Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Forum untuk mengobrol hal-hal bebas.
Bisa dibuka oleh visitor dan member.

Moderators: akbarfit, Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze

sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by sucahyo »

DOHC wrote: Sat Nov 27, 2021 14:26 mesran SAE 40 ???

aduh2 , mikrolet2 mangkal di kota tua sana aj ud pake nya prima xp gt
Memang mesran itu adalah grup 1. Sekarang ini pabrikan ada kok yang mulai melirik bahan oli grup 1 lagi.Contohnya adalah delvac 1. lihat attachment. itu versi oktober 2021. menurut saya sudah paling mutakhir. Perhatikan kata katan solvent dewaxed. Itu kalau nggak salah sebutan untuk oli mineral grup 1.

Dan jangan dipikir bahwa pabrikan sudah move on ke full sintetik. Karena beberapa pabrikan "besar" itu BALIK KUCING ke bahan grup 2. Bisa dilihat keberadaan HYDROTREATED di sds oli mereka. contoh fastron gold, total quartz 9000, motul 300v, ipone stroke 4.

Itu di SDS sih. Tapi kebanyakan orang menganggap yang lebih valid itu yang ditulis dibungkus. Nggak nyalahkan karena semua grup oli atau media otomotif lebih percaya tulisan di bungkus oli daripada di MSDS.
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by sucahyo »

lemonadelovers wrote: Sat Nov 27, 2021 17:17Klo migor yg dikejar encernya mending beli dan campur oli 0w20 aja. Udah murah jg 80rb seliter akan lbh aman dr naiknya oxidation dan sulphation
Yang dikejar adalah karena dari teori, mesran sebagai oli teknologi kuno grup 1 itu punya keunggulan di lubricity (film strength) dan solvency (pelarutan). Ada link dari machinary lubrication.com, tapi di sini tentunya nggak percaya dengan website begituan kan? Sementara itu minyak goreng mempunyai sifat solvency yang setingkat dengan ester sehingga dulu pernah dijadikan campuran untuk PAO untuk memperbaiki sifat pelarutan PAO. Ada link tapi itu cuma dari majalah industri pelumas eropa, dan tentunya di sini nggak percaya dengan majalan begituan kan?

Kalau film strength susah ditunjukkan. Yang gampang di tunjukkan itu dari pelarutan. Mungkin tahu ada aditif yang namanya detergen. fungsinya adalah untuk memecah kerak biar bisa larut. Yang jadi catatan adalah kemampuan pelarutan itu tergantung sama bahan oli. Kalau kemampuan pelarutan payah ya nggak bisa. Justru bahan full sintetik grup 4 dan grup 3 yang pelarutannya payah. Jadi kalau ada penggemar oli full sintetis itu maniak engine flush itu sangat amat wajar sekali. Karena kalau nggak begitu, memang mesin mereka jadi berkerak.

minyak goreng dan mesran bisa membantu hal ini, seperti contohnya tersimoni berikut:
ario nugroho: mobil grand civic 90 kilometer 200.000 mesin masi asli
Beberapa bulan lalu flushing total menggunakan bimoli 3.5 liter mesin nyala 15 menit
Dan setelah itu, pakai oli mesran mix bimoli 15 -20 persen maksimal.

Relatif bersih untuk mesin tua,, ini orang bengkel sampai heran bertanya, bersihh sekali head nya pakai oli apa

Halo saya pemakai mobilnya, betul sekali, pakai bimoli baru beberapa bulan lalu setelah baca web PakSucahyo. Sekitar bulan 8, saya putuskan buang oli lama. Intip rocker valve dr balik lubang pengisian oli kok hitam – kuning, saya masukkan bimoli sekitar 3,5 liter.
Start mesin, tahan di rpm 1500 sekitar 15 menit
Buka baut tap oli, bimoli menjadi hitam legam.
Masukkan oli mesin mesran mix bimoli maksimal 20 persen.
Lalu kemarin buka tutup head karena keperluan ganti waterpump, sekalian jg ganti oli lagi mix bimoli, orang bengkel sampai terheran. Mesin nya relatif bersih, pakaii oli apaa mereka bertanya. Saya senyum2 aja, lalu pas saya tuang oli dan ukur bimoli, mereka baru ngerti ada campuran rahasia nya. Hehe
Yang saya suka, di bagian noken as,, metal yang mengkilat itu, ada lapisan film kuat nempel, mungkin itu sifat bonding dari bimoli ke logam.
Tp itu hanya asumsi saya sendiri. Saya jg tidak pelajari mendalam
edit: lupa, satu lagi keunggulan mesran adalah mesran itu tidak buat seal kisut, tapi malah sedikit mengembang. Grup 2 yang bikin kisut, grup 3 dan 4 lebih parah lagi. Pabrikan sip bakal mencampurkan dengan misal ester untuk bikin lebih netral terhadap seal. Masalahnya kayaknya banyak pabrikan nggak usaha. Oleh karena itu banyak mobil tua yang pakai oli sintetik terus rembes. Karena seal jadi kisut. Harusnya sih pakai oli yang ada tulisannya "high mileage" di bungkusnya. Tapi entah mengapa di Indonesia nggak ada. Bahkan di media dan grup oli pun tak terdengar. Jadi pakai mesran SAE 40 itu solusi yang cukup baik untuk mobil / motor yang sudah lebih dari 100 ribu km.

Minyak goreng bikin seal kisut juga. Jadi kalau mau aman, 50% hanya dipakai kalau campur mesran SAE 40 saja. Oli lain bisa 20%. Toh kebanyakan oli itu dari bahan hydrotreated / grup 2.

CATATAN: saya tidak memaksa yang lain untuk pakai minyak goreng. Nggak ada untungnya untuk saya. Coba dipikir deh.
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 21985
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by Turboman »

sucahyo wrote:
DOHC wrote: Sat Nov 27, 2021 14:26 mesran SAE 40 ???

aduh2 , mikrolet2 mangkal di kota tua sana aj ud pake nya prima xp gt
Memang mesran itu adalah grup 1. Sekarang ini pabrikan ada kok yang mulai melirik bahan oli grup 1 lagi.Contohnya adalah delvac 1. lihat attachment. itu versi oktober 2021. menurut saya sudah paling mutakhir. Perhatikan kata katan solvent dewaxed. Itu kalau nggak salah sebutan untuk oli mineral grup 1.

Dan jangan dipikir bahwa pabrikan sudah move on ke full sintetik. Karena beberapa pabrikan "besar" itu BALIK KUCING ke bahan grup 2. Bisa dilihat keberadaan HYDROTREATED di sds oli mereka. contoh fastron gold, total quartz 9000, motul 300v, ipone stroke 4.

Itu di SDS sih. Tapi kebanyakan orang menganggap yang lebih valid itu yang ditulis dibungkus. Nggak nyalahkan karena semua grup oli atau media otomotif lebih percaya tulisan di bungkus oli daripada di MSDS.
Banyak oli Full syn di MSDS nya ada kandungan oli mineral itu utk apa ?

ITU oli pembawa additip package yg digunakan si oli

Biasa kandungan oli mineral tsb gak lebih dari 5%

itu aja fungsinya

Simple

User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 21985
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by Turboman »

sucahyo wrote:
lemonadelovers wrote: Sat Nov 27, 2021 17:17Klo migor yg dikejar encernya mending beli dan campur oli 0w20 aja. Udah murah jg 80rb seliter akan lbh aman dr naiknya oxidation dan sulphation
Yang dikejar adalah karena dari teori, mesran sebagai oli teknologi kuno grup 1 itu punya keunggulan di lubricity (film strength) dan solvency (pelarutan). Ada link dari machinary lubrication.com, tapi di sini tentunya nggak percaya dengan website begituan kan? Sementara itu minyak goreng mempunyai sifat solvency yang setingkat dengan ester sehingga dulu pernah dijadikan campuran untuk PAO untuk memperbaiki sifat pelarutan PAO. Ada link tapi itu cuma dari majalah industri pelumas eropa, dan tentunya di sini nggak percaya dengan majalan begituan kan?

Kalau film strength susah ditunjukkan. Yang gampang di tunjukkan itu dari pelarutan. Mungkin tahu ada aditif yang namanya detergen. fungsinya adalah untuk memecah kerak biar bisa larut. Yang jadi catatan adalah kemampuan pelarutan itu tergantung sama bahan oli. Kalau kemampuan pelarutan payah ya nggak bisa. Justru bahan full sintetik grup 4 dan grup 3 yang pelarutannya payah. Jadi kalau ada penggemar oli full sintetis itu maniak engine flush itu sangat amat wajar sekali. Karena kalau nggak begitu, memang mesin mereka jadi berkerak.

minyak goreng dan mesran bisa membantu hal ini, seperti contohnya tersimoni berikut:
ario nugroho: mobil grand civic 90 kilometer 200.000 mesin masi asli
Beberapa bulan lalu flushing total menggunakan bimoli 3.5 liter mesin nyala 15 menit
Dan setelah itu, pakai oli mesran mix bimoli 15 -20 persen maksimal.

Relatif bersih untuk mesin tua,, ini orang bengkel sampai heran bertanya, bersihh sekali head nya pakai oli apa

Halo saya pemakai mobilnya, betul sekali, pakai bimoli baru beberapa bulan lalu setelah baca web PakSucahyo. Sekitar bulan 8, saya putuskan buang oli lama. Intip rocker valve dr balik lubang pengisian oli kok hitam – kuning, saya masukkan bimoli sekitar 3,5 liter.
Start mesin, tahan di rpm 1500 sekitar 15 menit
Buka baut tap oli, bimoli menjadi hitam legam.
Masukkan oli mesin mesran mix bimoli maksimal 20 persen.
Lalu kemarin buka tutup head karena keperluan ganti waterpump, sekalian jg ganti oli lagi mix bimoli, orang bengkel sampai terheran. Mesin nya relatif bersih, pakaii oli apaa mereka bertanya. Saya senyum2 aja, lalu pas saya tuang oli dan ukur bimoli, mereka baru ngerti ada campuran rahasia nya. Hehe
Yang saya suka, di bagian noken as,, metal yang mengkilat itu, ada lapisan film kuat nempel, mungkin itu sifat bonding dari bimoli ke logam.
Tp itu hanya asumsi saya sendiri. Saya jg tidak pelajari mendalam
edit: lupa, satu lagi keunggulan mesran adalah mesran itu tidak buat seal kisut, tapi malah sedikit mengembang. Grup 2 yang bikin kisut, grup 3 dan 4 lebih parah lagi. Pabrikan sip bakal mencampurkan dengan misal ester untuk bikin lebih netral terhadap seal. Masalahnya kayaknya banyak pabrikan nggak usaha. Oleh karena itu banyak mobil tua yang pakai oli sintetik terus rembes. Karena seal jadi kisut. Harusnya sih pakai oli yang ada tulisannya "high mileage" di bungkusnya. Tapi entah mengapa di Indonesia nggak ada. Bahkan di media dan grup oli pun tak terdengar. Jadi pakai mesran SAE 40 itu solusi yang cukup baik untuk mobil / motor yang sudah lebih dari 100 ribu km.

Minyak goreng bikin seal kisut juga. Jadi kalau mau aman, 50% hanya dipakai kalau campur mesran SAE 40 saja. Oli lain bisa 20%. Toh kebanyakan oli itu dari bahan hydrotreated / grup 2.

CATATAN: saya tidak memaksa yang lain untuk pakai minyak goreng. Nggak ada untungnya untuk saya. Coba dipikir deh.
Simple aja

Bawa ramuan oli + Minyak goreng utk uji SNI oli ke LSPro

saya mau lihat kira2 bisa dapat SNI gak "Ramuan Oli" tsb

heheheh
RezPrat
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Thu Sep 12, 2013 1:40

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by RezPrat »

sucahyo wrote: Tue Nov 30, 2021 4:22
lemonadelovers wrote: Sat Nov 27, 2021 17:17Klo migor yg dikejar encernya mending beli dan campur oli 0w20 aja. Udah murah jg 80rb seliter akan lbh aman dr naiknya oxidation dan sulphation
minyak goreng dan mesran bisa membantu hal ini, seperti contohnya tersimoni berikut:

CATATAN: saya tidak memaksa yang lain untuk pakai minyak goreng. Nggak ada untungnya untuk saya. Coba dipikir deh.
Ane open minded sama "practice" seperti ini, udah untung ada org2 seperti Om Sucahyo yg mau test jadi kita bisa lihat 2-3 tahun kedepan impact nya gimana ke engine. Cuma Om sucahyo mesti ingat kalau minyak goreng itu gampang jd gel/mengeras disuhu dingin ya. Ngga perlu sampe 0 celcius. Di kampung ane d sumatra aja pagi2 minyak goreng itu jd gel/mengeras di pagi hari. Suhu paling 20-21 derajat aja. Dataran tinggi soalnya.

1 lagi, engine oil is not just abt solvent dan pelicinannya. Viskositas dan kestabilan viskositas ini amat sangat penting. Engine yg minta thickness buntut 20 jgn coba2 d kasi buntut 40 macam engine honda, orchestra semua itu ntar. Malah yg honda turbo skrg kalo dikasi buntut 16 justru menghilangkan fuel dilution problem. Thickness yg tidak cocok bakal bikin kesalahan dlm hidrolik pressure d komponen2 halusnya, bikin engine missfire. Belum lagi masalah timing chainnya. Kira2 bimoli kekentalannya berapa Om? Trus viskosity indexxnya berapa? Musti tahu dulu angka2 ini sebelum bisa dipakai di mobil/motor, karena tiap engine punya requirement oli yg beda2.
Just my 2 cent.
User avatar
marmut
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 10950
Joined: Wed Oct 16, 2013 6:27
Location: tangerang selatan

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by marmut »

sucahyo wrote: Tue Nov 30, 2021 4:22


edit: lupa, satu lagi keunggulan mesran adalah mesran itu tidak buat seal kisut, tapi malah sedikit mengembang. Grup 2 yang bikin kisut, grup 3 dan 4 lebih parah lagi. Pabrikan sip bakal mencampurkan dengan misal ester untuk bikin lebih netral terhadap seal. Masalahnya kayaknya banyak pabrikan nggak usaha. Oleh karena itu banyak mobil tua yang pakai oli sintetik terus rembes. Karena seal jadi kisut. Harusnya sih pakai oli yang ada tulisannya "high mileage" di bungkusnya. Tapi entah mengapa di Indonesia nggak ada. Bahkan di media dan grup oli pun tak terdengar. Jadi pakai mesran SAE 40 itu solusi yang cukup baik untuk mobil / motor yang sudah lebih dari 100 ribu km.







bold pertama :
kalau di logika bodoh saya sebagai pemula, seal itu terbuat dari karet.
karet kalau mengembang = melar.
karet melar = tidak bisa melakukan tugasnya untuk menyekat oli mesin supaya tidak keluar.
jadi kesimpulan bodoh saya, seal mengembang sama buruknya dengan seal kisut.

bold kedua :
di logika saya yang nggak pinter, mobil tua/berumur lebih dari 5 tahun/apapun sebutannya, seal sudah mengeras.
seal mengeras = tidak bisa menyekat/mencegah oli keluar dari mesin.

saya menantang anda untuk membuktikan kalau mobil/mesin yang sudah berumur kita ganti semua gasket dan/atau seal-nya dengan brand new genuine parts beli di bengkel resmi lalu isi dengan oli sintetik kemudian kita lihat apa hasilnya? bocor atau tidak?

yang kalah, cukup bayar semua parts dan semua jasa.

bagaimana bung, berani?
kenop
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1083
Joined: Mon Aug 24, 2015 5:06

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by kenop »

marmut wrote: Fri Dec 03, 2021 2:47
sucahyo wrote: Tue Nov 30, 2021 4:22


edit: lupa, satu lagi keunggulan mesran adalah mesran itu tidak buat seal kisut, tapi malah sedikit mengembang. Grup 2 yang bikin kisut, grup 3 dan 4 lebih parah lagi. Pabrikan sip bakal mencampurkan dengan misal ester untuk bikin lebih netral terhadap seal. Masalahnya kayaknya banyak pabrikan nggak usaha. Oleh karena itu banyak mobil tua yang pakai oli sintetik terus rembes. Karena seal jadi kisut. Harusnya sih pakai oli yang ada tulisannya "high mileage" di bungkusnya. Tapi entah mengapa di Indonesia nggak ada. Bahkan di media dan grup oli pun tak terdengar. Jadi pakai mesran SAE 40 itu solusi yang cukup baik untuk mobil / motor yang sudah lebih dari 100 ribu km.







bold pertama :
kalau di logika bodoh saya sebagai pemula, seal itu terbuat dari karet.
karet kalau mengembang = melar.
karet melar = tidak bisa melakukan tugasnya untuk menyekat oli mesin supaya tidak keluar.
jadi kesimpulan bodoh saya, seal mengembang sama buruknya dengan seal kisut.

bold kedua :
di logika saya yang nggak pinter, mobil tua/berumur lebih dari 5 tahun/apapun sebutannya, seal sudah mengeras.
seal mengeras = tidak bisa menyekat/mencegah oli keluar dari mesin.

saya menantang anda untuk membuktikan kalau mobil/mesin yang sudah berumur kita ganti semua gasket dan/atau seal-nya dengan brand new genuine parts beli di bengkel resmi lalu isi dengan oli sintetik kemudian kita lihat apa hasilnya? bocor atau tidak?

yang kalah, cukup bayar semua parts dan semua jasa.

bagaimana bung, berani?
asikk nih kalo jadi, tapi seperti biasanya sih bakalan nongol lagi dengan jawaban2 yang makin ngalor ngidul :big_biglaugh:
DOHC
Full Member of Mechanic Master
Full Member of Mechanic Master
Posts: 26894
Joined: Sat Jan 31, 2009 17:48
Location: in engine bay with carbonfibre as roof

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by DOHC »

marmut wrote: Fri Dec 03, 2021 2:47
sucahyo wrote: Tue Nov 30, 2021 4:22


edit: lupa, satu lagi keunggulan mesran adalah mesran itu tidak buat seal kisut, tapi malah sedikit mengembang. Grup 2 yang bikin kisut, grup 3 dan 4 lebih parah lagi. Pabrikan sip bakal mencampurkan dengan misal ester untuk bikin lebih netral terhadap seal. Masalahnya kayaknya banyak pabrikan nggak usaha. Oleh karena itu banyak mobil tua yang pakai oli sintetik terus rembes. Karena seal jadi kisut. Harusnya sih pakai oli yang ada tulisannya "high mileage" di bungkusnya. Tapi entah mengapa di Indonesia nggak ada. Bahkan di media dan grup oli pun tak terdengar. Jadi pakai mesran SAE 40 itu solusi yang cukup baik untuk mobil / motor yang sudah lebih dari 100 ribu km.







bold pertama :
kalau di logika bodoh saya sebagai pemula, seal itu terbuat dari karet.
karet kalau mengembang = melar.
karet melar = tidak bisa melakukan tugasnya untuk menyekat oli mesin supaya tidak keluar.
jadi kesimpulan bodoh saya, seal mengembang sama buruknya dengan seal kisut.

bold kedua :
di logika saya yang nggak pinter, mobil tua/berumur lebih dari 5 tahun/apapun sebutannya, seal sudah mengeras.
seal mengeras = tidak bisa menyekat/mencegah oli keluar dari mesin.

saya menantang anda untuk membuktikan kalau mobil/mesin yang sudah berumur kita ganti semua gasket dan/atau seal-nya dengan brand new genuine parts beli di bengkel resmi lalu isi dengan oli sintetik kemudian kita lihat apa hasilnya? bocor atau tidak?

yang kalah, cukup bayar semua parts dan semua jasa.

bagaimana bung, berani?
ketawuannnn

si mbah baru beli set alat yg buat getok sil2 ya

yg kaya si mbah masas punya tuh

merk apa mbah ?? KTC punya ?? atau snap on ??
numpang lewat aja.... :ngacir: :ngacir:
r1409
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 626
Joined: Tue Dec 24, 2013 3:19
Daily Vehicle: Suzuki Ertiga Diesel GX MT

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by r1409 »

marmut wrote: Fri Dec 03, 2021 2:47 bold pertama :
kalau di logika bodoh saya sebagai pemula, seal itu terbuat dari karet.
karet kalau mengembang = melar.
karet melar = tidak bisa melakukan tugasnya untuk menyekat oli mesin supaya tidak keluar.
jadi kesimpulan bodoh saya, seal mengembang sama buruknya dengan seal kisut.

bold kedua :
di logika saya yang nggak pinter, mobil tua/berumur lebih dari 5 tahun/apapun sebutannya, seal sudah mengeras.
seal mengeras = tidak bisa menyekat/mencegah oli keluar dari mesin.

saya menantang anda untuk membuktikan kalau mobil/mesin yang sudah berumur kita ganti semua gasket dan/atau seal-nya dengan brand new genuine parts beli di bengkel resmi lalu isi dengan oli sintetik kemudian kita lihat apa hasilnya? bocor atau tidak?

yang kalah, cukup bayar semua parts dan semua jasa.

bagaimana bung, berani?
maaf hanya menimpali, kasus serupa saya temukan di panther 2008 saya. oli menetes dari celah mesin, sepertinya seal sudah aus.

lalu saya googling produk "engine oil stop leak". semua produknya bekerja dgn cara membuat seal karet yg sudah getas dan gepeng karena usia, jadi "mengembang" lagi. bahasa aslinya, "swells old gaskets". swell itu kan "mengembang/membengkak". tipuan? tidak lho, produsennya adalah nama2 besar di dunia aditif otomotif. silakan googling sendiri.

gasket yg di-press dan sudah mengeras, dibuat melunak dan mengembang lagi untuk mengisi celah-celah yg ditimbulkan karena kisutnya karet seal. dengan terisinya celah oleh karet, berarti lubang kebocoran tertutup bukan? saya sudah coba sendiri dan buktikan, tetesan oli jauh berkurang, which means this logic works.
User avatar
marmut
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 10950
Joined: Wed Oct 16, 2013 6:27
Location: tangerang selatan

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by marmut »

r1409 wrote: Fri Dec 03, 2021 3:41
maaf hanya menimpali, kasus serupa saya temukan di panther 2008 saya. oli menetes dari celah mesin, sepertinya seal sudah aus.

lalu saya googling produk "engine oil stop leak". semua produknya bekerja dgn cara membuat seal karet yg sudah getas dan gepeng karena usia, jadi "mengembang" lagi. bahasa aslinya, "swells old gaskets". swell itu kan "mengembang/membengkak". tipuan? tidak lho, produsennya adalah nama2 besar di dunia aditif otomotif. silakan googling sendiri.

gasket yg di-press dan sudah mengeras, dibuat melunak dan mengembang lagi untuk mengisi celah-celah yg ditimbulkan karena kisutnya karet seal. dengan terisinya celah oleh karet, berarti lubang kebocoran tertutup bukan? saya sudah coba sendiri dan buktikan, tetesan oli jauh berkurang, which means this logic works.

buatan amerika?

saya pernah baca beberapa orang amerika sendiri yang mengomentari produk dalam negrinya dengan berkata :

"there is no mechanic in a bottle"

bagi saya pribadi, seal/gasket getas ya diganti baru, bukan diakali.
kecuali dalam keadaan darurat misal di tengah hutan tidak ada toko spare part, apapun dilakukan asal beres.
tapi lain orang lain pendapat. kalau menurut om berhasil dan puas dengan hasilnya ya silakan.

:beer:
User avatar
marmut
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 10950
Joined: Wed Oct 16, 2013 6:27
Location: tangerang selatan

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by marmut »

DOHC wrote: Fri Dec 03, 2021 3:19

ketawuannnn

si mbah baru beli set alat yg buat getok sil2 ya

yg kaya si mbah masas punya tuh

merk apa mbah ?? KTC punya ?? atau snap on ??


beli gituan kan hanya buat yang mampu.

saya.... apalah saya ini, hanya belajar dari jono tukang bongkar pasang kabilator dan rekan-rekannya di asemreges.
User avatar
marmut
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 10950
Joined: Wed Oct 16, 2013 6:27
Location: tangerang selatan

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by marmut »

sucahyo wrote: Tue Nov 30, 2021 4:22

Jadi pakai mesran SAE 40 itu solusi yang cukup baik untuk mobil / motor yang sudah lebih dari 100 ribu km.




dasarnya apa odometer 100rb KM lebih pakai SAE 40 dan single grade?
bisa dijelaskan?

ini sekedar pamer saja, ngga ada maksud lainnya :



IMG20211203125220.jpg
IMG20211203125225.jpg


ganti oli di tanggal 15 agustus 2021 posisi odometer 115350 pakai unil opal 0w20.
posisi odometer sekarang 118848.
baru berjalan 3498 KM.

mobil apa? sila cari sendiri dari gambar speedometer dibawah ini :


IMG_20211203_132144.jpg


dan ini adalah pemakaian 0w20 kedua kalinya.
penggantian oli berikut mau pakai apa? kalau saya ada rejeki lebih sangat amat ingin sekali pakai rohipnol 0w16.
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by sucahyo »

Turboman wrote: Thu Dec 02, 2021 23:10Banyak oli Full syn di MSDS nya ada kandungan oli mineral itu utk apa ?

ITU oli pembawa additip package yg digunakan si oli

Biasa kandungan oli mineral tsb gak lebih dari 5%

itu aja fungsinya

Simple
Lihat attachment saya sebelumnya om. Itu sudah saya sertakan attachment yang menunjukkan mineralnya lebih dari 50%. Jadi maaf, anda salah.
Last edited by sucahyo on Fri Dec 03, 2021 7:30, edited 1 time in total.
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by sucahyo »

ac235287 wrote: Fri Dec 03, 2021 1:12 Ane open minded sama "practice" seperti ini, udah untung ada org2 seperti Om Sucahyo yg mau test jadi kita bisa lihat 2-3 tahun kedepan impact nya gimana ke engine.
Saya sudah pakai sejak 2016.
ac235287 wrote: Fri Dec 03, 2021 1:12Cuma Om sucahyo mesti ingat kalau minyak goreng itu gampang jd gel/mengeras disuhu dingin ya. Ngga perlu sampe 0 celcius. Di kampung ane d sumatra aja pagi2 minyak goreng itu jd gel/mengeras di pagi hari. Suhu paling 20-21 derajat aja. Dataran tinggi soalnya.
Itu alasan mengapa saya tidak merekomendasikan 100%.
ac235287 wrote: Fri Dec 03, 2021 1:121 lagi, engine oil is not just abt solvent dan pelicinannya. Viskositas dan kestabilan viskositas ini amat sangat penting. Engine yg minta thickness buntut 20 jgn coba2 d kasi buntut 40 macam engine honda, orchestra semua itu ntar. Malah yg honda turbo skrg kalo dikasi buntut 16 justru menghilangkan fuel dilution problem. Thickness yg tidak cocok bakal bikin kesalahan dlm hidrolik pressure d komponen2 halusnya, bikin engine missfire. Belum lagi masalah timing chainnya. Kira2 bimoli kekentalannya berapa Om? Trus viskosity indexxnya berapa? Musti tahu dulu angka2 ini sebelum bisa dipakai di mobil/motor, karena tiap engine punya requirement oli yg beda2.
Just my 2 cent.
Harus diingat bahwa bimoli hanya dipakai sebagai aditif. Kental tidak yang tetap bergantung pada olinya. Kalau terlalu kental ya ganti olinya dengan yang lebih encer.

Soal kekentalan, mengapa kok larinya terlalu kental saja? Terlalu encer juga bisa. Tapi ini terutama untuk motor sih.
Last edited by sucahyo on Fri Dec 03, 2021 7:33, edited 1 time in total.
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by sucahyo »

marmut wrote: Fri Dec 03, 2021 2:47 bold pertama :
kalau di logika bodoh saya sebagai pemula, seal itu terbuat dari karet.
karet kalau mengembang = melar.
karet melar = tidak bisa melakukan tugasnya untuk menyekat oli mesin supaya tidak keluar.
jadi kesimpulan bodoh saya, seal mengembang sama buruknya dengan seal kisut.

bold kedua :
di logika saya yang nggak pinter, mobil tua/berumur lebih dari 5 tahun/apapun sebutannya, seal sudah mengeras.
seal mengeras = tidak bisa menyekat/mencegah oli keluar dari mesin.

saya menantang anda untuk membuktikan kalau mobil/mesin yang sudah berumur kita ganti semua gasket dan/atau seal-nya dengan brand new genuine parts beli di bengkel resmi lalu isi dengan oli sintetik kemudian kita lihat apa hasilnya? bocor atau tidak?

yang kalah, cukup bayar semua parts dan semua jasa.

bagaimana bung, berani?
Bagian di bold dan garis bawah bikin saya ketawa :mky_07: .
Last edited by sucahyo on Fri Dec 03, 2021 7:33, edited 1 time in total.
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by sucahyo »

r1409 wrote: Fri Dec 03, 2021 3:41 maaf hanya menimpali, kasus serupa saya temukan di panther 2008 saya. oli menetes dari celah mesin, sepertinya seal sudah aus.

lalu saya googling produk "engine oil stop leak". semua produknya bekerja dgn cara membuat seal karet yg sudah getas dan gepeng karena usia, jadi "mengembang" lagi. bahasa aslinya, "swells old gaskets". swell itu kan "mengembang/membengkak". tipuan? tidak lho, produsennya adalah nama2 besar di dunia aditif otomotif. silakan googling sendiri.

gasket yg di-press dan sudah mengeras, dibuat melunak dan mengembang lagi untuk mengisi celah-celah yg ditimbulkan karena kisutnya karet seal. dengan terisinya celah oleh karet, berarti lubang kebocoran tertutup bukan? saya sudah coba sendiri dan buktikan, tetesan oli jauh berkurang, which means this logic works.
Solusi pabrikan besar mengatasi seal bukan dengan produk aditif, tapi produk oli yang namanya oli high mileage. Simak jawaban ke om marmut juga.

marmut wrote: Fri Dec 03, 2021 6:27dasarnya apa odometer 100rb KM lebih pakai SAE 40 dan single grade?
bisa dijelaskan?

ini sekedar pamer saja, ngga ada maksud lainnya :


Apa om om semua di sini nggak pernah dengar istilah "high mileage lubricants"? Karena kalau di luar negeri, banyak yang rekomendasi. Cuma di Indonesia saja nggak ada. Dan karena nggak ada maka solusi orang Indonesia yang kayak om marmut, ganti semua seal di mesin.

Kalau orang luar negeri, mereka direkomendasikan pakai oli high mileage. Mereknya banyak, kebanyakan oli terkenal di sini punya versi high mileage. Contoh:
https://www.autoweek.com/gear/g35650201 ... h-mileage/

Keunggulan oli high mileage itu adalah untuk bikin seal nggak getas, nggak kisut, dst. Kalau dianggap itu cuma tipu tipu dan lebih memilih merek yang nggak punya versi high mileage ya terserah. Yang jelas, abrikan produsen oli high mileage klaim bahwa kalau pakai oli high mileage, nggak perlu ganti seal.

Mau tiru langkahnya om marmut dengan ganti semua seal silahkan. Mau coba oli high mileage ya silahkan (selamat berjuang mencari).

Saya rekomendasikan mesran karena di Indonesia tidak saya temukan yang jualan oli high mileage dan mesran itu saya curigai adalah satu satunya oli grup 1 yang tersisa. Lainnya sudah grup 2. singkatnya:
- grup 1 bikin seal sedikit mengembang
- grup 2 netral cenderung mengerutkan seal
- grup 3 dan grup 4 (PAO) lumayan mengerutkan seal
- grup 5 ester, membuat seal mengembang


Silahkan baca juga attachment. ada referensi lain kalau memang butuh.
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
Last edited by sucahyo on Fri Dec 03, 2021 7:29, edited 1 time in total.
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by sucahyo »

ini referensi soal efek bahan oli terhadap seal.
https://www.stle.org/images/pdf/STLE_OR ... LlS2RPhFr8

atau lebih muadh kalau lihat attachment .
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
DOHC
Full Member of Mechanic Master
Full Member of Mechanic Master
Posts: 26894
Joined: Sat Jan 31, 2009 17:48
Location: in engine bay with carbonfibre as roof

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by DOHC »

marmut wrote: Fri Dec 03, 2021 4:07
DOHC wrote: Fri Dec 03, 2021 3:19

ketawuannnn

si mbah baru beli set alat yg buat getok sil2 ya

yg kaya si mbah masas punya tuh

merk apa mbah ?? KTC punya ?? atau snap on ??


beli gituan kan hanya buat yang mampu.

saya.... apalah saya ini, hanya belajar dari jono tukang bongkar pasang kabilator dan rekan-rekannya di asemreges.
Dia orang mah skrg ud lebi canggih skrg

Pake macem2 klaher

Entagh nyolong drmana tu, mendadak pd punya banyak klaher klaher gt
numpang lewat aja.... :ngacir: :ngacir:
evanbngdor
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2982
Joined: Sun Sep 13, 2015 3:08

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by evanbngdor »

sucahyo wrote: Fri Dec 03, 2021 7:23
marmut wrote: Fri Dec 03, 2021 6:27dasarnya apa odometer 100rb KM lebih pakai SAE 40 dan single grade?
bisa dijelaskan?

ini sekedar pamer saja, ngga ada maksud lainnya :
Apa om om semua di sini nggak pernah dengar istilah "high mileage lubricants"? Karena kalau di luar negeri, banyak yang rekomendasi. Cuma di Indonesia saja nggak ada. Dan karena nggak ada maka solusi orang Indonesia yang kayak om marmut, ganti semua seal di mesin.

Kalau orang luar negeri, mereka direkomendasikan pakai oli high mileage. Mereknya banyak, kebanyakan oli terkenal di sini punya versi high mileage. Contoh:
https://www.autoweek.com/gear/g35650201 ... h-mileage/

Keunggulan oli high mileage itu adalah untuk bikin seal nggak getas, nggak kisut, dst. Kalau dianggap itu cuma tipu tipu dan lebih memilih merek yang nggak punya versi high mileage ya terserah. Yang jelas, abrikan produsen oli high mileage klaim bahwa kalau pakai oli high mileage, nggak perlu ganti seal.

Mau tiru langkahnya om marmut dengan ganti semua seal silahkan. Mau coba oli high mileage ya silahkan (selamat berjuang mencari).

Saya rekomendasikan mesran karena di Indonesia tidak saya temukan yang jualan oli high mileage dan mesran itu saya curigai adalah satu satunya oli grup 1 yang tersisa. Lainnya sudah grup 2. singkatnya:
- grup 1 bikin seal sedikit mengembang
- grup 2 netral cenderung mengerutkan seal
- grup 3 dan grup 4 (PAO) lumayan mengerutkan seal
- grup 5 ester, membuat seal mengembang


Silahkan baca juga attachment. ada referensi lain kalau memang butuh.
Kalau memang ternyata mobil dengan odometer tinggi perlu penyesuaian oli, kenapa di bengkel resmi atau bahkan dari pabrikan itu ngga menyesuaikan ya? Padahal di buku servis aja rata-rata sampe 100rb KM kolom nya.

Sejauh ini sih Innova 2kd saya dr baru sampe skg odometer udah 180rb lebih ya selalu pake viskositas yang sesuai dengan spek yg dibutuhkan, Ngga pernah ganti ke SAE 40.

Great corolla 1995 saya jg masih pake 10w-30 kadang 10w-40. So far ngga pernah ada masalah dengan seal2 sih
1995 - Toyota Great Corolla SEG 1.6 M/T
2013 - Toyota Grand New Kijang Innova G 2.5 M/T
2016 - Honda CRV 2.0 M/T
kenop
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1083
Joined: Mon Aug 24, 2015 5:06

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by kenop »

evanbngdor wrote: Fri Dec 03, 2021 8:21
sucahyo wrote: Fri Dec 03, 2021 7:23
marmut wrote: Fri Dec 03, 2021 6:27dasarnya apa odometer 100rb KM lebih pakai SAE 40 dan single grade?
bisa dijelaskan?

ini sekedar pamer saja, ngga ada maksud lainnya :
Apa om om semua di sini nggak pernah dengar istilah "high mileage lubricants"? Karena kalau di luar negeri, banyak yang rekomendasi. Cuma di Indonesia saja nggak ada. Dan karena nggak ada maka solusi orang Indonesia yang kayak om marmut, ganti semua seal di mesin.

Kalau orang luar negeri, mereka direkomendasikan pakai oli high mileage. Mereknya banyak, kebanyakan oli terkenal di sini punya versi high mileage. Contoh:
https://www.autoweek.com/gear/g35650201 ... h-mileage/

Keunggulan oli high mileage itu adalah untuk bikin seal nggak getas, nggak kisut, dst. Kalau dianggap itu cuma tipu tipu dan lebih memilih merek yang nggak punya versi high mileage ya terserah. Yang jelas, abrikan produsen oli high mileage klaim bahwa kalau pakai oli high mileage, nggak perlu ganti seal.

Mau tiru langkahnya om marmut dengan ganti semua seal silahkan. Mau coba oli high mileage ya silahkan (selamat berjuang mencari).

Saya rekomendasikan mesran karena di Indonesia tidak saya temukan yang jualan oli high mileage dan mesran itu saya curigai adalah satu satunya oli grup 1 yang tersisa. Lainnya sudah grup 2. singkatnya:
- grup 1 bikin seal sedikit mengembang
- grup 2 netral cenderung mengerutkan seal
- grup 3 dan grup 4 (PAO) lumayan mengerutkan seal
- grup 5 ester, membuat seal mengembang


Silahkan baca juga attachment. ada referensi lain kalau memang butuh.
Kalau memang ternyata mobil dengan odometer tinggi perlu penyesuaian oli, kenapa di bengkel resmi atau bahkan dari pabrikan itu ngga menyesuaikan ya? Padahal di buku servis aja rata-rata sampe 100rb KM kolom nya.

Sejauh ini sih Innova 2kd saya dr baru sampe skg odometer udah 180rb lebih ya selalu pake viskositas yang sesuai dengan spek yg dibutuhkan, Ngga pernah ganti ke SAE 40.

Great corolla 1995 saya jg masih pake 10w-30 kadang 10w-40. So far ngga pernah ada masalah dengan seal2 sih
Ertiga sy dr lahir sampe dijual odo 160rb-an pake 5w30 sesuai sm manual book, ngga ada penyesuaian apa2.. ngga ada penguapan berlebih jg, suara mesin ya gt2 aja..

Pake daihatsu taruna dr baru sampe odo 250rb, olinya ttp pake yg sesuai manual book buat viskositasnya, ga ada masalah, ga ganti apa2 juga..
Fertille
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 183
Joined: Mon Dec 24, 2018 11:29

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by Fertille »

Ini ada link youtube nya beliau : https://www.youtube.com/channel/UC0B6De ... kCJ_5ajzAg

saya tidak ada afiliasi apapun dengan minyak goreng. :big_weee:
User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 21985
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by Turboman »

Pusing2 lah

dah test aja oli yg ingin di test / diyakini bagus

pake 5000 / 7500 km trus test lab

biarkan data yg berbicara
r1409
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 626
Joined: Tue Dec 24, 2013 3:19
Daily Vehicle: Suzuki Ertiga Diesel GX MT

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by r1409 »

marmut wrote: Fri Dec 03, 2021 4:05 buatan amerika?

saya pernah baca beberapa orang amerika sendiri yang mengomentari produk dalam negrinya dengan berkata :

"there is no mechanic in a bottle"

bagi saya pribadi, seal/gasket getas ya diganti baru, bukan diakali.
kecuali dalam keadaan darurat misal di tengah hutan tidak ada toko spare part, apapun dilakukan asal beres.
tapi lain orang lain pendapat. kalau menurut om berhasil dan puas dengan hasilnya ya silakan.

:beer:
bagi sebagian orang ganti seal baru tidak semudah dan semurah itu, seperti kasus saya butuh mobilnya buat dipakai aktivitas harian dan tidak ada mobil cadangan. sementara ganti seal pasti mobilnya harus nginep di bengkel dan ga bisa dipake, belum lagi biaya bongkar mesin diesel.

dan kalau solusi "diakali" tadi works well, why not? lebih murah dan mudah drpd ganti seal, dan tidak ada efek samping apapun. kalau bisa simpel ngapain ribet?
baru akan saya ganti kalau cara "diakali" tadi sudah tidak mampu mengatasi.

tapi yg saya garis bawahi disini adalah bahwa salah satu cara mengatasi seal yg sudah mengkerut adalah BISA dengan cara karet seal nya dibuat mengembang lagi, walaupun tentunya tidak permanen. dan cara ini berhasil.
sucahyo wrote: Fri Dec 03, 2021 7:23
r1409 wrote: Fri Dec 03, 2021 3:41 maaf hanya menimpali, kasus serupa saya temukan di panther 2008 saya. oli menetes dari celah mesin, sepertinya seal sudah aus.

lalu saya googling produk "engine oil stop leak". semua produknya bekerja dgn cara membuat seal karet yg sudah getas dan gepeng karena usia, jadi "mengembang" lagi. bahasa aslinya, "swells old gaskets". swell itu kan "mengembang/membengkak". tipuan? tidak lho, produsennya adalah nama2 besar di dunia aditif otomotif. silakan googling sendiri.

gasket yg di-press dan sudah mengeras, dibuat melunak dan mengembang lagi untuk mengisi celah-celah yg ditimbulkan karena kisutnya karet seal. dengan terisinya celah oleh karet, berarti lubang kebocoran tertutup bukan? saya sudah coba sendiri dan buktikan, tetesan oli jauh berkurang, which means this logic works.
Solusi pabrikan besar mengatasi seal bukan dengan produk aditif, tapi produk oli yang namanya oli high mileage. Simak jawaban ke om marmut juga.

marmut wrote: Fri Dec 03, 2021 6:27dasarnya apa odometer 100rb KM lebih pakai SAE 40 dan single grade?
bisa dijelaskan?

ini sekedar pamer saja, ngga ada maksud lainnya :


Apa om om semua di sini nggak pernah dengar istilah "high mileage lubricants"? Karena kalau di luar negeri, banyak yang rekomendasi. Cuma di Indonesia saja nggak ada. Dan karena nggak ada maka solusi orang Indonesia yang kayak om marmut, ganti semua seal di mesin.

Kalau orang luar negeri, mereka direkomendasikan pakai oli high mileage. Mereknya banyak, kebanyakan oli terkenal di sini punya versi high mileage. Contoh:
https://www.autoweek.com/gear/g35650201 ... h-mileage/

Keunggulan oli high mileage itu adalah untuk bikin seal nggak getas, nggak kisut, dst. Kalau dianggap itu cuma tipu tipu dan lebih memilih merek yang nggak punya versi high mileage ya terserah. Yang jelas, abrikan produsen oli high mileage klaim bahwa kalau pakai oli high mileage, nggak perlu ganti seal.

Mau tiru langkahnya om marmut dengan ganti semua seal silahkan. Mau coba oli high mileage ya silahkan (selamat berjuang mencari).

Saya rekomendasikan mesran karena di Indonesia tidak saya temukan yang jualan oli high mileage dan mesran itu saya curigai adalah satu satunya oli grup 1 yang tersisa. Lainnya sudah grup 2. singkatnya:
- grup 1 bikin seal sedikit mengembang
- grup 2 netral cenderung mengerutkan seal
- grup 3 dan grup 4 (PAO) lumayan mengerutkan seal
- grup 5 ester, membuat seal mengembang


Silahkan baca juga attachment. ada referensi lain kalau memang butuh.
tuh ada di post anda sendiri, di oli high mileage itu SUDAH DITAMBAH ADDITIVE pengembang seal dari sananya.
jadi prinsipnya sama dengan pakai oli non high mileage ditambah sendiri dengan additive seal swelling. bedanya cuma yg oli high mileage udah dicampur additive dari sananya, walaupun kemungkinan juga ada additive lainnya.
dimasapri
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 308
Joined: Fri Jan 02, 2009 7:07

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by dimasapri »

sucahyo wrote: Tue Nov 30, 2021 4:22 ... Mungkin tahu ada aditif yang namanya detergen. fungsinya adalah untuk memecah kerak biar bisa larut.
Yg berfungsi untuk memecah kerak biar bisa larut itu bukan detergent, tapi dispersant.

Suka ngawur bapak ini....

Saya pernah baca tulisannya ttg migor yg menurutnya lebih bagus daripada PAO karena lebih kuat menempel di logam.
Padahal justru itu kelemahannya.
Karena kalau terlalu polar seperti itu, akan rebutan dgn additive antiwear menempel di permukaan logam untuk memberikan perlindungan dari gaya gesek antar logam.
PAO keunggulannya bukan di lubricity.
Keunggulannya di stability, baik stability thermal, viscosity, maupun oxidation.
Selain itu structure senyawanya lebih homogen ukurannya sehingga friction antar molekulnya lebih minim. Istilahnya, fluidity & friction loss nya lebih baik.
Dan properties2 itu yg dicari oleh perusahaan pelumas untuk dijadikan oil base.
Soal lubricity dan antiwear menjadi domain additive.
Last edited by dimasapri on Sun Dec 05, 2021 12:34, edited 5 times in total.
dimasapri
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 308
Joined: Fri Jan 02, 2009 7:07

Re: Report Test Lab Minyak Goreng sebagai additive oli mesin

Post by dimasapri »

ac235287 wrote: Fri Dec 03, 2021 1:12
sucahyo wrote: Tue Nov 30, 2021 4:22
lemonadelovers wrote: Sat Nov 27, 2021 17:17Klo migor yg dikejar encernya mending beli dan campur oli 0w20 aja. Udah murah jg 80rb seliter akan lbh aman dr naiknya oxidation dan sulphation
minyak goreng dan mesran bisa membantu hal ini, seperti contohnya tersimoni berikut:

CATATAN: saya tidak memaksa yang lain untuk pakai minyak goreng. Nggak ada untungnya untuk saya. Coba dipikir deh.
Ane open minded sama "practice" seperti ini, udah untung ada org2 seperti Om Sucahyo yg mau test jadi kita bisa lihat 2-3 tahun kedepan impact nya gimana ke engine. Cuma Om sucahyo mesti ingat kalau minyak goreng itu gampang jd gel/mengeras disuhu dingin ya. Ngga perlu sampe 0 celcius. Di kampung ane d sumatra aja pagi2 minyak goreng itu jd gel/mengeras di pagi hari. Suhu paling 20-21 derajat aja. Dataran tinggi soalnya.

1 lagi, engine oil is not just abt solvent dan pelicinannya. Viskositas dan kestabilan viskositas ini amat sangat penting. Engine yg minta thickness buntut 20 jgn coba2 d kasi buntut 40 macam engine honda, orchestra semua itu ntar. Malah yg honda turbo skrg kalo dikasi buntut 16 justru menghilangkan fuel dilution problem. Thickness yg tidak cocok bakal bikin kesalahan dlm hidrolik pressure d komponen2 halusnya, bikin engine missfire. Belum lagi masalah timing chainnya. Kira2 bimoli kekentalannya berapa Om? Trus viskosity indexxnya berapa? Musti tahu dulu angka2 ini sebelum bisa dipakai di mobil/motor, karena tiap engine punya requirement oli yg beda2.
Just my 2 cent.
Test gimana?
Mobil nya saja sdh bertahun2 masih 17rb km...masak itu yg mau dijadikan rujukan? Wkwkwkwkwkwk