seperti honda jazz itu... chinese cars atau siapapun kompetitor, kebagian 10 orang yang tidak puas dengan kijang, tapi toyota dapat another 100 orang karena mayoritas market demandnya mobil spt kijang.
Sampe hari ini masih kepikiran ko buat jazz-hrv bagasi isa selega itu. Mereka optimizing dek mobil dr desain yg dah rendah banget (tempat ban serep di bagasi ikut jd rendah)+ yg paling penting mindah tangki nampung bensin di bawah jok depan. Ini brilliant banget sama jd selling point di 2 mobil itu. Angkut 3 koper gede banget, posisi vertikal aja santuy di mobil ini. Buat orang2 butuh mobil cilik allrounder ya kejawab di jazz-hrv ini wes. Resep plg luar biasa+dll ya. Jadi gen sekarang ya bener ko, gampang disetir sama nyaman buat commuter kelepas dr drawback2 yg ada
User avatar
Omnibus
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 11326
Joined: Tue Apr 08, 2008 10:12

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by Omnibus »

ehem ...... resale value ...... ehem


............ :ngacir:
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15572
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by ChZ »

erwinign wrote: Mon Jun 01, 2020 15:26
Sampe hari ini masih kepikiran ko buat jazz-hrv bagasi isa selega itu. Mereka optimizing dek mobil dr desain yg dah rendah banget (tempat ban serep di bagasi ikut jd rendah)+ yg paling penting mindah tangki nampung bensin di bawah jok depan. Ini brilliant banget sama jd selling point di 2 mobil itu. Angkut 3 koper gede banget, posisi vertikal aja santuy di mobil ini. Buat orang2 butuh mobil cilik allrounder ya kejawab di jazz-hrv ini wes. Resep plg luar biasa+dll ya. Jadi gen sekarang ya bener ko, gampang disetir sama nyaman buat commuter kelepas dr drawback2 yg ada
dan faktanya, emang dari awal yang dpamerin honda jazz kan itu, ultra seat, flat floor, bagasi luas. trus gampang dipake di kota turning radius kecil.

lalu style, banyak pake anak muda buat marketing campaign, hero colornya warna cerah... sbenernya dari visual communication marketing kliatan bgt kalo dari awal jazz memang ga terlalu heboh soal sporty driving.

mesin yaaa ada pamer tenaga paling gede 120ps ... tp yg lebih ditonjolin mobil ini irit. yah dlu jaman GE8 awal dan GD3 steermatic dan paddleshift jd fitur yang wow banget krn blom ada yg pake. skrg mahh uda berjamur.

bahkan yg lucu aku malah merasa Civic lebih sempit daripada Jazz/HRV.. wkwkwkkwkwwk. testnya ganti baju di baris kedua, jauh lebih gampang gerak di Jazz/HRV :mky_07:
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
maastricht889
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 3449
Joined: Sat Apr 19, 2014 3:45

Re: Sporty Driving Doesn't Sell Cars (Mazda Owner's Perspective)

Post by maastricht889 »

ChZ wrote: Mon Jun 01, 2020 16:33
erwinign wrote: Mon Jun 01, 2020 15:26
Sampe hari ini masih kepikiran ko buat jazz-hrv bagasi isa selega itu. Mereka optimizing dek mobil dr desain yg dah rendah banget (tempat ban serep di bagasi ikut jd rendah)+ yg paling penting mindah tangki nampung bensin di bawah jok depan. Ini brilliant banget sama jd selling point di 2 mobil itu. Angkut 3 koper gede banget, posisi vertikal aja santuy di mobil ini. Buat orang2 butuh mobil cilik allrounder ya kejawab di jazz-hrv ini wes. Resep plg luar biasa+dll ya. Jadi gen sekarang ya bener ko, gampang disetir sama nyaman buat commuter kelepas dr drawback2 yg ada
dan faktanya, emang dari awal yang dpamerin honda jazz kan itu, ultra seat, flat floor, bagasi luas. trus gampang dipake di kota turning radius kecil.

lalu style, banyak pake anak muda buat marketing campaign, hero colornya warna cerah... sbenernya dari visual communication marketing kliatan bgt kalo dari awal jazz memang ga terlalu heboh soal sporty driving.

mesin yaaa ada pamer tenaga paling gede 120ps ... tp yg lebih ditonjolin mobil ini irit. yah dlu jaman GE8 awal dan GD3 steermatic dan paddleshift jd fitur yang wow banget krn blom ada yg pake. skrg mahh uda berjamur.

bahkan yg lucu aku malah merasa Civic lebih sempit daripada Jazz/HRV.. wkwkwkkwkwwk. testnya ganti baju di baris kedua, jauh lebih gampang gerak di Jazz/HRV :mky_07:
Lho kok aneh ko wkwkwkwkw, apalg civic HB nanggung2 wes buat row 2 pas salin :big_biglaugh: