Pengalaman 1 Tahun (41 Ribu KM) ANPS Dakar FL 2021
Posted: Mon Oct 31, 2022 22:23
Teman-teman SM,
Berikut ini saya mau sharing pengalaman pribadi pemakain ANPS FL Dakar 2021 selama 1 tahun (41 ribu KM). Seperti yang pernah saya sampaikan direview sebelumnya bahwa awalnya sebetulnya mobil ini bukan yang saya inginkan untuk dibeli. Awalnya tahun lalu saya indent ANF namun sudah beberapa bulan gak ada kejelasan untuk ketersediaan unitnya. Akhirnya terpaksa ganti ke ANPS karena kebetulan unit ready dalam 2 minggu. Dan benar dalam 2 minggu saya sudah terima unitnya. Semoga bisa menjadi bacaan pengisi waktu luang daripada bengong nggak ngapa-ngapain. Tapi ya gitu bahasanya dan kata-katanya asal aja, gak bisa seperti reviewer SM yang lain yang keren-keren dengan gaya bahasa yang indah-indah, mohon dimaklumi wong ndeso pendidikan/sekolahe kurang he..he..
Alasan kenapa mobil ini awalnya bukan yang saya inginkan untuk dibeli sebagai berikut:
1.Belum pernah punya unit brand Mitsubishi, kurang yakin dengan kehandalanya
2.Sebelumnya puas dengan Fortuner VNT selama hampir 7 tahun, ingin ganti generasi penerusnya juga Toyota Fortuner
3.Katanya mobil ini kurang tahan biosolar, boros oli, limbung, shock mudah bocor
4.Tidak suka/kurang yakin dengan kehandalan Electronic Parking Brake untuk SUV Ladder
5.Katanya boros bahan bakar
Dari hal-hal tersebut diatas sempat membuat rasa khawatir saat awal pemakaian. Nah berikut ini jawaban dari kekhawatiran saya setelah pemakaian unit selama satu tahun atau 41 ribu KM.
Pertama: Kehandalan unit
Mobil ini dalam setahun kami gunakan sebagai kuda harian rute-rute pendek hingga jarak jauh mondar-mandir Jakarta-Bandung-Yogya-Blitar-Malang-Surabaya. Dan juga rute-rute pegunungan dan pantai utara dan selatan Jawa, dan juga kadang-kadang juga buat angkut barang hasil pertanian gabah, pakan ternak dan yang lain hingga bahan bangunan (maklum tinggal di desa). Untuk beban selama setahun ini 99% fully loaded (400-500 kg) orang+barang. Hingga saat ini di KM 41 ribu belum ada satupun anomally ataupun part yang rusak. Jadwal maintenance dari beres interval 10 ribu KM. Penggantian olie mesin, filter oli dan filter solar tiap 10 rb KM. Filter solar dapat free dari beres tiap 20 rb km. Olie gardan ganti tiap 20 rb km dan oli transmisi ganti tiap 30 rb km. Oli mesin bawa sendiri Q8 FE-8800, Oli Gardan FK Pulse, oli transmisi dari beres. Untuk ruang bakar saya purging tiap 15 ribu km dg cairan liquimoly diesel purge. Kalau saya bandingkan dengan Fortuner VNT saya sebelumnya dengan pemakaian kilometer yang sama sudah terdapat kerusakan kopel join remuk, ganti sepatu rem belakang, ganti piston cakram depan dan terakhir harus dibubut. Untuk kedua unit ini sama-sama sudah upgrade performance, Fortuner VNT 230 HP 520 NM (Piggyback), dan ANPS: 230 HP 550 NM (Remap). Untuk remap ANPS ini saya minta ko Ronny HAO 507 untuk mengoptimalkan RPM bawah, atasnya dibikin biasa saja karena standardnya sudah enak. Hasilnya rpm bawahnya jadi lebih enak sudah setara dengan rpm bawahnya 2 GD, lunjak-lunjak/nyodok-nyodok enak buat nyalip dijalan non tol/kecepatan dibawah 80 km/jam maupun stop n go.
Selama pemakaian sampai dengan 41 ribu kilometer ini saya dapati:
Availability : 100 % (selalu ready saat akan kami gunakan unitnya)
Reliability : 100 % (tidak pernah breakdown/break in) diluar planned maintenance tiap 10 rb km.
Nah dari fakta-fakta diatas saya anggap/simpulkan (secara pribadi) unit ini sangat handal dan telah menghilangkan keraguan saya sebelumnya
Kedua: Issue unit ini boros oli mesin, kurang tahan terhadap biosolar B-30, limbung, dan shock mudah bocor.
Untuk oli mesin dan filter oli saya selalu ganti tiap service berkala 10 ribu KM bawa sendiri Q8 FE 8800 5W-30 sebanyak 8 liter. Selama rentang pemakaian hingga 10 ribu KM berikutnya level oli masih normal, dan tidak pernah ada penambaha, saya anggap konsumsi lube oil (secara pribadi) normal/tidak boros seperti yang sering saya baca di forum. Untuk limbung ya memang ANPS lebih limbung dari ANF namun lebih empuk ANPS. Untuk suspensi yang limbung sudah solved dengan penggantian spacer link stabilizer yang ukuranya lebih panjang dari yang ORI sehingga traveling time lebih pendek. Harganya sangat murah hanya 450 ribu rupiah. Hasilnya limbung sangat jauh berkurang dan secara kenyamanan lebih nyaman dari ANF maupun Innova Reborn. Lebih stabil/stiff namun empuknya masih dapat.
Untuk kondisi shock breaker dari hasil inspection saat service 40 ribu KM belum ada tanda-tanda kebocoran, saya anggap (secara pribadi) shock ANPS juga kuat.
Untuk fuel BIOSOLAR B-30: Dari keluar diler hingga saat ini 41 ribu kilometer selalu minum biosolar, belum pernah sekalipun merasakan lezatnya Pertamina Dex. Dengan campuran Biotreat-141 tiap 2 kali isi solar, penggantian filter solar tiap 10 rb kilometer, dan purging injector tiap 15 ribu km sampai saat ini kondisi mesin masih normal
Ketiga: Electronic Parking Brake.
EPB juga menjadi salah satu pertimbangan diawal tidak ingin membeli mobil ini meskipun sudah terbiasa EPB di mobil lain yang biasa saya gunakan (CX-5 dan Grand Santafe) gak pernah ada masalah, tetapi untuk SUV Ladder entah kenapa saya ragu. Nah selama pemakaian hingga 41 ribu KM, belum pernah saya temukan ada malfunction untuk EPB. Memang saya sudah siapkan mitigasinya apabila ada failure EPB, saya langsung praktek diajari teknisi di beres untuk me release EPB dari kolong dibelakang pengemudi dan ternyata cukup mudah. Hal ini menghilangkan keraguan saya (secara pribadi) ditambah kasus failure ini adalah FAIL SAFE, bukan FAIL TO DANGER. Justru EPB ini menjadikan suatu kelebihan dibanding yang masih menggunakan manual parking brake. EPB di ANPS ini berbeda dengan EPB CX-5 maupun Santafe dan Captiva. EPB ANPS bisa diset Auto Park dan Auto Release, saat kita geser tuas ke posisi P maka EPB langsung aktif mengunci tanpa harus menekan tombol EPB. Demikian juga saat kita geser dari posisi P ke posisi D maka EPB langsung Auto Release. Untuk Auto Brake Hold ANPS ini juga paling smooth saat releasenya dan juga untuk aktifasinya harus injak pedal rem mentok sampai dasar baru aktif, hal ini juga menjadi kelebihan karena bisa mengurangi frekuensi ON-OFF pada kondisi-kondisi tertentu dimana sebetulnya kita tidak perlukan untuk aktif. Di CX-5 maupun Santafe belum sampai mentok pedal rem sudah langsung aktif mengunci. Pada kondisi apapun, macet, jalan jarak dekat maupun jauh, pegunungan dan pantai apabila kita set Auto maka kita dari keluar garasi hingga masuk dan parkir di garasi lagi kita tidak pernah dan tidak perlu menyentuh tombol EPB sekalipun baik untuk lock maupun release.
Jadi kesimpulanya secara pribadi EPB merupakan suatu kelebihan, bukan kekurangan yang mencemaskan dibanding manual Parking Brake.
Keempat: Boros Fuel
Setelah remap di 1000 km pertama dibengkel Nitrospeed (507) Surabaya, sudah saya tes berulang kali jarak dekat dan jauh mobil ini dengan menggunakan full biosolar sangat irit. Test perjalanan jauh Blitar-Kediri-Nganjuk-Jakarta (berangkat jam 1 pagi) sampai Senayan jam 12:30 tercatat 16.8 km/liter. Gaya mengemudi campuran mengikuti kondisi jalan, kalau kosong digeber hingga 160 kph dengan beban 5 orang dewasa+barang sekitar total 450 kg. Jadi sudah saya buktikan sendiri mobil ini irit bahkan bisa dibilang sangat irit.
Demikian pengalaman/pembuktian secara pribadi yang akhirnya menghilangkan semua keraguan dan kekhawatiran saya untuk unit ANPS dakar FL ini. Kekurangan dari mobil ini yang saya rasakan adalah pintu yang terlalu ringan sehingga untuk menutup perlu hentakan yang kuat.
Modif yang sudah saya lakukan:
1.Remap ECU bengkel Nitrospeed RonnyHAO 507 Surabaya
2.Ganti filter udara dengan Sprint Filter
3.Ganti Down Pipe Kansai dan Front Pipe Rspeed Malang
4.Ganti spacer Link Stabilizer dengan yang lebih panjang
5.Tutup EGR
6.Reroute Gas Blowby ke belakang dekat exhaust tip
7.Ganti metal piping intercooler
8.Ganti Head Unit dengan HU sejuta umat Nakamichi (fitur lumayan lengkap) sudah ada DSP, kualitas suara OK tapi sering error dan bisa sembuh
sendiri
9.Pasang PA Monoblock Intersys + Capacitor Bank+15 “ Subwoofer Cello+tweeter Cello
Sekian terima kasih
Berikut ini saya mau sharing pengalaman pribadi pemakain ANPS FL Dakar 2021 selama 1 tahun (41 ribu KM). Seperti yang pernah saya sampaikan direview sebelumnya bahwa awalnya sebetulnya mobil ini bukan yang saya inginkan untuk dibeli. Awalnya tahun lalu saya indent ANF namun sudah beberapa bulan gak ada kejelasan untuk ketersediaan unitnya. Akhirnya terpaksa ganti ke ANPS karena kebetulan unit ready dalam 2 minggu. Dan benar dalam 2 minggu saya sudah terima unitnya. Semoga bisa menjadi bacaan pengisi waktu luang daripada bengong nggak ngapa-ngapain. Tapi ya gitu bahasanya dan kata-katanya asal aja, gak bisa seperti reviewer SM yang lain yang keren-keren dengan gaya bahasa yang indah-indah, mohon dimaklumi wong ndeso pendidikan/sekolahe kurang he..he..
Alasan kenapa mobil ini awalnya bukan yang saya inginkan untuk dibeli sebagai berikut:
1.Belum pernah punya unit brand Mitsubishi, kurang yakin dengan kehandalanya
2.Sebelumnya puas dengan Fortuner VNT selama hampir 7 tahun, ingin ganti generasi penerusnya juga Toyota Fortuner
3.Katanya mobil ini kurang tahan biosolar, boros oli, limbung, shock mudah bocor
4.Tidak suka/kurang yakin dengan kehandalan Electronic Parking Brake untuk SUV Ladder
5.Katanya boros bahan bakar
Dari hal-hal tersebut diatas sempat membuat rasa khawatir saat awal pemakaian. Nah berikut ini jawaban dari kekhawatiran saya setelah pemakaian unit selama satu tahun atau 41 ribu KM.
Pertama: Kehandalan unit
Mobil ini dalam setahun kami gunakan sebagai kuda harian rute-rute pendek hingga jarak jauh mondar-mandir Jakarta-Bandung-Yogya-Blitar-Malang-Surabaya. Dan juga rute-rute pegunungan dan pantai utara dan selatan Jawa, dan juga kadang-kadang juga buat angkut barang hasil pertanian gabah, pakan ternak dan yang lain hingga bahan bangunan (maklum tinggal di desa). Untuk beban selama setahun ini 99% fully loaded (400-500 kg) orang+barang. Hingga saat ini di KM 41 ribu belum ada satupun anomally ataupun part yang rusak. Jadwal maintenance dari beres interval 10 ribu KM. Penggantian olie mesin, filter oli dan filter solar tiap 10 rb KM. Filter solar dapat free dari beres tiap 20 rb km. Olie gardan ganti tiap 20 rb km dan oli transmisi ganti tiap 30 rb km. Oli mesin bawa sendiri Q8 FE-8800, Oli Gardan FK Pulse, oli transmisi dari beres. Untuk ruang bakar saya purging tiap 15 ribu km dg cairan liquimoly diesel purge. Kalau saya bandingkan dengan Fortuner VNT saya sebelumnya dengan pemakaian kilometer yang sama sudah terdapat kerusakan kopel join remuk, ganti sepatu rem belakang, ganti piston cakram depan dan terakhir harus dibubut. Untuk kedua unit ini sama-sama sudah upgrade performance, Fortuner VNT 230 HP 520 NM (Piggyback), dan ANPS: 230 HP 550 NM (Remap). Untuk remap ANPS ini saya minta ko Ronny HAO 507 untuk mengoptimalkan RPM bawah, atasnya dibikin biasa saja karena standardnya sudah enak. Hasilnya rpm bawahnya jadi lebih enak sudah setara dengan rpm bawahnya 2 GD, lunjak-lunjak/nyodok-nyodok enak buat nyalip dijalan non tol/kecepatan dibawah 80 km/jam maupun stop n go.
Selama pemakaian sampai dengan 41 ribu kilometer ini saya dapati:
Availability : 100 % (selalu ready saat akan kami gunakan unitnya)
Reliability : 100 % (tidak pernah breakdown/break in) diluar planned maintenance tiap 10 rb km.
Nah dari fakta-fakta diatas saya anggap/simpulkan (secara pribadi) unit ini sangat handal dan telah menghilangkan keraguan saya sebelumnya
Kedua: Issue unit ini boros oli mesin, kurang tahan terhadap biosolar B-30, limbung, dan shock mudah bocor.
Untuk oli mesin dan filter oli saya selalu ganti tiap service berkala 10 ribu KM bawa sendiri Q8 FE 8800 5W-30 sebanyak 8 liter. Selama rentang pemakaian hingga 10 ribu KM berikutnya level oli masih normal, dan tidak pernah ada penambaha, saya anggap konsumsi lube oil (secara pribadi) normal/tidak boros seperti yang sering saya baca di forum. Untuk limbung ya memang ANPS lebih limbung dari ANF namun lebih empuk ANPS. Untuk suspensi yang limbung sudah solved dengan penggantian spacer link stabilizer yang ukuranya lebih panjang dari yang ORI sehingga traveling time lebih pendek. Harganya sangat murah hanya 450 ribu rupiah. Hasilnya limbung sangat jauh berkurang dan secara kenyamanan lebih nyaman dari ANF maupun Innova Reborn. Lebih stabil/stiff namun empuknya masih dapat.
Untuk kondisi shock breaker dari hasil inspection saat service 40 ribu KM belum ada tanda-tanda kebocoran, saya anggap (secara pribadi) shock ANPS juga kuat.
Untuk fuel BIOSOLAR B-30: Dari keluar diler hingga saat ini 41 ribu kilometer selalu minum biosolar, belum pernah sekalipun merasakan lezatnya Pertamina Dex. Dengan campuran Biotreat-141 tiap 2 kali isi solar, penggantian filter solar tiap 10 rb kilometer, dan purging injector tiap 15 ribu km sampai saat ini kondisi mesin masih normal
Ketiga: Electronic Parking Brake.
EPB juga menjadi salah satu pertimbangan diawal tidak ingin membeli mobil ini meskipun sudah terbiasa EPB di mobil lain yang biasa saya gunakan (CX-5 dan Grand Santafe) gak pernah ada masalah, tetapi untuk SUV Ladder entah kenapa saya ragu. Nah selama pemakaian hingga 41 ribu KM, belum pernah saya temukan ada malfunction untuk EPB. Memang saya sudah siapkan mitigasinya apabila ada failure EPB, saya langsung praktek diajari teknisi di beres untuk me release EPB dari kolong dibelakang pengemudi dan ternyata cukup mudah. Hal ini menghilangkan keraguan saya (secara pribadi) ditambah kasus failure ini adalah FAIL SAFE, bukan FAIL TO DANGER. Justru EPB ini menjadikan suatu kelebihan dibanding yang masih menggunakan manual parking brake. EPB di ANPS ini berbeda dengan EPB CX-5 maupun Santafe dan Captiva. EPB ANPS bisa diset Auto Park dan Auto Release, saat kita geser tuas ke posisi P maka EPB langsung aktif mengunci tanpa harus menekan tombol EPB. Demikian juga saat kita geser dari posisi P ke posisi D maka EPB langsung Auto Release. Untuk Auto Brake Hold ANPS ini juga paling smooth saat releasenya dan juga untuk aktifasinya harus injak pedal rem mentok sampai dasar baru aktif, hal ini juga menjadi kelebihan karena bisa mengurangi frekuensi ON-OFF pada kondisi-kondisi tertentu dimana sebetulnya kita tidak perlukan untuk aktif. Di CX-5 maupun Santafe belum sampai mentok pedal rem sudah langsung aktif mengunci. Pada kondisi apapun, macet, jalan jarak dekat maupun jauh, pegunungan dan pantai apabila kita set Auto maka kita dari keluar garasi hingga masuk dan parkir di garasi lagi kita tidak pernah dan tidak perlu menyentuh tombol EPB sekalipun baik untuk lock maupun release.
Jadi kesimpulanya secara pribadi EPB merupakan suatu kelebihan, bukan kekurangan yang mencemaskan dibanding manual Parking Brake.
Keempat: Boros Fuel
Setelah remap di 1000 km pertama dibengkel Nitrospeed (507) Surabaya, sudah saya tes berulang kali jarak dekat dan jauh mobil ini dengan menggunakan full biosolar sangat irit. Test perjalanan jauh Blitar-Kediri-Nganjuk-Jakarta (berangkat jam 1 pagi) sampai Senayan jam 12:30 tercatat 16.8 km/liter. Gaya mengemudi campuran mengikuti kondisi jalan, kalau kosong digeber hingga 160 kph dengan beban 5 orang dewasa+barang sekitar total 450 kg. Jadi sudah saya buktikan sendiri mobil ini irit bahkan bisa dibilang sangat irit.
Demikian pengalaman/pembuktian secara pribadi yang akhirnya menghilangkan semua keraguan dan kekhawatiran saya untuk unit ANPS dakar FL ini. Kekurangan dari mobil ini yang saya rasakan adalah pintu yang terlalu ringan sehingga untuk menutup perlu hentakan yang kuat.
Modif yang sudah saya lakukan:
1.Remap ECU bengkel Nitrospeed RonnyHAO 507 Surabaya
2.Ganti filter udara dengan Sprint Filter
3.Ganti Down Pipe Kansai dan Front Pipe Rspeed Malang
4.Ganti spacer Link Stabilizer dengan yang lebih panjang
5.Tutup EGR
6.Reroute Gas Blowby ke belakang dekat exhaust tip
7.Ganti metal piping intercooler
8.Ganti Head Unit dengan HU sejuta umat Nakamichi (fitur lumayan lengkap) sudah ada DSP, kualitas suara OK tapi sering error dan bisa sembuh
sendiri
9.Pasang PA Monoblock Intersys + Capacitor Bank+15 “ Subwoofer Cello+tweeter Cello
Sekian terima kasih