Inden Fortuner Capai 1000 unit !

Segala mobil tipe SUV (2WD/4WD). (Cherokee, Terios, Rush, dll).

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
Herry
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 840
Joined: Tue May 11, 2004 4:00
Location: Asia

Post by Herry »

szli wrote:Betul Innova dimensinya sebenernya lumayan bagus.

Cuman why I don't buy her ? Not because she is not a Nissan. Look, I used to be happy with my Mitsubishi Galant. And I used to be happy with my Honda Stream.

Ada Nissan Terrano yang harganya lebih murah banding c24 saya juga ngak mau beli. Why ? Its all about my needs, changing needs and which model fits my needs ? And my preferences juga.

I guess supaya ngak ribut lagi, U guys already know why I don't want to buy an Innova. Not because she is a Toyota (I mean if there is a Voxy CKD at 240 juta aku mau !)

Mainly I just think Innova looks too conventional. I won't say ugly for I do not want to anger Innova owners. Cuman yaitu, sometimes kalau satu mobil just don't make yr adrenaline flow, semurah apa pun juga ngak mau. Betul, many people may not think like me. Tapi kadang emotion is stronger than logic.

Lihat mobil seperti Escudo 2.0 Lebih murah tapi kok salesnya kalah ama CRV / X-Trail yang lebih mahal. Because people are not excited by it.

Cuman in this case many many people are excited by the Innova, but I prefer to wait for something else. Thats all.

U know something ? If from now onwards there is no more new models coming out to Indonesia, I WILL buy an Innova to replace my Stream. But that is not the case.
I think Mr Szli tidak suka innova because image innova "mobil sejuta umat" yg tidak memberikan prestige yg tinggi bagi pemiliknya, betul begitu Mr. Szli? hehehe... :mrgreen:
Live as if you were to die tomorrow.
Learn as if you were to live forever.
User avatar
jeremyray
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 475
Joined: Sun Jul 10, 2005 16:36
Location: Cideng

Post by jeremyray »

wah gak bisa dibayangin deh, sekarang aja jalanan di jakarta udah sangat indah macetnya, ditambah lagi 1 merk mobil akan terjual 1000 unit, belom merk2 yg lain, apa jadinya jakarta di taon2 mendatang? Apalagi BBM udah susah.....sebenarnya pemerintah ini mikir gak sih antara jalanan dan pertumbuhan kendaraan di jakarta
Image
User avatar
Herry
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 840
Joined: Tue May 11, 2004 4:00
Location: Asia

Post by Herry »

observer wrote:Tadi saya tanya sales Toyota di Gaikindo, katanya indent sekarang dapatnya bulan Nop-Des, dan tipe yang paling laku adalah G lux.

Di pameran ada yang warna dark grey, beige n silver, tapi ngak ada yang hitam. Di antara berapa warna itu, kayaknya paling bagus yang dark grey deh. Entah kalau ada yang hitam bagusan yang mana??
Kalo gue beli fortuner juga beli yg G lux, abis harganya tanggung antara G st dan G lux.

En kalo warna gue lebih suka dark grey, lebih gagah keliatannya. Kalo black terlalu gampang kotor dan debu lebih tampak jelas.
Live as if you were to die tomorrow.
Learn as if you were to live forever.
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Mr. Herry,

Thats not the case. Saya ngak peduli yang beli mobil yang saya pakai sejuta atau seribu. Paling penting how much I like her.

As a best example. If Fortuner badannya lebih kecil dan harga 180 juta, dan Innova badannya lebih besar harga 295 juta, saya LANGSUNG tutup PC saya sekarang dan langsung lari ke TAM terdekat to buy a Fortuner 180 juta.

For me, tampang mobil itu lumayan penting. Fortuner looks really great !

So jangan kirain I only like cars above 200 juta. No. Cheap and ganteng siapa yang ngak mau.

Habis gimana, the Kijang I am waiting for does not fulfill my looks expectation. The one I want muncul as a Fortuner, but too expensive for my blood. So I am left with only the AUV. If the AUV juga jelek, ya paling I wait and see.

