Nanya donk.. AUDI ato BMW?
Moderators: r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit, Ryan Steele, sh00t
-
- Newbie
- Posts: 10
- Joined: Wed Mar 15, 2006 14:13
Nanya donk.. AUDI ato BMW?
nanya donk, pasaran audi di indo gmana sih? spare partsnya susah bgt kah? mendingan BMW atau AUDI yah?
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Sparepart bukannya sulit, karena ada authorized dealer, hanya saja harganya cukup tinggi karena spare part asli Jerman dan bukan KW2 apalagi KW3.
Mengenai Audi vs BMW, ini masalah selera. Juga tergantung model.
Aku pribadi, sangat menyukai Audi, karena design mereka yang sangat elegan (contoh, Audi TT)dan kualitas mereka yang sangat konsisten. Mutu bahan interiornya pun kelas satu, bahkan menurutku masih lebih baik daripada BMW (terutama model2 barunya).
Di Jerman dan China, Audi is HUGE. Tapi di Indo, peminatnya memang sedikit. Karena karakteristik konsumen Indo yang lebih brand-minded (Mercedes, cough, Mercedes) daripada quality-minded, kontras dengan pasar Jerman/Eropa.
Tapi, sedikitnya Audi di Indo juga membuatnya jauh lebih eksklusif daripada BMW, apalagi Mercedes. Jangankan A6 baru, A6 generasi sebelumnya pun masih terlihat fresh and almost timeless. Bandingkan dengan E-class yang ada dimana2, misalnya.
Anda bertanya tentang A4 yang sudah facelift, menurutku stylingnya memang sangat menarik dan sudah mengadopsi design Audi modern (shield grille, trapezoid -and not rectangular- rearlights). Dibanding seri-3 E46 yang sangat banyak di jalanan, akan terasa jauh lebih eksklusif dan mutunya pun tidak kalah. Tapi kalau tidak salah, versi mid-life facelift ini baru muncul tahun 2004. Kalau tahun 2001 adalah tahun lahir pertama kalinya generasi A4 sekarang.
Jadwal generasi Audi A4 berbeda sekitar 2 tahun dengan BMW seri-3. Setiap generasi A4/seri-3 bertahan selama 6 tahun dengan facelift pada awal tahun ke-4.
BMW seri-3 E46 : 1999-2005, facelift pada MY 2002.
Audi A4 : 2001-2007, facelift pada MY 2004.
Dan bagaimana kalau Anda berkunjung ke dealer Audi untuk berkonsultasi lebih jauh mengenai maintenance dan spare part, agar Anda memiliki gambaran yang lebih jelas.
Mengenai Audi vs BMW, ini masalah selera. Juga tergantung model.
Aku pribadi, sangat menyukai Audi, karena design mereka yang sangat elegan (contoh, Audi TT)dan kualitas mereka yang sangat konsisten. Mutu bahan interiornya pun kelas satu, bahkan menurutku masih lebih baik daripada BMW (terutama model2 barunya).
Di Jerman dan China, Audi is HUGE. Tapi di Indo, peminatnya memang sedikit. Karena karakteristik konsumen Indo yang lebih brand-minded (Mercedes, cough, Mercedes) daripada quality-minded, kontras dengan pasar Jerman/Eropa.
Tapi, sedikitnya Audi di Indo juga membuatnya jauh lebih eksklusif daripada BMW, apalagi Mercedes. Jangankan A6 baru, A6 generasi sebelumnya pun masih terlihat fresh and almost timeless. Bandingkan dengan E-class yang ada dimana2, misalnya.
Anda bertanya tentang A4 yang sudah facelift, menurutku stylingnya memang sangat menarik dan sudah mengadopsi design Audi modern (shield grille, trapezoid -and not rectangular- rearlights). Dibanding seri-3 E46 yang sangat banyak di jalanan, akan terasa jauh lebih eksklusif dan mutunya pun tidak kalah. Tapi kalau tidak salah, versi mid-life facelift ini baru muncul tahun 2004. Kalau tahun 2001 adalah tahun lahir pertama kalinya generasi A4 sekarang.
