Re: Alternative Transportasi
Posted: Fri Feb 18, 2022 2:36
Om apa kabar om?? semoga sehat selalu€lj€p€ wrote: ↑Sat Oct 16, 2010 6:23 Wow, posting terakhir Feb 2009... sudah lama juga ya...
Saya teruskan lagi deh cerita alternative transportasi ini...
Tahun ini saya dan keluarga bertukar tempat tinggal. Karena anak-2 sekolah di Jakarta, saya dan keluarga jadi tinggal di Jakarta Barat, tepatnya daerah Kemanggisan.
Jarak dari rumah ke sekolah mereka hanya antara 7-12 km dan kebetulan satu rute. Jadi urusan anak tidak masalah lah.. paling nanti urusan menjemput pada saat ada ekstra kurikulum atau les piano. Perjalanan istri terpaksa jauh (kantor tetap di Depok). Tetapi karena tidak harus setiap hari, jadi tidak terlalu berat. Saya ke kantor hanya sekitar 10 km. Alternative Transportasi bisa naik angkutan kota KWK NO.14 atau naik sepeda.
Sepeda ini mempunyai dua keuntungan. 1. Sebagai alternative transportasi 2. Sebagai sarana olah raga.
Sebelumnya, saya agak susah untuk berolah raga... waktu tinggal di Depok meskipun dekat dengan kolam renang, sarana fitness dan nyaman untuk jalan kaki, tetapi rasanya masih ada yang kurang. Jadi semua hanya angin-2 an. Istri saya membelikan alat fitness skywalker dan treadmill. Mungkin kalau ada di depan mata, saya akan lebih giat. Ternyata hanya pada waktu masih baru saja, saya menggunakannya. Sampai pada suatu saat ada alasan untuk tidak menggunakan, jadinya ya berhenti terus.
Mengenai sepeda. Sebelumnya sama sekali tidak ada pikiran untuk memiliki sepeda. Tetapi bulan April yang lalu, saat anak saya ulang tahun, dia minta dibelikan sepeda. Jadi saya keliling ke toko-2 sepeda mencari yang cocok untuk anak perempuan. Akhirnya dapat di Depok sepeda lipat warna putih. Sambil menunggu di set, saya ngobrol sama staf dan tanya sepeda yang cocok untuk Bapaknya heheee...
Sampai rumah, mulai search toko, forum lokal dan forum luar negeri... sampai dapat masukan yang cukup banyak. Saya kemudian memutuskan untuk membeli sepeda merk import karena saya bisa belajar dari forum-2 di luar negeri juga. Tetapi waktu tanya ke toko, saya ambil patokan.. sepeda yang paling murah yang cocok untuk pemula.
Karena saya sudah di wanti-2 oleh teman-2 bahwa di dunia sepeda ini racunnya banyak juga. Disini saya belajar kalau sepeda yang masih satu kelas tetapi harga berbeda, itu karena menggunakan komponen (group set) yang berbeda meskipun jenis frame nya sama. Jadi untuk mengantisipasi godaan racun, ya saya memutuskan untuk membeli yang paling murah saja tetapi di tingkat menengah. Setelah beberapa bulan, baru deh mulai terasa menyesal kenapa tidak sejak dulu bermain sepeda. Saya merasa ini jenis olah raga yang cocok karena kita yang sudah biasa mengulik (otak-atik) seperti di dunia otomotif, bisa tetap tersalurkan di dunia sepeda ini. Ada prenik-2, ada modifikasi dsb-2... Dan di dunia sepeda ini memang tidak terlepas juga dari fashion. Kalau jenis Mountain Bike, mungkin tidak terlalu heboh. Tetapi kalau kita lihat jenis fixie (gear hanya satu dan mati) yang bisa maju dan mundur tetapi tidak ada rem. Selain sepedanya juga sangat fancy, penunggangnya pun sangat modis. Jadi kalau acara hari Minggu itu benar-2 mencuci mata selain berolah raga. Bandingkan kalau olah raga di rumah heheheee...
Sepeda dikatakan mahal juga ada alasannya. Karena tergantung penggunaannya yaitu harus kuat tetapi tetap ringan. Nah jenis bahan yang digunakan itu yang membuat jadi mahal. Jadi kalau mau murah ya ada tetapi frame dari besi, lebih ringan ya dari aluminum (ini pun banyak jenisnya) dengan resiko harga lebih mahal. Kemudian ada titanium, ada carbon.
Sesuai dengan jenis penggunaannya juga ditentukan dari jenis frame nya ada road bike (sepeda balap), ada cross country, ada all mountain, ada downhill, ada free ride dsb. Bayangkan kalau salah menggunakan bahan. Bisa-2 pada saat kita menggunakan, framenya patah.
Helm juga lebih mahal dari helm pengendara motor. Pengendara sepeda khan semua energi dari badannya. Jadi ya harus ringan dan memberi angin untuk membatasi keringat. Jadi helm harus memenuhi semua syarat itu.
Teknologi juga tidak ketinggalan : ada innovasi dibidang suspensi, ada innovasi dibidang saddle dsb-2.. Jenis rem juga ada yang jenis disk ada yang biasa, ada yang kabel, ada yang hidrolik. Untuk menghindari terlalu banyak kabel yang malang melintang, speedometer atau alat pengukur kayuh an juga sudah menggunakan frekuensi alias wireless. Kalau kita ikuti perkembangan teknologi di dunia sepeda terlampir cuplikan yang saya scan dari majalah Mountain Bike Action edisi November 2010. Kita dapat melihat teknologi apa yang akan digunakan di tahun 2015.
Kita akan melihat rem wireless, integrated lampu depan, integrated GPS, transmisi CVT, jenis cat/lapisan film penyerap energi. Karena banyak peralatan wireless jadi perlu energi sementara kalau bawa accu khan tidak mungkin hehee.