So its not really abt just price or Nissan or Toyota or what. I mean which car drives my adrenaline dan juga uangnya cukup ngak.

Mr. Obs, Fortuner, FYI, is mobbed like orang baru mau todong orang dan dikeroyok habis di jalan Jakarta. Few pay attention to the fine S, prius, or whatever. Fortuner is the star of Toyota in the Autoshow.

Cuman, as I expected, baris 3nya malah mirip, bahkan sedikit lebih sempit dari Innova. Headroom juga less than I thought. Tapi thats SUV. High ground clearance, less headroom.

Even the Giant Nissan Armada, baris 3nya juga ngak lega banget. All because of a high rear section. Mungkin SUVs will never have 3rd rows as good as minivans. But that Armada sure make the Landcruisers look small. I never see a car that size ! Very good untuk lawan Metrominis !

So at the end of the day, meskipun saya suka ama Fortuner, I tell myself, setelah dudukin semua mobil, with the exception of the 850 juta Caravelle, my c24 is STILL the most comfortable and roomy car in the whole exhibition. Boooooo ! Smers might say, but trust me, its true !

Itulah indahnya Minivan kotak !
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

Well, Mr. Szli, since u insist in comparing Serena to Fortuner, ada satu keunggulan lagi Serena yang saya mau katakan.

Ride comfortnya Serena pasti lebih unggul daripada Fortuner. Dugaan saya, Fortuner tidak jauh berbeda dengan Innova, yaitu agak bumpy, apalagi di jalanan indonesia yang serba tidak rata dan banyak tambal sulam.

Memang headroom di baris ke-3 Fortuner agak lebih pendek dari Innova, tapi saya kira masih cukup lah (sedikit lebih baik dari Grandis) dan tidak sampai claustrophobic.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

szli wrote:Mr. Herry,

As a best example. If Fortuner badannya lebih kecil dan harga 180 juta, dan Innova badannya lebih besar harga 295 juta, saya LANGSUNG tutup PC saya sekarang dan langsung lari ke TAM terdekat to buy a Fortuner 180 juta.
Ah, bung Szli, kalau Anda memang tidak memandang merk, bukankah ada kembaran Fortuner yang bahkan kurang dr Rp 180 juta harganya? Namanya Taruna Oxxy! Dan Daihatsu masih saudara Toyota.

Kalau Fortuner dikecilkan dimensinya, ya jadi seperti Taruna Oxxy. Tidak mungkin berukuran lebih kecil saja tapi fendernya tetap sebesar itu, atau roda2 dan bannya sebesar itu, atau kabinnya tetap sebesar itu. Semuanya ya ikut mengecil.
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

conan wrote:
szli wrote:Mr. Herry,

As a best example. If Fortuner badannya lebih kecil dan harga 180 juta, dan Innova badannya lebih besar harga 295 juta, saya LANGSUNG tutup PC saya sekarang dan langsung lari ke TAM terdekat to buy a Fortuner 180 juta.
Ah, bung Szli, kalau Anda memang tidak memandang merk, bukankah ada kembaran Fortuner yang bahkan kurang dr Rp 180 juta harganya? Namanya Taruna Oxxy! Dan Daihatsu masih saudara Toyota.

Kalau Fortuner dikecilkan dimensinya, ya jadi seperti Taruna Oxxy. Tidak mungkin berukuran lebih kecil saja tapi fendernya tetap sebesar itu, atau roda2 dan bannya sebesar itu, atau kabinnya tetap sebesar itu. Semuanya ya ikut mengecil.

kakakakakakakakakakaka
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Oh my fellow Taruna Oxxy lover,

I get yr point. Sebenernya jika ada mobil Daihatsu benar benar bagus, I don't mind buying also, meskipun mereknya gengsinya kalah ama yang lain.

Cuman, The Taruna overshot in the opposite direction. Harga dia terjangkau. BUT, FAR too small for my tastes. Coba kalau dia sedikit lebih besar dari say the old Kijang kapsul, and looks great. Pasti jadi beli deh saya.

Cuman yaitu the Oxxy just don't look great enough. Satu terlalu kecil. Dua the design just don't make my eyes bersinar.

