gak ada hubungan nya om. jalan tol dibangun dengan biaya yang bersumber dari hutang, bukan tiket.
btw saya nangkap nya soal kenaikan biaya ini karena selama ini si garuda selalu minus. jadi ya gimana cara nya bisa surplus
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
gak ada hubungan nya om. jalan tol dibangun dengan biaya yang bersumber dari hutang, bukan tiket.
Kalau gak salah ini berawal dari perubahan permenhub akhir tahun lalu, yg membuat maskapai menaikkan tarif.iwing wrote:gak ada hubungan nya om. jalan tol dibangun dengan biaya yang bersumber dari hutang, bukan tiket.
btw saya nangkap nya soal kenaikan biaya ini karena selama ini si garuda selalu minus. jadi ya gimana cara nya bisa surplus
Terkadang memang harus ada efek jera yang menyakitkan dahuluSalvanost wrote:Kalau tiket keluar negeri lebih murah...
Lama2 ya duit habisnya buat pariwisata luar negeri
Pariwisata dalam negeri ya makin sepi
Ya kirim2 barang juga udah sakit sekarang harganya
Ga kebayang macetnya tol transjawa klo beneran orang pada mudik naek mobil.roadmap wrote: ↑Mon May 06, 2019 14:47Kalau gak salah ini berawal dari perubahan permenhub akhir tahun lalu, yg membuat maskapai menaikkan tarif.iwing wrote:gak ada hubungan nya om. jalan tol dibangun dengan biaya yang bersumber dari hutang, bukan tiket.
btw saya nangkap nya soal kenaikan biaya ini karena selama ini si garuda selalu minus. jadi ya gimana cara nya bisa surplus
Ketika masyarakat complain memhub, menhun lempar ke menteri BUMN, menteri BUMN jelas bilang gak bisa maksa turun harga karena sudah sesuai cost structure. Harusnya menhun sebagai regulator yg rubah lagi tuh peraturan. [emoji1787]
Kalau buat GA ya ini kesempatan mwngurangi kerugian dgn naikin tarif begitu juga lion mengekor. Merubah permenhub pun gak mudah karena harus diskusi lagi dgn maskapai. Yang sial tetap masyarakat yg dirugikan begitu jg industri pariwisata lokal.
Ini ada pesan WA yg beredar mengenai analisa mudik:
Tiket pesawat belum sempet turun, udah masuk masa liburan lebaran n kenaikan kelas lagi.. yo wes, rak sido mudun [emoji4][emoji87]
Di lain sisi, nyalakan alarm bahaya saat tiket kereta lebaran yang habis baru di H-5 sd H-1 dan H+1 sd H+4..
Di luar hari2 itu, tiket lebaran masih ada. Sebuah hal yang sudah lama ngga terjadi selama layanan kereta bertransformasi menjadi nyaman sejak 2012.
Artinya, ada dugaan kuat, sebagian pemudik eks penumpang pesawat dan kereta, akan menggunakan mobil menyusuri Tol Trans Jawa yang sudah nyambung dari Lampung-Merak-Jakarta-Semarang-Surabaya-Probolinggo..
Pemerintah harus memperbanyak program mudik gratis untuk naik kereta...khususnya H-7 sd H-5 dan H+5 sd H+7, yang tiketnya masih tersedia..
Kapal mudik gratis juga harus ditambah.. upayakan ada promo MUDIK KELUARGA
Ini sangat mengkuatirkan karena sebagian eks pemudik pesawat, tak akan mampu menjangkau tiket pesawat..
Tol Trans Jawa di Japek memang 4 lajur plus 4 lajur sisi sebelah
(Dimana ada rencana ONE WAY dari Cawang-Pejagan).
Tapi tol selanjutnya adalah tol Cipali yang sampe Surabaya hanya 2 lajur di masing2 sisi
Semoga Menhub yang 3 tahun ini kerjanya nampak tergopoh2, sudah mengantisipasi potensi kacau di Tol Trans Jawa
Jangan sampe kejadian Brexit trjadi lagi
Cc Presiden Joko Widodo
=======
wkkwkwkwk menyakitkan, tapi benermpvlover wrote: ↑Tue May 07, 2019 1:13 Sebenernya kan ini sandiwara pemerintah incumbent aja supaya jalan tol trans jawa yg taunya sepi dan merugi terkesan kepake banget walaupun cuman setaun sekali buat mudik tp jadi senjata bahwa incumbent skrg jago bikin infrastruktur kaya bandara kertajati yang megah tapi skrg cuman ada satu penerbangan dalam seminggu ke surabaya yg terisi 30%, walau Citilink jelas2 rugi di rute ini tp tugas mulia dari negara, kalo swasta ga ada kesempatan indah ini
Memang secara logika ga nalar sih om. IMHO, politik itu diluar nalar
betul sekali, konon biaya antar jemput pakai expander untuk pilot dan cabin crew saja udah gede banget. Sementara airlines lain pilot dan cabin crew nya berangkat sendiri2abrof wrote: ↑Tue May 07, 2019 1:59 Garuda biaya daratnya lebih besar dibanding airline manapun, selama gak dipangkas biaya daratnya, ya bocor terus duit Penyertaan Modal Pemerintah buat nalangin. Contoh di indonesia timur, Langgur, penerbangan sekali sehari pesawat turboprop tapi punya kantor cabang.
