Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
mr_mytplx wrote: ↑Fri Mar 27, 2020 7:47
Kmrn ane lewat arteri pelabuhan malah macet. Sepertinya banyak yg membandel.
di daerah ane deket krapyak antrian truknya udah rada berkurang seh oom.
cm yah 1 lagi ini yang bikin di indo semakin sulit : logistik. satu sisi mereka mesti jalan untuk memastikan ekonomi tetep stabil, beberapa juga pastinya bawa komoditas bahan pokok.
di sisi lain, driver truk seperti ini juga punya potensi carrier. apalagi yang mengkuatirkan banyak dari mereka-mereka ini masih aja dengan cuek bebek kontak fisik dengan orang lain...
Or4cle wrote: ↑Fri Mar 27, 2020 5:20
Mksd saya disini jangan diframming pemerintah terus yang salah ...
Penyebaran virus ini sudah massive, tidak bisa full mengandalkan pemerintah dan mengharapkan hasil yang instant (Wuhan yg dilockdown aja butuh 2 bulan). Kalau mau jujur, Covid-19 ini sudah selangkah di depan, sudah sedikit terlambat, kita hanya bisa mengupayakan keselamatan masing2 dan berharap campur tangan Tuhan agar pandemi segera berlalu.
Kita sebagai warga negara mesti punya kesadaran penuh untuk antisipasi sendiri, kalau belum lockdown ambil inisiatif buat self-lockdown
Buat pekerja informal yang tidak punya pilihan harus terus beraktifitas, pakai masker, sering2 cuci tangan dan usahakan jgn ngumpul yang tidak perlu.
Di media sudah banyak informasi tentang sympton Covid-19 untuk pencegahannya
USA, Italy dan Iran negara yang maju aja sampai kewalahan dengan pandemi ini, apalagi Indonesia dengan karakter warga negara unik
China bisa dikatakan berhasil menghambat pandemi Covid-19 karena satu hati antara warga negara dan pemerintah, instruksi pemerintah dijalankan dan terbantu dengan sistem 1 partai, 1 president seumur hidup efeknya tidak ada konflik kepentingan politik
Saya sebenarnya agak skeptis dengan claim jumlah total kematian & fatalily rates di China
Tapi yaa gitulah ... China paling hebat dalam sensor media dan akses berita, terkesan disembuyikan demi tidak menimbulkan chaos.
Pemerintah diframing ato enggak sudah keframming sendiri. No comment, ini penilaian masing-masing
Tulisan anda juga ini kontra diksi, awal you bilang wuhan perlu 2 bulan (its means you bela pemerintah cina) tapi di akhir you bilang skeptis jumlah kematian ( contra pemerintah cina). Apakah penulisan paragraf per paragraf yang disampaikan aku kurang dimengerti ? Intinya gini loh ... Walaupun satu kesatuan, paragraf pertama itu berbeda diksi yang ingin disampaikan dgn paragraf ke-4 dan tidak ada kontradiksi sama sekali. Mksdnya kasus di Wuhan dgn full lockdown aja butuh 2 bulan, apalagi yg belum di-lockdown butuh kira-kira brpa bulan ??? Yang di paragraf ke-4 itu sudah beda pembahasan, kalau di paragraf pertama tentang penangan Covid-19 di Wuhan dan paragraf ke-4 tentang total kematian fatality rate. Analogi simplenya gini ... " saya suka nasi padang, tapi saya tidak setuju nasi padang yang pakai sambel " kontradiksi ???
Man, jangan dibalik balik, warganegara ngurusin negara?. Harusnya pemerintah yg ngurusin warga negara. Makanya saya bilang, kalo pemerintah hanya keluarin himbauan, negara belum hadir dsitu, pemerintriah sebagai otoritas tertinggi, keluarin keputusan harus ngapain kita ini. Polisi - polpp bubarin acara kumpul2 itu melJangankan kumpul2, hak org juga buat bunuh diri, buat terjangkit korona, itu hak dia, hak dia juga buat self lockdown. Makanya negara harus hadir, keluarin UU ato setara UU buat warga negaranya, ini ada corona, kalian harus didalam rumah. Kan enak, sekarang ini, sama2 pemerintah saja sudah ga sejalan. Yang dtimur lockdown, yg dibarat bialng lockdown kewenangan anggar hak orang. pusat. Berantam aja terus, sedangkan orang2 pada mati. Sapa yg tanggung jawab orang2 itu pada mati!? Saya tanya.