I say, the department of design in each pabrik mobil itu jauh lebih penting banding the sales department. If the designers can come out with a cool car, orang salesnya agak tulalit, kurang hajar, mungkin juga masih banyak orang yang beli.

Say if tomorrow I have a cancer drug, and to each buyer, I say F@#$ U ! Tetap banyak yang antri !

The reverse is of course not true. The sweetest salesman cannot sell a say Carnival easily.

Man ! Design is almost everything in cars !
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Guys, I want to say a few words dan mungkin U guys are going to hate me, or sick of me for saying this. But trust me, like a Mother nagging her child, its for yr own good.

Fortuner saya analyse lama di Gaikindo. Tiap seat saya dudukin, lama lagi sampai yang antri di luar melototin saya. Exterior juga saya lihat sampai saya senyum " U handsome SOB ! "

So under what conditions should someone buy a Fortuner ? I would say for 295 juta, buy if AND/or only IF U :

1. Most of the time drive her alone for daily trips to office, or with 5-7 people tapi short range.

2. Yr infrastructure dukung, yaitu garasi, tempat parkir kantor cukup besar.

3. Daerah anda jalanannya rusak banget dan jarang di benerin.

4. U use the car for work in agriculture or mining or again bad roads.

5. Most of the time anda jarang, ngak hobby ajak family ramai ramai ke puncak, Lembang etc.

Now whats my point ? My point is, except for conditions above, sudah harus keluar 295 juta (thats not small spare change man !), the Serena c24 (Booooo !) is still better in many areas. Why ?

For me, even if now saya belum beli Serena c24 dan uang 295 juta masih di tanggan saya, meskipun saya suka Fortuner juga, I will still pick the c24 for the following reasons :

1. Betul, Jakarta kadang ada jalan rusak, banjir. BUT for me, itu jarang terjadi. Artinya most of my trips ngak lewat jalan demikian parah sampai c24 ngak bisa lewat.

FYI, till today c24 saya ngak pernah mentok. For minor to medium bad roads, c24 juga bisa lewat tanpa mentok. Betul, I can't go to La Piazza, but how many parking spaces in Jakarta is that crazy ? Ngak banyak. Anyway the Fortuner juga ngak bisa ke La Piazza juga.

Dan jika banjir, I will simply NOT go out ! Mobil tinggal parkir di rumah. Toh if the water gets really bad, the Fortuner juga terancam. Fortuner, good SUV as she is, is NOT an amphibian !

For me, there are 365 days in a year. Hari hari banjir paling cuma berapa hari. Lain urusan kalau tiap tahun banjir 1 bulan durasinya misalnya. So kalau banjir sampai 1 meter, SUVs and MPVs sama sama terancam. Dan jika dua duanya mesinnya ngak di starter dan knalpotnya di tutup, dua duanya juga sama amannya.

Benar, jika saat banjir dalam, we get stuck in banjir, Fortuner akan lebih tolong. But how often does that happen ? Dan saya kalau bayar 295 juta, tau lagi banjir, mending baya mobil tua keluar. Sayang mobil 295 juta di gituin.

2. For LESS money, 295 juta banding 242 or 280 jutaan for c24 HS, anda dapat cabin lebih lega, comfortable, better headroom, legroom, dapat TV, DVD, rear camera, sliding door, suspensi enak.

Dan paling sip, ajak family long range family travel di jamin semua orang betah. I will not want to sit in Fortuner's 3rd row or even 2nd row for hours. Too cramped. Mungkin ground clearance dia agak tinggi, so feelingnya cabin Fortuner leganya ngak beda jauh ama CRV / X-Trail, meskipun she is bigger.

Of course if U hobby offroad ama family ya ambil Fortuner. But how many of us sering off-road ?

Stir c24 sendiri ke office sebenernya ngak aneh banget. Jaman dulu banyak orang stir Kijang kapsul 7-8 seater juga sendiri ke office dan siapa yang bilang aneh ? Ngak kan ? Kecuali stir macam Kia Pregio, ya orang nanya hey lu mau ajak kita tour yah ?