Jadwal generasi Audi A4 berbeda sekitar 2 tahun dengan BMW seri-3. Setiap generasi A4/seri-3 bertahan selama 6 tahun dengan facelift pada awal tahun ke-4.
BMW seri-3 E46 : 1999-2005, facelift pada MY 2002.
Audi A4 : 2001-2007, facelift pada MY 2004.
Dan bagaimana kalau Anda berkunjung ke dealer Audi untuk berkonsultasi lebih jauh mengenai maintenance dan spare part, agar Anda memiliki gambaran yang lebih jelas.
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 296
- Joined: Wed Jun 29, 2005 0:12
- Location: Jakarta Utara
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4612
- Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
- Location: jauh di mata, dekat di hati
To: Mr conan
Nice opinion mr conan!
Menurut saya juga, dengan sedikitnya Audi maka lebih kelihatan eksklusif, kalodibilang merek Audi belum begitu mengena seperti halnya BMW atau Merc, karena Audi sendiri baru mulai main di Indo sejak 1997 secara resmi, beda dengan Merc dan MB yg udah ada sejak puluhan tahun lalu, di mana saat itu logo Empat Cincin masih terkenal sebagai sepeda motor DAS KLEIN WAGEN (DKW)....
Tapi, secara tampilan pun Audi kelihatan mobil mahal kok....dan kualitas buatan terutama interiornya bagus sekali, desain interiornya tidak se-sporty BMW dan seelegan Merc, tapi lebih moderat. Sedangkan buat A6 dan A8, desain eksteriornya juga elegan tetapi masih ada unsur sporty sehingga pantas disetirsendiri atau memakai driver...
Jika sasarannya sedan compact-executive yg punya tampilan sporty, A4 merupakan pilihan bagus setelah BMW 3-Series.
Nice opinion mr conan!
Menurut saya juga, dengan sedikitnya Audi maka lebih kelihatan eksklusif, kalodibilang merek Audi belum begitu mengena seperti halnya BMW atau Merc, karena Audi sendiri baru mulai main di Indo sejak 1997 secara resmi, beda dengan Merc dan MB yg udah ada sejak puluhan tahun lalu, di mana saat itu logo Empat Cincin masih terkenal sebagai sepeda motor DAS KLEIN WAGEN (DKW)....
Tapi, secara tampilan pun Audi kelihatan mobil mahal kok....dan kualitas buatan terutama interiornya bagus sekali, desain interiornya tidak se-sporty BMW dan seelegan Merc, tapi lebih moderat. Sedangkan buat A6 dan A8, desain eksteriornya juga elegan tetapi masih ada unsur sporty sehingga pantas disetirsendiri atau memakai driver...
Jika sasarannya sedan compact-executive yg punya tampilan sporty, A4 merupakan pilihan bagus setelah BMW 3-Series.
Objects In The Rear View Mirror Are Closer Than They Appear
-
- Newbie
- Posts: 10
- Joined: Wed Mar 15, 2006 14:13
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 556
- Joined: Thu Feb 16, 2006 10:31
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4612
- Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
- Location: jauh di mata, dekat di hati
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1023
- Joined: Wed Dec 01, 2004 10:17
IMO Audi is on a roll worldwide, kecuali di Indonesia tentunya karena brand image yang kurang kuat dan resale value yang masih tidak baik. Sedangkan BMW sudah memiliki brand image yang kuat. Product wise sih imo mereka setara, hanya preference saja, biasanya Audi memiliki kualitas interior yang lbh baik, sedangkan bmw memiliki handling yang lebih baik, tetapi sy yakin ini tidak akan berpengaruh di jkt di mana most of the drivers don't push their cars to the limit.
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 244
- Joined: Thu Jan 05, 2006 7:47
- Location: zoorabaya....city of heroes....
