Nissan Grand Livina Test Drive saya di Bali - Part 1

Mau review kendaraan yang ada? Silakan post disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 22001
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Post by Turboman »

Smatic wrote:
kien wrote:
hunter wrote: .
terjadinya "throttle response lag" (response throttle yg lambat) di Grand Livina 1.8L (detail report lihat di http://www.motortrader.com.my/NUS/artic ... page_m.asp ), kemungkinan besar hal "throttle response lag" di Grand Livina 1.8L tsb disebabkan penggunaan "drive by wire".

Bahkan klu perawatan throttle "drive by wire" ini tidak baik maka spt report di Otomotif edisi 38/XVI-22 Januari 2007 yi : "2 (dua) unit Nissan X-trail (satu di Pare-pare & lainnya di Jaksel) tiba-tiba tenaga mesin drop & tidak mau digas" akibat perawatan "drive by wire" yg krg baik, padahal Nissan X-trail yg di Pare-pare baru saja diservis 40.000 km lho.
Jadi teknologi "drive by wire" selain memperlambat akselerasi (throttle response lag) juga memerlukan perawatan rutin yg khusus.

Bikinin Ground Cable (GC) aja oom, di Jayapura Motor DTMF (021)72793675 sudah biasa bikin GC, ada rekan dr milis IC membuat GC utk Ipahnya :

1 kabel menuju Trans. A/T
1 kabel menuju Alternator
1 kabel menuju Cyl head
1 kabel menuju ECU
1 kabel menuju Cyl block

Total DC Rp. 400 rb., instalasinya rapi dengan wire loom, kabel2 menggunakan 8 AWG, response mesin lebih baik, shfting A/T juga menjadi lebih smooth ! :D
Smatic
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 96
Joined: Wed Nov 30, 2005 11:44

Post by Smatic »

Hansen wrote:
Tango wrote:bung uch, itu spec yang saya dapt dari brosur livina (4420L x 1690W x 1595H) dan webnya inova (4555L x 1770W x 1745H). kalau dilihat dari gambar, proporsi pintu depan livina lebih besar daripada pintu belakang (2nd row), kalau inova sepertinya sama, untuk hidung sepertinya hampir sama, ini cuma visual pada gambar lho.
setuju dengan bung uch, buat saya sebenarnya 3rd row itu hanya untuk insidentil, bukan utk daily use, jadi nggak terlalu mempermasalahkanl, ini kembali lagi ke kebutuhan.

iya betul tuh soalnya wkt sy dtg ke showroomnya trus sy liat grand livinanya, ternyata hal yg sama terjadi juga ke livina seperti x-trail lho, pintu depannya tdk proporsional terhadap pintu blkgnya. pintu dpnnya kebesarannya trus jadinya pintu dpn berat deh.. sementara akses keluar masuk penumpang blkg jd sempit. kayak sportcar aja tuh.. :roll:
Bung Hansen betul, coba bandingkan photo dibawah ini (Avanza-Grand Livina-Innova).

Image
Last edited by Smatic on Tue Apr 10, 2007 0:31, edited 1 time in total.
Smatic
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 96
Joined: Wed Nov 30, 2005 11:44

Post by Smatic »

Turboman wrote:
Smatic wrote: terjadinya "throttle response lag" (response throttle yg lambat) di Grand Livina 1.8L (detail report lihat di http://www.motortrader.com.my/NUS/artic ... page_m.asp ), kemungkinan besar hal "throttle response lag" di Grand Livina 1.8L tsb disebabkan penggunaan "drive by wire".

Bahkan klu perawatan throttle "drive by wire" ini tidak baik maka spt report di Otomotif edisi 38/XVI-22 Januari 2007 yi : "2 (dua) unit Nissan X-trail (satu di Pare-pare & lainnya di Jaksel) tiba-tiba tenaga mesin drop & tidak mau digas" akibat perawatan "drive by wire" yg krg baik, padahal Nissan X-trail yg di Pare-pare baru saja diservis 40.000 km lho.
Jadi teknologi "drive by wire" selain memperlambat akselerasi (throttle response lag) juga memerlukan perawatan rutin yg khusus.

Bikinin Ground Cable (GC) aja oom, di Jayapura Motor DTMF (021)72793675 sudah biasa bikin GC, ada rekan dr milis IC membuat GC utk Ipahnya :

1 kabel menuju Trans. A/T
1 kabel menuju Alternator
1 kabel menuju Cyl head
1 kabel menuju ECU
1 kabel menuju Cyl block

Total DC Rp. 400 rb., instalasinya rapi dengan wire loom, kabel2 menggunakan 8 AWG, response mesin lebih baik, shfting A/T juga menjadi lebih smooth ! :D
Bung Turboman,

Penyakit "drive-by-wire" di Nissan ndak bisa diatasi dgn kabel ground, krn permasalahannya IC Hall (pengganti potensiometer) di TPS (Throttle Position Sensor) tertutup kotoran "gas Blow-By" dari pipa PCV yg lokasinya persis didekat IC Hall tsb. Satu-satunya cara pencegahan yi dgn memasang "oil catcher" tambahan di pipa PCV agar gas Blow-By yg masuk ke throttle body lebih bersih shg jadwal pembersihan IC Hall (DBW) di TPS lebih panjang.
Klu di Innova sebelum katup PCV (di tutup kepala silinder) sudah dipasangin sirip-sirip penyaring gas Blow-By tsb utk pencegah timbunan kotoran di IC Hall/drive-by-wire Innova.

Kabel ground dgn kabel 8 AWG (9 mm2) krg besar bung, dulu pasang DIY kabel ground di Avs (10 titik) dgn kabel AWG 2 (35 mm2) total panjang kabel 6,5 meter @ Rp 30.000 = sekitar Rp 200-250 rb saja. Betul shifting A/T-nya lebih smooth krn solenoid-solenoid A/T lebih akurat & cepat saat shifting gear A/T-nya.
andihp
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 120
Joined: Fri Mar 16, 2007 5:13

Post by andihp »

Smatic wrote: kemungkinan besar hal "throttle response lag" di Grand Livina 1.8L tsb disebabkan penggunaan "drive by wire".
Bung Smatic, apa throttle response lag ini hanya terjadi pada transmisi otomatis?
hunter
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 991
Joined: Mon May 08, 2006 7:32

Post by hunter »

lexastan wrote:Bung hunter, tks u inof toko joknya

tapi sy di sby bung, boleh tanya mungkin perkiraan saja kira2 habis berapa untuk modifikasi atau ganti baru 2nd row ??? kalau dulu anda kena brp???

Tks
loh, yg kasih info jok itu bukan saya, tapi Turboman. :)
lexastan
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 68
Joined: Fri Mar 30, 2007 4:20

Post by lexastan »

hehehe iya saya salah bos hunter......

Gmn bung turboman kira2 habis berapa ya????

Apakah lebih dari 5 juta?????

Thanks
lexastan
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 68
Joined: Fri Mar 30, 2007 4:20

Post by lexastan »

Smatic wrote:
Hansen wrote:
Tango wrote:bung uch, itu spec yang saya dapt dari brosur livina (4420L x 1690W x 1595H) dan webnya inova (4555L x 1770W x 1745H). kalau dilihat dari gambar, proporsi pintu depan livina lebih besar daripada pintu belakang (2nd row), kalau inova sepertinya sama, untuk hidung sepertinya hampir sama, ini cuma visual pada gambar lho.
setuju dengan bung uch, buat saya sebenarnya 3rd row itu hanya untuk insidentil, bukan utk daily use, jadi nggak terlalu mempermasalahkanl, ini kembali lagi ke kebutuhan.

iya betul tuh soalnya wkt sy dtg ke showroomnya trus sy liat grand livinanya, ternyata hal yg sama terjadi juga ke livina seperti x-trail lho, pintu depannya tdk proporsional terhadap pintu blkgnya. pintu dpnnya kebesarannya trus jadinya pintu dpn berat deh.. sementara akses keluar masuk penumpang blkg jd sempit. kayak sportcar aja tuh.. :roll:
Bung Hansen betul, coba bandingkan photo dibawah ini (Avanza-Grand Livina-Innova).

Image
Weleh weleh weleh

analisa anda detil banget, iya u akses masuk Livina agak sempit. kok desainnya sprt itu ya??? ga proposional....

Kalo org gendut, mgkn agak sdkt susah masuk.

Mgkn itu u alasan Ibu Denise agak susah masuk bangku belakang.....
hunter
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 991
Joined: Mon May 08, 2006 7:32

Post by hunter »

lexastan wrote:analisa anda detil banget, iya u akses masuk Livina agak sempit. kok desainnya sprt itu ya??? ga proposional....

Kalo org gendut, mgkn agak sdkt susah masuk.

Mgkn itu u alasan Ibu Denise agak susah masuk bangku belakang.....
bukan berarti ibu denise itu agak gendut kan? hehehe *joking*

kalo diliat livina yg kepotong sih, design pintunya panjangnya sesuai dengan lebar jok dan legroom-nya.

kmrn di senayan city, ada 1 laki2 badannya nurut gua cukup besar (gak bongsor n gendut ya..), dia masuk dengan mudahnya tuh ke baris 3. sayangnya gua shoot videonya agak telat, dia sdh setengah masuk, tapi keliatan koq, dia cukup mudah masuknya... coba deh dilihat...

http://www.youtube.com/watch?v=QwF-m5GeOYM

yg ini dia sdh duduk di baris 3 dan baris 2 ada yg duduk juga
http://www.youtube.com/watch?v=gVLwzl6EhUs
Smatic
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 96
Joined: Wed Nov 30, 2005 11:44

Post by Smatic »

andihp wrote:
Bung Smatic, apa throttle response lag ini hanya terjadi pada transmisi otomatis?
Throttle response lag (0,... dtk) terjadi baik di transmisi manual ato otomatis.

Klu akselerasi awal yg lebih lambat (1-2 dtk) di transmisi otomatis (A/T) itu disebut "torque converter lag", yi saat mobil A/T start awal kondisi turbine di torque converter (bag yg menempel ke engine flywheel/putaran mesin) akan slip/berputar lebih cepat dp shaft statornya (bag yg menempel ke gigi persneling A/T). Baru setelah torsi mesin mencukupi di rpm tertentu maka turbine tsb dapat "lock-up" ke shaft statornya shg slipnya = 1 ato kec putaran turbine = kec putaran statornya di torque converter.
Oleh sebab itu mobil dgn transmisi A/T pasti lebih boros di kondisi pengendaraan start-stop (dalam kota) dibandingkan mobil dgn transmisi M/T.
Hal torque converter beroperasi dgn slip > 1 tsb sudah tidak terjadi di CVT (krn di tranmisi CVT tidak pake torque converternya lagi) shg mobil dgn transmisi otomatis jenis CVT akan lebih cepat akselerasi awalnya & lebih baik konsumsi bensinnya dalam kondisi pengendaraan start & stop (dalam kota) dibandingkan mobil dgn A/T konvensional.

Ttp utk cruising di jalan tol mobil A/T bisa lebih irit dibandingkan mobil M/T pak, krn torque converternya sudah "lock-up" & perbandingan gigi OD-nya lebih kecil dp gigi 5 M/T-nya shg rpm cruising mobil A/T lebih rendah dibanding mobil M/T.
Sebagai contohnya pada kec cruising 100 km/jam putaran mesin Grand Livina 1500cc M/T pada gigi 5 di 2850 rpm dibandingkan putaran mesin Grand Livina 1500cc A/T pada gigi OD hanya cukup di 2420 rpm.
Last edited by Smatic on Tue Apr 10, 2007 4:18, edited 1 time in total.
ifmarch
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 312
Joined: Mon Feb 05, 2007 8:55

Post by ifmarch »

hunter wrote:
lexastan wrote:analisa anda detil banget, iya u akses masuk Livina agak sempit. kok desainnya sprt itu ya??? ga proposional....