Kemaren ada screenshot 1M 1 orang (cimiiw), itupun kemurahan Kata Om NR.irdna wrote: ↑Mon May 06, 2019 5:01masalahnya adalah maskapai itu menerapkan harga batas atas berarti kelas economy dengan harga tertinggi nyaVglobal wrote: ↑Fri May 03, 2019 11:32 Share info sedikit harga ticket yg dirasa mahal / tinggi disebabkan GA mempunyai beberapa Subclasses yg masing - masing subclasses mempunyai harga tersendiri. Misal
Y ( economy y ) = ( capacity unlimited beyond available seat in Economy Class)
YB ( Economy B) = ( capacity 10% less than YY)
YE ( Economy E) = ( capacity 10% less than YB. -Etc)...Jadi semakin rendah Subclasses dan harganya Semakin sedikit kapasitas ketersediaan tempat duduknya.
Semakin tinggi harga Subclasses semakin banyak keuntungan dan fleksibilitas yang di dapatkan penumpang ( Free Change flight, Free Refund Fee, No Cancelation Fee, 150-200% mileage, etc.).
Subclasses diatas untuk GA untuk maskapai lain sangat mungkin berbeda.
Kesimpulannya lebih murah efektif via international flight daripada domestik flight. Agar maskapai lokal sadar untuk mereview harga ticket.
Mengutip quote om Nr " jangan terlalu percaya sloganism Pemerintah " wkkwkwkwk.
Mungkin om2 yg lain bs share info lebih lengkap dan lebih detail.
dan udah dpt ekonomi kelas tertinggi masi ga dpt beberapa keuntungan sperti refund dll nya sma aja kyk bli kelas ekonomi terendah
kalau boleh tau kejadian kmren lion memberi santunan berapa ya bagi para korban mereka?teretenteng wrote: ↑Fri May 03, 2019 12:23 Makanya itu. Mikir bego saya si, si singa lagi mw balikin modal gara2 sudah jor-joran ganti rugi korban kecelakaan kemaren. Trigger naiknya harga tiket itu habis moment itu soalnya.
Kemaren ada screenshot 1M 1 orang (cimiiw), itupun kemurahan Kata Om NR.
santunan atas korban pesawat jatuh itu dibayar perusahaan asuransi. sy bbrp kali cover aviation (dulu).teretenteng wrote:Kemaren ada screenshot 1M 1 orang (cimiiw), itupun kemurahan Kata Om NR.irdna wrote: ↑Mon May 06, 2019 5:01masalahnya adalah maskapai itu menerapkan harga batas atas berarti kelas economy dengan harga tertinggi nyaVglobal wrote: ↑Fri May 03, 2019 11:32 Share info sedikit harga ticket yg dirasa mahal / tinggi disebabkan GA mempunyai beberapa Subclasses yg masing - masing subclasses mempunyai harga tersendiri. Misal
Y ( economy y ) = ( capacity unlimited beyond available seat in Economy Class)
YB ( Economy B) = ( capacity 10% less than YY)
YE ( Economy E) = ( capacity 10% less than YB. -Etc)...Jadi semakin rendah Subclasses dan harganya Semakin sedikit kapasitas ketersediaan tempat duduknya.
Semakin tinggi harga Subclasses semakin banyak keuntungan dan fleksibilitas yang di dapatkan penumpang ( Free Change flight, Free Refund Fee, No Cancelation Fee, 150-200% mileage, etc.).
Subclasses diatas untuk GA untuk maskapai lain sangat mungkin berbeda.
Kesimpulannya lebih murah efektif via international flight daripada domestik flight. Agar maskapai lokal sadar untuk mereview harga ticket.
Mengutip quote om Nr " jangan terlalu percaya sloganism Pemerintah " wkkwkwkwk.
Mungkin om2 yg lain bs share info lebih lengkap dan lebih detail.
dan udah dpt ekonomi kelas tertinggi masi ga dpt beberapa keuntungan sperti refund dll nya sma aja kyk bli kelas ekonomi terendah
kalau boleh tau kejadian kmren lion memberi santunan berapa ya bagi para korban mereka?teretenteng wrote: ↑Fri May 03, 2019 12:23 Makanya itu. Mikir bego saya si, si singa lagi mw balikin modal gara2 sudah jor-joran ganti rugi korban kecelakaan kemaren. Trigger naiknya harga tiket itu habis moment itu soalnya.
Yg pegang otoritas mesti di ganti ini klo kyk gini. Udah ga bener. Kppu juga mana ini wajahnya, blum nongol2.
https://finance.detik.com/berita-ekonom ... hl_judul_8