Dimana ada statement aku ttg warganegara urus negara ? Coba tunjukkan ... : Kata2 anda
"Mksd saya disini jangan diframming pemerintah terus yang salah" saya nangkapnya sudah sebagian dari ngurusin negara, saya liat dari perspektif lain, saat ini banyak minta lockdown, sekarang sudah 3 daerah, di NTT 1 sudah lockdown.Dewan guru besar FKUI rekomendasiin karantina local, artinya apa, ini warga negaranya sendiri sudah ngurus negara, yang harusnya emerintah yg ngurus. Sentimenya sudah begitu, menurut saya.
Justru pemerintah belum keluar instruksi buat lockdown kita yang ambil inisiasi buat self-lockdown buat diri sendiri, lagian ini hidup aku sendiri kok seperti yang anda bilang "Jangankan kumpul2, hak org juga buat bunuh diri, buat terjangkit korona, itu hak dia, hak dia juga buat self lockdown "
Makanya inisiatif itu semua ga sejalan, anda selflockdwn, yang lain juga ada yg ga selflockdown. Sekarangkan pada disweeping2, aktifitas sweeping inilah yg tidak memiliki dasar.
Sekarang begini. Otak saya belum nerima, anda bilang cina hubei wuhan butuh waktu 2 bulan untuk lockdown, apalagi yg belum lockdown (seperti indo). Ok ya sampe sini? Trus negara maju USA italy dll kewalahan apa lagi indo, ok ya sampe sini? Tapi di awal anda bilang, jangan framming pemerintah yang salah. Anda saja sudah nyalahin pemerintah dengan membanding bandingkan. Kalo anda ga salahin pemerintah, sapa yang salah? Warga negara +62!? Yang mati sapa yg tanggung jawab itu. Itu contradiksinya. Oh iya, nasipadang itu defaultnya ada sambal, sambal ijo. Trims
apshwn wrote: ↑Fri Mar 27, 2020 7:07
~cut~Beneran takut keluar rumah. Nyampe teras juga minta bini semprot dulu. Duit kembalian terima pake kresek, ampe segitunya. Karena you are on your own. Arahnya ke herd immunity ini
sama om, anda tidak sendiri... saya di rumah juga gitu... ini sudah hari ke berapa yaaa... terakhir anak masuk sekolah dua jumat yang lalu... berarti sy dan keluarga udah 2 minggu di rumah, keluar cuma kalau belanja bahan makan, galon, biasa belanja buat seminggu sekarang buat dua minggu, komplek tempat tinggal biasanya gate dibuka per tanggal 26 kemaren ditutup, pesen gojek grab makan maximum cuman bisa sampai pos security... buka pintu pakai siku, ujung sepatu, dengkul, kantongin hand sanitizer, bawa tissue buat pencet2 atm, sampe rumah krn mesin cuci taro di depan, jd sblm masuk bag utama rumah baju habis pake langsung masuk mesin cuci, segala barang yg nempel di badan ane langsung di disinfect sama nyonya even sampai kartu e money dan uang koin...belanja pake sarung tangan plastik... for the sake of the family...karena kita hidup di tengah zona merah dengan jumlah pasien positif terbanyak se Indonesia...sampai saat ini at least...
