Menghemat BBM secara nasional - baik atau tidak?

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

sapa tau taun depan member nya SM diberi undangan VIP kekekekekek,karena disini penggila otomotif semua
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Kalau begitu mari kita siapkan beberapa member untuk jadi 'delegasi' SM, kekekeke
Yang pasti Mr. Observer, because of his observation skills kekeke
Lalu bung Szli sebagai 'the consumer's voice' kekeke

:mrgreen:
yin yang
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 41
Joined: Fri Jun 24, 2005 4:34
Location: Jakarta - Surabaya

Post by yin yang »

Efek negatif BBM bersubsidi:
- Tingkat pembelian mobil yang makin bertambah tahun ke tahun. Diperkirakan utk thn 2005 ini mencapai 500,000 kendaraan :(
Logikanya, kendaraan makin bertambah, jalanan semakin macet, dan tingkat BBM yang terbuang utk kemacetan semakin tinggi pula.
Semakin tinggi pemakaian BBM, subsidi akan meroket, ujung2nya APBN jebol, negara akan hunting utk hutang Luar Negri dan/atau pajak akan ditingkatkan...
aargh... semakin terjepitlah hidup ini...

Menurut saya, bila subsidi BBM model skrg ini dihilangkan, dan digantikan dengan subsidi yang tepat sasaran utk rakyat kecil; maka nafsu utk membeli kendaraan akan turun, pembeli akan benar2 memperhitungkan pengeluaran utk operasional kendaraannya.

Dan kemacetan juga tidak akan separah sekarang... hiks...
~ balance with wisdom ~
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

conan wrote:Kalau begitu mari kita siapkan beberapa member untuk jadi 'delegasi' SM, kekekeke
Yang pasti Mr. Observer, because of his observation skills kekeke
Lalu bung Szli sebagai 'the consumer's voice' kekeke

:mrgreen:
And don't forget the detective, and other senior SM members :P

Well, let's see. Kira2 Gaikindo tahun depan ada mobil apa saja ya, yang kita SMers bisa menjadi pengamat yang berbobot dan berpengaruh 8) :
1 Toyota Vitz;
2 new Toyota RAV4;
3 Daihatsu Sirion;
4 Nissan AUV;
5 Nissan Tiida Latio;
6 New Honda Civic;
7 New Toyota Corolla (??);
9 VW Passat;
9 Renault new Clio;
10 Peugeot 207;
11 Audi Q7;
12 Mercedes new S class;
13 new Kia Sedona
dll
User avatar
Bram
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1154
Joined: Mon Jan 24, 2005 15:17
Location: 'Mbandoenx
Daily Vehicle: BRIO black elegant

NEUTRALIZER

Post by Bram »

Bung.. conan, mpoezz, szli, observer, WP, handling, edward, yin yang Every body warga SM-ers.... :e-dance:

Cuba angkat bicara nech...

Code: Select all

Very well said, Mr. WP!!   
Mr. WP yang masih muda saja sudah mengerti hal ini!  

Kalau tidak mau, atau 'tidak sanggup'/'tidak sudi' beli Pertamax, tidak usah beli mobil yang minimum RON-requirementnya 91 ke atas dan ber-catalyctic converter kan? 
Berdasar hati nurani I'm totally agree 100% pendapat bung WP 'n bung conan....betapa tdk bijaksananya mempunyai 'boil katagori yg disebutkan diatas masih nekat pke Premium..selain batalnya garansi dr pabrikan 'coz boil yg ber-catalyctic converter akan merusak engine....(k'o diisi selain PERTAMAX/Super TT)..yg rugi sapa..yach yg punya boil tsb...selain itu dimana tingkat moralitas..'klo udach punya 'bimmer' semisalnya...koq masih mikirin bahan bakarnya apa...???...IRONIS boss 'klo masih nekat ngisi PREMIUM..yg notabene disubsidi utk hajat orang banyak...
Mungkin ada rekan kita berdalih utk saving ...tp buat sapaaa....itu hanya ego utk kepentingan community sendiri..semisal keluarganya sendiri...yg bijak menurut saya...."Kalau tidak mau, atau 'tidak sanggup'/'tidak sudi' beli Pertamax, tidak usah beli mobil yang minimum RON-requirementnya 91 ke atas dan ber-catalyctic converter kan?"
Mungkin hak anda juga punya/bisa beli boil mewah...wong dr jerih payah sendiri...tp INGA2....jg juga mengorbankan kepentingan 'HAJAT orang banyak'......ini sech ttg MORALE sajah....'klo nekat...'ntar Dipelototi Bung handling... Looo....so belilah PERTAMAX itung2 anda juga Pejuang tanpa nama yg ikhlas mensubsidi gol di bawah anda....tp yah...terserah anda juga...'klo masih nekat....dan tanggung konsekwensinya dr 'Masyarakat'...

Mengenai Penghematan BBM & Energi...Rekans SM-ers pernah liat pemberitaan dr SCTV...disitu diperlihatkan di salah satu ged instansi pemerintah..yg bukannnya memberi Contoh..malah pemborosan terjadi di ling pemeritahan itu sendiri...semisal lampu yg ditengah terik matahari masih dinyalakan...tv di ruang tamu on..terus tanpa ada yg nonton..kend. pejabat yg rapat...koq pas parkir AC-nya dinyalai'in teruss..etc.