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 296
- Joined: Wed Jun 29, 2005 0:12
- Location: Jakarta Utara
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
Yup, seperti yg gw bilang. Model seri 3 face-lift emang keren juga. Tp karena pasaran jadi udah kurang menarik, kecuali ganti velg celong 20" baru eye-catching lagi.So PASTI BMW donnkk......
serie 3 mantabbss meski pasaran (gw aja ga mampu bli hikss)
serie 5 , ini jagoan gw......
serie 7 selera BOSS ajah......
klo Audi gw pingin yg TT .......mantabbsss.......
but overall BMW still have a good market than Audi
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
Di indo telat satu taon. Jadi audi taon 2000 di Eropa = Audi taon 2001 di Indo.ahbeng wrote:bos digit, itu audi taon 2000 di eropa = audi taon 2000 di indo ga?
krn setau wa taon 2000 lampu belakangnya bukan yang itu ( krn wa lagi pengen cari audi yg lampu blkgnya kayak yg bos post)
Gw juga lebih suka Audi A4 model ini :
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 244
- Joined: Thu Jan 05, 2006 7:47
- Location: zoorabaya....city of heroes....
iya di jkt udah pasaran.....DigitALL wrote:Yup, seperti yg gw bilang. Model seri 3 face-lift emang keren juga. Tp karena pasaran jadi udah kurang menarik, kecuali ganti velg celong 20" baru eye-catching lagi.So PASTI BMW donnkk......
serie 3 mantabbss meski pasaran (gw aja ga mampu bli hikss)
serie 5 , ini jagoan gw......
serie 7 selera BOSS ajah......
klo Audi gw pingin yg TT .......mantabbsss.......
but overall BMW still have a good market than Audi
klo disini masih dikit om, gahar abisss hahahahahhaa
tp yg punya serie 760i bookkk jg ada disini.....
pas itu sampingan ama mobil gw.....ehhh lgs kageet gw...yg nyetir si sopiirr.....kampreettt......gw kalah dah ma tuh sopir hiks.....
gilaaa, kok maunya yak si BOSSnya , mobil 3 M gt, sopir yg bawa.....huaaaaaaa nangis darah gw...
tp ada ga yg bawa BMW M5 disana???
fotoin donk huahahhahaha
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4612
- Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
- Location: jauh di mata, dekat di hati
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 8856
- Joined: Fri Feb 14, 2003 9:05
- Location: Jakarta - Tangerang
Pilih BMW aja. bengkelnya jelas lebih banyak dibanding Audi. soal model itu mah selera masing-masing. kalau suka yg sporty pasti demen bmw, kalau suka luxury, silahan pilih mercy, tp kalau suka teknologi or gabungan, bisa pilih audi. karena tau sendiri audi itu bagian dari vw. jadi pengembangannya bareng2 dengan produk dari grup vw lainnya, termasuk lambo.
Accurate V5 Accounting System Consultant
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4612
- Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
- Location: jauh di mata, dekat di hati
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 37
- Joined: Wed Mar 08, 2006 0:32
Pernah punya Audi S4 dulu waktu masih kuliah (2000-2002). Hehe...kapan ya pajak mobil di Indo diturunin?
Dasarnya cuman A4 yg dikasih mesin 2.7L V6 TwinTurbo, 260hp.
Kalau di banding BMW sih memang lebih value for money (waktu itu harga baru setara dengan BMW 330 yg kalah jauh tenaganya), kualitas interior lebih tinggi, design secara subjectif lebih bagus, lebih praktis di winter karena AWD, sama nggak semenyolok BMW.
Kalau buat nyetir sendiri harus diakui kalau BMW itu sebenernya masih lebih enak. Audi terlalu berat di depan dan nggak bisa merespon secepat BMW. Lagipula, Audi lebih mengejar sisi luxury dari pada sport seperti Mercy. Terus terang aja, waktu balik ke Indo dan nyetir New City, gua kaget banget krn steering City jauh lebih tajam daripada S4 yg ngaku2 saingannya BMW M3.
Audi juga cenderung lebih fokus ke teknologi dari pada BMW. 5 valve/cylinder, electronic throttle, Torsen AWD, suspensi alumunium, etc. Jadi biarpun lebih bagus kualitasnya dari BMW, belum tentu nggak serewel BMW karena kecanggihan. Sering mampir di dealer krn problem kecil2 yg nggak2. Wiring lampu putus, rem bergetar krn overheat, differesial AWD mulai berisik, turbo bocor, sensor emisi exhaust manifold gagal, thermostart AC digital gagal, bearing roda pecah, jok elektrik rusak, tiptronic nggak mau pindah gigi di mode manual, dsb.
Kalau buat di Indo, rekomendasi sih tetap BMW. Resale lebih kuat, spare part terjamin, kalau buat nyetir sendiri lebih enak. Kecuali bisa dapat Audi second yg harganya miring, kayaknya susah cari alasan rasional buat beli Audi di Indonesia. Paling lebih jarang di jalanan aja. Denger2 Audi Indonesia kasih garansi buyback mobil si pemilik. Setidaknya nggak usah bingung ntar mau dijual ke mana. Bukan berarti Audi nggak bagus. Brandnya sekelas Mercy & BMW. Apalagi masih rata2 CBU Jerman.
Kalau mau beli A4, ambil yg 2.0L Turbo, nggak jauh dari yg 2.0L biasa harganya. Power beda banyak. Audi adlh salah satu pelopor turbo dng Audi Quattro th 1980an. Jadi turbonya OK banget. Halus, nggak ada turbo lag. Torsi puncak dari 1800rpm-3500rpm. Nggak nyentak kayak Subaru WRX atau Mitsu Evo yg turbonya baru main di atas 3000rpm.
Dasarnya cuman A4 yg dikasih mesin 2.7L V6 TwinTurbo, 260hp.
Kalau di banding BMW sih memang lebih value for money (waktu itu harga baru setara dengan BMW 330 yg kalah jauh tenaganya), kualitas interior lebih tinggi, design secara subjectif lebih bagus, lebih praktis di winter karena AWD, sama nggak semenyolok BMW.
Kalau buat nyetir sendiri harus diakui kalau BMW itu sebenernya masih lebih enak. Audi terlalu berat di depan dan nggak bisa merespon secepat BMW. Lagipula, Audi lebih mengejar sisi luxury dari pada sport seperti Mercy. Terus terang aja, waktu balik ke Indo dan nyetir New City, gua kaget banget krn steering City jauh lebih tajam daripada S4 yg ngaku2 saingannya BMW M3.
Audi juga cenderung lebih fokus ke teknologi dari pada BMW. 5 valve/cylinder, electronic throttle, Torsen AWD, suspensi alumunium, etc. Jadi biarpun lebih bagus kualitasnya dari BMW, belum tentu nggak serewel BMW karena kecanggihan. Sering mampir di dealer krn problem kecil2 yg nggak2. Wiring lampu putus, rem bergetar krn overheat, differesial AWD mulai berisik, turbo bocor, sensor emisi exhaust manifold gagal, thermostart AC digital gagal, bearing roda pecah, jok elektrik rusak, tiptronic nggak mau pindah gigi di mode manual, dsb.
Kalau buat di Indo, rekomendasi sih tetap BMW. Resale lebih kuat, spare part terjamin, kalau buat nyetir sendiri lebih enak. Kecuali bisa dapat Audi second yg harganya miring, kayaknya susah cari alasan rasional buat beli Audi di Indonesia. Paling lebih jarang di jalanan aja. Denger2 Audi Indonesia kasih garansi buyback mobil si pemilik. Setidaknya nggak usah bingung ntar mau dijual ke mana. Bukan berarti Audi nggak bagus. Brandnya sekelas Mercy & BMW. Apalagi masih rata2 CBU Jerman.
Kalau mau beli A4, ambil yg 2.0L Turbo, nggak jauh dari yg 2.0L biasa harganya. Power beda banyak. Audi adlh salah satu pelopor turbo dng Audi Quattro th 1980an. Jadi turbonya OK banget. Halus, nggak ada turbo lag. Torsi puncak dari 1800rpm-3500rpm. Nggak nyentak kayak Subaru WRX atau Mitsu Evo yg turbonya baru main di atas 3000rpm.