Kenapa di china dr hubei tdk sampai parah merambat kemana mana ? Karena daerah lain langsung lokal lockdown. Ingat foto daerah daerah nutup jalan dgn ditembok? Itu kaya Tegal skrg, itu sebenarnya langkah TEPAT supaya org daerah yg di jakarta bukannya pulang tapi harus stay di jkt. Toh kalo positip, masih lebih baik di jakarta drpd di daerah
Jadi jakarta bisa pelan pelan disterilkan
Tapi apa yg dilakukan pemerintah ? Gubernur Papua langsung lockdown, malah ditegur mendagri
Jakarta disuruh tutup tapi semua pekerja malah dibiarin mudik ke banyak daerah masing masing
Pemerintah kaya ga ngerti bahwa lockdown itu MENCEGAH MOBILITAS
Coba baca ttg second wave yg skrg menyerang china dan singapur dan korea
Pada saatnya jakarta akan diserbu gelombang gelombang second wave, pada saat itu nasi sudah menjadi bubur
Sudah-sudah jangan dilanjutkan (debatnya bukan threadnya), hehe.
Setuju sama om mplover, kalo ketersediaan APD minim dan seolah-olah ga diprovide sama pemerintah tinggal tunggu aja nih kedepannya makin banyak tenaga medis berjatuhan.
Or4cle wrote: ↑Fri Mar 27, 2020 7:37
Ini broadcast dari group WA aku ... Silahkan dijalanin, kalau gak dijalanin juga gak papa ....
REKOMENDASI dari * Psikolog *.
* 1 * Pisahkan diri Anda dari berita tentang virus. (Semua yang perlu kita ketahui, kita sudah tahu).
* 2 *. Jangan mencari informasi tambahan di Internet, itu akan melemahkan kondisi mental Anda.
* 3. * Hindari mengirim pesan fatalistik. Beberapa orang tidak memiliki kekuatan mental yang sama dengan Anda (Alih-alih membantu, Anda dapat mengaktifkan patologi seperti depresi).
* 4. * Jika memungkinkan, dengarkan musik di rumah dengan volume yang menyenangkan. Carilah permainan papan untuk menghibur anak-anak, bercerita dan rencana masa depan.
* 5. * Pertahankan disiplin di rumah dengan mencuci tangan, memasang tanda atau alarm untuk semua orang di rumah.
* 6 * Suasana hati positif Anda akan membantu melindungi sistem kekebalan tubuh Anda, sementara pikiran negatif telah terbukti menekan sistem kekebalan Anda dan membuatnya lemah terhadap virus.
* 7. * Yang paling penting, sangat percaya bahwa ini akan berlalu dan bahwa alam semesta ada di tangan Tuhan. Dia adalah Tuhan yang penuh cinta dan bukan dari hukuman.
Tuhan memberkati Anda.
Sangat setujuh.
klo saya, merujuk ke point 1-2 as simple as... gak usah buka thread ini & searching all about covid-19
karena tiap orang punya kebebasan typing some words, klopun mau type something, yaahh sesuai fakta (no hoax), dan utamakan etika ajah.
klopun mau buka informasi all about covid-19, ya anggap aja ini lah fakta dan kondisi yg terjadi di negara RI & gak perlu dipikirkan.
sambil masing2 ikhtiar to the max (selain doa).
Yaaa begitulah fakta & realitas di Indonesia ... ada ungkapan : don't bite off more than you can chew, doa & ikhtiar adalah terbaik bagi kita sebagai netizen
saya butuh data 1 bulan buat ambil kesimpulan...
jadi dimohon dengan amat sangat, jaga opini...
ada yang aneh? biarinin aja dulu...
fokus update dulu...