So my point is, at least for me, and I think for most people, Serena c24's advantages lebih SERING di PAKAI banding Fortuner's advantages. Demikian pulah kelemahan c24 lebih jarang jadi ancaman banding cabin Fortuner yang mungkin akan ganggu comfort anda saat touring jauh ke daerah wisata.

Of course like I said, if U have the money, ambil saja 2 pasangan ini !

If not, the Fortuner's handsome looks still cannot compensate for her smaller cabin banding the uglier but roomy c24 cabin.

My words are going to hurt me, as I am an Astra shareholder. Justru dari sini anda akan sadar, I am honest to the point of almost being stupid !

But since SMers are car lovers, I want U guys to get the most suitable choice. Non car lovers of course why should I care ? Go on buying TAM cars and drive my shares higher. Get my point ?

Hey, but if ada proof SMers jumlahnya sudah sampai ratusan ribu, bahkan jutaan anggota, I will change my tune and promote TAM cars much more aggressively. Saya ngak mau my Astra shares turun gara gara salesnya turun dong !

In a nutshell, sebelum beli mobil, pikir dulu, MOST of the time under WHAT conditions will I use my car ? Dan beli yang paling comfortable for THOSE conditions.

Of course, jika ada orang yang so unlucky, tinggal di daerah yang sampai anda sering terjebak banjir lebih dari 50 cm saat musim banjir, ambil Fortuner lebih sip. But how often does that happen dan sebenernya bisa di hindarkan tidak (anda sebenernya tau lagi banjir tapi ngotot keluar rumah !)
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Sangat tidak relevan, mengatakan Serena lebih unggul daripada Fortuner hanya dari satu sisi yaitu keunggulan2 sebuah minivan.

Bagaimana kalau dari sisi lain, yaitu keunggulan2 sebuah SUV?

Lalu mengapa Serena hanya terjual 200an unit sebulan, sementara Fortuner targetnya 500 unit sebulan (bahkan lebih, melihat daftar inden sekarang)?
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Loh, kan saya sudah bilang, Fortuner sebagai SUV memang ada unggulnya banding minivan c24. I know that perfectly. rough terrain cruising, banjir etc.

Masalahnya unggul mana yang calon pembeli akan jauh lebih sering pakai ?

Dan why Serena only 200 dan Fortuner lebih besar ? Ya itu ? U tell me why ? Saya juga ngak ngerti. Apakah orang sini cuman lihat merek saja. Maunya pikiran resale value terus ? As if a kijang tahun pertama cuman nyusut say 18 juta, a 295 juta Fortuner will also nyusut 18 juta (only 6%) ?

Jangan bilang ama Fortuner, di Nissan sendiri X-Trail yang lebih kecil dan cabin juga lebih sempit banding saudaranya Serena saja jauh lebih laku. I will also prefer c24 vs X-Trail anyday.

Maybe orang sini takut banget ama banjir, meskipun saya mending lebih sering jalan jalan ama keluarga di cabin enak banding pikirin banjir yang paling ngak lewat 1 minggu setahun. Dan belakangan dengan more road improvements dan tinggian jalan sekarang, malah last year my housing neighbouring area yang biasanya banjir malah kering sama sekali !

Yang seperti banjir tahun 2002 itu juga happens only once every 6 years.

So takutnya people are sacrificing more comfort for fear of flood yang frequencynya ngak sering banget.

Betul some people will never like a minivan. But tell me frankly Mr. Conan, have U been inside c24's cabin for quite sometime ? Sudah pernah test drive ? Dan demikian X-Trail / CRV. Which do U prefer, why ?

Don't get me wrong I am not saying SUV lovers are wrong. Of course not. Cuman I am just surprised factor comfort, roomy kok orang abaikan gitu saja cuman demi factor yang ngak gitu dominant banget ?
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

szli wrote: Betul some people will never like a minivan. But tell me frankly Mr. Conan, have U been inside c24's cabin for quite sometime ? Sudah pernah test drive ? Dan demikian X-Trail / CRV. Which do U prefer, why ?