Bung conan mungkin scr persuasif mengajak dr kita sendiri utk menghemat BBM & Energi...contoh konkret..'pas saya test My SOLUNA reach at 180Kph itu pke PERTAMAX boss..'walau saya akui bersama bung Digi tdk arif juga cuma sekedar ada saksi 'tuk capai Top speed....I Told U b4 I was wrong U were rait Mr. Conan..d case is closed.....Orang yg berjiwa besar adalah mengakui kesalahannya dan tdk berbuat kesalah kedua kalinya...rait..Mr.szli... :lol:

'D last...I'm totally dissapointed with Our National Leader....Beliau yg POLICY-nya harus hemat2 BBM-lah...Energi-lah...berantas KKN-laa...Koq Ironis bgt sech harus Ngeraya'in pernikahan PUTRANYA...putranya LOOO...koq pake fasilitas Negara.. Dimana kt selebritis yg di - HIRE... adalah sebuah pernikahan yg sederhanaaa....estimasi duonk budget-nya....lu emang dibayar berapa gratisss??....
MOHON.. KPK anggota SM di audit tuch..apa ada dana rakyat disitu..???
'klo 'mo mencontoh..selayaknya dirumah beliau sajah..yg di m'bogor juga...Laaa...wong..guede... jugaa...Itu yah..yg disebut PENGHEMATAN....Betapa Contoh yg bagusss...

Siap menerima Kritikan dr sesama rekans SM...... :e-dance:
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

yin yang wrote:Efek negatif BBM bersubsidi:
- Tingkat pembelian mobil yang makin bertambah tahun ke tahun. Diperkirakan utk thn 2005 ini mencapai 500,000 kendaraan :(
Bisa lebih deh. Periode Jan s/d Juni saja sudah terjual 300.000 unit!!

Menurut saya selama bunga kredit masih di tingkat sekarang (terendah dalam sejarah??), dan masih ada mobil murah n berkualitas seperti Xenia/APV/Avanza/Jazz, maka tingkat penjualan akan tinggi terus.

Apalagi pemerintah sedang mau bangun jalan tol secara besar besaran, akan tambah banyak lagi orang yang ingin memiliki mobil untuk mudik/berwisata/berekreasi keluar kota.

Selama pembeli/pemilik mobil membayar pajak BBN/STNK (ini adalah sumber penghasilan pajak yang sangat besar), ngak ada alasan untuk melarang orang beli mobil baru.

Yang menjadi masalah adalah harga bbm yang disubsidi yang mengakibatkan distorsi pasar dan pemborosan.

Setelah saya pikir2, mungkin salah satu solusi adalah menetapkan harga bbm berdasarkan wilayah. Misalnya, untuk wilayah JABOTABEK dan wilayah lain yang tingkat ekonomi sudah lebih mapan (dan kemacetan lalu lintas sudah sangat parah), harga bbm (termasuk premium) dilepas ke mekanisme pasar.....Wah, pasti jumlah kendaraan di jalanan bisa berkurang drastis!! :P
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Bram wrote:Mungkin ada rekan kita berdalih utk saving ...tp buat sapaaa....itu hanya ego utk kepentingan community sendiri..semisal keluarganya sendiri...yg bijak menurut saya....
conan wrote:"Kalau tidak mau, atau 'tidak sanggup'/'tidak sudi' beli Pertamax, tidak usah beli mobil yang minimum RON-requirementnya 91 ke atas dan ber-catalyctic converter kan?"
Betul sekali, Mr. Bram. Very well put. :)
Bram wrote:Bung conan mungkin scr persuasif mengajak dr kita sendiri utk menghemat BBM & Energi...contoh konkret..'pas saya test My SOLUNA reach at 180Kph itu pke PERTAMAX boss..'walau saya akui bersama bung Digi tdk arif juga cuma sekedar ada saksi 'tuk capai Top speed....I Told U b4 I was wrong U were rait Mr. Conan..d case is closed.....Orang yg berjiwa besar adalah mengakui kesalahannya dan tdk berbuat kesalah kedua kalinya...rait..Mr.szli... :lol:
Benar, Mr. Bram...you're 'a big man' indeed! :e-clap:
observer wrote:Setelah saya pikir2, mungkin salah satu solusi adalah menetapkan harga bbm berdasarkan wilayah. Misalnya, untuk wilayah JABOTABEK dan wilayah lain yang tingkat ekonomi sudah lebih mapan (dan kemacetan lalu lintas sudah sangat parah), harga bbm (termasuk premium) dilepas ke mekanisme pasar.....Wah, pasti jumlah kendaraan di jalanan bisa berkurang drastis!!
Ya, Mr. Observer, tapi ada kelemahannya juga...akan ada orang2 yang menyelundupkan BBM dari daerah ke Jabotabek, dan bermunculan SPBU-SPBU gelap...tapi hal ini bisa dilakukan, asalkan aparat menindak tegas orang2 yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ini...karena dengan keadaan hari ini dan untuk masa depan, segala yang bisa tentu harus dilakukan, betul?

Mr. Observer lebih menekankan pada diterapkannya regulasi2, karena disiplin dan SDM masyarakat kita masih sangat rendah...aku sangat setuju. Dan sementara aku mencoba mengajak rekan2 di forum SM ini untuk berhemat BBM dan listrik, secara persuasif, seperti dikatakan Mr. Bram. Karena aku yakin rekan2 di SM ini sebagai penggemar otomotif yang berpendidikan, lebih memiliki sense of crisis dan kesadaran akan pentingnya berhemat energi. Mari buat forum SM ini berbeda dengan forum2 diskusi otomotif yang lain. :wink: :o

In closing, please check out this one article from detik.com :

http://jkt.detikfinance.com/indexfr.php ... /idkanal/4
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Re: NEUTRALIZER

Post by observer »

Bram wrote:Mungkin ada rekan kita berdalih utk saving ...tp buat sapaaa....itu hanya ego utk kepentingan community sendiri..semisal keluarganya sendiri...yg bijak menurut saya...."Kalau tidak mau, atau 'tidak sanggup'/'tidak sudi' beli Pertamax, tidak usah beli mobil yang minimum RON-requirementnya 91 ke atas dan ber-catalyctic converter kan?".............
Saya ingin bertanya: "Emangnya kenapa bensin mobil yang minimum RON-requirementnya 90 ke bawah pantas diberi subsidi, sedangkan yang RON 91 ke atas sudah tidak ada subsidinya???

Bukankah argumentasi di atas juga berlaku untuk pemilik mobil RON 90 ke bawah??

Kalau tidak mau, atau 'tidak sanggup'/'tidak sudi' beli Premium tanpa subsidi, tidak usah beli mobil/motor lah, ya gak??

Dibandingkan orang2 yang tidak bisa nyekolahin anak atau tidak punya uang untuk mendapatkan kesehatan minim, bukankah para pemilik mobil RON 90 ke bawah juga tidak pantas mendapatkan subsidi dari negara??

Jangan sampai tambah satu kebijakan di negara ini yang punya standar ganda, yang membuat kita lama kelamaan menjadi orang menafik. :e-naughty:
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Subsidi memang sebaiknya dicabut sama sekali, total. Tapi kan tidak bisa sekaligus. Cara pertama, secara bertahap disesuaikan harga pasar (dengan mengurangi subsidi dan menaikkan harga BBM). Tapi karena di negri ini rakyatnya menganggap minyak itu barang yg sangat murah, setiap rencana kenaikan harga BBM selalu ditentang habis2an tanpa mau tahu bahwa harga minyak sekarang sudah sangat mahal.

Jadi cara kedua ditempuh : mengurangi subsidi terlebih dahulu pada BBM yang dikonsumsi golongan yang lebih mampu, dan terakhir pada BBM yang dikonsumsi golongan yang kurang mampu. Dengan kata lain, urutannya : Pertamax/Pertamax Plus, lalu premium, lalu solar, lalu minyak tanah.

Mencabut subsidi untuk Pertamax tentu lebih logis dilakukan daripada mencabut subsidi untuk premium atau bahkan minyak tanah, bukan?

Di masa depan, ketika memungkinkan, tentu subsidi untuk premium dan solar pun akan secara bertahap dicabut, tapi untuk minyak tanah tentu akan dilakukan terakhir dan dengan lebih perlahan.

Don't you agree, Mr. Observer? :)
User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Post by handling »

loh...3x kok rekan smer pada serius amat ngomongnya......seakan2 udah benci sekali dgn pemakaian premium tdk pada kelasnya...hikhishskss
jadi pengen ikut nambahin dikit .....sorry nih no offense ya.....
masing2 pemikiran orang relatif sih...kita juga tidakbisa memaksakan kehendak orang untuk memakai premium atau pertamax....

sebagian dari yang rekan2 tuliskan diatas memang ada benarnya..tapi pelaksanaanya itu yang kadang agak susah..karena hidup ini memang susah sih...terkadang kalo kita belum sampe ngalamin...kita akaan berpikir gampang....tapi giliran sudah sampe saatnya kita ngalamin, kita baru berpikir betapa susah nya untuk menjalankan keputusan yang tadinya kita pikir gampang, bahkan pada akhirnya membuat / memaksa kita untuk melakukan perubahan keputusan.

disatu pihak belum tentu alasan orang memakai pertamax adaalah karena kesadaran akan kewajibannya untuk tidak menikmati subsidi pemerintah, tp malah lebih dikarenakan ingin kemampuan kendaraannya lebih maksimal, meskipun belum tentu merasakannya secara signifikan.

kalo saya sih ok ajalah, selama pemerintah belum mengeluarkan peraturan bahwa mobil diatas ....cc harus mengisi pertamax, ya kita tidak bisa menyalahkan si a, b atau c menikmati subsidi salah sasaran. Toh pemeerintah tdk mengharuskan rakyat harus mengisi pertamax kan.... jadi rakyat itu tdk melanggar peraturan kok. Jadi jangan salahkan rakyat tertentu gak tahu diri menikmati subsidi selama gak ada peraturannya.

Kalo saya sendiri bukan karena mampu atau tidak mampu orang itu bisa membeli mobil mahal jadi harus isi pertamax. Selain itu juga masih ada efek psikologisnya lagi.
Sebagai contoh yang normal2 aja ya, kalo dulu sebelum keluarga, pengeluaran saya boros untuk majalah saja saya bisa mengeluarkan uang sampe 200ribu perbulan, buat rekan2 sih mungkin angka ini terbilang kecil, blm lagi dgn hal2 lainnya yang berhubungan dgn hobby...., tapi sekarang berubah total, tanpa saya sadari sendiri.....hkhishisss..s.s.

nah kalo sekarang ceritanya udah lain...bukan ngomong munafik ya....segala macam pengeluaran saya yang tanggung sendiri, jadi semua mesti dipikirin. walaupun misalnya udah punya mobil mahal, buat gua gak perlu2 amat kok dgn bensin pertamax, jadi saya spec down ke premium, toh mobil gua masih bisa jalan kok dgn premium, dan kelebihan uang itu bisa saya pakai buat yang lain yang lebih keliatan.

ya kalo rekan2 yang economy nya lebih mantep sih ok aja, silahkan terusin kebiasaannya. Tapi sekali lagi hal ini bukan karena gajinya udah 20, 30, 40jt atau lebih, jadi bisa mampu beli barang mahal, seperti bensin mahal, oli mahal, car polish mahal, etc. Tapi masih ada faktor lain yaitu karena efek psikologi yang membuat orang itu berhemat walaupun gaji nya sudah tinggi.
Contoh nyata : saya posting ulang ya, Pendiri imora motor, kalian tahu semuakan, saya gak perlu sebutin namanya, penghasilannya tahu sendiri lah rekan2 smer bisa kira2 lah udah gak ada di rate yang saya sebutin lagi diatas.....hikhiskshiskss..s.s.
Setiap luncurin accord terbaru, dia selalu pake accord terbaru. dan plat nomornya yang dipake selalu sama " B 1 K?" (? = inisial terakhir saya rahasiakan), nah accordnya ini sering isi bensin di seberang kuburan kedoya malam hari , ngisinya premium. Apa kalian berani bilang , sampe segitu miskinnya dia sampe ngisi premium, kok gak isi pertamax?
Rekan2 jangan bilang bos Imora gak punya duit jangan beli mobil mahal dan isinya cuma premium. Nah yang bawa ini bukan sopir. jd kalian jangan bilang pasti yang bawa sopir....
Jadi bukan karena gak punya duitkan, tapi bisa jaadi dia mempunyai alasan lain untuk berhemat.
Padahal rekan2 tahu sendiri lah accord recommended pake pertamax kan. Nah pada saat peluncuran accord yang 2003-sekarang ini beliau tidak pake accord ini, masih tetap pake accord yang lama yang generasi 1998-2003. Saya udah curiga ada apa gerangan, ternyata "B 1 K?" nya dipake ke Odyssey terbaru.....nah baru pada odys ini udah gak pake premium lagi, isinya pertamax.....

Sorry nih out of topic ya, kalo rekan2 ketemu mobil dgn plat nomor sekian pada malam hari , kalian perhattiin deh, punya ciri khas lain lagi dibanding mobil sejenisnya. Pada saat mobil berhenti kurang lebih 10-15 detik, lampu besar depan mobil akan padam dgn sendirinya, tinggal lampu kecil yang menyala. Nah pada saat mobil bergerak jalan, lampu besar depan akan menyala kembali. Tujuannya kalian tahu sendiri kan ...

sorry nih udah ceritanya udah lari kemana2. back to topic ya.....hkshiskhissss

Nah disinilah seperti yang saya bilang diatas. kadang udah sampe saat nya yang tadinya kita pikir gampang, nanti akan berubah jadi susah untuk mengambil keputusan, karena kita sendiri yang ngalamin. Begitu banyak variabel pengeluaran yang makin bertambah, yang membuat kita berubah pikiran untuk pemakaian budget ke arah yang lebih penting untuk keluarga.

Kalo mau bilang mobil gak awet karena pake premium, nah...itu sih sampe sekarang blm bisa mengubah persepsi gua bahwa pake pertamax pasti bagus. pikiran saya di indo jarang kan ketemu orang yang bisa pake mobil sampe lama2 bisa 10-15th paling cuma berapa persen dan tdk dominan.
jangankan 5 tahun , 2 tahu aja udah gatel pengen ganti mobil, jadi [cencored] lah kalo mau bicara mobil awet dipake lama, mana sempet ngerasain, wong 2 tahun aja udah gatel pengen ganti mobil. bener gak ? ini bukan mengada-ngada kan ? terbukti kan .....tidak ada pengecualian, semua orang sama, termasuk saya...setidaknya ada niat untuk mengganti walaupun belum kesampean ....hkhishsiss...ss....

Sori nih bukan sombong ya...saya juga pernah posting yang intinya performace pertamax tdk signifikan dibanding premium, bahkan saya juga pernah posting ada yang bilang pake pertamax malah ngelitik, akhirnya balik ke premium.

intinya ya selama belum ada peraturan dari pemerintah bahwa mobil dgn ...cc keatas harus pake pertamax/plus, ya berarti orang tersebut tidak menyalahi peraturan. bukan karena menikmati subsidi salah sasaran.

sorry nih no offense ya....cuma sharing pendapat.
Image
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

handling wrote:intinya ya selama belum ada peraturan dari pemerintah bahwa mobil dgn ...cc keatas harus pake pertamax/plus, ya berarti orang tersebut tidak menyalahi peraturan. bukan karena menikmati subsidi salah sasaran.
Mr. Handling tidak salah, karena memang tidak ada peraturannya.

Secara moril juga tidak merasa salah, toh mobil sendiri, kalau mau rusak juga rugi sendiri, kan?

Apalagi setiap 2-5 tahun sudah ganti mobil, jadi resiko rusaknya dalam tempo singkat itu lebih kecil, kan?

Lebih2 para pemilik mobil RON 91 ke bawah, memang sewajarnya mereka isi premium. Secara moril juga tidak ada rasa salah sama sekali.

Siapa tahu uang subsidi (untuk premium) yang bertriliun-triliunan itu bisa untuk nyekolahin anak dan memberi kesehatan murah ke kaum orang ngak mampu.

Ya itu urusan pemerintah, kita akan omong. Memang, itu memang kerjaan pemerintah. Tapi anggarannya dari mana? Kalau buat subsidi premium terus, apa sisanya buat sektor pendidikan n kesehatan??

Maka itu seharusnya pemerintah secara bertahap (mungkin sebulan sekali seperti dulu pernah dilakukan) menyesuaikan harga Premium, Pertamax dan Pertamax Plus ke harga pasar, dan uang subsidinya bisa dialihkan ke tempat lain yang memang harus disubsidi.

Teman2 pasti setuju. Suatu negara kalau mau maju, harus diprioritaskan sektor pendidikan. Pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Setiap orang tua yang mengasihi anaknya pasti akan mengorbankan pengeluaran di hal2 lain agar anaknya bisa disekolahin ke sekolah yang paling bagus, ya kan?

Prinsip yang sama juga harus dilakukan oleh pemerintah. Bagaimana pemerintah harus hemat di hal2 lain (seperti subsidi pertamax, termasuk premium) agar supaya rakyatnya bisa mendapatkan pendidikan yang baik.

Hey man, kita sudah ketinggalan jauh sama negara lain, apa mau tambah ketinggalan lagi?? Apa mau selamanya menjadi negara pengekspor TKI/TKW yang low skill??

Sorry teman2, setelah omong panjang lebar, inti saya cuman satu: khususnya pada teman2 yang punya mobil pengminum premium, kalau pemerintah mulai mencabut subsidi untuk premium (bukan untuk Solar dan minyak tanah karena dua komoditas itu lebih berimplikasi ke inflasi) secara bertahap, kita harus mendukungnya. Apalagi kalau subsidi itu dialihkan ke sektor pendidikan dan kesehatan, kita harus melihat itu sebagai investasi buat masa depan bangsa dan negara. :P
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

panjang benget capek saya bacanya
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Oh, so Mr. Obs, U " smuggle " yrself inside. Anda pasti penggemar Han Solo di Star Wars, or U learned that trick from Mr. Bean !
User avatar
Mikel
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 92
Joined: Fri Aug 01, 2003 13:34

Post by Mikel »

observer wrote: Sorry teman2, setelah omong panjang lebar, inti saya cuman satu: khususnya pada teman2 yang punya mobil pengminum premium, kalau pemerintah mulai mencabut subsidi untuk premium (bukan untuk Solar dan minyak tanah karena dua komoditas itu lebih berimplikasi ke inflasi) secara bertahap, kita harus mendukungnya. Apalagi kalau subsidi itu dialihkan ke sektor pendidikan dan kesehatan, kita harus melihat itu sebagai investasi buat masa depan bangsa dan negara. :P
Gw mendukung banget pak, kalo memang seandainya sistem transportasi umum Jakarta beres gw juga mendingan naik itu daripada nyetir sendiri. Pegel kaki mah dah gak masalah, dulu kuliah di luar juga biasa jalan kaki.

Kalo gw ngusul bahkan subsidi solar juga dicabut sebagian, jadi yang pake kendaraan diesel dengan plat item-putih dikenain harga yang mahal, sementara truk dan kendaraan plat kuning dapet subsidi.
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

Teman2, penulisan ini diambil dari Jakarta Post hari ini.

Fuel subsidies -- legalized daylight robbery

Endy M. Bayuni, The Jakarta Post, Jakarta

Anyone looking for an explanation as to why we as a nation are so corrupt while still professing to be a very religious people -- a question that President Susilo Bambang Yudhoyono posed when opening the Muhammadiyah congress just over a week ago -- should not look further than our collective attitude toward the government's policy to subsidize domestic fuel prices.

The fuel subsidy, to use the government's argument when it hiked domestic fuel prices by 29 percent in March, amounts to a transfer of resources from people in the low-income bracket to those in higher income brackets. Since the latter are the ones who use or consume fuel the most, they take the lion's share of the subsidy. In simple and not-so economic-speake, we are taking money away from the poor and giving it to the rich.

This is robbery, not only committed right before our very nose, but also carried out with our full support, consent and blessings.

Our collective indifference to this crime of taking what is not rightfully ours, and depriving the poor of what they are entitled to, makes this a legitimized corruption conducted by the state on behalf of the nation's elite.

The size of this theft, more than $11 billion this year by the government's own calculation, dwarfs all other corruption cases that have been investigated to date, a figure matched probably only if and when (though unlikely now) the government brings former president Soeharto to trial for bankrupting the country.

And with oil prices in the world market continuing to rise above $60 a barrel, the subsidy will keep on climbing because the government has made it clear that it has no intention of raising domestic fuel prices further this year.

Our silence and indifference to this anomaly explains a great deal about our own ambivalence toward corruption.

We loath and attack corruption, and voted Susilo Bambang Yudhoyono president last year on his anticorruption platform. Everyone today claims to be with the reformist camp, and everyone sings the same anticorruption tune.

But, as our attitude toward domestic fuel prices shows, we draw the line when it hurts our own interests. Fighting corruption yes, but leave us alone.

Just about everyone in this country, with the exception of the poorest among us, is in this complicity. Our collective silence makes us part of the conspiracy to rob the poor of their rights. The government, which only four months ago called the subsidy immoral, is now totally silent on the issue even as the subsidy is soaring. The House of Representatives, religious leaders, the non-governmental organizations and the media, who all claim to speak on behalf of the poor and fight for their interests -- are not saying a word that this is wrong.

It's no use blaming President Susilo Bambang Yudhoyono for his decision to maintain the fuel subsidy, however high the global oil prices go up to. He is only doing what the politically powerful and the elite are asking him to do: Don't raise the fuel prices because it will hurt us. Implicit in this message is that they can hurt him too politically if he does.

The trouble with the government's economic team being managed mostly by businessmen rather than economists is that they obviously have vested interests in keeping domestic fuel prices low to help their business friends. Any first-year undergrad economic student however know that there is a huge opportunity being lost or foregone by maintaining this subsidy.

That $11 billion would be better spent on providing free health care for the poor, and free education for the government's own nine-year compulsory education program.

Or what about the reconstruction of Aceh and Nias, which will absorb some $5 billion in funds raised abroad? Wouldn't those foreigners who have generously donated their money for the tsunami victims feel offended if they knew that wealthy Indonesians are burning fuel like there is no tomorrow?

And what about raising our defense spending, so that our military personnel can have a decent salary and weaponry to regain the respect of the people.

