Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
esh wrote:@zweifellos: bagaimana nggak panik, terutama bagi yang suka shopping di Singapore. Harga tiket pesawat dari Jakarta ke Singapore lebih murah daripada Jakarta ke Surabaya, belum lagi harga barang2 kalau lagi sale pasti lebih murah dari Indonesia. Masih ditambah bisa tax refund sebesar 7 persen.
itu masalahnya. rugi negara kalo kaya gitu. yang kek gitu memang sudah sepantasnya dikenai pajak.
nah yang parah kalo ke negara lain dan sempat belanja ternyata pajak disana mirip atau lebih besar dari indonesia (dengan asumsi harga produk mirip), dikenakan lagi pajak dari indo. ga fair kalo kita bayar double. ya sama kaya orang kerja di luar negeri. ga benar kalo sampe mereka disuruh bayar pajak untuk 2 negara.
suatu saat nanti mungkin bakal ada aturan internasional tentang beacukai, jadi ga ribet kalo mo belanja ke luar negeri.
No one’s opinion is more correct than anyone else’s - All have a right to voice their opinions.
If you want to be respected, you need to show respect for others.
zweifellos wrote:
menurut saya malah salah besar kalo pajak dari jemah haji disebut lumayan. mereka cuman bawa 35 kg dan bukan dari melancong atau tempat jual barang2 bagus dan/atau murah. ke sana itu buat ibadah, bukan buat shopping.
yang ditargetkan mestinya yang shopping keluar. ini yang mestinya besar penghasilannya.
betul oom...maksud saya, jika peraturan ini (pajak oleh2) dikenakan saat musim haji...lumayan banyak yg kena pajak...
dan betul...ke tanah suci memang beribadah...bukan untuk shopping
saya hanya menambahi koment oom2 sebelumnya seperti yg saya quote
statement bahwa bangsa kita memang terkenal konsumtif/suka belanja entah dengan berbagai alasan (barang murah/bebas pajak/oleh2, dsb...)
..."Terutama ibu-ibu. Mereka sampai berlebihan jika berbelanja," kata Cindy. Jadi, kata dia, rasanya tak mungkin orang yang beribadah di Tanah Suci lalu pulang tidak membawa oleh-oleh...
...Maka, cerita soal kelebihan bagasi jamak terdengar, saat krisis sekalipun. "Minimal dua koper tambahannya," kata Cindy. Hobi belanja orang kita memaksa para penjaga toko di sana bisa berbahasa Indonesia...
...Jamaah haji Indonesia termasuk cukup royal dalam menghabiskan real di mall di Kota Jedah...
...Pengamatan Wak Budiono, dalam pekan terakhir ini, sejumlah mall di Jedah dipenuhi jamaah dari Indonesia. Mereka datang ke mall untuk membelanjakan realnya, untuk oleh-oleh sanak keluarganya di kampung halaman.â€ÂTernyata jamaah haji Indonesia royal membelanjakan realnya...
...Wajar, jika pelaku ritail di Jedah hapal banget perilaku jamaah haji nusantara...
sekali lagi....hanya sekedar menambahi koment oom2 sebelumnya yg saya quote
si vis pacem para bellum - si vis bellum para pacem - si vis pacem para pactum
de gustibus et coloribus non est disputandum
listening before talking - reading before writing - doing before asking
Memang jamaah haji dari Indonesia sering juga belanja sewaktu menunaikan ibadah haji, semata-mata untuk memberikan buah tangan bagi tetangga dan sanak saudaranya di tanah air.
Biasanya setelah pulang mereka mengadakan acara syukuran atas tuntasnya pelaksanaan ibadah haji tsb. Nah dalam acara tersebut, tamu2 yang datang dihadiahi bermacam-macam barang yang mereka beli di Tanah Suci. Ada tasbih, sajadah, kurma, kacang Arab, air zam-zam, dll. Dan itu jumlahnya bisa untuk lebih dari 30 orang. Bila dikalikan dengan harga barangnya, mungkin nilai totalnya bisa mencapai jutaan rupiah per jamaah haji.
Tapi terus terang, barang2 yang dijual di sana saat musim haji rata2 kualitasnya kurang baik (kalau gak mau dibilang jelek). Juga harganya saat musim haji selalu dinaikkan. Apalagi bila pedagangnya tahu pembelinya orang Indonesia. Aku pernah diberikan tasbih oleh rekan kerja yang baru pulang haji, dan di tasbihnya terpampang dengan jelas tulisan: 'Made in China'. Menurutnya memang saat musim haji, produk2 dari China juga ikutan membanjiri pasar2 tradisional di Arab sana.
Ada bbrp jamaah haji Indonesia yang pintar dalam mengakali situasi ini dengan menyuruh keluarganya di Indonesia untuk belanja barang2 tersebut di Tanah Abang. Selain harganya bisa lebih murah, kualitasnya juga lebih baik. Rata2 yang dijual di Tanah Abang juga sama2 bikinan dari Timur Tengah. Bahkan air zam-zam juga ada!
Mereka berprinsip lebih baik semua tetangganya kebagian oleh2 daripada digunjingkan di kemudian hari karena gak kebagian atau cuma kebagian sedikit.
Mungkin cara spt ini yang lebih pantas dilakukan oleh para jamaah haji Indonesia daripada membelanjakan uang yang jumlahnya hingga trilyunan rupiah di negeri orang (jika diakumulasikan semua) pada musim haji setiap tahunnya.
Kembali ke topik soal pajak oleh2, belanja di pasar tradisional spt itu khan gak ada bukti pembeliannya. Apa kena pajak juga? Soalnya barang2 yang dibeli bukan rokok ato minuman alkohol yang dibatasi jumlahnya.
TUFF Stough wrote:Memang jamaah haji dari Indonesia sering juga belanja sewaktu menunaikan ibadah haji, semata-mata untuk memberikan buah tangan bagi tetangga dan sanak saudaranya di tanah air.
Biasanya setelah pulang mereka mengadakan acara syukuran atas tuntasnya pelaksanaan ibadah haji tsb. Nah dalam acara tersebut, tamu2 yang datang dihadiahi bermacam-macam barang yang mereka beli di Tanah Suci. Ada tasbih, sajadah, kurma, kacang Arab, air zam-zam, dll. Dan itu jumlahnya bisa untuk lebih dari 30 orang. Bila dikalikan dengan harga barangnya, mungkin nilai totalnya bisa mencapai jutaan rupiah per jamaah haji.
Tapi terus terang, barang2 yang dijual di sana saat musim haji rata2 kualitasnya kurang baik (kalau gak mau dibilang jelek). Juga harganya saat musim haji selalu dinaikkan. Apalagi bila pedagangnya tahu pembelinya orang Indonesia. Aku pernah diberikan tasbih oleh rekan kerja yang baru pulang haji, dan di tasbihnya terpampang dengan jelas tulisan: 'Made in China'. Menurutnya memang saat musim haji, produk2 dari China juga ikutan membanjiri pasar2 tradisional di Arab sana.
Ada bbrp jamaah haji Indonesia yang pintar dalam mengakali situasi ini dengan menyuruh keluarganya di Indonesia untuk belanja barang2 tersebut di Tanah Abang. Selain harganya bisa lebih murah, kualitasnya juga lebih baik. Rata2 yang dijual di Tanah Abang juga sama2 bikinan dari Timur Tengah. Bahkan air zam-zam juga ada!
Mereka berprinsip lebih baik semua tetangganya kebagian oleh2 daripada digunjingkan di kemudian hari karena gak kebagian atau cuma kebagian sedikit.
Mungkin cara spt ini yang lebih pantas dilakukan oleh para jamaah haji Indonesia daripada membelanjakan uang yang jumlahnya hingga trilyunan rupiah di negeri orang (jika diakumulasikan semua) pada musim haji setiap tahunnya.