Don't get me wrong I am not saying SUV lovers are wrong. Of course not. Cuman I am just surprised factor comfort, roomy kok orang abaikan gitu saja cuman demi factor yang ngak gitu dominant banget ?
Pernah, dan aku prefer Serena karena aku suka minivan dan tidak begitu suka SUV.
Tapi Mr. Szli, Anda hanya melihat dari cara pandang Anda sendiri dan bukan dari orang lain. Anda mungkin merasa benar, but so does everybody else with their own opinions. Contohnya, 'factor comfort dan roomy' bagi Anda sangat crucial, justru para pembeli Fortuner menganggap kedua factor itu 'nggak begitu dominan banget' dibanding the factor that the Fortuner is a 3-seater SUV. Big wheels, 4WD, departure angle, high driving position etc etc.
Contohnya, Mr. Observer berencana melepas C24nya and replace it with a Fortuner. I guess this is the most extreme case for you, not just preferring a Fortuner to a Serena but actually replacing a Serena with a Fortuner.
szli wrote:Maybe orang sini takut banget ama banjir, meskipun saya mending lebih sering jalan jalan ama keluarga di cabin enak banding pikirin banjir yang paling ngak lewat 1 minggu setahun. Dan belakangan dengan more road improvements dan tinggian jalan sekarang, malah last year my housing neighbouring area yang biasanya banjir malah kering sama sekali !

Yang seperti banjir tahun 2002 itu juga happens only once every 6 years.

So takutnya people are sacrificing more comfort for fear of flood yang frequencynya ngak sering banget.
Heh, Anda bisa2nya bilang begini padahal di thread All about hybrids justru Anda berkoar2 tentang banjir. Aku takutnya 'people are sacrificing more new technology for fear of flood yang frequencynya enggak sering banget' :mrgreen: :mrgreen:
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Meskipun ngak ada banjir di Indo buddy, Pak Darmawan of TAM sudah bilang, Indonesians are not ready to pay the premium, and the government is also not ready to allow 0% import tax and also give tax credits for hybrid buyers.

So no banjir juga percuma. SBY sudah pusing urusin subsidi BBM, mau hilangkan subsidi BBM saja susah banget. Apakah dia mau tambah subsidi hybrid cuman untuk irit minyak dunia ?

Meskipun Indonesia misalnya berkorban untuk semua orang beli hybrid. Jadi say Indonesia sudah do her part in saving many of the Earth's oil.

Nah nanti minyak sudah benar makin dikit banget. Tapi uang Indonesia sudah tinggal dikit banget, soalnya sudah banyak uang lari ke Toyota / Honda untuk beli hybrid mereka.

Nah saat itu, jika Indonesia bilang ama USA, Japan, hybrid car makers and say " Hey guys, I pay so much to help save the World's oil " sekarang saya BU, tolong dong kasih saya discount gede untuk impor BBM for Indonesians.

Know what will happen ? Indonesia pasti di ketawain, jadi laughing stock ! Do U think uncle Sam, the Japanese, the hybrid makers are going to give special treatment for Indonesia who have done so much to preserve the world's oil ? Paling they will say to Indonesia " Siapa suruh lu tolol, ngak kumpulin uang. Sekarang no money, no oil ! "

Countries, like humans are basically selfish. In the end, countries that keep most of their oil and money wins.

Mr. Conan, jangan bilang hybrid. Whats the best and fair solution to this BBM problem ? I think the best way is keep on raising car taxes and raise fuel prices so that the Ghosn equation "value must be greater than cost" applies.

Di jamin masyarakat akan jadi lebih irit, disciplined dalam hal beli mobil, pakai BBM. Minyak makin langka, taxes dan harga BBM di naikin terus. Pasti lebih effective dari pada memperluaskan mobil hybrid yang menyedot banyak dana itu.

Only if Ghosn's equation is applied rigorously will everybody win and it will automatically regulate people's behaviour. After all U know that money and prices regulates consumer's behaviour far better than subsidies or some new gadget ! Betul kan ?
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

szli wrote: I get yr point. Sebenernya jika ada mobil Daihatsu benar benar bagus, I don't mind buying also, meskipun mereknya gengsinya kalah ama yang lain.
Lalu bagaimana dengan Suzuki Escudo XL-7, bung Szli? 7-seater, SUV, dan lebih murah drpd Fortuner. Atau Suzuki APV yg 8-seater drpd Serena yg 7-seater?
Aku sependapat dengan Mr. Herry, Anda suka Serena dan Fortuner juga karena gengsinya as Nissan and Toyota.
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

U know why ? The XL-7 looks weird, but most of all, baris 3 dia juga atrocious. Its a joke ! Sempit banget.