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
Last edited by s4 on Wed Apr 19, 2006 2:19, edited 4 times in total.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2980
- Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
- Location: Kingdom of Heaven
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
Oh S4 pernah pake Audi S4 ya ? Gile ... kalo skrg pake City kayanya dari segi performa down grade sekali ya.s4 wrote:Pernah punya Audi S4 dulu waktu masih kuliah (2000-2002). Hehe...kapan ya pajak mobil di Indo diturunin?
Dasarnya cuman A4 yg dikasih mesin 2.7L V6 TwinTurbo, 260hp.
Kalau di banding BMW sih memang lebih value for money (waktu itu harga baru setara dengan BMW 330 yg kalah jauh tenaganya), kualitas interior lebih tinggi, design secara subjectif lebih bagus, lebih praktis di winter karena AWD, sama nggak semenyolok BMW.
Kalau buat nyetir sendiri harus diakui kalau BMW itu sebenernya masih lebih enak. Audi terlalu berat di depan dan nggak bisa merespon secepat BMW. Lagipula, Audi lebih mengejar sisi luxury dari pada sport seperti Mercy. Terus terang aja, waktu balik ke Indo dan nyetir New City, gua kaget banget krn steering City jauh lebih tajam daripada S4 yg ngaku2 saingannya BMW M3.
Audi juga cenderung lebih fokus ke teknologi dari pada BMW. 5 valve/cylinder, electronic throttle, Torsen AWD, suspensi alumunium, etc. Jadi biarpun lebih bagus kualitasnya dari BMW, belum tentu nggak serewel BMW karena kecanggihan. Sering mampir di dealer krn problem kecil2 yg nggak2. Wiring lampu putus, rem bergetar krn overheat, differesial AWD mulai berisik, turbo bocor, sensor emisi exhaust manifold gagal, thermostart AC digital gagal, bearing roda pecah, jok elektrik rusak, tiptronic nggak mau pindah gigi di mode manual, dsb.
Kalau buat di Indo, rekomendasi sih tetap BMW. Resale lebih kuat, spare part terjamin, kalau buat nyetir sendiri lebih enak. Kecuali bisa dapat Audi second yg harganya miring, kayaknya susah cari alasan rasional buat beli Audi di Indonesia. Paling lebih jarang di jalanan aja. Denger2 Audi Indonesia kasih garansi buyback mobil si pemilik. Setidaknya nggak usah bingung ntar mau dijual ke mana. Bukan berarti Audi nggak bagus. Brandnya sekelas Mercy & BMW. Apalagi masih rata2 CBU Jerman.
Kalau mau beli A4, ambil yg 2.0L Turbo, nggak jauh dari yg 2.0L biasa harganya. Power beda banyak. Audi adlh salah satu pelopor turbo dng Audi Quattro th 1980an. Jadi turbonya OK banget. Halus, nggak ada turbo lag. Torsi puncak dari 1800rpm-3500rpm. Nggak nyentak kayak Subaru WRX atau Mitsu Evo yg turbonya baru main di atas 3000rpm.

-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 37
- Joined: Wed Mar 08, 2006 0:32
Honda City Vs. Audi S4:
S4 itu paling enaknya kalau dibawa di tol. Torsinya berlimpah ruah. Tenaganya nggak habis2. Dng perseneling di gigi lima, narik dari 80 mil ke 120 mil rasanya se-brutal akselerasi di lampu hijau. Se akan2 angin di kecepatan tinggi nggak menghambat akselerasi sama sekali. Di gigi 2 masih bisa wheelspin, biarpun AWD. Empat-empat rodanya (225/45/R19) masih bisa di burnout biar di gigi 2. Tapi, nyetir pelan2 di macet juga nggak masalah. Halus2 aja.
City buat di dlm kota ok banget. Malah mungkin lebih enak daripada S4. Lebih kecil, lebih ringan 500 kg, lebih enak buat nyelip2 di lalu lintas kota. Dan yg paling penting, nggak sayang banget kalau kena cacat gara2 nyalip2 saat macet. Kalo nyetir sendiri mobil mewah saat jam kerja sih nggak bakal nikmat, cuman deg-degan terus aja. Ntar dibaret motor, disengol angkot, d samber bus, spion mahal2 ditimpe, etc.
Saran saya buat Bung lavinie dan semua teman2 SM lain yg kuat beli mobil di atas 500 juta, jangan cari mobil sport. Atau setidaknya, kalau punya mobil sport, musti punya angkutan lain. Toh juga akhirnya bawa sendiri nggak akan nikmat, kecuali saat2 jalanan sepi. Kalau pakai supir, ya dialah yg kenenakan. Kita penumpang dapet kursi belakang yg kecil dan bantingan yg keras.
Saran saya:
Kalau punya 1 mobil doang: daripada ambil BMW seri 3 atau Audi A4, mending ambil Mercy kelas C, atau Toyota Harrier aja. Lebih kuat resalenya, enak di setir sendiri, dan kalo disupirin enak juga.
Kalau punya lebih dari 1 mobil: ambil mobil praktis, mau Innova, CR-V, Camry, Alphard, dsb. Terus beli mobil sport yg bener2 sport kayak RX-8, EVO, atau 350Z. Baru puas.
Reliabilitas:
Waktu dibeli S4 masih baru keluar satu tahun, jadi mungkin nggak sematang/se-reliable produksi tahun2 selanjutnya. Tapi menurut JD Powers memang Audi dan VW rating reliability nya agak rendah. Sebenarnya sih bukan masalah qualitas ya. Fit and finishnya lebih rapi dari pada Mercy dan BMW. Plastik2nya nggak keliatan murah, enak di sentuh, pemasangan rapi sekali. Mesin halus banget, biarpun setelah dipakai 80,000 mil lebih dan di chip ke 300hp (turbo boost dinaikin 4 psi). Kalau Bung Digitall sempat pergi ke dealer mobil yg jual Audi, BMW, dan Mercy tiga2nya, boleh banding head to head. Pasti jelas A4 tampak lebih rapi dan berkualitas dari seri 3 atau kelas C.
Tapi, ya itu menurut saya, msalahnya adalah Audi kelewat canggih, bukan berkualitas buruk. Motonya "Vorschprung dursch teknik", keunggulan dari teknologi. Banyak pakai teknologi2 futuristik yg belum terlalu dewasa, sehingga timbul segala macam penyakit. Lampu rusak gara2 mobil balast xenon overload. Sensor exhaust rusak karena tiap cylinder punya satu, di mana mobil2 lain cuman punya satu di manifold. Tiptronic gagal karena software problem, bukan mekanikal. Kalau mobil mendeteksi masalah2 besar tsb, mobil otomatis masuk mode pincang. Turbo boost turun jauh, power turun jauh, rpm dibatas di 4000. Harus segera di bawa ke dealer. Ya untunglah di cover warranty.
Tapi setelah problem2 tsb diperbaiki, nggak terlalu masalah lagi. Malahan setelah tembus 3 tahun dan 70,000 mil, penyakitnya makin berkurang..
S4 itu paling enaknya kalau dibawa di tol. Torsinya berlimpah ruah. Tenaganya nggak habis2. Dng perseneling di gigi lima, narik dari 80 mil ke 120 mil rasanya se-brutal akselerasi di lampu hijau. Se akan2 angin di kecepatan tinggi nggak menghambat akselerasi sama sekali. Di gigi 2 masih bisa wheelspin, biarpun AWD. Empat-empat rodanya (225/45/R19) masih bisa di burnout biar di gigi 2. Tapi, nyetir pelan2 di macet juga nggak masalah. Halus2 aja.