Kembali ke topik soal pajak oleh2, belanja di pasar tradisional spt itu khan gak ada bukti pembeliannya. Apa kena pajak juga? Soalnya barang2 yang dibeli bukan rokok ato minuman alkohol yang dibatasi jumlahnya.
itulah makanya diberlakukan batasan bawaan, ga kaya dulu. dulu sampe karpet pun bisa dibawa, air zam zam bisa berjerigen. ga benar memang banyak orang kita, membebani orang2 yang mau ibadah. ke sana mestinya ya ibadah, bukan shopping. kalo yg dibawa cukup yg penting2 kaya air zamzam dan tamu yang datang menyambut yang naik haji harus merasa sangat teramat bersyukur sekali meski cuman dapat air zamzam 1 gelas sangat kecil sekali.
back to topic, poin ngincar pajak dari jemaah haji kurang efektif. 35 kilogram itu sedikit sebenarnya kalo kita mengurangkan bawaan jemaah dari tanah air. bisa2 dari tanah air udah 25-30 kg. yang diincar mestinya yang belanja kaya di singapore dll yang harga barangnya (jauh) lebih murah dari indonesia.
No one’s opinion is more correct than anyone else’s - All have a right to voice their opinions.
If you want to be respected, you need to show respect for others.
Sebenarnya peraturan pengenaan bea masuk untuk oleh2 bila dilaksanakan dengan benar dan merata akan mengurangi pemborosan devisa negara. Akan tetapi yang ditakutkan adalah penerapannya oleh aparat yang belum 'bersih'.
Btw, tidak semua barang dapat dibeli lebih murah di Singapore. Sebagai contoh yang saya sudah cek adalah kamera, tetap lebih baik beli di Indo karena selain lebih murah dan faktor garansi. Demikian juga untuk handphone.
Karena itu bila mau membeli barang di luar negeri wajib cek harga dulu karena tidak selalu beli di luar negeri lebih murah daripada di Indonesia.
memang bener sih, pergi haji itu kan mestinya niat beribadah..bukan untuk shoping. Tapi masih bs saya maklumi para jamaah haji membawa oleh2 banyak, anggap saja oleh2 tsb sebagai suvenir (bagi jamaah dan kerabatnya) dr perjalanan mereka dalam sekali seumur hidup, krn entah kapan mereka bs pergi lg kesana mengingat kondisi ekonomi rata2 masyarakat kita yg umumnya cuma mampu pergi haji 1 kali krn ONH yg mahal.
"It took Japan 40 years to become a great automotive nation. It took South Korea 20 years. I think it will take China as little as
10 to 15 years." ~ Giorgetto Giugiaro
esh wrote:Sebenarnya peraturan pengenaan bea masuk untuk oleh2 bila dilaksanakan dengan benar dan merata akan mengurangi pemborosan devisa negara. Akan tetapi yang ditakutkan adalah penerapannya oleh aparat yang belum 'bersih'.
yaaah, selama saya belum menjadi CEO negara ini, ya terpaksa pada harus terima dan ngikut apa kata mereka dulu aaaja deh... aparat2nya juga akan tetep kaya' gitu...lbh baik jgn berekspektasi apa2 deeh.... lagipula, pada bisa berbuat apa lagiii....
Waaa waaa Indonesia payah, blm pernah denger negara lain bikin stupid regulations sprt ini. dulu fiskal di kenakan 1jt dan saat ini 2.5jt bagi yang tidak memiliki NPWP....mana ada di negara lain....kalo pun ada tidak sebesar itu. Dan Sekarang Fiskal bakal di hapus di ganti dengan aturan stupid i.e Bawa oleh oleh dari OS di batasi dan kalo lebih dari $ 250 USD harus bayar BM pula lagi , harus lapor dan di check. Bagaimana mau menarik pelancong luar utk datang ke Indo kalo begini...mereka pasti lebih pilih pergi ke SIN, Thailand , Hongkong, KL, Philipines, China.
" Tujuan utama dari aturan ini, menurut Evi, adalah untuk menambah penerimaan negara. Selain itu, kebijakan ini penting untuk menjaga masuknya barang-barang impor yang bernilai sebagai buah tangan yang dibawa oleh para penumpang dari luar negeri."
Utk menambah penerimaan negara ? ini seharusnya di jelaskan lebih datail lagi agar masyarakan mengerti dan mengetahui lbh dlm lagi untuk menambah penerimaan negara sprti apa lagi yang di harapkan / di inginkan Indonesia, apakah ini Jalan satu satunya utk menambah penerimaan negara ??? apa dampak positif dan negatif nya dari Aturan baru ini ??