APV is cheap, but I don't like the row 2 floor rise, forcing people's thigh to rise, ngak enak duduknya.

I have good reasons to avoid them. Bukan hal harga or gengsi.

U know something, I love money very much. Soalnya ngak ada money, saya sering bilang, jaman sekarang, saudara / teman saja bisa kabur ! Money is more important than mobil keren or what. Just that untung I have just enough money for the c24, no more !

But if c24 is priced 200 juta, saya lebih senang lagi. Bisa tertawa sendiri tiap malam di ranjang saya ! Just that I think 271 juta is fair for c24 last year.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Aku tidak pernah berharap ATPM Toyota yang memasukkan hybrid. Biar saja mereka terus menjual produk murah tanpa airbag seperti Avanza dan Innova.

Bila era hybrid tiba, IU akan memiliki opportunity bagus karena kebanyakan model hybrid akan datang dr Toyota (Harrier hybrid, Camry hybrid) dan Honda (Accord hybrid, Civic hybrid), dua merk yang selama ini sudah paling laku. Dan model2 Nissan dr IU yang belum hybrid, tidak akan laku! Sekarang saja jauh kalah laku dr Toyota/Honda, apalagi kalau Toyota/Honda sudah hybrid!
Dan jika HPM memiliki visi ke arah ini, mereka juga memiliki opportunity bagus! Toh Civic hybrid sudah dijual di Malaysia dan Thailand.

Tidak seperti Anda, bung Szli, aku tidak 'mendewakan' figur seperti Ghosn atau CEO TAM. Bahkan untuk kasus CEO TAM, aku tidak yakin dia orang yg sangat pintar. Siapapun juga jika disuruh jualan Toyota dari dulu, pasti bisa mencapai hasil yang sama. Kalau dia memang sangat pintar, pasar tidak akan terebut sedikitpun oleh Honda (Stream, CRV) dan Nissan (X-Trail, Serena) karena dari dulu tentu dia sudah terlebih dahulu memasukkan Wish, RAV4, Noah/Voxy, Harrier dan Alphard. HPM dan NMI tidak akan berkutik!
Last edited by conan on Tue Jul 12, 2005 17:47, edited 1 time in total.
User avatar
villanova_7th
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 738
Joined: Sun Nov 14, 2004 4:16
Location: Near......

Post by villanova_7th »

Mas Szli, saya pernah nyetir VX-R dan Previa ke la piazza. ternyata muat kok. ga boong deh...
TOYOTAMAN: The One You Ought To Avoid, Man!
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

conan wrote: Tidak seperti Anda, bung Szli, aku tidak 'mendewakan' figur seperti Ghosn atau CEO TAM. Bahkan untuk kasus CEO TAM, aku tidak yakin dia orang yg sangat pintar. Siapapun juga jika disuruh jualan Toyota dari dulu, pasti bisa mencapai hasil yang sama. Kalau dia memang sangat pintar, pasar tidak akan terebut sedikitpun oleh Honda (Stream, CRV) dan Nissan (X-Trail, Serena) karena dari dulu tentu dia sudah terlebih dahulu memasukkan Wish, RAV4, Noah/Voxy, Harrier dan Alphard. HPM dan NMI tidak akan berkutik!
Pak Conan, stay calm dong :)
Jangan karena debat dengan Bung Szli, lalu kepancing bawa2 nama orang di luar forum :)

Terus terang saja, saya sama dengan mereka, pesimis dengan nasib hybrids di Indonesia selama keadaannya begini.
Maksudnya selama harga satu liter bensin mendekati harga satu liter aqua, mobil ini akan gak sukses di Indo, siapa yang salah coba???
Saya bilang pemerintahnya yang salah, bagaimana policy ngawur begini bisa bertahan sedemikian lama.
Kalau keadaannya begini, mobil hybrids ini nasibnya akan sama dengan mobil hobby seperti mobil sport misalnya, di mana penjualannya cuma segitu-gitu doang unitnya.