City buat di dlm kota ok banget. Malah mungkin lebih enak daripada S4. Lebih kecil, lebih ringan 500 kg, lebih enak buat nyelip2 di lalu lintas kota. Dan yg paling penting, nggak sayang banget kalau kena cacat gara2 nyalip2 saat macet. Kalo nyetir sendiri mobil mewah saat jam kerja sih nggak bakal nikmat, cuman deg-degan terus aja. Ntar dibaret motor, disengol angkot, d samber bus, spion mahal2 ditimpe, etc.
Saran saya buat Bung lavinie dan semua teman2 SM lain yg kuat beli mobil di atas 500 juta, jangan cari mobil sport. Atau setidaknya, kalau punya mobil sport, musti punya angkutan lain. Toh juga akhirnya bawa sendiri nggak akan nikmat, kecuali saat2 jalanan sepi. Kalau pakai supir, ya dialah yg kenenakan. Kita penumpang dapet kursi belakang yg kecil dan bantingan yg keras.
Saran saya:
Kalau punya 1 mobil doang: daripada ambil BMW seri 3 atau Audi A4, mending ambil Mercy kelas C, atau Toyota Harrier aja. Lebih kuat resalenya, enak di setir sendiri, dan kalo disupirin enak juga.
Kalau punya lebih dari 1 mobil: ambil mobil praktis, mau Innova, CR-V, Camry, Alphard, dsb. Terus beli mobil sport yg bener2 sport kayak RX-8, EVO, atau 350Z. Baru puas.
Reliabilitas:
Waktu dibeli S4 masih baru keluar satu tahun, jadi mungkin nggak sematang/se-reliable produksi tahun2 selanjutnya. Tapi menurut JD Powers memang Audi dan VW rating reliability nya agak rendah. Sebenarnya sih bukan masalah qualitas ya. Fit and finishnya lebih rapi dari pada Mercy dan BMW. Plastik2nya nggak keliatan murah, enak di sentuh, pemasangan rapi sekali. Mesin halus banget, biarpun setelah dipakai 80,000 mil lebih dan di chip ke 300hp (turbo boost dinaikin 4 psi). Kalau Bung Digitall sempat pergi ke dealer mobil yg jual Audi, BMW, dan Mercy tiga2nya, boleh banding head to head. Pasti jelas A4 tampak lebih rapi dan berkualitas dari seri 3 atau kelas C.
Tapi, ya itu menurut saya, msalahnya adalah Audi kelewat canggih, bukan berkualitas buruk. Motonya "Vorschprung dursch teknik", keunggulan dari teknologi. Banyak pakai teknologi2 futuristik yg belum terlalu dewasa, sehingga timbul segala macam penyakit. Lampu rusak gara2 mobil balast xenon overload. Sensor exhaust rusak karena tiap cylinder punya satu, di mana mobil2 lain cuman punya satu di manifold. Tiptronic gagal karena software problem, bukan mekanikal. Kalau mobil mendeteksi masalah2 besar tsb, mobil otomatis masuk mode pincang. Turbo boost turun jauh, power turun jauh, rpm dibatas di 4000. Harus segera di bawa ke dealer. Ya untunglah di cover warranty.
Tapi setelah problem2 tsb diperbaiki, nggak terlalu masalah lagi. Malahan setelah tembus 3 tahun dan 70,000 mil, penyakitnya makin berkurang..
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
Kalo loe punya S4 nya di Indo gw bener2 mau coba hehehe ! Kayanya asik juga kalo bawa di tol ! Wuz wuz wuz ... Oya mau nanya, kalo Turbonya S4 ada suara Ccccsssssttttt ngga saat kita shift gear atau saat RPM atas ?S4 itu paling enaknya kalau dibawa di tol. Torsinya berlimpah ruah. Tenaganya nggak habis2. Dng perseneling di gigi lima, narik dari 80 mil ke 120 mil rasanya se-brutal akselerasi di lampu hijau. Se akan2 angin di kecepatan tinggi nggak menghambat akselerasi sama sekali. Di gigi 2 masih bisa wheelspin, biarpun AWD. Empat-empat rodanya (225/45/R19) masih bisa di burnout biar di gigi 2. Tapi, nyetir pelan2 di macet juga nggak masalah. Halus2 aja.