Utk menjaga masuknya barang barang impor yang bernilai sebagai buah tangan yang di bawa oleh para penumpang dari luar negeri ? kok sibuk ingin mengetahui berapa nilainya dan barang barang impor apa aja yg di bawa oleh para penumpang, lebih baik sibuk cari tahu siapa siapa aja yg suka korupsi, usut dan selesaikan, juga pastikan tidak ada sogok menyogok lagi baik utk hal kecil maupun hal besar. ( bnyk orng bilang beri extra agar orng trsbut mau cepat ngetiknya {dengan 10 jari tidak dengan 1 jari } ) .Tata dan perbaharui isi Indonesia bukannya bikin aturan baru setiap tahunnya. Kalo ada polling mengenai hal ini gw bakalan vote SANGAT TIDAK SETUJU!
kalo disebut stupid regulations berarti banyak negara yang stupid termasuk negara maju. teramat logis indonesi anerapin pajak buat barang yang dibawa. lagian dikasih 250 dollar per orang.
itu mestinya bukan semua barang bawaan, cuman yang dikategorikan baru aja.
esh wrote:Sebenarnya peraturan pengenaan bea masuk untuk oleh2 bila dilaksanakan dengan benar dan merata akan mengurangi pemborosan devisa negara. Akan tetapi yang ditakutkan adalah penerapannya oleh aparat yang belum 'bersih'.
Btw, tidak semua barang dapat dibeli lebih murah di Singapore. Sebagai contoh yang saya sudah cek adalah kamera, tetap lebih baik beli di Indo karena selain lebih murah dan faktor garansi. Demikian juga untuk handphone.
Karena itu bila mau membeli barang di luar negeri wajib cek harga dulu karena tidak selalu beli di luar negeri lebih murah daripada di Indonesia.
susah kalo kita mikirnya ke kualitas aparat. ujung2nya tak satupun peraturan yang bisa dibuat gara2 kekhawatiran sana sini dari aparat. bisa bubar negara kalo kaya gitu.
aturannya udah lama ada, di polonia udah diterapin sejak lama. sering terlihat koper2 ditandai silang yang menandakan itu perlu di kenakan cukai. gituupun masalah alkohol, orang dari luar negeri kalo ke medan ga bisa sembarangan. kadang yg dari eropa suka bawa agak banyakan buat sodara2nya tapi yang bisa cuman dibawa tanpa cukai cuman seliter katanya.
No one’s opinion is more correct than anyone else’s - All have a right to voice their opinions.
If you want to be respected, you need to show respect for others.
Ngmg2 ttg polonia...no comment deh....‎​kªkªkªkª =)) kªkªkªkª™ pokoke kawan2 yg mendarat di cengkareng mah jauh lbh nyaman drpd di polonia...‎​​メίίî—メίίî—メίίî—‎​​メίίî—メίίî—メίίî—
ibaratnya seseorang sedang mengisi ember dengan air... ada banyak keran air untuk mengisi ember ini...
tapi kemudian si pemilik ember itu bingung, koq air di ember selalu berkurang padahal air di ember diambilnya gak banyak... si pemilik ember akhirnya menambah keran lagi untuk mengisi air ember itu... dan sekarang, keran baru akan digunakan dari warteg2 di pinggir jalan...
si pemilik ember tidak melihat, kalo embernya banyak mengalami kebocoran...
Dark Brownies with Cappuccino
Red and Gold
Lime Green
jadi.....kalo bawa ember bocor itu kena bea masuk gak mas.....??
"It took Japan 40 years to become a great automotive nation. It took South Korea 20 years. I think it will take China as little as
10 to 15 years." ~ Giorgetto Giugiaro
maskopat wrote:ibaratnya seseorang sedang mengisi ember dengan air... ada banyak keran air untuk mengisi ember ini...
tapi kemudian si pemilik ember itu bingung, koq air di ember selalu berkurang padahal air di ember diambilnya gak banyak... si pemilik ember akhirnya menambah keran lagi untuk mengisi air ember itu... dan sekarang, keran baru akan digunakan dari warteg2 di pinggir jalan...
si pemilik ember tidak melihat, kalo embernya banyak mengalami kebocoran...
seorang di sudut jalan cuman bisa memandangi ember yang sedang diisi. diapun teramat ingin mengisi ember tapi mustahil terjadi karena tak punya ember.