Kalo org gendut, mgkn agak sdkt susah masuk.

Mgkn itu u alasan Ibu Denise agak susah masuk bangku belakang.....
bukan berarti ibu denise itu agak gendut kan? hehehe *joking*

kalo diliat livina yg kepotong sih, design pintunya panjangnya sesuai dengan lebar jok dan legroom-nya.

kmrn di senayan city, ada 1 laki2 badannya nurut gua cukup besar (gak bongsor n gendut ya..), dia masuk dengan mudahnya tuh ke baris 3. sayangnya gua shoot videonya agak telat, dia sdh setengah masuk, tapi keliatan koq, dia cukup mudah masuknya... coba deh dilihat...

http://www.youtube.com/watch?v=QwF-m5GeOYM

yg ini dia sdh duduk di baris 3 dan baris 2 ada yg duduk juga
http://www.youtube.com/watch?v=gVLwzl6EhUs
Coba juga liat video yg diinfokan bung hunter untuk baris ke-3, bapak tersebut saya pikir tingginya > 160 cm, so setelah bapak tersebut duduk perhatikan headroomnya (jarak kepala dengan plafon mobil).

Headroomnya, cukup lapang juga untuk postur tubuh orang asia.
hunter
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 991
Joined: Mon May 08, 2006 7:32

Post by hunter »

baca2 artikel yg dipost smatic di Malaysian Motor Trader, ada link juga ke artikel 'First look Nissan Grand Livina' http://www.motortrader.com.my/NUS/artic ... page_m.asp

setelah gua baca2. ada bbrp point yg menarik IMHO.

- Coming in later may have been disadvantageous in one way but it also allowed Nissan to see what Toyota was doing and how well its IMV strategy worked, and certainly it has been quite a success. For Nissan then, the challenge was to come up with a global product that would meet the needs of the same markets that Toyota’s IMV project targeted but unlike Toyota, which is very rich, Nissan could not afford to develop an entirely new platform and had to make use of common platforms. Nevertheless, the product development cost was said to be around US$120 million.

- In developing the Grand Livina, as it is called in Indonesia, the target model was the Toyota Avanza as well as the Innova, the top-sellers there. According to Satoshi Matsutomi, Chief Product Specialist for the model, the product planners aimed to produce a rival which offered better comfort at an affordable price. They actually focussed more on the Innova, a larger model, which was the best-seller in Indonesia, continuing the success of the original Kijang.

“However, since the time we began development of the Grand Livina, economic conditions in Indonesia have changed and it appears that the Avanza has become much more popular than the Innova so we need to take a new look at our positioning,” he revealed.
( Apakah maksudnya, tadinya posisi Livina untuk head to head dengan Innova, tp krn kemampuan ekonomi, orang lbh banyak beli avanza, jadinya Livina nyerempet2 masuk ke sini juga )

- Mr Matsutomi said that the Grand Livina is not intended to compete with the Honda Stream, Mazda5 and Toyota Wish as these are more upmarket in concept. “In China, the main competitor for the Grand Livina is the Mazda Premacy (the predecessor of the Mazda5),” he said.

- It is believed that Nissan is also looking at the HR16DE 1.6-litre engine as another option for the Grand Livina, perhaps for certain markets.

- With regard to load capacity, Mr Matsutomi said that the suspension is good enough for the loads that are expected for the Grand Livina. He agreed that a chassis frame handles loads well but explained that the Grand Livina was developed with comfort in mind and a monocoque chassis is better in that respect. He did not think that there would be any issues with load-carrying even with seven persons on board.

- There are a few nice features worth pointing out. One is the slot for the handphone next to the handbrake lever
(Nah ini ga ada yg perhatiin nih disini, ada ga ya....)

- The cheaper versions don’t have airbags and even the most expensive comes with only a single airbag. But that’s what Indonesian customers are satisfied with at this time so Nissan is not making the Grand Livina cost more than it needs to be by adding a second airbag. Nevertheless, the provision is there for a passenger airbag which most likely will be needed in the Malaysian market. The point here is that Nissan has planned for this additional airbag whereas in the Avanza, it’s apparent that the passenger airbag was not originally planned (you can tell from the way the cover is not flush on the dashboard).