Tapi begitu misal harga bensin naik jadi Rp. 10.000/liter, baru semua orang akan rebutan beli mobil ini :e-dance:

Bahkan IU pun yang mobile banget dan pinter melihat niche market pun, gak ada yang berani masukin mobil ini, padahal Prius kan sudah lama.
Alasannya sama karena harga bensin satu liter sama dengan harga aqua, paling entar yang beli cuma segelintir orang yang kesadaran akan lingkungannya tinggi dan artis sinetron (buat publisitas) :e-dance:

Andaikata misal Pak Frans dari William Mobil misalnya pengen masukin ini mobil, pasti Pak William-nya, bilang "Frans, emang elu bisa jual itu mobil?. Gue gak yakin lho, tapi kalo elu pikir bisa, masukkin jangan banyak-banyak deh"

Masalah Wish, Voxy, segala kan memang Toyota ada rencana sendiri, bisa juga juga kan karena Astra perusahaan public, yang tanpa back-up shareholder, CEO tidak akan bisa berbuat banyak (emang entar siapa yang back-up investment-nya ?) Masalah diversifikasi Astra ke sektor lain selain otomotif juga jadi kendala buat dana
Baru sejak manufacturing-nya dipegang TMC sendiri backup menjadi lebih kuat, dan ini keliatan dari proyek avanza-xenia, innova dan yang terakhir Fortuner

Kembali ke topik, saya sendiri juga gak mengerti kenapa mereka gak masuk ke pasar Jazz dulu, padahal kalau dilihat pasar tersebut jauh lebih gemuk dari pasar X-Trail / CRV. Kemungkinan mereka juga tahu bahwa capacity production-nya akan kurang, padahal kan baru saja disuntik dana, masak mau nodong lagi :D
Last edited by TomS on Wed Jul 13, 2005 0:35, edited 1 time in total.
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

TomS wrote:Kembali ke topik, saya sendiri juga gak mengerti kenapa mereka gak masuk ke pasar Jazz dulu, padahal kalau dilihat pasar tersebut jauh lebih gemuk dari pasar X-Trail / CRV. Kemungkinan mereka juga tahu bahwa capacity production-nya akan kurang, padahal kan baru saja disuntik dana, masak mau nodong lagi :D
Cuma masalah product cycle timing. Kenapa Toyota tidak memasukkan pesaingnya Jazz dulu? Karena pesaingnya Jazz, Toyota Vitz, product cyclenya sudah hampir habis dan baru digantikan generasi terbaru yang belum lama keluar di Jepang. Kalau ngak salah new Vitz ini akan diproduksi di Thailand tahun depan dan kemudian dipasarkan ke Indonesia.
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

szli wrote:I have good reasons to avoid them. Bukan hal harga or gengsi.

U know something, I love money very much. Soalnya ngak ada money, saya sering bilang, jaman sekarang, saudara / teman saja bisa kabur ! Money is more important than mobil keren or what. Just that untung I have just enough money for the c24, no more !

But if c24 is priced 200 juta, saya lebih senang lagi. Bisa tertawa sendiri tiap malam di ranjang saya ! Just that I think 271 juta is fair for c24 last year.
Come on, Mr. Szli, I think u are typical orang Indonesia. Pelit, tapi mau gengsi juga....hahaha (saya ketawa karena kadang saya juga begitu :D )
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

szli wrote:Don't get me wrong I am not saying SUV lovers are wrong. Of course not. Cuman I am just surprised factor comfort, roomy kok orang abaikan gitu saja cuman demi factor yang ngak gitu dominant banget ?
Well, sebagai SMer yang akan menggantikan Serenaku dengan Fortuner, mungkin saya bisa coba menjelaskan logikanya.

Memang saya setuju banget bahwa Serena lebih comfortable dan lebih roomy dari Fortuner. You are 100% right!

