Betul Om. Perbandingan saya sama X-trail T32 karena mobil sehari-hari saya X-trail itu. Memang jadi nya apple to durian sih, gak apple to Apple. Ha2...marama wrote:mgkn krn TS nya di awal blg alasannya bandingin sama xtrail krn punya mbl xtrailIGedeAmat wrote: ↑Fri Sep 28, 2018 6:14Lha ngebandinginnya gak kira2 om, sama XTrail...liemivan86 wrote: ↑Fri Sep 28, 2018 5:40 Soal fuel consumption ini memang agak boros Cortez 1.8. Pemakaian ala saya, based on MID, Cortez 1.8 dengan pertamax, sama dengan X-trail T32 2.5 dengan pertamax turbo. Tapi ini based on MID ya, nda pernah hitung Cortez full to full karena memang saya sendiri jarang pakai.
Tapi power nya lumayan ok sih, terutama di RPM menengah ke atas. Jauh sih kalo dibandingkan Xpander yang sempat saya test drive. Ya jauh juga sama X-trail 2.5.. [emoji16]
Yang pasti Cortez 1.8 bukan mobil yang irit.. Kalo dari segi mesin, saya masih pilih X-trail, power dapat, FC juga sama segitu an.
User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1074
- Joined: Sat Jun 24, 2017 15:39
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
-
- Visitor
- Posts: 9
- Joined: Mon Jul 23, 2018 0:00
- Location: Bekasi
- Daily Vehicle: Honda crv
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
Mau gak om cortez saya?Alanjanuar wrote: ↑Thu Sep 27, 2018 9:35 minat banget sama ini cortez. cuman kok boros ya FC nya, kirain masih dapat di angka 1:13 (riview lihat di youtube).
utk yg cortez 1,5 FC nya ada yg tau kisaran berapa?
-
- Visitor
- Posts: 9
- Joined: Mon Jul 23, 2018 0:00
- Location: Bekasi
- Daily Vehicle: Honda crv
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
Oh ya sparepart seperti oli itu free atau jasa doank yg free ya?
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1074
- Joined: Sat Jun 24, 2017 15:39
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
Tergantung dapat promo yang mana. Saya waktu beli ternyata dapat promo extended warranty aja, tidak dapat yang free sparepart. Setelah saya beli, bulan depan nya baru mulai promo free sparepart.Enjoyzz wrote:Oh ya sparepart seperti oli itu free atau jasa doank yg free ya?
Kalo free jasa 50rb sih pasti dapat..
-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 67
- Joined: Tue Mar 11, 2008 17:22
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
Salam kenal om Ivan, dan rekan2 SM sekalian,
saya juga pakai tipe yang sama sebagai kendaraan dinas kantor. Sejauh ini baru menempuh hampir 5000Km. Kesan2nya kurang lebih sama dengan apa yang sudah dipaparkan om Ivan. Mau comment 2 poin di bawah.
saya juga pakai tipe yang sama sebagai kendaraan dinas kantor. Sejauh ini baru menempuh hampir 5000Km. Kesan2nya kurang lebih sama dengan apa yang sudah dipaparkan om Ivan. Mau comment 2 poin di bawah.
liemivan86 wrote: ↑Sat Jul 07, 2018 20:45 User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT
(Hopefully) A Long Term Review
Akhirnya saya berhasil mengumpulkan niat untuk menulis review ini. Ha2...
Kenapa saya tulis (hopefully) a long term review? Bukan, bukan karena saya meragukan data tahan mobil ini, walaupun memang masih harus dibuktikan lagi, tapi karena saya meragukan niat saya untuk memberi update terkait mobil ini di masa depan. Tapi sebisa mungkin akan saya bahas se netral mungkin.
Sekedar info, sehari-hari saya menggunakan X-trail T32, sedangkan wuling ini dipakai papa saya, sehingga kebanyakan akan saya bandingkan dengan X-trail ini.
Warning: review ini panjang banget. Bisa buat bosan kalo baca semua.
Let's get started!
<1> Bodo nya head unit ini, setiap kali kita nyala kan, dia selalu set volume di 6, dan kadang 6 ini terlalu keras. Selain itu, bodo lainnya, pada saat kita atur tingkat keterangan display di auto, night mode nya kurang gelap, sehingga masih sedikit terlalu terang bagi saya. Tapi kalo kita set manual, waktu siang tidak kelihatan layar nya.
>>>> ini bisa diubah di-setting, coba dig the menu deh, ada tuh mau di volume berapa pas audio dinyalakan.
<2> O ya, sebelum beli mobil ini, waktu saya test drive, sempat saya tes sikat polisi tidur dengan kecepatan agak tinggi. Suspensi depan terasa langsung mentok, bukan mentok ke atas (stopper), tapi mentok ke bawah. Dan saya ulang beberapa kali hasil nya sama. Analisa saya, travel shock breaker kurang panjang, atau shock breaker nya hanya single action, sehingga tidak meredam saat expansion dan hanya meredam saat compression. Tapi ini belum pernah saya temukan di kehidupan nyata, karena kalo pakai mobil sendiri ya lewat polisi tidur pelan2 lah. Bahkan saat dipakai luar kota pun belum pernah menemukan kejadian yang sama. Jadi tidak perlu dikhawatirkan sih..
>>>> ini menurut saya yang sangat mengganggu, ngga nyaman banget jadinya saat melewati poldur atau jalan berlubang. Kira2 ganti shockbreaker apa ya untuk menghilangkan kekurangan ini?
Cheers,
Barry
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1074
- Joined: Sat Jun 24, 2017 15:39
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
barryaje wrote:Salam kenal om Ivan, dan rekan2 SM sekalian,
saya juga pakai tipe yang sama sebagai kendaraan dinas kantor. Sejauh ini baru menempuh hampir 5000Km. Kesan2nya kurang lebih sama dengan apa yang sudah dipaparkan om Ivan. Mau comment 2 poin di bawah.
Halo om Barry,liemivan86 wrote: ↑Sat Jul 07, 2018 20:45 User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT
(Hopefully) A Long Term Review
Akhirnya saya berhasil mengumpulkan niat untuk menulis review ini. Ha2...
Kenapa saya tulis (hopefully) a long term review? Bukan, bukan karena saya meragukan data tahan mobil ini, walaupun memang masih harus dibuktikan lagi, tapi karena saya meragukan niat saya untuk memberi update terkait mobil ini di masa depan. Tapi sebisa mungkin akan saya bahas se netral mungkin.
Sekedar info, sehari-hari saya menggunakan X-trail T32, sedangkan wuling ini dipakai papa saya, sehingga kebanyakan akan saya bandingkan dengan X-trail ini.
Warning: review ini panjang banget. Bisa buat bosan kalo baca semua.
Let's get started!
<1> Bodo nya head unit ini, setiap kali kita nyala kan, dia selalu set volume di 6, dan kadang 6 ini terlalu keras. Selain itu, bodo lainnya, pada saat kita atur tingkat keterangan display di auto, night mode nya kurang gelap, sehingga masih sedikit terlalu terang bagi saya. Tapi kalo kita set manual, waktu siang tidak kelihatan layar nya.
>>>> ini bisa diubah di-setting, coba dig the menu deh, ada tuh mau di volume berapa pas audio dinyalakan.
<2> O ya, sebelum beli mobil ini, waktu saya test drive, sempat saya tes sikat polisi tidur dengan kecepatan agak tinggi. Suspensi depan terasa langsung mentok, bukan mentok ke atas (stopper), tapi mentok ke bawah. Dan saya ulang beberapa kali hasil nya sama. Analisa saya, travel shock breaker kurang panjang, atau shock breaker nya hanya single action, sehingga tidak meredam saat expansion dan hanya meredam saat compression. Tapi ini belum pernah saya temukan di kehidupan nyata, karena kalo pakai mobil sendiri ya lewat polisi tidur pelan2 lah. Bahkan saat dipakai luar kota pun belum pernah menemukan kejadian yang sama. Jadi tidak perlu dikhawatirkan sih..
>>>> ini menurut saya yang sangat mengganggu, ngga nyaman banget jadinya saat melewati poldur atau jalan berlubang. Kira2 ganti shockbreaker apa ya untuk menghilangkan kekurangan ini?
Cheers,
Barry
Soal volume nya, thanks, nanti saya coba cari setting nya. Kemarin sih coba utak atik belum ketemu.
Soal shock breaker, satu2nya cara yang kepikiran adalah ganti shock breaker. Karena memang masalah nya travel shock breaker kurang panjang. Masalah nya, duduk an nya pas atau tidak? Yang susah ini cari shock breaker yang dudukan nya pas itu sih.
Saya sendiri sih baru mengalami 1x jeduk yang tidak disengaja, karena lupa kalo di situ ada polisi tidur. Selain itu, pemakaian normal sehari-hari saya tidak pernah mengalami jeduk sih. Om Barry sering mengalami ya? Yuk kita komplain rame2 ke Wuling, supaya mereka buat shock breaker yang lebih panjang travel nya..
Yaa.. Tapi saya memang jarang pakai sih ya..
-
- New Member of Junior Mechanic
- Posts: 22
- Joined: Sun Jul 08, 2018 11:45
- Location: pekanbaru
- Daily Vehicle: Livina Xgear
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
Masalah shock sudah beberapa yg diganti untuk ujicoba . Lapor aja ke beres kalo ada msalah jeduk . Mudah2an ga lama mereka dah dapet shock yg pas buat gantinya
-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 86
- Joined: Mon Jun 16, 2014 16:13
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
hi om,,, xtrail t32 dalkot kalo macet bgt bensinnya dpt 1 banding berapa ? kata temen ane 1:5 bner gak om?liemivan86 wrote: ↑Fri Sep 28, 2018 5:40Soal fuel consumption ini memang agak boros Cortez 1.8. Pemakaian ala saya, based on MID, Cortez 1.8 dengan pertamax, sama dengan X-trail T32 2.5 dengan pertamax turbo. Tapi ini based on MID ya, nda pernah hitung Cortez full to full karena memang saya sendiri jarang pakai.Alanjanuar wrote:minat banget sama ini cortez. cuman kok boros ya FC nya, kirain masih dapat di angka 1:13 (riview lihat di youtube).
utk yg cortez 1,5 FC nya ada yg tau kisaran berapa?
Tapi power nya lumayan ok sih, terutama di RPM menengah ke atas. Jauh sih kalo dibandingkan Xpander yang sempat saya test drive. Ya jauh juga sama X-trail 2.5.. [emoji16]
Yang pasti Cortez 1.8 bukan mobil yang irit.. Kalo dari segi mesin, saya masih pilih X-trail, power dapat, FC juga sama segitu an.
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1074
- Joined: Sat Jun 24, 2017 15:39
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
Tergantung definisi "macet banget" itu gimana. Gambaran aja, standar pengetesan media itu average speed 22 km/jam. Pemakaian ala saya, average speed paling jelek 12 km/jam dapat 6.2 km/L full to full..adrianwill wrote: hi om,,, xtrail t32 dalkot kalo macet bgt bensinnya dpt 1 banding berapa ? kata temen ane 1:5 bner gak om?
Standar saya, average speed di kisaran 17-19 km/jam dalam kota Surabaya dapat kisaran 7.5-8 km/L di MID..
-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 67
- Joined: Tue Mar 11, 2008 17:22
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
liemivan86 wrote: ↑Sat Oct 20, 2018 3:43Halo om Ivan,barryaje wrote:Salam kenal om Ivan, dan rekan2 SM sekalian,
saya juga pakai tipe yang sama sebagai kendaraan dinas kantor. Sejauh ini baru menempuh hampir 5000Km. Kesan2nya kurang lebih sama dengan apa yang sudah dipaparkan om Ivan. Mau comment 2 poin di bawah.
Halo om Barry,liemivan86 wrote: ↑Sat Jul 07, 2018 20:45 User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT
(Hopefully) A Long Term Review
Akhirnya saya berhasil mengumpulkan niat untuk menulis review ini. Ha2...
Kenapa saya tulis (hopefully) a long term review? Bukan, bukan karena saya meragukan data tahan mobil ini, walaupun memang masih harus dibuktikan lagi, tapi karena saya meragukan niat saya untuk memberi update terkait mobil ini di masa depan. Tapi sebisa mungkin akan saya bahas se netral mungkin.
Sekedar info, sehari-hari saya menggunakan X-trail T32, sedangkan wuling ini dipakai papa saya, sehingga kebanyakan akan saya bandingkan dengan X-trail ini.
Warning: review ini panjang banget. Bisa buat bosan kalo baca semua.
Let's get started!
Soal volume nya, thanks, nanti saya coba cari setting nya. Kemarin sih coba utak atik belum ketemu.
Soal shock breaker, satu2nya cara yang kepikiran adalah ganti shock breaker. Karena memang masalah nya travel shock breaker kurang panjang. Masalah nya, duduk an nya pas atau tidak? Yang susah ini cari shock breaker yang dudukan nya pas itu sih.
Saya sendiri sih baru mengalami 1x jeduk yang tidak disengaja, karena lupa kalo di situ ada polisi tidur. Selain itu, pemakaian normal sehari-hari saya tidak pernah mengalami jeduk sih. Om Barry sering mengalami ya? Yuk kita komplain rame2 ke Wuling, supaya mereka buat shock breaker yang lebih panjang travel nya..
Yaa.. Tapi saya memang jarang pakai sih ya..
baru sempat sambung lagi nih. Soal volume, saya salah, benar bisa di-setting tapi ya yang paling rendah memang level 6. Entah kenapa ngga bisa dibuat lebih rendah lagi ya.
UNtuk yang jeduk ini. Saya harus cerita ke belakang lebih banyak dulu nih. Jadi bulan Maret lalu saya dikasih test drive Confero S L Lux+ selama 3 minggu setelah pesan 2 unit untuk operasional (1 marketing yg S C Lux+, 1 yg polos ambulans). Selama menguji Confero saya puas, dengan harga sekian, apa yg didapat lebih dari sepadan. Akhirnya minta test Cortez, datang yang L Lux+, tapi hanya sekitar 30menit keliling sekitar Jakarta Pusat, ngga kena polisi tidur), puas juga. Jadi saya tambah pesan Cortez tapi yang tipe C Lux+ dlu, karena mau tau dlu seperti apa transmisi i-AMT bekerja. Untuk operasional kantor juga. Saya pikir mumpung warranty-nya bagus, 5 tahun, pakai hajar aja untuk operasional. Toh deductible. Klo bandel ya syukur, klo ternyata ada rewel ya tinggal klaim. Setelah mencoba beberapa waktu, akhirnya saya tambah lagi 1 Cortez L Lux+ untuk saya pakai, 2 Cortez C Lux+, 1 Confero S L Lux+, 2 Confero S C Lux+, dan 1 Confero polos untuk ambulans lagi. Jadi total ada 10 mahluk Wuling atas nama kantor, 4 Cortez, 6 Confero (2 ambulans). To be open, saya mengelola fasilitas kesehatan milik keluarga, jadi punya wewenang putuskan pemilihan kendaraan operasional.
Nah yang Cortez C Lux+, bunyi jeduknya lebih keras dibanding yang L Lux+. Saya sudah komplain ke Marketing yang handle account kami, dia bilang sedang dicarikan solusi. Nanti akan di-update. Benar yang om Ivan bilang, travel suspensi pendek terutama justru saat turun. Jadi klo pas hajar polisi tidur justru bunyi jeduk setelah ban depan melewati puncak polti. HAri ini kedua mobil Cortez ke bengkel untuk servis 5000Km. Kita lihat saja bagaimana perkembangannya. Terus terang lama2 mengganggu juga karena di Jakarta banya polti. Dan Confero S malah ngga mengalami masalah tersebut.
Cheers,
Barry
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1074
- Joined: Sat Jun 24, 2017 15:39
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
Wuih, saya salut dengan Om Barry. Nda banyak ngomong sana sini, tau2 uda beli 10 ekor..barryaje wrote: Halo om Ivan,
baru sempat sambung lagi nih. Soal volume, saya salah, benar bisa di-setting tapi ya yang paling rendah memang level 6. Entah kenapa ngga bisa dibuat lebih rendah lagi ya.
UNtuk yang jeduk ini. Saya harus cerita ke belakang lebih banyak dulu nih. Jadi bulan Maret lalu saya dikasih test drive Confero S L Lux+ selama 3 minggu setelah pesan 2 unit untuk operasional (1 marketing yg S C Lux+, 1 yg polos ambulans). Selama menguji Confero saya puas, dengan harga sekian, apa yg didapat lebih dari sepadan. Akhirnya minta test Cortez, datang yang L Lux+, tapi hanya sekitar 30menit keliling sekitar Jakarta Pusat, ngga kena polisi tidur), puas juga. Jadi saya tambah pesan Cortez tapi yang tipe C Lux+ dlu, karena mau tau dlu seperti apa transmisi i-AMT bekerja. Untuk operasional kantor juga. Saya pikir mumpung warranty-nya bagus, 5 tahun, pakai hajar aja untuk operasional. Toh deductible. Klo bandel ya syukur, klo ternyata ada rewel ya tinggal klaim. Setelah mencoba beberapa waktu, akhirnya saya tambah lagi 1 Cortez L Lux+ untuk saya pakai, 2 Cortez C Lux+, 1 Confero S L Lux+, 2 Confero S C Lux+, dan 1 Confero polos untuk ambulans lagi. Jadi total ada 10 mahluk Wuling atas nama kantor, 4 Cortez, 6 Confero (2 ambulans). To be open, saya mengelola fasilitas kesehatan milik keluarga, jadi punya wewenang putuskan pemilihan kendaraan operasional.
Nah yang Cortez C Lux+, bunyi jeduknya lebih keras dibanding yang L Lux+. Saya sudah komplain ke Marketing yang handle account kami, dia bilang sedang dicarikan solusi. Nanti akan di-update. Benar yang om Ivan bilang, travel suspensi pendek terutama justru saat turun. Jadi klo pas hajar polisi tidur justru bunyi jeduk setelah ban depan melewati puncak polti. HAri ini kedua mobil Cortez ke bengkel untuk servis 5000Km. Kita lihat saja bagaimana perkembangannya. Terus terang lama2 mengganggu juga karena di Jakarta banya polti. Dan Confero S malah ngga mengalami masalah tersebut.
Cheers,
Barry
Anyway, saya tunggu update nya kalo memang ada solusi dari dealer Om. Om Barry customer besar, seharusnya mereka lebih dengar daripada saya..
-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 67
- Joined: Tue Mar 11, 2008 17:22
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
Sore ini saya sedang pakai yang Cortez C Lux+, yg sama-sama baru servis 5000km tadi siang. Shockbreaker depannya rasanya jadi sama seperti yang L Lux+. Artinya, jeduk masih ada walau ngga sekeras sebelumnya. Entah diganti atau masalah setting, blom sempat tanya ke koordinator driver yg bawa ke bengkel. Sepertinya untuk beberapa waktu ke depan si jeduk ini menjadi bagian karakter yang menempel di Cortez.
Karena baru servis juga sepertinya, transmisi I-AMT terasa lebih halus. Moga2 yg L Lux+ juga demikian.
Itu dlu update-nya.
Cheers,
Barry
Karena baru servis juga sepertinya, transmisi I-AMT terasa lebih halus. Moga2 yg L Lux+ juga demikian.
Itu dlu update-nya.
Cheers,
Barry
-
- Visitor
- Posts: 1
- Joined: Sun Jun 05, 2016 4:24
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
Ditunggu update user reviews lagi, teman-teman....
-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 113
- Joined: Fri Dec 14, 2018 2:52
- Location: Jakarta
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
sebentar lagi katanya mau masuk yg turbo ya?
cobalah melihat dari sudut pandang yang lain
-
- New Member of Junior Mechanic
- Posts: 22
- Joined: Tue Jan 24, 2017 7:50
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
Baca2 di group Facebook cortez Indonesia seperti nya banyak keluhan ya. Ada yg menyebutkan masalah accu, ban, AC, rem, power steering, kualitas interior.. Entah common problem atau spesifik pemilik tertentu saja.
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 207
- Joined: Mon Mar 03, 2014 8:43
- Location: Kab.Bogor-Jakarta-Omah Surabaya
- Daily Vehicle: Honda Mobilio E CVT 2017 Remap Mbah Bebonk
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 10470
- Joined: Sun Aug 15, 2010 7:20
- Location: smi, bdg, jawa barat
- Daily Vehicle: Unimog
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
Bisa minum premium ga tuh
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 207
- Joined: Mon Mar 03, 2014 8:43
- Location: Kab.Bogor-Jakarta-Omah Surabaya
- Daily Vehicle: Honda Mobilio E CVT 2017 Remap Mbah Bebonk
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
JUSTRU harus bensin PREMIUM karena turbo, yang gk boleh bensin REGULAR karena bakalan ngelitik
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 165
- Joined: Thu Dec 20, 2018 5:05
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
gwe paling demen mobil ini punya kulit di setir yang lembut dan enak di genggam , lebih lembut dari kulit setir nya c x 5 . tapi masalah kenyamanan bahan kulit di setir ini subjektif yahliemivan86 wrote: ↑Sat Jul 07, 2018 20:45 User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT
(Hopefully) A Long Term Review
Akhirnya saya berhasil mengumpulkan niat untuk menulis review ini. Ha2...
Kenapa saya tulis (hopefully) a long term review? Bukan, bukan karena saya meragukan data tahan mobil ini, walaupun memang masih harus dibuktikan lagi, tapi karena saya meragukan niat saya untuk memberi update terkait mobil ini di masa depan. Tapi sebisa mungkin akan saya bahas se netral mungkin.
Sekedar info, sehari-hari saya menggunakan X-trail T32, sedangkan wuling ini dipakai papa saya, sehingga kebanyakan akan saya bandingkan dengan X-trail ini.
Warning: review ini panjang banget. Bisa buat bosan kalo baca semua.
Let's get started!
1. Sejarah
Seriously? Masih perlu bahas sejarah mobil uji ya? Sejarah nya sih singkat aja, 2017 mobil ini diluncurkan dan 2018 papa saya memutuskan untuk beli 1 unit. Selesai.
2. Exterior
Exterior Mobil ini sudah banyak dibahas dimana mana. Dan saya yakin, sebagian member di sini sudah pernah lihat entah di jalan atau di showroom, atau at least di review lah. Jadi saya bahas singkat saja:
Mobil saya adalah tipe wuling tertinggi, Cortez 1.8 L Lux+ AMT, jadi mobil ini sudah menggunakan lampu bi led projector sebagai lampu utama, dan semua lampu di mobil ini sudah menggunakan LED, kecuali fog lamp yang masih menggunakan halogen biasa.
Untuk tipe ini, saya suka dengan bagian depan nya. Lumayan terlihat mewah dengan lampu yang well designed, coba saja itu lampu sign depan belakang dibuat sekuensial, pasti akan terlihat lebih bagus. Yang agak mengganggu, DRL yang penempatan nya di bawah. Di bawah projector lampu utama sudah ada lampu kecil mirip DRL, jadi seharusnya tidak perlu DRL khusus lagi di bawah, agak terlihat rame menurut saya. Lainnya ok. Karena ini tipe tertinggi, ada 2 corner sensor di depan.
Dari samping, mobil ini terlihat panjang. Dan memang mobil ini panjang. Total 4.7 m dari depan sampai belakang, dibanding Innova lama (kalo salah mohon dikoreksi) di kisaran 4.5 m. Tidak ada desain aneh ala confero di sini, semua normal2 saja, dan desain nya mudah dicerna. Ada yang mengeluhkan velg dan wheel arch agak kekecilan, kalo saya sih tidak masalah, toh R16 Ban nya murah dan lebih empuk daripada misal dikasih R18 gitu. Ada garis chrome mengelilingi jendela, yang lucu nya, di rusak oleh pemasangan talang air dari dealer. Selain itu, no complaint from me. Not super nice, but acceptable design. O ya, 4 disc brake terlihat di balik velg. Ukuran disc nya lebih besar daripada disc avanza yang menyedihkan itu. Mobil nya juga lebih berat sih.
Dari belakang, kesan mengotak confero sudah tidak terlihat di sini. Overall bagi saya, desain belakang ini juga mudah dicerna. Lampu ala Audi yang lumayan keren kalo nyala di malam. Dan seperti yang sudah saya katakan tadi, semua lampu LED, bahkan sampai lampu plat nomor sudah menggunakan LED putih. Dari belakang mobil ini tidak terlihat lebar, padahal sebenarnya mobil ini juga lebih lebar dari Innova lama, walaupun tidak terlalu banyak. Ada 4 sensor parkir di belakang, termasuk juga kamera mundur high resolution yang jernih banget.
Overall exterior: Acceptable design, lumayan stand out di jalan, apalagi dengan logo merah besar gitu. Saya suka desain keseluruhan mobil ini, dengan desain ala estate (atau van?) yang panjang dan lebar.
2. Interior
Begitu masuk di interior mobil ini, 1 yang langsung menarik perhatian saya: console tengah di row 1 yang tinggi ala HRV gitu. Ini detail desain yang agak jarang di mobil keluarga, biasanya di desain rendah agar memberi ruang lebih lapang, ini justru dibuat tinggi yang memberi kesan sporty. Tapi saya suka sih.
Beberapa detail menarik di interior:
- Handle pintu yang desain nya "niat"
- Setir berlapis kulit dengan pola jahitan yang unik. Bahkan kulit yang dipakai ada 2 macam, kulit polos dan perforated. Dan unik nya, di bawah lapisan kulit diberi lapisan empuk, jadi kalo di pencet2 setir nya empuk gitu.
- tombol ac yang, sekali lagi, "niat". Terbuat dari metal, yang diberi permukaan kasar agar enak di operasikan. Desain controller ac sendiri lumayan keren dan mengingat kan ke Audi. Tulisan derajat dan kecepatan angin ada di dalam knop putar.
- MID 7" yang keren di tengah speedometer. Keren sih, cuma nda terlalu fungsional sebenarnya. Fitur utama MID ini adalah navigasi yang bisa ditampilkan di sini, masalah nya, saya tidak pernah menggunakan navigasi bawaan head unit. Biasanya pakai Google maps yang bisa disambungkan ke head unit. Jadi MID hanya untuk lihat TPMS, odometer, average fuel consumption dan matikan alarm seat Belt belakang
- Motif kayu yang digunakan berupa kayu doff gitu, yang jauh lebih keren daripada kayu coklat ala pajero sport CBU
- Hampir seluruh bagian atas dashboard dan door trim menggunakan plastik empuk
- Karena ini trim Lux+, jadi di sekujur mobil sudah di lapis kulit sintetis. Arm rest depan, door trim, bahkan bagian samping console tengah yang kena kaki kita dilapisi kulit, dan empuk. Bahkan di T32 aja tidak dilapisi kulit.
- sama seperti di exterior, semua lampu di interior menggunakan lampu LED.
- Karena ini trim Lux+, row 2 menggunakan captain seat, yang arm rest nya bisa di atur ketinggian nya.
- penempatan ac double blower yang unik, di antara row 2 dan 3, karena "diusir" sunroof. Tidak ada masalah sih, justru row 3 jadi lebih dingin dibanding double blower ala avanza.
- port USB charger yang lengkap di semua baris
- jam analog ala mercy. Itu kenapa coba harus pake gituan, nda kelihatan mewah, malah susah dibaca. Lebih mudah dibaca jam digital biasa.
Sekarang kita masuk ke review:
Kualitas kulit yang digunakan memang bukan yang terbaik, tapi sekali lagi, buat nya "niat". Bagian tengah dibuat motif perforated dan bagian samping polos, dengan sedikit motif coklat tua untuk menunjukkan kesan Err.. Entah sporty entah mewah. Pokoknya tidak polos lah. Kursi row 1 sangat empuk, kayaknya lebih empuk dibanding T32. Entah daya tahan nya gimana. Kursi row 2 dan 3 sedikit lebih keras, tapi tetap masih ok dibanding avanza.
AC. Ini bagian yang menjengkelkan. Karena ini trim L, jadi ac nya sudah menggunakan auto climate control. Masalah nya, auto nya bodo banget. Jadi misal kita setel di 24°, walaupun baru nyala dalam kondisi Cabin super panas, auto ac akan set ac di angin 2. Walaupun sebenarnya dalam mode auto, setiap kecepatan angin itu ada beberapa tingkat. Jadi kalo manual, 2 ya 2. Kalo auto, 2 itu ada yang agak pelan, standar, dan agak kenceng. Kalo posisi cabin panas, lalu kita nyala kan ac 24, dia setel angin di 2 tapi yang kenceng, tapi tetap 2, bukan full blast seperti auto climate di mobil lain. Jadi ya kapan dingin nya kalo gitu.. Untung saya pasang kaca film bagus. Kalo ac kita set di 20 kalo tidak salah, baru dia pindah ke angin 3. Selain itu, saat pencet auto, kadang ventilasi jadi terbuka. Harus kita set manual ke tertutup. Tapi sekali set, dia akan tertutup terus sampai kita mati nyala kan mode auto lagi.
Oh, dan 1 yang agak mengganggu, ac belakang selalu mati setiap kali kita nyala kan ac. Jadi harus pencet tombol rear on setiap kali nyala kan ac. Atau cuek in aja dan biar kan orang belakang nyala kan sendiri kalo mereka merasa kepanasan.
Waktu malam, aura cabin terasa sangat ramai, karena ada lampu biru di bagian kaki driver dan penumpang depan, lampu di sekeliling cup holder, juga lampu di bawah arm rest door trim row 1. Tapi semua lampu biru ini hanya di depan, row 2 dan 3 mati lampu, gelap gulita seperti layaknya mobil "normal".
Lanjut ke bagian belakang, semua penumpang di semua row dipastikan akan mendapat ruang kami yang cukup. Bahkan saya yang tinggi 178 cm masih bisa duduk nyaman di row 3 sambil row 2 juga masih nyaman. Yang kurang saya suka, mekanisme pelipatan row 3 masih harus pakai kunci an manual. Jaman apa ini masih pake gituan.. Tapi kabar baiknya, karena mobil ini panjang, bahkan dengan row 3 terbuka full saja bagasi nya lebih besar dari Innova lama.
Overall interior: terasa cukup mewah. Bahkan bisa dibilang terasa paling mewah di kelas nya (dibanding Innova, dan semua LMPV). Banyak detail cantik yang diberikan yang di desain secara "niat". Bahkan semua tombol di mobil ini menyala, hanya tombol lipat spion saja yang tidak nyala. Kursi nyaman dan banyak material bagus plus build quality yang menurut saya jauh lebih solid dibanding Honda kelas di bawah CRV. O ya, kekedapan interior mobil ini sangat bagus, setingkat dengan Xpander lah.
3. Fitur
- Sunroof! Nuff said.
- Head unit yang pinter bodo bodo. Pinter karena ada fitur smartphone link yang saya suka. Tinggal colok kan kabel ke smartphone Android kita, nanti tampilan smartphone kita akan pindah ke layar head unit. Yah, cuma mirroring biasa dong? Tunggu dulu, ternyata keren nya, smartphone kita bisa di operasikan dari layar head unit, walaupun agak laggy, tapi bisa dipakai. Misal, saya sering menggunakan Google maps dengan fitur ini, dan ini sangat berguna saat misal saya mau lihat sekeliling maps, saya tidak perlu ambil hp, utek2 hp, tinggal geser2 di head unit saja. Tapi fitur ini hanya untuk display saja, audio lewat Bluetooth.
Bodo nya head unit ini, setiap kali kita nyala kan, dia selalu set volume di 6, dan kadang 6 ini terlalu keras. Selain itu, bodo lainnya, pada saat kita atur tingkat keterangan display di auto, night mode nya kurang gelap, sehingga masih sedikit terlalu terang bagi saya. Tapi kalo kita set manual, waktu siang tidak kelihatan layar nya.
Overall, head unit ini lumayan lah. Bisa dipakai, banyak fitur, dan ada mode suara Yamaha yang sangat membantu agar suara lebih merdu. Ya tetap jauh dari standar audiophile, tapi cukup untuk kuping kaleng saya.
- parking sensor, it works.
- 4 airbags
- ABS, EBD, Auto vehicle hold, stability control, sudah menjadi standar di kelas LMPV dan MPV. Eh, Innova belum ada ya?
- electric parking brake. Mobil termurah dengan fitur ini? Dan auto hold juga lumayan membantu di kemacetan.
- auto folding mirror, otomatis melipat spion saat pintu di kunci. Dan buka spion saat kunci dibuka.
Kayaknya itu aja deh. Kalo ada yang kelewatan, silahkan tambahkan di bawah.
4. Fitur unik
- buka semua jendela dan sunroof dengan remote. Bisa juga tutup sunroof dengan remote, tapi jendela harus tutup manual
- buka bagasi dengan remote. Bukan, bukan ala power back door seperti di T32, tapi kalo tombol bagasi di remote ditahan, pintu bagasi akan "meloncat", tinggal kita tarik untuk membuka. Semua pintu lainnya tetap terkunci. Setelah selesai masukkan barang, tinggal ditutup pintu bagasi dan langsung terkunci lagi.
- radio tidak mati walaupun kunci sudah ditarik dari tempat nya. Baru mati waktu pintu driver dibuka. Cocok untuk yang sering tunggu di mobil kayak saya.
- waktu kita berhenti dan nyala kan hazard, lalu buka pintu bagasi, lampu hazard dan lampu kecil akan pindah ke bawah bumper belakang, sehingga orang dari belakang tetap bisa lihat kalo di depan ada mobil.
- indicator seat belt untuk semua penumpang. Ini agak bikin kesel. Karena indicator ini akan terus menyala kalo ada penumpang bandel yang tidak pasang seat belt. Bisa dimatikan, tapi hanya temporary, nanti begitu mesin mati, lalu dinyalakan lagi, indicator nyala lagi.
5. Mesin
Mesin 1.8L dengan teknologi VVTI yang memang kerjasama GM dengan Toyota. Tadinya saya pikir ini mesin Altis lama, tapi ternyata berbeda. Mesin ini tenaga nya keluar di putaran bawah dan menengah, putaran atas nya agak kosong. Jadi memang dibuat untuk city driving dan long range driving, bukan high speed driving.
Pada RPM 3000, kecepatan di 105 km/jam. RPM nya agak sedikit terlalu tinggi menurut saya, tapi ya mungkin ini karena mengejar tenaga di putaran bawah.
Konsumsi bbm menurut MID di kisaran 8 km/l di kemacetan Surabaya, dan sekitar 10-11 km/l untuk keluar kota agak macet. Bensin selalu menggunakan pertamax. Tidak hemat untuk ukuran 1800 cc. I expect more.
6. Transmisi AMT!
Ini bagian paling kontroversial dari mobil ini.
Perlu diketahui, AMT mobil ini menggunakan buatan Aisin, bukan Magneto Marelli (bener nda namanya?) seperti ignis. Jadi buang jauh2 kesan dari AMT ignis.
Halus? Tidak juga. Untuk gigi 1 ke 2, kalo kita tidak lepas gas saat pindah gigi atau kita posisi full throttle, masih terasa perpindahan nya seperti nenek2 yang belajar pindah gigi. Tapi kalo kita lepas gas, masih mendingan lah. Dari gigi 2 ke 3 jauh lebih halus. 3 ke 4 dan 4 ke 5 saya bisa bilang mirip Matic konvensional. Ini dalam keadaan setir santai di dalam kota ya, bukan dalam keadaan ditarik2.
