forzanetti wrote:kendibocor wrote: ↑Fri Apr 15, 2022 2:01
Baru tadi malem ngobrol2 ama ortu. Negara ini emang kasian sih. Entah apa yg salah tapi kayaknya mau siapapun yg berkuasa kayaknya pesimis bisa membawa ke arah yg lebih baik lagi. Masing2 partai, masing2 individu punya agenda masing2 yg saya rasa nomor 1 nya pasti bukan untuk kepentingan rakyat. Tapi asal apa2 suaranya paling gede untuk rakyat untuk rakyat. Yg bikin paling sedih ya kita masyarakat ga bisa apa2. Asal pemilu selalu ngomongnya jgn golput untuk kepentingan rakyat, tp mau siapapun yg kita pilih paling kalo sudah berkuasa kelakuannya 11 12. Jadi mau kita milih atau nggak pun rasanya mirip2 aja ga bakal ada perubahan berarti (terutama legislatif ya).
Ada 1,2 orang baik yg mungkin memang memikirkan rakyat, tp dihadapan mayoritas yg (tidak memprioritaskan rakyat) tetap saja suaranya kalah. Negara ini kalo mau maju, mau tidak mau, suka tidak suka harus punya pemimpin yg tangan besi dan punya suara absolut macam presiden china. Saya ga ngerti internal di negara masing2 seperti apa, tp yg terlihat jelas ya china bisa maju dari yg lebih miskin dsri kita sekarang menuju menjadi negara paling kaya di dunia. Mau ngomong diktator, pelanggaran HAM, sensor sana sensor sini tp terbukti mereka lah yg at the top of the world sekarang.
saya juga punya pendapat yang serupa om.
China dan Indonesia sama2 punya rakyat yang banyak (China jauh lebih banyak sih), susah untuk buat semua senang, tapi yang pasti semua dilakukan untuk kemajuan negara. China sukses menerapkan paham komunisme untuk kemajuan, dan toh mereka juga bukan 100% komunis. Ekonominya aja udah terbuka sejak 1992. Memang mereka juga gak perfect, masih banyak masalah juga dan masih ada korupsi juga, tapi at least mereka sukses jadi negara superpower.
ngomongin pelanggaran HAM, di sini juga banyak ah. bahas soal sensor, menurut saya ada baiknya juga itu sensor. contohnya sekarang China lagi gencar "menghukum" influencer dan public figure yang dinilai punya pengaruh buruk terhadap masyarakat, menurut saya itu langkah bagus buat melindungi generasi muda dari pengaruh buruk di medsos. jadi influencer/public figure di sana jadi lebih mikir kalo mau upload sesuatu, karena bisa habis karirnya. sementara di sini banyak inlfuencer yang bebas upload hal2 yang merusak moral, bahkan sampe ngajak judi berkedok investasi.
SDA dan SDM kita gak kalah sama China, kita kalah jauh di pengelolaannya.
forzanetti wrote:kendibocor wrote: ↑Fri Apr 15, 2022 2:01
Baru tadi malem ngobrol2 ama ortu. Negara ini emang kasian sih. Entah apa yg salah tapi kayaknya mau siapapun yg berkuasa kayaknya pesimis bisa membawa ke arah yg lebih baik lagi. Masing2 partai, masing2 individu punya agenda masing2 yg saya rasa nomor 1 nya pasti bukan untuk kepentingan rakyat. Tapi asal apa2 suaranya paling gede untuk rakyat untuk rakyat. Yg bikin paling sedih ya kita masyarakat ga bisa apa2. Asal pemilu selalu ngomongnya jgn golput untuk kepentingan rakyat, tp mau siapapun yg kita pilih paling kalo sudah berkuasa kelakuannya 11 12. Jadi mau kita milih atau nggak pun rasanya mirip2 aja ga bakal ada perubahan berarti (terutama legislatif ya).
Ada 1,2 orang baik yg mungkin memang memikirkan rakyat, tp dihadapan mayoritas yg (tidak memprioritaskan rakyat) tetap saja suaranya kalah. Negara ini kalo mau maju, mau tidak mau, suka tidak suka harus punya pemimpin yg tangan besi dan punya suara absolut macam presiden china. Saya ga ngerti internal di negara masing2 seperti apa, tp yg terlihat jelas ya china bisa maju dari yg lebih miskin dsri kita sekarang menuju menjadi negara paling kaya di dunia. Mau ngomong diktator, pelanggaran HAM, sensor sana sensor sini tp terbukti mereka lah yg at the top of the world sekarang.
saya juga punya pendapat yang serupa om.
China dan Indonesia sama2 punya rakyat yang banyak (China jauh lebih banyak sih), susah untuk buat semua senang, tapi yang pasti semua dilakukan untuk kemajuan negara. China sukses menerapkan paham komunisme untuk kemajuan, dan toh mereka juga bukan 100% komunis. Ekonominya aja udah terbuka sejak 1992. Memang mereka juga gak perfect, masih banyak masalah juga dan masih ada korupsi juga, tapi at least mereka sukses jadi negara superpower.
ngomongin pelanggaran HAM, di sini juga banyak ah. bahas soal sensor, menurut saya ada baiknya juga itu sensor. contohnya sekarang China lagi gencar "menghukum" influencer dan public figure yang dinilai punya pengaruh buruk terhadap masyarakat, menurut saya itu langkah bagus buat melindungi generasi muda dari pengaruh buruk di medsos. jadi influencer/public figure di sana jadi lebih mikir kalo mau upload sesuatu, karena bisa habis karirnya. sementara di sini banyak inlfuencer yang bebas upload hal2 yang merusak moral, bahkan sampe ngajak judi berkedok investasi.
SDA dan SDM kita gak kalah sama China, kita kalah jauh di pengelolaannya.
Emg setiap kualitas sdm tiap negara sama kok. Setidaknya saat kita dilahirkan ke dunia.
Tp kembali lagi lingkungan dan tata kelola berbeda tiap negara untuk menghasilkan sdm yang unggul untuk bersaing era skrg.
Cina paham dari dulu soal drugs,judi dan penyakit masyarakat.
Dilarang keras krn merusak moral dan generasi.
Well tiap negara pasti ada mafia baik independent atau dibackup pemerintah.
So cina jg gk bersih2 amat tp setidaknya jangan dilakukan di kawasannya. Dan mereka konsisten soal itu.
Liatin saja skrg dijalanan tiap kota. bnyk bocah2 kehilangan arah dgn ketidakpastian masa depan ditelantarkan.
Tiap hari diberita soal begal,tawuran,narkoba,prostitusi. Judi online dll.
Semua kegiatan yang merugikan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Pastilah agan pernah merasakan dan mendengar cerita sendiri soal ini.
Banyak waktu dan uang dihabiskan krn pemerintah gagal mengarahkan benih yang akan menjadi ujung tombak pembangunan negara itu sendiri.
Jaman skrg bbrp sekolah model tradisional sudah kuno dan tidak efektif lagi untuk bersaing secara global.
Dan mengisi waktu melihat konten tiktak,liat artis dan influencer pamer2 kekayaan, gaya hidup drugsnya. Sinetron fairytale menghayal jauh dari realita hidup.
Buat menghibur diri aja setidaknya gk parah amat seperti negara africa dkk masih bnyk yg worst. Wkwk
krn sesungguhnya sy juga sering mikir begitu. dan sy yakin banyak jg orang lain yg punya concern yg sama. cuma sy berusaha yakinkan diri sendiri bahwa dlm kapasitas sy skrg sy ga bisa berbuat apapun utk mengubah itu, jd drpd stres dgn pikiran yg belum tentu juga terjadi lebih baik kita bersiap utk yg terburuk. apapun itu yg kita bisa persiapkan (at least dikit2) utk paling ga bertahan kebutuhan pokok keluarga seandainya yg terburuk beneran terjadi.
tapi China lagi banyak masalah loh...