Masalahnya adalah, setelah memakainya selama hampir setahun, saya menyimpulkan bahwa Serena ngak cocok dengan my self image. Saya bisa bayangkan Serena sebagai company car (dibawa driver), atau sebagai mobil yang dipakai housewives untuk antar jemput anak sekolah atau pergi ke hypermarket (juga dibawa driver).

Tapi buat saya??? Kayaknya ngak cocok deh. Contohnya seperti kita lihat pasangan suami istri, yang satu orang negro, satunya lagi orang putih. Kan ngak cocok dong. :shock:

Sebelum ada Fortuner, memang saya tidak punya pilihan lain. Beli CRV/X-Trail, tidak cukup bangku untuk outing keluarga. SUV 7-seater seperti Rexton atau Ford Everest?? Baris ke-3nya is a joke, sama saja boong! Ya akhirnya diantara semua 7-seater yang masuk budget, saya pilih Serena karena...ya, memang dia yang paling comfortable n roomy n value for money.

Tapi dengan adanya Fortuner, saya punya pilihan yang lebih pas lagi. Image - macho (hehe teman2 lihat gak show unit yang di Gaikindo yang pakai velg 20", keren abis man!!) dan lifestyle vehicle - cocok sekali buat saya :lol:
Sebagai 7-seater - lumayanlah saya kira ngak beda jauh kok sama Innova

Well, inilah kenapa saya akan jual Serena dan beli Fortuner. Bagaimana menurut teman2?
User avatar
liat2aja
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1086
Joined: Thu Dec 30, 2004 19:23

Post by liat2aja »

bung observer, saya setuju dengan pemikiran Anda.

IMHO Nissan Serena memang imagenya seperti mobil yang dikendarai supir sementara pemiliknya duduk di bangku tengah (mungkin suami istri) + anak2 duduk di bangku belakang. Makanya dulu bokap juga tertarik sama Serena.

Fortuner kayanya bangku ketiga nya juga parah ya? Belon lagi ground clearance nya, waktu kemaren ke Gaikindo perlu perjuangan buat masuk ke dalam mobil (dan ini bukan karena banyak yang berebut masuk lho).

Kapan nih Fortuner bung observer nyampe di garasi? Boleh dong kita pinjem buat test drive :e-dance:
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

liat2aja wrote:Kapan nih Fortuner bung observer nyampe di garasi? Boleh dong kita pinjem buat test drive :e-dance:
Hihihi, boleh sekali test drive bayar zetiao! :mrgreen:
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

TomS wrote:Pak Conan, stay calm dong :)
Jangan karena debat dengan Bung Szli, lalu kepancing bawa2 nama orang di luar forum :)
Baik, Mr. TomS. Terima kasih untuk kritiknya :), dan sesuai dengan saran Anda, aku sudah mengedit postingku di atas.

Anda benar, selama harga bensin di Indo masih disubsidi dan luar biasa murah, produk yang lebih efficient tidak akan dicari orang kebanyakan. Untunglah penduduk dunia ini selain negara ini saja, banyak yang sadar akan betapa berharganya bahan bakar fossil, dan pentingnya menggunakannya secara hemat dan efficient. :)
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

observer wrote:
TomS wrote:Kembali ke topik, saya sendiri juga gak mengerti kenapa mereka gak masuk ke pasar Jazz dulu, padahal kalau dilihat pasar tersebut jauh lebih gemuk dari pasar X-Trail / CRV. Kemungkinan mereka juga tahu bahwa capacity production-nya akan kurang, padahal kan baru saja disuntik dana, masak mau nodong lagi :D
Cuma masalah product cycle timing. Kenapa Toyota tidak memasukkan pesaingnya Jazz dulu? Karena pesaingnya Jazz, Toyota Vitz, product cyclenya sudah hampir habis dan baru digantikan generasi terbaru yang belum lama keluar di Jepang. Kalau ngak salah new Vitz ini akan diproduksi di Thailand tahun depan dan kemudian dipasarkan ke Indonesia.
And for doing that, I give them applause. Mereka tidak terburu2 dan lebih careful dalam their product planning, tidak seperti NMI dengan Serena C24/C25. :twisted: