Report baru neh :
Lebaran haji kemarin, kami sekeluarga liburan ke jawa tengah. Mobil diisi dgn 3 orang dewasa dan 2 anak. Ruang belakang jok baris ke-3 terasa sempit sekali utk diisi barang. Sehingga hanya muat tas kecil. Sedangkan koper besar dengan nikmatnya menduduki sebagian jok baris ke-3. Namun dgn penempatan yg baik, baris ke-3 masih bisa utk tidur orang dewasa dgn kaki naik tertekuk ke atas koper.
Perjalanan dari Jakarta menuju Solo lewat pantura lumayan santai. Dgn beban penuh, plus AC dan pertimbangan keamanan, di tol Jkt-Cikampek cukup mentok di 130km/j saja. Kalu dilanjutin sepertinya sih bisa, cuma yg dibelakang pasti teriak-teriak.

Selewat tol juga tanpa hambatan, karena rute cenderung mendatar. Akselerasi saat menyusul kendaraan lain sangat baik. Mudah sekali menyusul bis atau truk besar. Tak terasa limbung waktu lewat tikungan dgn kecepatan yg sedang.
Kena macet lumayan panjang sebelum Cirebon membuat kami bisa menikmati sistem audio standard yg lumayan bagus. 3 keping CD berisi file MP3 bergantian keluar masuk head unit standard. Setelan equalizernya juga lumayan. Yaa.. jangan terlalu berharap mendapat bas yg jedag-jedug. Cuma ngiri juga liat mobil2 sebelah yg sudah pasang tv. Hehehe...
Lewat Cirebon, jalanan pun lancar. Memasuki wilayah jateng, ada beberapa jalur yg bergelombang. Melewati jalur bumpy, guncangan terasa nyaman bagi penghuni baris pertama. Namun banyak sekali komplen dari penduduk baris ketiga.

Apalagi saat melewati jembatan. Tapi sekali lagi akselerasi Avanza terasa bermanfaat di jalur yg penuh bis dan truk. Namun karena kondisi fisik akibat kemacetan dan ramainya jalur pantura, akhirnya kami memutuskan bermalam di sebuah hotel di kota Brebes. (Kesian ma anak kecil boss

) Pilihan yang kurang baik sebetulnya, karena di kota sebelahnya, Tegal, tersedia lebih banyak hotel yang bagus.
Perjalanan kami lanjutkan keesokan paginya. Saat memasuki Semarang, kami memilih jalur alternatif menuju Ungaran. Jalur yg sempit namun bebas truk dan bis besar serta naik turun mengingatkan kami dgn game Collin McRae di PS. Tikungan tajam diikuti tanjakan atau turunan terjal banyak ditemui. Disinilah kondisi sebenarnya performa kendaraan dapat diuji. Bisa dibilang tidak ada kendala sama sekali saat melewati jalan naik turun (ada sekitar 15-30 derajat kemiringannya). Tikungan-tikungan tajam juga dapat dilibas dgn nyaman walaupun kondisi jalan sangat sempit dan basah karena gerimis yg cukup lama.
Setelah melewati Ungaran, Avanza S kami geber lagi. Maklum kecepatan di jalur alternatif tadi lumayan pelan. Jadi itung-itung balas dendam. Lampu-lampu depan plus fog lamp standard dirasa cukup terang. Hadirnya fog lamp di tipe S sangat membantu menembus gelapnya malam, karena di daerah Jawa Tengah cukup banyak sepeda atau becak lalu lalang.
Btw ada kejadian yg sedikit memalukan di sekitar Kertosuro, Solo. Salah satu anak yg ikut mengalami kebocoran kompresi (tau khan?

). Untungnya jok standard yg dari kain sudah disarungi dgn jok semi kulit, sehingga dapat dgn mudah dibersihkan. Mungkin ini bisa untuk masukan bagi calon pemilik avanza yg punya keluarga. Maklum, jok kain Avanza berwarna terang sangat mudah ternoda.
Jalur seperti alternatif Semarang-Ungaran juga dapat ditemui saat bersama family dari Karanganyar-Solo berekreasi ke Tawangmangu. Kondisi yang jalan kering sedikit lebih lebar. Namun sama-sama naik turun dan banyak tikungan tajam. Bedanya disini lebih ramai. Maklum daerah tujuan wisata Grojogan Sewu cukup terkenal dan ramai. Saat naik dan turun, Avanza kami lewat dgn cukup santai. Bahkan stop n go di tikungan curam pun ga masalah. Btw saat itu muatan barang berkurang, namun muatan orang bertambah menjadi 5 dewasa, 3 anak, 2 balita.
Di hari-hari selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Prambanan, Yogyakarta, Borobudur. Kondisi jalan cenderung datar dan tidak menantang, namun pengemudi dijalur ini lebih galak dibandingkan di Solo. Kalau jalan2 di kota Solo harus luar biasa sabar. Tiap 100-200m ada traffic light, dan hebatnya masing2 lamanya di atas 60 detik. Untungnya di TL yang besar dilengkapi dgn penunjuk waktu. Jadi kita bisa santai ambil minuman atau permen. Yang jelas ga bisa kenceng deh. Btw maksimum kecepatan disini 50km/j dan polisinya lumayan banyak. Jadi jgn coba-coba ya. Namun beda setelah keluar Solo. Pengemudi plat AB (Yogya) lebih doyan ngebut. Beberapa kali sempat "balapan" dgn mobil2 plat AB, terbukti Avanza S ga kalah dgn mobil yg cc-nya lebih besar. Mau dari sedan, mpv atau suv semua dijabanin. Dgn mesin 1500cc dan body ringan, terbukti akselerasi Avanza cukup bagus. Waktu di sebuah TL, sempat adu start dgn Civic vti (kalu ga salah). Dgn start yg bagus, Avanza S kami menang di 200m pertama. Namun begitu ketemu tikungan baru terasa kekurangan mpv. Jangan ngarep bisa belok kenceng seperti sedan dgn body tinggi.
Kena macet di sekitar Malioboro, Yogya juga ga masalah koq. Mungkin karena sudah terbiasa di Jakarta. Kemacetan di sekitar Malioboro enteng-enteng aja. Kopling Avanza yg ringan ga bikin pegal kaki kiri. Sekali lagi saat menuju Borobudur, kami terbantu sekali dgn hadirnya sepasang foglamp karena membuat kondisi jalan yg gelap gulita menjadi terang.
Setelah menginap di homestay di depan candi Mendut dan berwisata ke candi Borobudur, kami melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta melewati Magelang, Ambarawa, Bawen, Ungaran, Semarang, Pekalongan, Tegal dst. Kondisi jalan mirip dgn waktu berangkat kecuali jalur Magelang ke Ambarawa. Jalurnya melalui pegunungan. Naik turun, tapi jalannya cukup lebar. Hanya beberapa kali harus membuka gas hingga 4000rpm karena harus menyusul truk di tanjakan curam. Lewat Ungaran, kali ini kami mengalah lewat jalur biasa dan tol di Semarang. Bete juga lewat toll Semarang. Jalurnya hanya satu utk masing2 arah. Jadi waktu didepan ada truk, bisanya hanya pasrah. Jalur sebelah lumayan padet. Jadi ga bisa nyusul sama sekali. Untung cuma banyar 1500. Masa bayar segitu ngarep dapet 3 jalur sih.
Lewat Cirebon, kami sempat kebut2an dgn Camry 2.4. Beberapa kali Camry ketinggalan karena terhalang truk dan bis. Tapi karena harus masuk pit stop kami harus mengakhiri pertarungan yg lumayan seru. Setelah itu biasa saja hingga masuk ke tol Cikampek lagi. Disitu seperti biasa, padat, sehingga tidak bisa ngebut. Tapi akselerasi dan deselerasi Avanza S patut diacungi 4 jempol. Karena utk bisa jalan kenceng disini gas, rem dan suspensi harus bisa diajak kerja keras. Dgn zigzag dan sedikit kenekatan truk demi truk bisa dilewati. Baru setelah masuk JORR, perjalanan menuju Jateng sudah harus diakhiri.
Sebelum menutup laporan perjalanan, ada satu hal yg belum kami laporkan, yakni jok Avanza terbukti ga bikin pegal punggung. Dari sekian kelelahan fisik akibat perjalanan jauh tadi, ada satu yang tidak terjadi, yaitu punggung pegal. Pundak, leher dan paha lumayan pegal, tetapi punggung tidak. Apalagi saat dipijat keesokan harinya, yang terasa sakit hanya bagian pundak dan paha. Mungkin nextime Toyota harus meluncurkan Avanza dgn tilt steering supaya posisi mengemudi lebih nyaman.
Ok segitu dulu ya. Mau makan mangga dan cemilan oleh-oleh jalan-jalan kemarin dulu. Jangan ngiri ya.. :p
Btw, sempat shock juga setelah lihat di tv kalau ada musibah tanah longsor di Tawangmangu, dan banjir di Pantura. Padahal baru lewat situ lho.