Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
Jakarta - Penerapan SNI (Standar Nasional Indonesia) wajib untuk helm mulai mengurangi peredaran helm impor. Semenjak pertengahan tahun 2009 lalu peredaran produk helm impor terus turun.
Asosiasi Industri Helm Indonesia (AIHI) mencatat penerapan SNI secara wajib telah menekan pangsa pasar helm impor yang hanya tersisa 15%.
"Sekarang helm tidak banyak yang impor paling hanya 15% dari pasar helm," ujar Staf Ahli Asosiasi Industri Helm Indonesia (AIHI) Thomas Lim dalam acara sosialisasi penerapan SNI wajib helm di Hotel Menara Peninsula Jakarta, Selasa, (23/2/2010).
Data Kementerian Perindustrian pada tahun 2008 impor helm mencapai US$ 8 juta, dengan jumlah sebanyak 4 juta unit helm.
Sementara itu permintaan helm dari sektor agen tunggal pemegang merek (ATPM) per tahunnya minimal mencapai 5,8 juta unit, hal ini belum dihitung dari permintaan helm di luar pengemudi motor utama.
"Kalau penurunannya lebih dari 50%, itu data dari diler-diler," katanya.
homas menjelaskan penurunan produk impor itu, sudah terjadi sejak pertengahan tahun lalu, meskipun belum diterapkan SNI secara wajib. Kalangan pedagang helm mulai banyak menjual produk-produk helm ber-SNI.
Saat ini sekitar 80 persen helm yang beredar di pasaran telah memenuhi SNI wajib. Peningkatan ini sejalan dibuatnya SNI wajib oleh KementerianP erindustrian (Kemenperin) beberapa tahun lalu.
Kemenperin telah mengeluarkan Permenperin No 40/M-IND/Per/6/2008 mengenai SNI wajib helm yang akan berlaku efektif pada tanggal 1 April 2010. Sebelumnya SNI wajib ini sempat ditunda selama setahun yang seharusnya berlaku di pertengahan tahun 2009 lalu karena ketidaksiapan produsen helm skala kecil dan menengah.
Dalam ketentuan tersebut seluruh produsen, importir helm wajib memenuhi SNI diantaranya uji material, uji tekanan, uji tali pengikat dan lain-lain.
Dalam aturan itu helm-helm impor meskipun sudah mengantungi standarisasi DOT ataupun Snell haruslah diembose dengan label SNI agar helm tersebut dapat masuk ke Indonesia.
Bila tidak, maka helm-helm tersebut tidaklah diperkenalkan hadir untuk
meramaikan pasar helm nasional.
"Helm tersebut haruslah mengikuti ketentuan, harus punya sertifikat SNI," ungkap Kasubdit Standarisasi dan Teknologi, Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia, Direktorat Industri Kimia Hilir, Departemen Perindustrian, Kurnia Hanafiah ketika berbincang dengan detikOto beberapa waktu lalu
Setelah helm-helm tersebut telah disertifikasi, lanjut Kurnia, helm-helm tersebut harus masuk ke tahap selanjutnya yakni mengembose helm tersebut dengan logo SNI.
"Bila tidak ya tidak bisa masuk, bea cukai juga kan tahunya dari label SNI itu," paparnya.
Karena itulah, helm-helm impor seperti AGV, Arai, Shoei maupun Nolan haruslah rela helm produksinya diembose label SNI bila memang tetap mau masuk ke pasar helm Indonesia.
( hen / ddn )
Bagus juga ya.. jadinya produksi helm disini meningkat. Pantesan di Ciledug makin banyak yg jual helm bagus2.
stidaknya walaupun sudah mendapatkan sertifikat dari DOT (lebih baik dari SNI tentunya) tetap harus mendapatkan sertifikasi dari SNI bila mau dijual disini..memang begitu sih seharusnya..
All about coffee? Ask me.. Need fresh roasted coffee? PM =)
sertifikasi gini, gimana cara ngujinya ya? ada referensi gak?
dan apakah, jika sudah ada sertifikasi dari negara lain, misalnya jerman dan jepang, anggap saja memiliki standar lebih tinggi daripada SNI, tetap perlu sertifikasi SNI lagi ya?
tapi kalo meningkatkan industri lokal, ane setuju banget..
Dark Brownies with Cappuccino
Red and Gold
Lime Green
sebaik apapun barang tersebut tetap harus melewati uji SNI (entah kenapa)...biasanya sih SNI itu menguji kualitas saja..
padahal sudah jelas sekali klo kualitasnya sudah terbukti baik..