ZombiEE wrote:Ngmg2 ttg polonia...no comment deh....‎​kªkªkªkª =)) kªkªkªkª™ pokoke kawan2 yg mendarat di cengkareng mah jauh lbh nyaman drpd di polonia...‎​​メίίî—メίίî—メίίî—‎​​メίίî—メίίî—メίίî—
cengkreng? ga lebih baik dari polonia.
yang bikin bingung, orang yang lalu lalang dari luar negeri via cengkareng kok kaget ada peraturan macam ini? ntah yang lalu lalang ke luar negeri itu yang ga nyadar selalu ngisi form beacukai atau memang tak ada di sana.
No one’s opinion is more correct than anyone else’s - All have a right to voice their opinions.
If you want to be respected, you need to show respect for others.
Barusan saya dari pameran tour di Grand Indonesia, sempat tanya masalah ini. Secara garis besarnya memang peraturan sudah ada dari dulu, tetapi yang beda adalah penerapannya, yaitu mulai tahun depan diperketat.
Jadi kesimpulannya bagi yang bepergian bulan Desember ini adalah kesempatan berbelanja sepuasnya sebelum ganti tahun.
Beli tas wanita kira2 USD 0 nya ada 4, merk terkenal lah.. dimintain pajak.... Awalnya ane ama bokap marah-marah soalnya kan sebelumnya gak pernah tuh dimintain gigituan..
Tapi saat itu juga dapat ide gila ngatain kalo tas itu dikasih kawan diluar negeri, dan bersikeras tas itu gak mungkin asli.. masa dikasih kawan barang asli.. hehehehe.....
Akhirnya lolos...
buat kawan2 SM-er, yang mau menghindar, selain trik diatas, lebih baik oleh2 jangan di hand carry tapi dimasukkan ke bagasi... hindari membeli barang di airport luar negeri, dan duty free lebih baik nggak usah diambil, jadi barang nggak usah ditunjukkan ke petugas bandara luar negeri..
karena pajak di Indonesia lebih mahal lhoo.. CMIIW
wah...kalo gitu minyak arab nanti saya bungkus rapi2 ah di bagasi.....
"It took Japan 40 years to become a great automotive nation. It took South Korea 20 years. I think it will take China as little as
10 to 15 years." ~ Giorgetto Giugiaro
ya...itulah kenapa saya bisa banyak santan-nya.....
"It took Japan 40 years to become a great automotive nation. It took South Korea 20 years. I think it will take China as little as
10 to 15 years." ~ Giorgetto Giugiaro
kalo dari pengalaman, malah yang dibagasi yang kena.
yang bisa ngakalin petugas adalah membuat barang yang dibeli diluar terlihat bukan barang baru. jadi alibinya bisa bilang barang beli di indonesia dan dah lama dipake. jadi kalo beli atau bawa barang titipan, jangan pake bungkus. kaya ada yg nitip laptop atau barang elektronik, posisikan seperti barang yang dipake.
katanya (katanya loh bukan kata saya), naroh pakain dalam bekas pake di bagian atas isi dalam bagasi kita termasuk cara bagus buat ngelabui petugas beacukai.
No one’s opinion is more correct than anyone else’s - All have a right to voice their opinions.
If you want to be respected, you need to show respect for others.
Kalau di Amerika, trik yg biasa adalah dng dibungkus kertas kado. Kita ngomong bhw cuma dititipin teman buat teman lain. Di Aussie juga mempan, pernah ketangkep bawa wayang golek, khan di sana sensi banget masalah tumbuh2an. Tahu tuh metode itu mempan nggak di sini.
Ada benernya taruh di luggage, krn yg hand carry sering sudah berupa duty free / tax exempt. Lagian yg dix-ray cuma yg hand carry.