jadi tetap pilih nissin yaProfith83 wrote: ↑23 Jun 2021, 13:04Nissin :
Kalau dompet cukup tebal, pinginnya nissin om, mau rusak egp, main ganti saja.
Tapi kalau sering rusak yah males juga, bolak balik ke bengkelnya --> ini yang paling males ngurusin beginian. Belum tentu sih bengkel lebih ngerti dari kita, yah gak?
Kecuali anthusiast mobil, dibenerin sendiri semua --> harus punya waktu, duit --> tidak punya 1 saja akan susah
Hondo :
Sebenarnya tinggal semprot anti karat yang mahal Noise akan teredam jauh. yang pakai karet
Semprot anti karat yang Dinol bukan Dini.
Tapi kalau vibration yang memang gak bisa dihindari karena memang design beda.
sy pengen tau krn kegagalan nisin salah satunya hipotesis sy adalah krn org yg sdh pernah punya kebanyakan (ga semua lho) tidak repeat purchase. pdhl sukses atau tdknya sebuah brand (terutama mobil) yg agak non mainstream spt nisin terletak disitu. jd bergantung kepada fanatisme dan komunitas. sebab kl menjaring dr pengguna baru, biasanya susah krn kebanyakan customer kan pembelian atas dasar logis (liquidity, resale value, cost of ownership, durability, dll).