All about coffee? Ask me.. Need fresh roasted coffee? PM =)
kalo menurut saya sih wajar aja penerapan SNI bahkan untuk produk2 luar yang katanya sudah diuji dengan sistem pengujian yang lebih baik dari sistem yang dipakai SNI. mirip2 makanan dari luar lah, meski dah mengantongi label uji ini itu dari negara lain tetap aja mesti mengantongi ijin dari regulator di sini.
meski suatu produk sudah dikatakan baik kualitasnya oleh banyak orang, tetap aja mesti diuji buat di indonesia. beda negara beda aturan kecuali memang sudah ada kesepakatan di antara negara tersebut. sangat mungkin terjadi perbedaan dalam hal sistem pengujian suatu produk (tak hanya helm) di suatu negara dengan negara lain.
No one’s opinion is more correct than anyone else’s - All have a right to voice their opinions.
If you want to be respected, you need to show respect for others.
dot pk std nya us. setau gw jauh lebih bagus. rata2 kalo udah pk std barat sana perihal utk safety gini org sana ga mau main2. makanya mahal.
jika helm2 spt arai, agv (agv yg italy, soalnya ada yg dari malaysia), nolan, shoei, shark, rata2 hrgnya udah 1jt ke atas harus di sni kan lagi, aneh sekali. mereka ringan namun kuat.
tp kalo misalnya produk2 lokal lalu di sni kan, baru cocok lah. selama peraturan kayak gini bukan hanya utk cari kesempatan sih ok ok aja. tp kalo yg udah std nya tinggi trus pake harus di sni kan lagi, kok aneh aja.
bukan berarti merk lokal ga bagus, ada yg bagus lumayan.
roadtrain99 wrote:dot pk std nya us. setau gw jauh lebih bagus. rata2 kalo udah pk std barat sana perihal utk safety gini org sana ga mau main2. makanya mahal.
jika helm2 spt arai, agv (agv yg italy, soalnya ada yg dari malaysia), nolan, shoei, shark, rata2 hrgnya udah 1jt ke atas harus di sni kan lagi, aneh sekali. mereka ringan namun kuat.
tp kalo misalnya produk2 lokal lalu di sni kan, baru cocok lah. selama peraturan kayak gini bukan hanya utk cari kesempatan sih ok ok aja. tp kalo yg udah std nya tinggi trus pake harus di sni kan lagi, kok aneh aja.
bukan berarti merk lokal ga bagus, ada yg bagus lumayan.
kan bagusnya menurut aturan sana om. kalo mo masuk sini ya mestinya ngikutin aturan sini terlepas kualitasnya sebagus apapun karena kita bicara standarisasi yang belum menjadi kesepakatan indonesia dengan negara lain.
kasarnya menurut saya, jangan mulu punya kita doang yang mesti diuji sana uji sini, mesti sertifikat sana sertifikat sini di luar negeri, punya luar juga mesti uji sini sana juga di negeri kita.
No one’s opinion is more correct than anyone else’s - All have a right to voice their opinions.
If you want to be respected, you need to show respect for others.
Apakah helm yg sdh kita pakai harus diganti semua? wah tambah biaya nih, kami orang susah ditambah susah oleh pemerintah....padahal helm asli yamaha masih bagus dan kuat....
dari berita yang dipost oleh TS dan aturan (lalu lintas) yang saya tau, mestinya helm yang lama milik konsumen ga mesti diganti helm yang ada logo SNI nya selama helm nya sesuai dengan aturan lalu lintas yang ada. SNI kan standard produk, bukan peraturan lalu lintas.
No one’s opinion is more correct than anyone else’s - All have a right to voice their opinions.
If you want to be respected, you need to show respect for others.
zweifellos wrote:
kan bagusnya menurut aturan sana om. kalo mo masuk sini ya mestinya ngikutin aturan sini terlepas kualitasnya sebagus apapun karena kita bicara standarisasi yang belum menjadi kesepakatan indonesia dengan negara lain.
kasarnya menurut saya, jangan mulu punya kita doang yang mesti diuji sana uji sini, mesti sertifikat sana sertifikat sini di luar negeri, punya luar juga mesti uji sini sana juga di negeri kita.
betul memang std sana. namun helm fungsinya utk nahan benturan, jd gak terlalu bedalah. namun kita semua rata2 tau kalo negara2 yg maju itu biasanya standar safety begini mereka lebih sensitif dan serius. makanya agak aneh aja, jika helm2 import bermerk & mahal ini hrs lewat sni, sementara mereka sudah bs lewatin std safety dari negara2 yg lebih serius/maju/peduli soal beginian.
sni bagus2 aja, cuma, serius ga, atau cuma biar bayar izin aja atau gimana..nah itu dia. nanti malah spt logo di produk makanan..
itulah om kedaulatan hukum suatu negara. mau jauh lebih bagus sana kualitas pengetesannya dll., kalo helm2 itu mau masuk indo sudah semestinya ngikutin aturan di sini.
kalo memang produsen luar yakin dengan kualitasnya mestinya bukan masalah besar buat produsen tersebut buat ngikutin standard indonesia. kalo ga mau dua kali ngikutin test, bikin aja pabrik produksinya di negara2 yang ga mesti pake tes segala atau malah di indonesia.
kenapa dengan logo makanan om? malah konsumen jadi terlindungi. yang bahaya malah makanan yang ga ada izin, logo atau apalah namanya dari departemen kesehatan atau regulator yang berkompeten.
yang penting standard indonesia udah ada, satu step sudah terlewati. masalah berikutnya apakah cuman sekadar bayar izin atau gimana ntar bisa kita liat.