We are not the only country that has been hurt by soaring global oil prices. But Indonesia is one of the few countries which is trying to spend its way out of the oil crisis, to the tune of more than $11 billion, instead of tackling the problem head-on.

And it is money that we don't really have, or certainly don't own. This is corruption pure and simple. And we let it pass because almost all of us are in the take.

Does anyone still believe that Indonesia is serious about eradicating corruption? I rest my case.

The writer is chief editor of The Jakarta Post.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

100% true. Some points to be bottomlined :
And with oil prices in the world market continuing to rise above $60 a barrel, the subsidy will keep on climbing because the government has made it clear that it has no intention of raising domestic fuel prices further this year.

But, as our attitude toward domestic fuel prices shows, we draw the line when it hurts our own interests. Fighting corruption yes, but leave us alone.

Or what about the reconstruction of Aceh and Nias, which will absorb some $5 billion in funds raised abroad? Wouldn't those foreigners who have generously donated their money for the tsunami victims feel offended if they knew that wealthy Indonesians are burning fuel like there is no tomorrow?

We are not the only country that has been hurt by soaring global oil prices. But Indonesia is one of the few countries which is trying to spend its way out of the oil crisis, to the tune of more than $11 billion, instead of tackling the problem head-on.
yin yang
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 41
Joined: Fri Jun 24, 2005 4:34
Location: Jakarta - Surabaya

Post by yin yang »

Here..here...

This is robbery, not only committed right before our very nose, but also carried out with our full support, consent and blessings.

Our collective indifference to this crime of taking what is not rightfully ours, and depriving the poor of what they are entitled to, makes this a legitimized corruption conducted by the state on behalf of the nation's elite.

--> kata2 di artikel ini tepat sekali =D>
~ balance with wisdom ~
User avatar
Mikel
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 92
Joined: Fri Aug 01, 2003 13:34

Post by Mikel »

observer wrote: The trouble with the government's economic team being managed mostly by businessmen rather than economists is that they obviously have vested interests in keeping domestic fuel prices low to help their business friends. Any first-year undergrad economic student however know that there is a huge opportunity being lost or foregone by maintaining this subsidy.
Setuju banget... Gw sih cuma asal ngomong aja ya... Tapi kalo pemerintah jadi bikin aturan produsen mobil disuruh membatasi penjualan (ya Tuhan... Pemerintah kita itu isinya orang yang ngenyam pendidikan gak sih), harga mobil pasti jadi naik (sesederhana teori supply and demand masa gak ngerti?), yang untung jadi pengusaha. Selama sistem transportasi massal Jakarta gak bener, ya orang akan tetep rela bayar premium buat beli mobil.

Gw bukan munafik, tapi kayaknya gak salah kalo bilang kalo di Indonesia ini butuh revolusi birokrasi yang menyeluruh. Orang tua gw gak punya NPWP, tapi bukan karena gak mau, tapi karena mereka tau, kalo pajak itu dibuat mainan ama pemerintah, masuk ke kantong para oknum. Yah, gw gak perlu cerita panjang lebar soal apa yang terjadi didalam tubuh perpajakan kita... Gw rela bayar pajak, dengan senang hati malahan, selama duit gw dipake 100% untuk pembangunan.

Gw lebih baik bayar bensin mahal daripada negara ini jatuh kedalam kebangkrutan. Gw bukan orang kaya, businessmen yang deket pemerintah enak, kaya, kalo Indonesia ancur mereka lariin aset ke luar negeri... Nah orang kayak kita? Bisa lari keluar negeri (setelah pertarungan keras dengan imigrasi) tapi kerja pas-pasan, untung kalo dapet kerja.
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

Mau pakai pertamax atau premium murni suka-suka yang punya mobil.
Dibakar pun tuch mobil gak ada yang ngelarang :)
Tapi memang secara moral kebangetan kalau mobil harganya sudah lebih dari Rp. 200 juta dan harusnya pakai pertamax terus ditukar pakai premium dan ngajak-ngajak orang lain :D

Mau jadi apa ini negara ? Kalau masih mau nikmatin dark side, saya kira di Indo masih banyak, tanpa harus menambah beban negara, yang ujung-ujungnya kalau negara kolaps juga siapa yang repot :?

Bagi yang hobby ke mangga dua, itu surga buat para dark-sider, termasuk saya :(, yang dirugikan adalah produsen negara lain dan bagi negara kerugiannya ada di cukai yang gak segede subsidi bbm
Anggap saja memang sengaja ngalah pakai Pertamax tapi menang di sisi darkside lainnya, kan keluar duitnya jadi lebih gampang, gak pake gondok lagi :)

Terus kalau dihitung-hitung, bedanya juga gak significant, misal saja pakai setahun 10.000 km, mobil 1.500 cc bensin 1:10, penghematan yang dapat dilakukan kan gak seberapa : 1.000 liter x (Rp. 4.000-Rp. 2.400) x 90% (90%, asumsi saja bisa lebih irit kalau pakai pertamax)

Kepuasannya tentu saja jauh lebih tinggi, tarikan lebih enteng dan tidak merusak mobil dalam jangka panjang

Tentu saja hal tersebut tidak berlaku bagi yang tiap hari bolak balik Jakarta-Bekasi atau yang kerja jadi sales yang tiap hari muter kayak gasingan :)
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

jadi kesimpulan nya,kita sms pak sby di hotline beliau minta naik in premium ikutin harga pasar international.
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

mpoezz wrote:jadi kesimpulan nya,kita sms pak sby di hotline beliau minta naik in premium ikutin harga pasar international.
Hahaha, Mr. mpoezz mau lakukan itu mengatasnamakan forum SM??
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

TomS wrote: Dibakar pun tuch mobil gak ada yang ngelarang :)
Tapi memang secara moral kebangetan kalau mobil harganya sudah lebih dari Rp. 200 juta dan harusnya pakai pertamax terus ditukar pakai premium dan ngajak-ngajak orang lain :D

Mau jadi apa ini negara ? Kalau masih mau nikmatin dark side, saya kira di Indo masih banyak, tanpa harus menambah beban negara, yang ujung-ujungnya kalau negara kolaps juga siapa yang repot :?
Very true! :)
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Oh seems somebody lagi ngindir saya.