ini belum terparah loh... 3 bulan lagi kita ga tau angkanya berapa
dan dalam 3 bulan itu bisa ada tanda2 resesi yang makin kuat atau kasus coronavirus ini semakin parah
jadi mohon jangan terlalu banyak opini atau pendapat dulu
KITA BUTUH INFO SAMPAI 3 BULAN KEDEPAN
apshwn wrote: ↑Fri Mar 27, 2020 7:07
~cut~Beneran takut keluar rumah. Nyampe teras juga minta bini semprot dulu. Duit kembalian terima pake kresek, ampe segitunya. Karena you are on your own. Arahnya ke herd immunity ini
sama om, anda tidak sendiri... saya di rumah juga gitu... ini sudah hari ke berapa yaaa... terakhir anak masuk sekolah dua jumat yang lalu... berarti sy dan keluarga udah 2 minggu di rumah, keluar cuma kalau belanja bahan makan, galon, biasa belanja buat seminggu sekarang buat dua minggu, komplek tempat tinggal biasanya gate dibuka per tanggal 26 kemaren ditutup, pesen gojek grab makan maximum cuman bisa sampai pos security... buka pintu pakai siku, ujung sepatu, dengkul, kantongin hand sanitizer, bawa tissue buat pencet2 atm, sampe rumah krn mesin cuci taro di depan, jd sblm masuk bag utama rumah baju habis pake langsung masuk mesin cuci, segala barang yg nempel di badan ane langsung di disinfect sama nyonya even sampai kartu e money dan uang koin...belanja pake sarung tangan plastik... for the sake of the family...karena kita hidup di tengah zona merah dengan jumlah pasien positif terbanyak se Indonesia...sampai saat ini at least...
semoga semua ini lekas berlalu...
ohya saya malah mandi juga om tiap abis keluar kepepet
Err berhubung udah mulai kemana mana...
Ada yang punya tips untuk buat handsanitizer? secara sekarang udah susah banget cari yg dari brand-brand terkenal
Tenang, sy yakin dalam dua minggu ini kita banyak di rumah, penularan sebenarnya sdh jauh berkurang
Ini Kemenkes panik dan nyalahin masyarakat, padahal sebenarnya penambahan kasus positip ini adalah yg sebelomnya tak terdeteksi aja atau belum ada gejala
Lagi lagi hari ini tidak ada berita ttg rapid tes, hanya katanya sudah disebar 500 ribu kit ke seluruh propinsi. Siapa yg bisa ngitung, entah
Tapi belum ada berita rapid tes massal gencar dilakukan. Ini blunder besar, lambat sekali bergeraknya
saya lg mengira2 sepertinya tidak ada jatuh korban meninggal penyakit covid dari yg orang yg profesi sehari harinya dijalanan
contoh = tukang parkir jalanan, tukang bangunan, petani, nelayan
dr contoh 3 profesi diatas yg plg rawan tertular yaitu tukang parkir jalanan yg terima uang dr berbagai macam orang.
kl dr segi makanan, obat2an kemungkinan mreka tidaklah mengkonsumsi sesuatu yg wah, tp 1 hal sinar matahari, mreka kejemur sepanjang hari, itukah yg bikin mreka imunnya kuat?
ini sifatnya bertanya dan diskusi loh ya, bukan saya lagi bikin kesimpulan. Soalnya saya bukan dokter atau ahli bidang apapun juga
Pemerintah diframing ato enggak sudah keframming sendiri. No comment, ini penilaian masing-masing
Tulisan anda juga ini kontra diksi, awal you bilang wuhan perlu 2 bulan (its means you bela pemerintah cina) tapi di akhir you bilang skeptis jumlah kematian ( contra pemerintah cina). Apakah penulisan paragraf per paragraf yang disampaikan aku kurang dimengerti ? Intinya gini loh ... Walaupun satu kesatuan, paragraf pertama itu berbeda diksi yang ingin disampaikan dgn paragraf ke-4 dan tidak ada kontradiksi sama sekali. Mksdnya kasus di Wuhan dgn full lockdown aja butuh 2 bulan, apalagi yg belum di-lockdown butuh kira-kira brpa bulan ??? Yang di paragraf ke-4 itu sudah beda pembahasan, kalau di paragraf pertama tentang penangan Covid-19 di Wuhan dan paragraf ke-4 tentang total kematian fatality rate. Analogi simplenya gini ... " saya suka nasi padang, tapi saya tidak setuju nasi padang yang pakai sambel " kontradiksi ???