Dalam mode eco transmisi ini selalu berusaha pindah gigi serendah mungkin, akibat nya kadang akselerasi terasa lambat karena pindah di bawah 2000 rpm, yang mana tenaga belum keluar. Untuk paksa transmisi shift down, kita harus pedal to carpet, kalo tidak mau pakai model manual. Proses shift down jauh lebih cepat daripada shift up.
Dalam mode sport, transmisi ini langsung berubah karakter nya. Dari asal nya pindah gigi seperti nenek2 belajar setir, di mode sport jadi seperti Dominic Toretto yang shifting. Shift up jauh lebih cepat dari mode eco, dan tidak akan pindah sebelum 4000 rpm. Bahkan shift down nya juga agresif, begitu turun di bawah 2000 rpm, langsung shift down supaya tenaga tersedia terus. Memang terdengar enak, tapi untuk santai di dalam kota, jadi ajrut2an karena tidak mau pindah sebelum 4000 rpm.
Overall transmisi: kalo ada pilihan lain, saya mending Matic konvensional atau CVT. Tapi berhubung tidak ada pilihan lain, I can live with this. Ada beberapa cara agar bisa lebih halus, salah satunya dengan lepas gas sebelum ganti gigi, selain itu juga bisa menggunakan mode manual. Dan yang terasa jendul hanya gigi 1 ke 2, sisanya tidak terlalu terasa. Yang penting, harus selalu ingat bahwa ini adalah transmisi manual yang dibuat otomatis, jadi ya karakter nya tetap manual, termasuk engine brake, dll.
Oh, ada 1 yang saya kurang suka, karena tidak pakai torque converter, jadi saat di rem di kemacetan atau saat mau parkir agak terasa jendul2. Jadi begitu di rem, kopling masuk, lepas rem, 1 detik, jendul jalan, rem lagi, kopling masuk lagi, lepas, jendul lagi, dst. Termasuk waktu mundur mau parkir. Jadi agak jendul2 gitu, beda dengan transmisi yang pakai torque converter. Ini yang paling tidak saya suka dari transmisi ini.
7. Driving dynamics
Kita mulai dari posisi nyetir. Posisi nyetir di mobil ini agak tinggi dibanding LMPV monocoque. Posisi duduk sebenarnya sudah enak, tapi saya setir hanya bisa tilt, belum telescopic, jadi untuk saya yang tinggi 178 cm dan suka duduk selonjoran, setir ya kurang maju. Sebagai gambaran, di T32, posisi setir saya selalu mentok ke posisi paling dekat ke badan. Dan itu baru nyaman untuk saya.
Lanjut ke kenyamanan. Bagaimana kenyamanan mobil ini? Nyaman, nyaman banget. Mobil ini di set sebagai mobil keluarga, jadi benar-benar mengutamakan kenyamanan. Karakter Suspensi nya mengayun, mirip dengan Nav1. Sangat berbeda dengan T32. Setelah naik Cortez, T32 terasa keras. Tapi memang, baik saya maupun istri yang selalu duduk belakang bersama baby, lebih suka bantingan T32 yang lebih terasa mantap, tidak terlalu mengayun.
Saat melewati speed trap, T32 terasa keras, dan interior terasa goyang semua, tapi waktu naik Cortez, melewati speed trap yang sama, terasa sangat halus. Jadi memang Suspensi mobil ini sangat empuk, nyaman, tapi memang terlalu mengayun untuk saya yang terbiasa naik T32.
Karena ini trim L, jadi Suspensi belakang menggunakan full independent. Ini sangat terasa sih, kombinasi Suspensi independent dan empuk sangat baik dalam meredam jalan yang "luar biasa" waktu perjalanan saya dari Surabaya ke Jombang lewat jalur non tol. Cabin tidak terasa terlalu terguncang saat melewati gundukan yang tidak rata, dan tidak membuang kanan kiri kanan kiri seperti di pajero sport, Innova, avanza, dll, dulu.
O ya, sebelum beli mobil ini, waktu saya test drive, sempat saya tes sikat polisi tidur dengan kecepatan agak tinggi. Suspensi depan terasa langsung mentok, bukan mentok ke atas (stopper), tapi mentok ke bawah. Dan saya ulang beberapa kali hasil nya sama. Analisa saya, travel shock breaker kurang panjang, atau shock breaker nya hanya single action, sehingga tidak meredam saat expansion dan hanya meredam saat compression. Tapi ini belum pernah saya temukan di kehidupan nyata, karena kalo pakai mobil sendiri ya lewat polisi tidur pelan2 lah. Bahkan saat dipakai luar kota pun belum pernah menemukan kejadian yang sama. Jadi tidak perlu dikhawatirkan sih..
Ban menggunakan Goodyear assurance, yang memiliki grip A. Ditambah traction control, seharusnya susah untuk buat mobil ini melintir dalam pemakaian sehari-hari.
Overall driving dynamics: mobil ini di desain untuk kenyamanan. Jadi lupakan high speed cornering, lupakan handling, lupakan mesin kencang, ini adalah mobil keluarga, dan orientasi nya murni ke kenyamanan, titik. Suspensi sangat nyaman, peredaman jalan yang halus, dan Suspensi independent sangat membantu menciptakan kenyamanan ini. Sayang nya, ciri khas monocoque, waktu melewati jalan jelek, suara glodak2 masuk ke Kabin, walaupun getaran nya bisa di redam dengan baik.
Sebagai gambaran mengenai kenyamanan mobil ini: pada perjalanan Surabaya Jombang, saya naik Cortez dengan 5 penumpang, ada rombongan di mobil lain bawa fortuner VNT TRD dengan 4 dewasa dan 4 anak2. Istri saya yang duduk di Cortez row 3 agak mabuk karena jalan yang "luar biasa" itu, sedangkan saudara yang di row 2 fortuner VNT mabuk setelah jalan di rute yang sama.
Kesimpulan saya setelah (Kadang2) menggunakan mobil ini: salah satu mobil dengan value for money terbaik di kelas nya. Suspensi independent yang nyaman, satu-satunya di kelas di bawah 400 jt, fitur seabrek, harga beli (relatif) murah, mesin yang cukup kuat di putaran bawah (jauh dibanding mesin Xpander) dan kenyamanan yang diberikan, menurut saya adalah best deal di kelas nya, bahkan saat dibandingkan dengan innova baru dan semua LMPV saat ini. Tapi memang jangan mengharapkan handling bagus, setir hidup, mesin kencang, dll, karena memang mobil ini bukan untuk itu.
Saya (berencana) akan update berkala mengenai mobil ini. Semoga benar-benar jadi long term review. Posisi saat ini ada di 3500 kilometer, dan semua masih ok. Tidak ada rattle, tidak ada masalah sama sekali, dan servis pun masih gratis (termasuk sparepart) untuk 60rb km atau 3 tahun ke depan. Kita lihat apakah mobil ini tahan disiksa papa saya, terakhir dia sudah "menyiksa" 2 ekor Innova, masing-masing sudah sampai 250rb km dalam 13 tahun ini. Seharusnya wuling ini akan mengalami "siksaan" yang sama.
Thanks buat semua yang sudah baca sampai sini, mohon maaf membuang banyak waktu kalian. Ha2...
Yuk diskusi, but keep an open mind. Jangan berpikir negatif karena merk, negara asal, fans [cencored], dll nya, tapi diskusi secara objektif mengenai mobil nya. Bukan berarti karena fans nya [cencored] semua, terus mobil ini jadi jelek. Atau bukan berarti karena saya sudah beli terus mobil ini jadi bagus semua. Posisi saya netral koq, toh saya cuma konsumen, bukan pemilik dealer wuling.
Regards. IMG_20180512_170006_HDR.jpgIMG_20180512_170304_HDR.jpgIMG-20180426-WA0076.jpg
ditambah lagi bentuk speedometer nya keren banget kayak camry 2018 x v 7 0 keatas dengan tampilan font di layar MID gede nya yang mudah dibaca
warna interior beige nya ngingetin saya ama Alphard A N H 2 0 yang keren dan desain dashboard keren nya yang mirip bmw seri 3 dan 5 tahun 2018 keatas
setir nya yang ringan banget karena udah EPS jadi nya cocok buat ibu - ibu yang mau pake buat di perkotaan buat aktivitas sehari - hari dan enak buat santai karena gak bikin tangan pegal
bentuk panel a/c nya emang sekali lagi saya bilang benar - benar niat bikin nya sehingga kelihatan sangat mewah dan berkelas di atas nya ada panel jam analog nya ala lexus dan layar touch screen nya ala mobil eropa sekarang
soal harga mobil ini cocok sekali buat yang baru mapan kerja dan yang ingin upgrade naik kelas dari avanza dan rush ke cortez 1.8 yang jauh lebih mewah dan lengkap fitur nya
rem elektrik nya jadi ngingatin saya ama h r v
oh yah karena mobil ini AMT , makanya pengoperasian perpindahan gigi mobil ini kayak pake mobil manual tapi tanpa harus injak kopling , cukup lepas gas pas udah rpm 2000 - 2500 keatas , maka gigi akan berpindah sendiri . pernah kejadian pas test drive kalo gigi gak mau pindah , pindahin tuas gigi nya ke mode manual , lalu naikkan gigi nya biar naik gigi . kalo udah terbiasa , AMT gak akan jadi masalah
semoga aja kedepan nya ada fitur teleskopik , layar monitor plafon belakang , start-stop engine button , smart-key system , kaca spion auto diming , bagasi elektrik kayak mobil zaman sekarang laen nya
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 165
- Joined: Thu Dec 20, 2018 5:05
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 165
- Joined: Thu Dec 20, 2018 5:05
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
ini kayaknya gara-gara pemakaian transmisi AMT yang belum bisa bekerja sebaik torque converter , C V T , kopling gandaliemivan86 wrote: ↑Fri Sep 28, 2018 9:48Betul Om. Perbandingan saya sama X-trail T32 karena mobil sehari-hari saya X-trail itu. Memang jadi nya apple to durian sih, gak apple to Apple. Ha2...
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 165
- Joined: Thu Dec 20, 2018 5:05
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
rencana nya yang 1.5 turbo cvt mau keluar taon depan
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 165
- Joined: Thu Dec 20, 2018 5:05
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
ini cortez tipe 1.5 atau 1.8Enjoyzz wrote: ↑Mon Oct 01, 2018 15:38Mau gak om cortez saya?Alanjanuar wrote: ↑Thu Sep 27, 2018 9:35 minat banget sama ini cortez. cuman kok boros ya FC nya, kirain masih dapat di angka 1:13 (riview lihat di youtube).
utk yg cortez 1,5 FC nya ada yg tau kisaran berapa?
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 165
- Joined: Thu Dec 20, 2018 5:05
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
kayak nya kalo dibanding ama yang AMT yang manual lebih iritliemivan86 wrote: ↑Fri Sep 28, 2018 9:48Betul Om. Perbandingan saya sama X-trail T32 karena mobil sehari-hari saya X-trail itu. Memang jadi nya apple to durian sih, gak apple to Apple. Ha2...
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 165
- Joined: Thu Dec 20, 2018 5:05
Re: User Review: Wuling Cortez 1.8 L Lux+ AMT, (Hopefully) A Long Term Review
kalo di banding sama all new innova reborn 2.0 bensin baik manual dan automatic kira 2 lebih irit mana ama cortezliemivan86 wrote: ↑Mon Oct 22, 2018 14:42Tergantung definisi "macet banget" itu gimana. Gambaran aja, standar pengetesan media itu average speed 22 km/jam. Pemakaian ala saya, average speed paling jelek 12 km/jam dapat 6.2 km/L full to full..adrianwill wrote: hi om,,, xtrail t32 dalkot kalo macet bgt bensinnya dpt 1 banding berapa ? kata temen ane 1:5 bner gak om?
Standar saya, average speed di kisaran 17-19 km/jam dalam kota Surabaya dapat kisaran 7.5-8 km/L di MID..