OK gini loh ! Kalau pemerintah kita seperti Singapura, saya akan rela bantu negara. Suruh orang beli Pertamax or whatever. Cuman I tell U, saya misalnya korban banyak demi negara, tapi eh, uangnya ngak ke negara tapi ke kantong Bapak bapak itu, what for ? Mending ke anak saya kan ?

So don't say premium users like me are selfish. Its just that I REFUSE to subsidize the high life enjoyed by those corrupt people at the top ! I refuse till the day I die ! Unless people like Lee Kuan Yew started to run this country.

Singapore did the right thing. Ngak usah pusinggin subsidi BBM. Pertama, hilangkan korupsi dulu. Terus naikan pajak BBM, cars etc. Kan dapat uang banyak tuh.

Nah, uang itu ngak di pakai untuk studi banding ke luar negeri, ngak untuk dana taktis etc. Uangnya di pakai untuk bikin jalan mulus yang ngak rusak meskipun sudah puluhan tahun. Uangnya di pakai untuk bikin MRT yang World Class itu. Uangnya di pakai untuk supaya hampir tiap bis umum ada TV dan AC !

Sudah gitu, ngak ada subsidi, saya meskipun mau jadi dark side juga ngak bisa. No subsidised fuel, kecuali saya steal from the pumps dan ngak bayar !

Dan sudah ada MRT dan bis AC, I will do like what many Singaporeans do. I will sell my cars, keep the money for investments, naik bis dan MRT, olah raga, makin sehat. Konsumsi minyak juga turun drastis, emissi gas juga dikit, soalnya mobl harganya sangat mahal.

So the Singapore way is the BEST. Its the perfect solution. Its a Virtuous cycle. Its has a built in anti-dark side defence system lebih hebat dari the Death Star ! Betul dak Bung Conan ? May beli Premium 2400, ngak ada barang pak ! Silahkan beli Esso kita harga say $2 a liter !

Cuman ya kalau pemerintah takut tangkap koruptor kakap, takut ganti hakim hakim yang berengsek itu, yang sering lepaskan koruptor setelah terima angpao gede, ya meskipun kita semua pakai Pertamax juga percuma SMers ! Itu uang subsidi kalau sudah ditiadakan, juga nanti masuk lagi ke kantong mereka !

So tell me, should I be idealist and " try" to help such a government ? Or help balance the family's budget ?

In a nutshell, our country is run by many bandits. I want to help this country, but I don't have a reason to ! Maybe this country needs another revolution to first of all get rid of the no1 problem :

What is it ? bukan jaksa agung, bukan president, tapi the court mafia ! Why ? Kadang saya juga ngerti kenapa dulu misalnya Bu Mega, SBY, Jaksa Agung sekarang yang katanya lebih OK mereka bisa rasa capek.

Soalnya sudah capek di tangkap, di sidang, eh ! the Court mafia minta angpao gede, terus lepaskan mereka. So whats the point of catching these guys if 9 times out of 10 they will be freed !

Setuju ! The number 1 enemy of Indonesia is the Court Mafia ! The fuel subsidies etc came in later.

If we have a court seperti Singapura yang jujur dan berani, automatically everything will get better ! Trust me !
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Ah TomS. Mr. TomS. I see anda adalah orang baru di sini. Dan baru masuk sudah tembak saya. Apakah anda ngak tahu artinya hormati orang tua !

Saya sudah lebih lama, sudah kontribute banyak artikel ke forum ini. And now here U come, swaggling like a boss dan bilang saya kurang hajar, suruh orang pakai premium, meskipun mobilnya lebih dari 200 juta.

Sekarang saya mau tanya U, what car do U drive ? What bensin U use ? Sekarang saya mau bilang, jadi artinya anda mobil murah dibawa 200 juta pakai Premium itu secara moral OK jadinya. Gitu ! Sekarang saya mau bilang, what if yang beli Serena, terus pakai Premium seperti saya adalah bukan orang kaya raya, tabunggannya cuman say 200 juta.

Terus ada orang kaya raya, ada 100 milliar, tapi dia pelit, beli kijang kapsul, Avanza, terus dia pakai Premium.

Nah ! Siapa yang tidak bermoral, people like me, yang cuma inggin mobil bagusan dikit, tapi masih perlu irit BBM, atau orang kaya yang pakai mobil macam kijang kapsul dan pakai Premium.

Get what I mean ? urusan seperti ini ngak sesimple like U said. Where do U draw the line ?

Innova juga sebenernya perlu RON of 91. So actually dia harus pula pakai Pertamax. But U know thousands of Innova owners insist on Premium soalnya TAM juga " maksakan " bilang pakai Premium OK.

Apakah Toyota juga " dosa " seperti saya, mobil perlu Pertamax OK saja pakai Premium ?

I advise U, jangan sok bonafik ! Jika anda sekarang pakai Premium / kapsul / Avanza, does that mean anda ngak menikmati subsidi ? U juga menikmati kan ?

Ah, mungkin U bilang, kan saya lebih miskin dari lu. How do I know ? And even if U only have say 50 juta in savings, dan benar lebih miskin dari saya, so what ? Tetap orang yang lebih miskin dari lu seperti pegawai negeri sipil, small businessman, orang gajian etc. juga ikut subsidi Premium anda kan ? So Lu juga sama sama dosa.

Ya betul, kalau ngak mau dosa, silahkan pakai Pertamax. But don't call us Premium users ngak benar ! Mobil kalau rusak juga kita sendiri yang tanggung ! We will not trouble U !

But I have a feeling U use A LOT of Premium !

For me, I insist on Premium, soalnya my car's RON is also like Innova, 91. So if Innova owners boleh, kenapa saya tidak boleh ! Just because my car is 60 juta + lebih mahal dari Innova ?

How abt the Innova 2.7, apakah pemiliknya kalau pakai Premium juga dosa, soalnya harganya sudah 273 juta ? Its not that simple, get it ? Apakah ada peraturan bilang UUD pasal 5 ayat 3 mobil harga PERSIS di atas 200 juta (artinya 201 juta pun) automatically harus di tuntut secara moral jika pakai Premium ?

There is no such thing ! There never will be ! Jangan bilang negara mau jadi apa ! Seolah olah premium users like me merusak negara ! I tell U, only people who use Pertamax maybe not.

Dan how abt the rich people who bribe a lot, sering cheating the country, beli RangeRover, terus pakai Pertamax. Are they less guilty than me and other Serena / Innova premium users ? Are U one of them, rich, very rich dan bersih soalnya mobil anda mahal, keren, pakai Pertamax ?

Again, garisnya di mana ? How do U define guilty morally for using subsidised fuel ?

Tapi kalau ada orang yang jamin, jika saya pakai Pertamax dan uang selisihnya akan di kumpul untuk melengserkan court mafia sekarang, dan ada bukti hasilnya ada, pasti saya serahkan uangnya !
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Lihat, bung Szli, you are contradicting yourself again :
szli wrote:So don't say premium users like me are selfish. Its just that I REFUSE to subsidize the high life enjoyed by those corrupt people at the top ! I refuse till the day I die !
szli wrote:Subsidi BBM Indonesia, meskipun rusak keuanggan negara, at least sopir angkutan umum, dan mobil murah yang di pakai orang middle class dan yang kurang mampu masih bisa ringgankan keuanggan rumah tangga mereka.
Oh, please! Anda pikir uang subsidi itu dikorupsi? Bung Szli, subsidi BBM itu berarti kita kekurangan uang untuk beli minyak, bukan kelebihan! Yang korupsi dalam subsidi BBM adalah penyelundup BBM ke luar negri, korupsi yang terjadi berupa korupsi barang, dan bukan uang!
Beli premium Rp 5000, dijual Rp 2400! Harga Pertamax yang sekarang Rp 4000 juga belum harga pasar sekarang.

Dan tidak usah membandingkan negara kita dengan Singapore. Anda hanya bisa complain tentang negara sendiri dan tidak mengubah keadaan menjadi lebih baik. Singapore bisa seperti hari ini juga, tidak secara ajaib terjadi begitu saja! Penduduknya memiliki kesadaran dan disiplin tinggi untuk ikut memajukan negara. Dan Singapore terkenal akan regulasinya yang sangat keras. Anda, di thread ini, baru dianjurkan berubah saja, sudah sewot.
szli wrote:Dan how abt the rich people who bribe a lot, sering cheating the country, beli RangeRover, terus pakai Pertamax. Are they less guilty than me and other Serena / Innova premium users ? Are U one of them, rich, very rich dan bersih soalnya mobil anda mahal, keren, pakai Pertamax ?
Aku paling tidak suka Anda yang selalu beranggapan bahwa semua orang kaya atau semua orang yang punya 'mobil mewah' itu semuanya dari hasil tidak jujur. Ironis, padahal Anda sendiri juga ingin jadi kaya dan bisa beli Alphard, Elgrand. Anda bilang jika sudah pakai Alphard/Elgrand, akan beli Pertamax. Bagaimana jika pada saat itu, harga minyak dunia $ 90 per barrel, dan harga pertamax Rp 10,000 sementara premium bersubsidi Rp 4000? Aku tidak yakin Anda akan pindah ke Pertamax. Anda akan tetap pakai premium dan bilang bahwa uang extranya bisa Anda pakai untuk semua hal yang menjadi alasan Anda sekarang. Kebiasaan lama susah hilang!

Aku tidak pernah mengatakan Anda bersalah jika pakai premium untuk Serena Anda. But I have pointed out the facts that your Serena needs Pertamax and not premium, and that the fact is, I'm 100% sure you can afford Pertamax, if you want to.

Anda tidak bersalah dan tidak melanggar peraturan apapun, tapi dengan kondisi dan situasi sekarang di mana harga minyak dunia melambung tinggi, subsidi BBM membengkak dan terjadi kelangkaan BBM di mana2, apakah Anda yang termasuk golongan mampu, tidak tergerak untuk tidak ikut menambah parah keadaan?

In closing, aku lebih respect pada other Serena owners yang tetap pakai Pertamax. Mereka mungkin berpikir, "Hmm, sebagai yang mampu, this is the least I can do, stay using Pertamax, dan tidak ikut menambah kelangkaan premium"
Bahkan, aku sangat respect pada Stream owners yang pakai Pertamax, walaupun Anda mungkin bilang, "Hey moron, you itu bisa pakai Premium, tahu!"

It's about time we treat fuel sesuai dengan nilai/harganya.

Oil might reach $ 75 a barrel by the end of this year : http://jkt.detikfinance.com/indexfr.php ... /idkanal/4