Man, jangan dibalik balik, warganegara ngurusin negara?. Harusnya pemerintah yg ngurusin warga negara. Makanya saya bilang, kalo pemerintah hanya keluarin himbauan, negara belum hadir dsitu, pemerintriah sebagai otoritas tertinggi, keluarin keputusan harus ngapain kita ini. Polisi - polpp bubarin acara kumpul2 itu melJangankan kumpul2, hak org juga buat bunuh diri, buat terjangkit korona, itu hak dia, hak dia juga buat self lockdown. Makanya negara harus hadir, keluarin UU ato setara UU buat warga negaranya, ini ada corona, kalian harus didalam rumah. Kan enak, sekarang ini, sama2 pemerintah saja sudah ga sejalan. Yang dtimur lockdown, yg dibarat bialng lockdown kewenangan anggar hak orang. pusat. Berantam aja terus, sedangkan orang2 pada mati. Sapa yg tanggung jawab orang2 itu pada mati!? Saya tanya.
Dimana ada statement aku ttg warganegara urus negara ? Coba tunjukkan ... : Kata2 anda
"Mksd saya disini jangan diframming pemerintah terus yang salah" saya nangkapnya sudah sebagian dari ngurusin negara, saya liat dari perspektif lain, saat ini banyak minta lockdown, sekarang sudah 3 daerah, di NTT 1 sudah lockdown.Dewan guru besar FKUI rekomendasiin karantina local, artinya apa, ini warga negaranya sendiri sudah ngurus negara, yang harusnya emerintah yg ngurus. Sentimenya sudah begitu, menurut saya.
Justru pemerintah belum keluar instruksi buat lockdown kita yang ambil inisiasi buat self-lockdown buat diri sendiri, lagian ini hidup aku sendiri kok seperti yang anda bilang "Jangankan kumpul2, hak org juga buat bunuh diri, buat terjangkit korona, itu hak dia, hak dia juga buat self lockdown "
Makanya inisiatif itu semua ga sejalan, anda selflockdwn, yang lain juga ada yg ga selflockdown. Sekarangkan pada disweeping2, aktifitas sweeping inilah yg tidak memiliki dasar.
Sekarang begini. Otak saya belum nerima, anda bilang cina hubei wuhan butuh waktu 2 bulan untuk lockdown, apalagi yg belum lockdown (seperti indo). Ok ya sampe sini? Trus negara maju USA italy dll kewalahan apa lagi indo, ok ya sampe sini? Tapi di awal anda bilang, jangan framming pemerintah yang salah. Anda saja sudah nyalahin pemerintah dengan membanding bandingkan. Kalo anda ga salahin pemerintah, sapa yang salah? Warga negara +62!? Yang mati sapa yg tanggung jawab itu. Itu contradiksinya. Oh iya, nasipadang itu defaultnya ada sambal, sambal ijo. Trims
Sebenarnya statement saya sudah cukup jelas : kita tidak bisa FULL mengandalkan pemerintah. Coba lihat dan nilai dengan kejujuran ; kelakuan warga negara disaat banyak yang teriak-teriak lockdown, masih ada aja kegiatan galang massa dalam ritual keagamaan ... hidup mati di tangan Allah
jonsnow wrote: ↑Fri Mar 27, 2020 8:48
Err berhubung udah mulai kemana mana...
Ada yang punya tips untuk buat handsanitizer? secara sekarang udah susah banget cari yg dari brand-brand terkenal
saya mah ga peduli brand om...
yang penting punya...
tapi saya share aja... alkohol gel merk ga jelas banyak yg palsu,
cari alkohol cair + beli aloe vera gel (harga 100.000/ 250 atau 300ml)
campur sendiri aja kalau mau yg gel / lebih ramah di tangan
1:10%
atau
1:20%
habis itu test nyalain korek api
kalau nyala alkoholnya masih diatas 50%
evolution21 wrote: ↑Fri Mar 27, 2020 9:04
saya lg mengira2 sepertinya tidak ada jatuh korban meninggal penyakit covid dari yg orang yg profesi sehari harinya dijalanan
contoh = tukang parkir jalanan, tukang bangunan, petani, nelayan
dr contoh 3 profesi diatas yg plg rawan tertular yaitu tukang parkir jalanan yg terima uang dr berbagai macam orang.
kl dr segi makanan, obat2an kemungkinan mreka tidaklah mengkonsumsi sesuatu yg wah, tp 1 hal sinar matahari, mreka kejemur sepanjang hari, itukah yg bikin mreka imunnya kuat?
ini sifatnya bertanya dan diskusi loh ya, bukan saya lagi bikin kesimpulan. Soalnya saya bukan dokter atau ahli bidang apapun juga
Sy rasa bukan begitu tapi begini :
Virus ini masuk indo dibawa org yg pulang dr luar negri atau misalnya si turis jepang
Logika simpel dulu saja, org org ini termasuk middle class bukan low class.
Kenyataan saja bahwa kita akan banyak kontak jarak dekat, ngobrol lama jarak dekat, makan barenf, nonton bareng, ngegym bareng itu dengan relasi atau org lain yg rutin bertemu dan kelasnya tidak akan beda jauh. Anda tdk ngegym atau makan diner bareng dgn tukang parkir. Kalau dari uang kontan kecil kemungkinannya atau dari dulu sudah banyak penyakit mematikan lewat uang kertas.
Pertama tertular dr meeting dgn org lain yg terlalu dekat. Dia batuk anda napas, DOR!
Kl saya lihat2 data di worldmeter tentang virus corona, bbrp negara dengan jumlah kematian sekitar 80 orang (hampir sama dengan indonesia) jumlah pasien positifnya sudah 2000-3000. contoh :
turki : meninggal 75 positif 3629
portugal : meninggal 60 positif 3544
brazil : meninggal 77 positif 2985
swedia : meninggal 77 positif 2840
jadi dimungkinkan angka riil penderita corona di sini sudah sekitar angka2 itu jg. cm belum di tes saja.
ini cm berdasarkan cocoklogi lho y. tidak ada landasan teorinya.
evolution21 wrote: ↑Fri Mar 27, 2020 9:04
saya lg mengira2 sepertinya tidak ada jatuh korban meninggal penyakit covid dari yg orang yg profesi sehari harinya dijalanan
contoh = tukang parkir jalanan, tukang bangunan, petani, nelayan
dr contoh 3 profesi diatas yg plg rawan tertular yaitu tukang parkir jalanan yg terima uang dr berbagai macam orang.
kl dr segi makanan, obat2an kemungkinan mreka tidaklah mengkonsumsi sesuatu yg wah, tp 1 hal sinar matahari, mreka kejemur sepanjang hari, itukah yg bikin mreka imunnya kuat?
ini sifatnya bertanya dan diskusi loh ya, bukan saya lagi bikin kesimpulan. Soalnya saya bukan dokter atau ahli bidang apapun juga
Sy rasa bukan begitu tapi begini :
Virus ini masuk indo dibawa org yg pulang dr luar negri atau misalnya si turis jepang
Logika simpel dulu saja, org org ini termasuk middle class bukan low class.
Kenyataan saja bahwa kita akan banyak kontak jarak dekat, ngobrol lama jarak dekat, makan barenf, nonton bareng, ngegym bareng itu dengan relasi atau org lain yg rutin bertemu dan kelasnya tidak akan beda jauh. Anda tdk ngegym atau makan diner bareng dgn tukang parkir. Kalau dari uang kontan kecil kemungkinannya atau dari dulu sudah banyak penyakit mematikan lewat uang kertas.
Pertama tertular dr meeting dgn org lain yg terlalu dekat. Dia batuk anda napas, DOR!
Lalu pulang ke rumah, menular ke keluarga.
Ini saja yang utama
Yup... Kemungkinan yang terbesar untuk terinfeksi adalah masyarakat kelas menengah-atas. Sering ikut meeting, pulang pergi luar kota/negeri, ketemu banyak orang. Yang bisa piknik berhari-hari di luar kota/negeri? Ya kelas menengah atas.
Kalo kelas menengah ke bawah lingkungannya paling itu-itu aja...
Main di kampung ama temen sekampung, bergosip ama tetangga, kumpul sodara pun gak jauh jauh biasa di rumah. Kegiatan tiap hari paling pulang kerja di rumah atau warung kopi...
Ketemunya orang yang sama melulu. Krn mau keluar ke mall atau kafe mahal jelas gak mungkin ga ada duitnya.