- For most readers, the question will be when the Grand Livina will be launched in Malaysia and what specs it will have. The answer from ETCM is ‘second half of 2007’ and it will be assembled here too (at the new plant outside Rawang, Selangor). The price levels and specs are still a secret though it would be a reasonable guess to place the price range between RM75,000 and RM100,000 and possibly two engine sizes.
Smatic
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 96
Joined: Wed Nov 30, 2005 11:44

Post by Smatic »

Ada yg tahu ndak ya kenapa Nissan Motor Co Ltd tidak berminat utk memasarkan produk mobil "sebagus" & "seirit" Grand Livina ini untuk pasar domestik Jepang-nya sendiri ?
Apa standar di Grand Livina belum memenuhi std JDM (Japan Domestic Market) ? Ato harga jualnya mmg tidak kompetitif lg dgn kompetitor di domestik Jepang.
dony
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 353
Joined: Wed Sep 27, 2006 8:22

Post by dony »

Yang indent 1500 cc apa udh ada yg terima belum mobilnya nich ?
User avatar
arsbud
Visitor
Visitor
Posts: 6
Joined: Thu Apr 05, 2007 0:54

Post by arsbud »

To All...
Angka 17-an Km per liter itu sebenarnya untuk kasus umum atau hasil test lomba irit ? Kalau untuk pemakaian normal, berapa avg konsumsi BBM Livina di dalam dan di luar kota ? Harus pakai premium tanpa timbal?
:( :( :(
livina15
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 48
Joined: Tue Mar 27, 2007 8:56

Post by livina15 »

hunter wrote:baca2 artikel yg dipost smatic di Malaysian Motor Trader, ada link juga ke artikel 'First look Nissan Grand Livina' http://www.motortrader.com.my/NUS/artic ... page_m.asp

setelah gua baca2. ada bbrp point yg menarik IMHO.
Tiap negara pasti punya features dan spek yg berbeda-beda ....
Tp yg jelas Indonesia udah lbh dulu launch diantara negara2 Asia Tenggara lainnya .....

Tp untuk teknologi, mungkin nggak kita didahulukan, baru negara2 lain belakangan ... atau sejalan ?..
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Smatic wrote:Ada yg tahu ndak ya kenapa Nissan Motor Co Ltd tidak berminat utk memasarkan produk mobil "sebagus" & "seirit" Grand Livina ini untuk pasar domestik Jepang-nya sendiri ?
Apa standar di Grand Livina belum memenuhi std JDM (Japan Domestic Market) ? Ato harga jualnya mmg tidak kompetitif lg dgn kompetitor di domestik Jepang.
Alasan yang sama mengapa Toyota tidak menjual mobil 'sebagus' Innova atau 'seirit' Avanza di pasar domestiknya sendiri yaitu Jepang, dimana Toyota memiliki Toyota Wish, Corolla wagon, Noah/Voxy.

Nissan di Jepang menjual Nissan Lafesta, Nissan new Presage, Serena C25.

Mobil-mobil di Jepang juga sejak awal dirancang untuk dilengkapi safety features yang lengkap, misalnya multi airbag. Pelat bodi juga memadai, jadi pelat bodi 'kaleng' tentu tidak akan bisa diterima masyarakat disana.

Kenyataan yang mesti kita terima adalah bahwa baik Innova, Avanza maupun Livina adalah produk kelas dua dari produsen sekelas Toyota dan Nissan, yang contoh untuk produk kelas satunya telah disebutkan beberapa di atas. Contoh lain produk kelas satu dari Nissan adalah Nissan Qashqai yang diproduksi di pabrik Nissan di Inggris untuk pasar Eropa. Qashqai ini tidak akan dijual di Asia Tenggara, dimana sudah ada X-Trail, yang kalau di Eropa kurang laku (makanya dibuatlah Qashqai yang sesuai dengan selera pasar disana, dengan mesin yang sama dengan X-Trail yaitu 2.0L bensin, selain tentunya mesin diesel yang menjadi penjualan terbesar di Eropa).