No one’s opinion is more correct than anyone else’s - All have a right to voice their opinions.
If you want to be respected, you need to show respect for others.
gw rasa merk asing spt shoei, arai, nolan dll yg udah malang melintang di dot & snell gak akan bermasalah besar utk pass sni. lagipula kalo merk spt shoei arai nolan agv dll yg mahal2 itu jarang kok. mungkin maksud helm yg di import disini spt helm produk malaysia, thailand.
yg agak diragukan, keseriusannya itu? aturan pake helm saja sudah ada UU nya, tapi pelaksanaannya...gak serius. nah itu lho maksudnya, jgn2 nantinya malah jadi ladang pungutan yg aneh2.
gw pernah dpt helm, merk lokal NHK, bagus, ringan, designnya jg keren. kebetulan baca artikel majalah lama, skitar 2thnan lalu, ternyata si nhk ini sudah pake std dot dan snell, krn mereka export. Itu jauh sebelum heboh soal sni.
rasanya wajar lah kalo produk kita di export ke negara yg udah maju, hrs lewat test ini itu, sebab mereka lebih sensitif, lebih care ke human nya. negara kita bukan ga sensitif, tapi kurang care aja. paling di test pertama aja, nanti ke sana nya..ah tarsok tarsok lah.
ada logo jg blm tentu konsumen kita terlindungi. kalo ga salah pernah ada pro dan kontra tentang logo halal. kalo dari produsen, kalo mereka udah pernah ditest dan dpt izin, hrs nya ya sekali itu saja. kalo ditarik bea per unit, jd mirip cukai. jgn dilihat soal logo nya ya, maksudnya proses nya itu jadi kadang2 uud.
sni sih bagus2 aja buat helm, ada kok merk2 lokal yg masih perlu dibagusin. gw dukung aja sni, selama serius. nanti sni nya udah bagus, tau2 org gak pake helm masih gak ditangkep..ya podo wae hehehe..gitu lho...
Setuju2 aja seh kalo emang harus ada loga SNI-nya akan tetapi di cek dan di test beneran atau tidak tuh sertifikasi helm yang berlogo SNI. Jangan-jangan cuma tipu2 cuma di kasih logo SNI tetapi kenyataannya tidak tahan banting.
Hanya sekedar perbandingan saja neh.....
aku pernah pake helm yang ada logo SNI-nya , waktu itu aku jatuh dari motor helm terus pecah nah apakah keadaan tersebut bisa dipertanggungjawabkan kalo berlogo SNI musti kuat dan bisa melindungi.
stiker SNI yg plastik emboss itu ada yg jual nggak yah, ane beli helm bagus sebelum muncul peraturan SNI itu, soal standard pasti masuklah SNI, tapi kan konyol kalo pake helm bagus tapi kena tilang lantaran gak ada stickernya
Ada standarnya koq. Yg jelas mobil sy pernah jadi korban test. Kebetulan tempat sy kerja buat helm SNI. Boss main lempar helm dari lantai 2. Harapannya langsung jatuh ke lantai semen di bawah. Ga tauknya ada yg kena pagar, trus jatuh di mobil sy. Kap mesin penyok dikit. Tp helmnya gapapa...
Tp biasanya cara cek yg gampang ya dibanting. Kalu pecah berarti reject. Kalu mau helm yg bagus sebetulnya cara mengetahuinya gampang. Lihat bahannya, hitam atau putih. Yg bagus warna putih. Kalu hitam sekedar syarat doank. Toh SNI itu standar minimum keamanan helm, bukan standar helm yg bagus seperti DOT.
Menurut ane, akan lebih mewakili bila helm dibanting dalam kondisi helmnya diisi sesuatu yang beratnya sama dengan berat kepala manusia. Bila helm dibanting dalam kondisi kosong hasilnya akan berbeda dengan helm dalam kondisi isi, yang mana helm dalam kondisi isi pasti akan lebih gampang hancur karena adanya penambahan massa dari kepala itu sendiri.
Tes banting udah standard di industri plastic injection. Cara test paling murah. Mau produknya apa, cara tesnya ya dibanting. Kalu buatannya jelek, minimal retak.
Kalu tes SNI sesungguhnya pakai alat khusus. Helm dipress dgn tekanan tertentu. Bila pecah atau retak maka tidak lolos. Tapi denger dari teman yg ngurusin helm, yg dites cuma sample yg dikirim produsen. Jadi bisa jadi setelah dapat SNI, kualitas bahannya diturunkan utk menekan biaya produksi. Tapi dlm pemakaian harian tentunya standar SNI sudah cukup tinggi. Beda dgn keperluan balap. Jadi asal pemakaian wajar seperti naik motor dgn kecepatan tidak melebihi batas, tentunya tidak bakal terjadi benturan yg bisa mengakibatkan helm pecah.
ngomong2 saya mau ganti kaca agv freeland (halfface) dengan yg bening dan bagus. kira2 ada yg tau toko yg punya stock atau bisa buat custom kacanya?
trims
roadtrain99 wrote:ngomong2 saya mau ganti kaca agv freeland (halfface) dengan yg bening dan bagus. kira2 ada yg tau toko yg punya stock atau bisa buat custom kacanya?
trims
Kalu custom jelas gak, karena tiap kaca helm udah ada moldingnya sendiri. Ga bisa custom. Kecuali dari kaca helm biasa trus dimodif. Tp ga pernah liat jg.
Kalu cari kaca helm silahkan ke kebon jeruk III. Dulu pernah pake kyt dgn kaca pelangi, trus beli kaca yg bening di situ. Cuma lupa nama tokonya. Yg jelas cari toko yg jual helm doank. Biasanya lumayan lengkap.
d4n1 wrote:Setuju2 aja seh kalo emang harus ada loga SNI-nya akan tetapi di cek dan di test beneran atau tidak tuh sertifikasi helm yang berlogo SNI. Jangan-jangan cuma tipu2 cuma di kasih logo SNI tetapi kenyataannya tidak tahan banting.
Hanya sekedar perbandingan saja neh.....
aku pernah pake helm yang ada logo SNI-nya , waktu itu aku jatuh dari motor helm terus pecah nah apakah keadaan tersebut bisa dipertanggungjawabkan kalo berlogo SNI musti kuat dan bisa melindungi.
Saya baru dapet hadiah helm pake LOGO SNI timbul alias emboss.... tetapi helm tersebut, jelek, sederhana, enteng, dan pasti ringkih jauh..................banget banding dengan GM yang pake logo DOT tapi gak ada SNI.............kalau mo pake pilih mana ya..............GM pake logo DOT --Rapi, kuat , keren, mantap tapi gak ada SNI-nya jadi 'bisa ditengkep POLISI' ....... trus kalo hadiah pake SNI tetapi gak dijamin melindungi kepala..........'bisa ditangkep MALAIKAT pencabut nyawa' ...............Hayo................pilih mana
sebenernya gw bingung juga gimana penerapan helm SNI di lapangan tar, apa klo kita ga pake helm SNI trus langsung ditilang kayak ngga pake helm gitu ya.... klo iya berarti tambah ribet klo ada razia polisi, apa tuh polisi mesti liat leher kita coz stau gw logo sni dibelakang.. iya klo leher tuh orang mulus, klo panuan kan brabe he..he.. belum lagi gw liat helm SNI palsu banyak bredar. klo menurut gw sih yang wajib SNI itu pabriknya yang diperiksa bukan si pemakai helm. coba bro bayangkan klo ada razia pertama ngeluarin STNK n SIM trus pake buka helm nunjukkin logo SNI nya... naik motor nambah ribet apa mesti ganti ke mobil nih.....
gasa_gandony wrote:sebenernya gw bingung juga gimana penerapan helm SNI di lapangan tar, apa klo kita ga pake helm SNI trus langsung ditilang kayak ngga pake helm gitu ya.... klo iya berarti tambah ribet klo ada razia polisi, apa tuh polisi mesti liat leher kita coz stau gw logo sni dibelakang.. iya klo leher tuh orang mulus, klo panuan kan brabe he..he.. belum lagi gw liat helm SNI palsu banyak bredar. klo menurut gw sih yang wajib SNI itu pabriknya yang diperiksa bukan si pemakai helm. coba bro bayangkan klo ada razia pertama ngeluarin STNK n SIM trus pake buka helm nunjukkin logo SNI nya... naik motor nambah ribet apa mesti ganti ke mobil nih.....
Kok masih pada ngeributin gimana penerapannya? Bukannya sudah kejelasan bahwa helm bersertifikasi keamanan dari luar spt DOT dan SNELL gak akan ditilang? Khan link beritanya juga sudah dikasih di forum ini?
aku hanya berharap , ini bukan sekedar "proyek"... saya ngikutin standar indonesia kayak gini cape.... pelumas juga ada NPT plus SNI (yang ini tarik ulur) ....tetapi.............sample......pengujian ........ pengawasan .....dan....sangsi........... DUNIA INI PANGGUNG SANDIWARA.........