Cm yang rawan resiko kalo mereka kerja supir taxi / ojol.... Krn ketemu orang dari berbagai kalangan. Tukang parkir paling urusannya cm terima duit aja.
Kalo kerjanya pegawai toko atau buruh pabrik yg ketemunya itu itu aja ya makin kecil lg resikonya...
evolution21 wrote:saya lg mengira2 sepertinya tidak ada jatuh korban meninggal penyakit covid dari yg orang yg profesi sehari harinya dijalanan
contoh = tukang parkir jalanan, tukang bangunan, petani, nelayan
dr contoh 3 profesi diatas yg plg rawan tertular yaitu tukang parkir jalanan yg terima uang dr berbagai macam orang.
kl dr segi makanan, obat2an kemungkinan mreka tidaklah mengkonsumsi sesuatu yg wah, tp 1 hal sinar matahari, mreka kejemur sepanjang hari, itukah yg bikin mreka imunnya kuat?
ini sifatnya bertanya dan diskusi loh ya, bukan saya lagi bikin kesimpulan. Soalnya saya bukan dokter atau ahli bidang apapun juga
Maaf saya agak frontal jawabnya. Takutnya ada pun diabaikan kah?
evolution21 wrote: ↑Fri Mar 27, 2020 9:04
saya lg mengira2 sepertinya tidak ada jatuh korban meninggal penyakit covid dari yg orang yg profesi sehari harinya dijalanan
contoh = tukang parkir jalanan, tukang bangunan, petani, nelayan
dr contoh 3 profesi diatas yg plg rawan tertular yaitu tukang parkir jalanan yg terima uang dr berbagai macam orang.
kl dr segi makanan, obat2an kemungkinan mreka tidaklah mengkonsumsi sesuatu yg wah, tp 1 hal sinar matahari, mreka kejemur sepanjang hari, itukah yg bikin mreka imunnya kuat?
ini sifatnya bertanya dan diskusi loh ya, bukan saya lagi bikin kesimpulan. Soalnya saya bukan dokter atau ahli bidang apapun juga
Dan satu lagi
Tidak ada yg kebal virus corona. Terpapar tidaknya itu tergantung seberapa expose dari org yg positip
Misal anda ngerasa fit krn banyak ngegym dan gizi cukup. Lalu pulang gym masuk ke lift dalemnya udah ada dua orang. Di dalam ada org positip yg batuk kebetulan di sebelah anda. Orang ketiga berdirinya lebih di belakang. Anda kan napas.
Nah keluar lift, anda udah terpapar. Orang ketiga mungkin aja ga terpapar krn agak jauh dan keburu keluar dr lift sebelom sempat terhisap droplet. Nah ada droplet yg nempel di tombol.
Ada dua org berikutnya masuk. Dua duanya neken tombol yg ada dropletnya. Sesudah keluar yang satu ke toilet dan disana dia cuci tangan. Dia gak terpapar hari itu. Satunya ga cuci tangan lalu ngupil. Nah dia terpapar
Kunci di case pertama adl physical distancing
Kunci kedua rajin cuci tangan
Last edited by mpvlover on Fri Mar 27, 2020 10:29, edited 1 time in total.
solar_kerosen wrote: ↑Fri Mar 27, 2020 4:47
Saya sdh seminggu ke apotik dan minimarket, hasilnya KOSONG masker,hand sanitizer inikan [cencored] spekulan ditangkap tp barang kosong buat apa ??? Sama aja kasih aturan beras mahal jgn beli tp perut ga bisa kompromi apa harus makan batu ??? Krmbali lg ke kelangkaan bbm mending mahal... daripada ga ada
Oh ia, coba tanya sama Pak Ahok, harga minyak dunia turun tuh, Kenapa BBM indo belum turun. Sampein juga, ada salam dari Depok gtu.
Saya malah bilang naikin aja bwt Dex & Turbo sekalian bantu2 pemerintah... Rela koq saya, ini aja fuel consumption jauh lebih baik biasa 1 ltr/9km skrg 1ltr/12km