Pasar Asia Tenggara, apalagi Indonesia, masih kurang concern tentang safety dan quality, di pasar ini harga lebih 'berbicara', sehingga otomatis dengan sendirinya pun para produsen memanfaatkan hal ini untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Daripada menjual Toyota Wish atau Nissan Presage disini, jauh lebih menguntungkan bagi Toyota dan Nissan untuk menjual varian murah saja yaitu IMV (Avanza dan Innova) dan Nissan's IMV (Livina).

Di Indonesia, varian2 Avanza-Xenia, Innova dan Livina yang tidak dilengkapi satu pun airbag, justru adalah varian yang laris paling manis. Bahkan Avanza 1.5 yang diekspor ke Thailand dan negara ASEAN lainnya pun, harus sudah dilengkapi dual airbags. Indonesia masih memiliki regulasi dan standar safety paling rendah dimana pada tahun 2007 ini airbag pun belum menjadi kewajiban dan oleh karena itu, para pabrikan mobil paling banyak bermain di pasar tanpa airbag ini.

Maaf jika ada pemilik Avanza/Innova/Livina yang take offense, tapi ini adalah kenyataan apa adanya.

That is precisely why we will not see Avanza, Innova or Livina, sold in Japan, Western Europe or North America.
dony
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 353
Joined: Wed Sep 27, 2006 8:22

Post by dony »

Setuju nich bung Conan , di Negara kita unsur safety paling diabaikan , sebenarnya sy sendiri agak kecewa Livina ,perbedaan hrg yg tipis dgn Latio yg udh dual airbag, intelegent key, lampu depan yg otomatis .
coba dgn hrg 203,5 jt dengan features selengkap Latio rasanya org bakal bnyk yg ambil dgn hrg 203.5 jt
andihp
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 120
Joined: Fri Mar 16, 2007 5:13

Post by andihp »

conan wrote: Di Indonesia, varian2 Avanza-Xenia, Innova dan Livina yang tidak dilengkapi satu pun airbag, justru adalah varian yang laris paling manis. Bahkan Avanza 1.5 yang diekspor ke Thailand dan negara ASEAN lainnya pun, harus sudah dilengkapi dual airbags. Indonesia masih memiliki regulasi dan standar safety paling rendah dimana pada tahun 2007 ini airbag pun belum menjadi kewajiban dan oleh karena itu, para pabrikan mobil paling banyak bermain di pasar tanpa airbag ini.
Mesti nunggu taun 2030 nanti baru standar safety tinggi. :lol:
plasworld88
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 327
Joined: Thu Jul 06, 2006 9:36

Post by plasworld88 »

gue setuju sama bung Conan, emang itulah strategi Japanese, gak cuma mobil sih, produk elektronik jg begitu.
tp sorry bung Conan, emang AVanza masuk project IMV nya toyota ya?
bukannya IMV itu involve Innova, Fortuner and Figo and Hi Lux?
thanks pencerahannya bro
hunter
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 991
Joined: Mon May 08, 2006 7:32

Post by hunter »

dipikir2 mungkin kalopun pemerintah peduli akan standar safety yg tinggi, pemerintah kayak kiri kena, kanan kena juga. bikin peraturan safety yg bagus, otomatis produsen dngan sgala alasan cost, etc, naikin harga. masyarakat yg mampu beli barang dngan harga tinggi ga banyak, otomatis keuntungan produsen berkurang, ujung2nya investasi lagi yg jadi masalah. ga ada investasi, indonesia juga kelabakan. yah gitu deh... pemasukkan negara lebih banyak buat bayar hutang... eh plus dikorupsi
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Mengenai safety issue itu, semua orang sudah tau, jadi saya juga ngak mau ribut lagi.


Tapi kalau bilang Livina itu 2nd class di bandingkan model JDM, saya tidak setuju. Kalau saya, tinggal test drive dan banding rasanya ama mobil JDM lain yang di jual importir umum, tentu dengan class yang sama.


Toh banyak mobil Nissan, Toyota dan Honda yang di jual di USA, Eropa yang TIDAK di jual di Jepang juga. Apakah itu mobil juga 2nd class ? Apakah pasar Amerika dan Eropa mau beli mobil 2nd class ?


Well, Rush / Terios kan JDM model (Sama dengan Daihatsu Bego di Jepang). Nah, test drive sendiri deh, Livina rasanya ama Lafesta, Rush, Terios, etc, apakah Livina rasanya 2nd class ? Apakah Rush / Terios model JDM itu rasanya 1st class ?


Urusan ini sudah lama, jadi saya ngak mau ribut lagi. Cuman saya mohon orang lain, jangan selalu hanggap mobil yang di jual di Jepang adalah yang 1st class, yang tidak 2nd class. Apakah Nissan Altima, Maxima, Armada, Toyota Sienna, Tundra etc yang di jual di US tapi TIDAK di jual di Jepang JUGA 2nd class ?


Tinggal test drive, dan ambil kesimpulan sendiri, APAKAH Livina itu mobil 2nd class ? Malah saya pemakai Stream model JDM, merasa Livina ini enaknya lumayan JAUH banding Stream model JDM Jepang itu.....


Juga teman teman yang pernah lihat dan test drive Nissan Lafesta, apakah beda jauh dengan Livina ? Coba tanya diri sendiri ? Toh mesinnya juga seri MR kok. Malah mesin Livina masih CBU dari Jepang, ngak di bikin di sini. Toh jantung Livina ini SAMA dengan mesin mobil Nissan di Jepang juga.


FEELING... Itu yang paling bisa di percaya... Betul ngak ? Barang kalau bagus, ngak bisa bohong. Ngak peduli di jual di Jepang atau ngak. Kalau jelek, meskipun sama dengan model JDM, pasti berasa saat test drive....
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

plasworld88 wrote:gue setuju sama bung Conan, emang itulah strategi Japanese, gak cuma mobil sih, produk elektronik jg begitu.
tp sorry bung Conan, emang AVanza masuk project IMV nya toyota ya?
bukannya IMV itu involve Innova, Fortuner and Figo and Hi Lux?
thanks pencerahannya bro
Ya. Tepatnya begini, Mr. plasworld88. Sebelum IMV yang terdiri dari Hilux Vigo, Innova dan Fortuner, Toyota memiliki project U-IMV yang artinya, 'Under IMV'. Mobil ini sekelas di bawah IMV dan tidak lain hasilnya adalah Xenia-Avanza.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Silakan baca kata-kata dari petinggi Nissan Motor Corp sendiri yaitu Mr. Satoshi Matsutomi di interview di atas :
According to Satoshi Matsutomi, Chief Product Specialist for the model, the product planners aimed to produce a rival which offered better comfort at an affordable price.

Mr Matsutomi said that the Grand Livina is not intended to compete with the Honda Stream, Mazda5 and Toyota Wish as these are more upmarket in concept. “In China, the main competitor for the Grand Livina is the Mazda Premacy (the predecessor of the Mazda5),” he said.
Antara misalnya Toyota Wish, Nissan Lafesta atau Honda new Stream kalau dibandingkan dengan Grand Livina, kelasnya jelas sekali berbeda. Livina didesain dengan budget in mind, untuk membuat mobil murah Nissan untuk pasar China/Asean, dan ini jelas terlihat.

Bentuk Grand Livina, tidak semenarik misalnya Honda new Stream ataupun Toyota Wish yang usianya sudah 5 tahun. Ini karena Livina didesain lebih untuk mengejar fungsi daripada estetika.

Pada Toyota Wish misalnya, kita tidak akan menemukan daun pintu samping belakang yang terlalu kecil, yang disebabkan oleh pendeknya wheelbase Livina. Toyota Wish juga sudah lama dilengkapi dengan lampu belakang LED, Livina yang produk terbaru 2007 masih menggunakan lampu bohlam. Yaris dan Jazz juga kini sudah menggunakan LED.

Kualitas material dan build quality jelas berbeda. Pada Livina lebih banyak part yang terbuat dari plastik keras, panel gap antara panel interior dan panel bodi pun lebih terlihat.

Nissan Lafesta, standarnya sudah menggunakan transmisi X-Tronic CVT. Livina masih matic konvensional, itupun masih yang 4-speed. Letak tuas transmisi Lafesta sudah di dashboard seperti Odyssey/Stream, yang membebaskan ruang antara dua jok depan dan membuat interior lebih lega. Pada Livina, seperti pada Innova, tuas masih terletak di antara 2 jok.

Pada Livina, untuk masuk jok ketiga, segalanya masih harus dilakukan secara manual. Pada Stream lama saja, sudah tersedia fitur otomatis untuk jok kedua untuk maju dan melipat dengan sendirinya.

Speedometer Livina juga masih terlihat kuno dengan graphic sederhana. Untuk beberapa varian, indikator suhu mesin pun belum tersedia.

Livina tidak didesain untuk dilengkapi side passenger airbags.

Dan masih banyak lagi yang dapat disebutkan, tapi aku tidak mengerti kenapa aku harus repot-repot. Sebenarnya dari harganya juga sudah jelas bahwa Livina adalah produk di bawah kelas Serena/Lafesta/new Stream/Wish.

Kenapa kenyataan ini begitu sulit diterima Sithlord, padahal fakta-fakta sudah jelas dan bahkan petinggi Nissan pun tidak keberatan berterus terang bahwa pesaing Livina adalah Avanza/Innova, dan bukan MPV sekelas di atasnya seperti Wish.

Argumen Sithlord bahwa model yang tidak dijual di Jepang tapi dijual di Amerika juga berarti bukan model kelas satu, sama sekali TIDAK RELEVAN karena pasar Amerika Utara juga adalah pasar kelas satu seperti halnya Jepang dan Eropa Barat. Sebaliknya, Toyota tidak menjual Innova/Avanza di Amerika Utara/Eropa Barat dan Nissan juga tidak menjual Livina di Amerika Utara/Eropa Barat. Jadi apa relevannya?

Yang tidak bisa menerima fakta bahwa Livina seperti juga Innova/Avanza adalah produk kelas dua dari produsen sekelas Toyota dan Nissan yang juga memproduksi Alphard dan Elgrand, mungkin hanya yang fanatik saja dan tidak mau menerima kenyataan. Don't you think so? :e-naughty:
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

dony wrote:Setuju nich bung Conan , di Negara kita unsur safety paling diabaikan , sebenarnya sy sendiri agak kecewa Livina ,perbedaan hrg yg tipis dgn Latio yg udh dual airbag, intelegent key, lampu depan yg otomatis .
coba dgn hrg 203,5 jt dengan features selengkap Latio rasanya org bakal bnyk yg ambil dgn hrg 203.5 jt
Tepat, inilah yang kumaksud. Latio yang dijual juga di Jepang adalah produk kelas satu Nissan, tidak mengherankan jika memiliki features yang lengkap.

Untuk Livina, kita memang tidak bisa mengharapkan fitur selengkap Latio, because we get what we pay for. Reality check. :)
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Sithlord wrote:

Toh banyak mobil Nissan, Toyota dan Honda yang di jual di USA, Eropa yang TIDAK di jual di Jepang juga. Apakah itu mobil juga 2nd class ? Apakah pasar Amerika dan Eropa mau beli mobil 2nd class ?
Pernyataan yang ngaco saja. Pasar USA dan Eropa jelas2 adalah pasar kelas satu, bahkan pasar Eropa lebih menuntut kualitas daripada bahkan pasar Jepang dan karenanya di pasar Eropa Barat, Toyota bukanlah yang no.1 dan market sharenya kecil. Sementara Nissan lebih kecil lagi.

Nissan saja menjual Infiniti di USA dan akan segera masuk Eropa dan juga mulai dijual di Jepang. Jelas-jelas bahwa di Indo belum ada Infiniti, tapi adanya Livina.

:e-naughty: