Apakah mungkin bisa me-review kendaraan secara benar-benar objektif?

[yakuza99]

Halo pak bos admin, mod solder, mod helem, mod getar, mod klep, mod kucing beserta antek anteknya, mod robot, mod iming, mod turbo dan mod-mod lainya, piyik2 SM, mafia medan, mafia bogor, silent reader dan member SM lainnya.


sekarang ini dengan semakin banyaknya kesempatan test drive kendaraan yg ditawarkan oleh produsen mobil dan semakin berkembangnya media internet seperti blog, youtube dll banyak memunculkan reviewer2 kendaraan di dunia maya yang menimbulkan pertanyaan dibenak nubie;

menurut rekan-rekan sekalian, mungkinkah seseorang katakanlah reviewer bisa me-review sebuah kendaraan secara benar-benar objektif?

[pendoli]

kecuali cuma mereview pakai data kuantitatif: ngga bisa
pasti masih ada komponen kualitatifnya: feel, fun to drive, value for money, pengalaman after sales, dll

[3mul]

Bisa aja. Umumnya reviewer independen yg tidak dekat dgn APM bisa kasih review yg berimbang, plus n minus sebuah produk dibuka dgn gamblang. Kebanyakan dari mereka ga ikut media / group test tapi test kendaraan milik pribadi / perorangan. Beda dg media yg punya relasi dg APM, mereka diberi privilege berupa pinjaman kendaraan oleh APM. Tapi review nya mostly cuma yg positif2 doang, yg minus jarang disebutin.

[madcat015]

Betul om 3mul... Obyektivitas dalam mereview kendaraan dapat dilakukan. Tetapi, sekali lagi, diluar pengaruh ATPM, reviewer sendiri punya subyektivitas sendiri. Misal pengalaman dan kesenangan sendiri. Seperti contoh, ane yg suka MPV dan sedan tentu akan mereview dua jenis itu dalam porsi yg lebih banyak dan mungkin lebih baik daripada SUV... Juga pengalaman yang akan membuat butt-o-meter dan driving exp akan condong ke subyektivitas reviewer sendiri...

Sent from my A0001 using Seraya Motor mobile app

[apoge]

klo review teknikal bisa karna di support dengan data, tapi klo rasa nyaman/ tidak nyaman, irit/tidak irit, lemot/ kencenng gak akan bisa karna tolak ukur setiap orang berbeda.

[dimassn25]

Saya kalo di youtube paling seneng review dari otodriver. Bahasa yang digunakan enak, dan tetep banyak kritiknya padahal mobil pinjeman apm.

Dan emang menurut Fitra Eri, beberapa apm malah ngajak team dari otodriver buat diskusi tentang kelemahan mobil setelah di review buat di jadikan perbaikan pada facelift merk mobil tsb.

[ChZ]

Well namanya petrolheads pasti kita punya kecenderungan untuk suka (bahasa lainnya : fanboy) suatu merek atau model mobil...

Justru aneh kalo petrolhead ga punya mobil favorit, identitas petrolhead nya dipertanyakan.

Sulitnya kita sbg reviewer dituntut untuk bisa objective dalam memberikan penilaian... Se benci bencinya kita sama mobil A, kalo ada kelebihannya ya harus kita akui. Se suka sukanya sama mobil B, kalo ada kekurangan juga harus diakui. Repot

Sulit loh, melawan hati nurani sendiri soalnya wkwkwkkww. Kayak seorang guru mau kasih nilai ke muridnya, suka gak suka kalo memang muridnya pinter ya harus dikasi 100. Ane sering melawan hati nurani sendiri mau bilang mobil jelek karena pelan.... Tapi fiturnya banyak. Padahal ane gak peduli seberapa banyak fiturnya. Kalo gak bisa lari ya ampas. Tapi kalo ane bilang gitu, itu subjective sekali. Repot ya wkwkwkkw.

Mungkin ga 100% objective... Rasanya enggak... Wkwkwkw... Pasti ada unsur unsur subjective. Kesimpulan akhir yang diberikan tiap reviewer berbeda - beda. Bisa jadi karena faktor suka/tidak suka, faktor kebutuhan, faktor istri , dst.




Sent from my 2014817 using Seraya Motor mobile app

[sintoni]

Menurut ane mustahil mungkin ya.

Secara kita manusia, bukan robot begitu. Pasti ada perasaan yang bisa ngacauin pikiran.

Misal suka merek ini, pasti lebih antusias pas nyoba mobil baru dari merk tsb. Kalo pas ngereview dapet kesan positif, pasti dapet nilai atau impresi lebih bagus dari merk mobil lain walaupun punya spec atau kemampuan yang sama.

[ChZ]

Saya kalo di youtube paling seneng review dari otodriver. Bahasa yang digunakan enak, dan tetep banyak kritiknya padahal mobil pinjeman apm.

Dan emang menurut Fitra Eri, beberapa apm malah ngajak team dari otodriver buat diskusi tentang kelemahan mobil setelah di review buat di jadikan perbaikan pada facelift merk mobil tsb.

Yep... Mereka pakai bahasa formal, mudah dipahami, dan langsung to the point.

Kita hidup di budaya timur yang masih mengutamakan kesopanan... Jadi jangan berharap ada review ala topgear lawas yang bashing sana sini gak dicekal. Namanya juga budaya barat, lebih bebas. Di Indo review begitu siap siap dicekal. Wkwkwkwkw.

Dan menurut ane oom Fitra salah satu yang menjunjung tinggi hal tersebut. Review nya gak banyak sarkas, kritikan disampaikan dengan halus. Gak heran APM gak males minjemin unit.



Sent from my 2014817 using Seraya Motor mobile app

[Michaelktp]

Kalau tidak ada kepentingan yang mau ikutan nongkrong dibelakang, pasti jelas bisa. Apalagi jika review yang memang jelek dan benci brand itu, jelas akan keluar semua seperti peluru dari AK47. Nah kalau review jelek tapi tetap ngotot dibilang bagus walaupun banyak reviewer lain yang menilai negatif. Nah mestinya inilha yang dinamakan memang fanboy sejati. Perfect 100%

[tupaitampan]

mereview kendaraan itu menurut saya soal rasa. ada faktor subjektifnya, tidak bisa 100% objektif.

kalau hal-hal yg bisa dinilai secara angka misal seperti akselerasi dan sejenisnya bisa, tapi harus pakai device bukan sekedar rasanya. atau dashboard yang mana yang pakai softpad dan yang mana yg pakai hard plastic jelas bedanya.

tapi hal hal seperti handling, kenyamanan dan sebagainya menurut saya itu rana subjektif. orang yang sehari-hari bawa cayenne gts atau porsche 911 misalkan akan mengatakan handling civic itu biasa saja, tapi orang yg biasa bawa kijang misalkan akan bilang handling civic itu bagus.

orang yang biasa naik taft gt akan mengatakan kenyaman innova bagus, sedangkan yg biasa naik e-class akan mengatakan innova itu gak ada nyaman nyamannya blas.

review itu hasilnya akan dipengaruhi oleh: preferensi, pengalaman, ekspetasi, dan orientasi apakah driver oriented atau comfort oriented. orang yg driver oriented pasti akan menyenangi mazda 6 dan gak suka camry, begitupun sebaliknya bagi yg comfort oriented suka camry dan gak suka mazda 6. dan 1 lagi faktornya, situasi dan kondisi ketika mengemudi baik kondisi si reviewer, kondisi kendaraan, lalu lintas, area test drive dsbnya.

bisa saja kendaraan tersebut sebenarnya bagus akselerasinya tp karena salah isi bbm harusnya ron 92 dikasih ron 88 ya underpower, atau unitnya yg kurang sehat misalkan, itu juga mempengaruhi.


begitulah pendapat saya.


saya hanya jadikan review itu sebagai bahan tambahan saja, tidak saya jadikan patokan karena bisa jadi hasil review dg yang kita rasakan setelah test drive sendiri berbeda.

[dimassn25]

Yep... Mereka pakai bahasa formal, mudah dipahami, dan langsung to the point.

Kita hidup di budaya timur yang masih mengutamakan kesopanan... Jadi jangan berharap ada review ala topgear lawas yang bashing sana sini gak dicekal. Namanya juga budaya barat, lebih bebas. Di Indo review begitu siap siap dicekal. Wkwkwkwkw.

Dan menurut ane oom Fitra salah satu yang menjunjung tinggi hal tersebut. Review nya gak banyak sarkas, kritikan disampaikan dengan halus. Gak heran APM gak males minjemin unit.



Sent from my 2014817 using Seraya Motor mobile app

Yang saya suka itu otodriver tetep ngekritik walau ga sepedes autonetmagz bahkan motomobi. Tapi juga ga terlalu baik kayak autobild.

Jadi inget momen trybowo (reviewer autobild) pas nyobain unforty vrz dia masukin ke pwr mode terus tekan paddle shift buat downshift buat ngerasain jambakan vrz tapi dia muka kecewa tapi tetep ngomong kalo vrz jambakannya kerasa hahahahaha.

Tapi emang kalo ga gitu bingung juga kali autobild ngasih makan segitu banyak karyawannya hahaha

[niubi]

gak mungkin bisa 100% objective, karena mobil ada faktor kenyamanan, fun to drive, dll yang berhubungan dengan subjectivity reviewer,seperti yang oom oom sebelumnya bilang

[dnehemia]

mereview kendaraan itu menurut saya soal rasa. ada faktor subjektifnya, tidak bisa 100% objektif.

kalau hal-hal yg bisa dinilai secara angka misal seperti akselerasi dan sejenisnya bisa, tapi harus pakai device bukan sekedar rasanya. atau dashboard yang mana yang pakai softpad dan yang mana yg pakai hard plastic jelas bedanya.

tapi hal hal seperti handling, kenyamanan dan sebagainya menurut saya itu rana subjektif. orang yang sehari-hari bawa cayenne gts atau porsche 911 misalkan akan mengatakan handling civic itu biasa saja, tapi orang yg biasa bawa kijang misalkan akan bilang handling civic itu bagus.

orang yang biasa naik taft gt akan mengatakan kenyaman innova bagus, sedangkan yg biasa naik e-class akan mengatakan innova itu gak ada nyaman nyamannya blas.

review itu hasilnya akan dipengaruhi oleh: preferensi, pengalaman, ekspetasi, dan orientasi apakah driver oriented atau comfort oriented. orang yg driver oriented pasti akan menyenangi mazda 6 dan gak suka camry, begitupun sebaliknya bagi yg comfort oriented suka camry dan gak suka mazda 6. dan 1 lagi faktornya, situasi dan kondisi ketika mengemudi baik kondisi si reviewer, kondisi kendaraan, lalu lintas, area test drive dsbnya.

bisa saja kendaraan tersebut sebenarnya bagus akselerasinya tp karena salah isi bbm harusnya ron 92 dikasih ron 88 ya underpower, atau unitnya yg kurang sehat misalkan, itu juga mempengaruhi.


begitulah pendapat saya.


saya hanya jadikan review itu sebagai bahan tambahan saja, tidak saya jadikan patokan karena bisa jadi hasil review dg yang kita rasakan setelah test drive sendiri berbeda.

Saya setuju dgn pendapat Om tupaitampan...

Menurut saya lebih baik kalo ada review dikasih bobot misal 1-100 utk segi comfort, handling, fuel cons, etc... jadi utk reviewer tersebut ada history nya dari mobil2 yg pernah di test dpt score berapa aja sih...

Saran ane sih gitu..

[mesaja]

Saya kalo di youtube paling seneng review dari otodriver. Bahasa yang digunakan enak, dan tetep banyak kritiknya padahal mobil pinjeman apm.

Dan emang menurut Fitra Eri, beberapa apm malah ngajak team dari otodriver buat diskusi tentang kelemahan mobil setelah di review buat di jadikan perbaikan pada facelift merk mobil tsb.

Yep... Mereka pakai bahasa formal, mudah dipahami, dan langsung to the point.

Kita hidup di budaya timur yang masih mengutamakan kesopanan... Jadi jangan berharap ada review ala topgear lawas yang bashing sana sini gak dicekal. Namanya juga budaya barat, lebih bebas. Di Indo review begitu siap siap dicekal. Wkwkwkwkw.

Dan menurut ane oom Fitra salah satu yang menjunjung tinggi hal tersebut. Review nya gak banyak sarkas, kritikan disampaikan dengan halus. Gak heran APM gak males minjemin unit.



Sent from my 2014817 using Seraya Motor mobile app

klo saya suka autonetmagz, reviewnya apa adanya, jelek ya jelek daripada otodriver yg takut bahasa dengan atpm, contohnya ngomong radius putar gede aja, dibuat ribet bahasanya dibandingkan dengan jaguar lah, pake bahasa 'agak kurang sedikit lagi, yg harusnya bisa lebih' lah.

ini mengesankan bahwa fitra takut dengan atpm

Sent from my HM 1S using Seraya Motor mobile app

[ChZ]

Yang saya suka itu otodriver tetep ngekritik walau ga sepedes autonetmagz bahkan motomobi. Tapi juga ga terlalu baik kayak autobild.

Jadi inget momen trybowo (reviewer autobild) pas nyobain unforty vrz dia masukin ke pwr mode terus tekan paddle shift buat downshift buat ngerasain jambakan vrz tapi dia muka kecewa tapi tetep ngomong kalo vrz jambakannya kerasa hahahahaha.

Tapi emang kalo ga gitu bingung juga kali autobild ngasih makan segitu banyak karyawannya hahaha

klo saya suka autonetmagz, reviewnya apa adanya, jelek ya jelek daripada otodriver yg takut bahasa dengan atpm, contohnya ngomong radius putar gede aja, dibuat ribet bahasanya dibandingkan dengan jaguar lah, pake bahasa 'agak kurang sedikit lagi, yg harusnya bisa lebih' lah.

ini mengesankan bahwa fitra takut dengan atpm

Sent from my HM 1S using Seraya Motor mobile app

AM atau OD... rasanya dibuat untuk segmen berbeda ya... AM itu lebih ke buat anak muda... sedangkan OD itu lebih ke konsumen yang lebih dewasa. Krn pemilihan kata yang digunakan oleh AM kebanyakan sulit dipahami oleh orang tua, terlalu banyak sarcasm juga.

Well kl ane lebih vote review yang seperti OD.. lebih sopan aja... Sekali lagi krn kita hidup di budaya timur. Jangan minta review ala top gear UK yang main bilang dikit dikit rubbish / sampah... Itu urusan mereka, elu di Indonesia ngomong begitu bisa dicekal bro... Ahok gaya ngomongnya ceplas ceplos aja banyak yang ribut kan ? belom lagi faktor UU ITE di negara kita itu sangat banyak celahnya dan bisa disalahgunakan untuk membungkam freedom of speech... Kita sekadar ngomong di SM aja bisa kena UU ITE... Makanya ane sekarang hati - hati kalo ngomong atau review di SM...

Dan klw menghina mobil sampe parah banget... gua rasa itu berisiko sama media nya juga sih, bisa - bisa APM gak mau minjemin unit buat dites. Sedangkan kembali ke tujuan utama media itu dibuat adalah sebagai "consumer guidance" ... Inget gak semua APM bisa bersikap dewasa menanggapi kritikan...

Kalo Top Gear UK itu kata-kata Jeremy Clarkson udah kayak "word of God"... apa yang dia bilang itu jadi semacam kitab suci buat para penggemar mobil dan APM mobil. kalo JC bilang jelek, ya mobil itu pasti jelek, semua orang akan mandang jelek, reputasi brand nya otomatis jadi jelek, kenapa? Because he's JC...

[michaelgiri93]

AM atau OD... rasanya dibuat untuk segmen berbeda ya... AM itu lebih ke buat anak muda... sedangkan OD itu lebih ke konsumen yang lebih dewasa. Krn pemilihan kata yang digunakan oleh AM kebanyakan sulit dipahami oleh orang tua, terlalu banyak sarcasm juga.

Well kl ane lebih vote review yang seperti OD.. lebih sopan aja... Sekali lagi krn kita hidup di budaya timur. Jangan minta review ala top gear UK yang main bilang dikit dikit rubbish / sampah... Itu urusan mereka, elu di Indonesia ngomong begitu bisa dicekal bro... Ahok gaya ngomongnya ceplas ceplos aja banyak yang ribut kan ? belom lagi faktor UU ITE di negara kita itu sangat banyak celahnya dan bisa disalahgunakan untuk membungkam freedom of speech... Kita sekadar ngomong di SM aja bisa kena UU ITE... Makanya ane sekarang hati - hati kalo ngomong atau review di SM...

Dan klw menghina mobil sampe parah banget... gua rasa itu berisiko sama media nya juga sih, bisa - bisa APM gak mau minjemin unit buat dites. Sedangkan kembali ke tujuan utama media itu dibuat adalah sebagai "consumer guidance" ... Inget gak semua APM bisa bersikap dewasa menanggapi kritikan...

Kalo Top Gear UK itu kata-kata Jeremy Clarkson udah kayak "word of God"... apa yang dia bilang itu jadi semacam kitab suci buat para penggemar mobil dan APM mobil. kalo JC bilang jelek, ya mobil itu pasti jelek, semua orang akan mandang jelek, reputasi brand nya otomatis jadi jelek, kenapa? Because he's JC...

setuju om
meskipun saya baru kerasa akhir2 ini, kita kalo ngomong harus hati2
salah salah ngomong bisa panjang urusannya
apalagi soal trio top gear (Clarkson, Hammond, May), kalo ngomongnya kaya gitu di Indo bisa di somasi ntr

[dimassn25]

klo saya suka autonetmagz, reviewnya apa adanya, jelek ya jelek daripada otodriver yg takut bahasa dengan atpm, contohnya ngomong radius putar gede aja, dibuat ribet bahasanya dibandingkan dengan jaguar lah, pake bahasa 'agak kurang sedikit lagi, yg harusnya bisa lebih' lah.

ini mengesankan bahwa fitra takut dengan atpm

Sent from my HM 1S using Seraya Motor mobile app

AM dan OD beda segmen kayaknya. Dan yang sienta turning radius dia juga ngomong kan kalo yang punya yaris juga pasti tau. Dan lebih bagus turning radiusnya jaguar f pace. Jadi pada intinya sama mobil gede aja kalah turning radiusnya.

Menurut saya opini fitra eri, ridwan h, dan om mobi mirip cuma gaya bawainnya beda beda. Dan coba liat di channel bayu skak, mereka bertiga ngumpul di dirumah om mobi dan ngomongin otomotif kayak khasnya petrol head pada umumnya.

Fitra eri menurut saya bahasanya lebih dewasa. Jadi emang cocok di hampir semua umur.

[haristk7]

Saya kalo di youtube paling seneng review dari otodriver. Bahasa yang digunakan enak, dan tetep banyak kritiknya padahal mobil pinjeman apm.

Dan emang menurut Fitra Eri, beberapa apm malah ngajak team dari otodriver buat diskusi tentang kelemahan mobil setelah di review buat di jadikan perbaikan pada facelift merk mobil tsb.

Yep... Mereka pakai bahasa formal, mudah dipahami, dan langsung to the point.

Kita hidup di budaya timur yang masih mengutamakan kesopanan... Jadi jangan berharap ada review ala topgear lawas yang bashing sana sini gak dicekal. Namanya juga budaya barat, lebih bebas. Di Indo review begitu siap siap dicekal. Wkwkwkwkw.

Dan menurut ane oom Fitra salah satu yang menjunjung tinggi hal tersebut. Review nya gak banyak sarkas, kritikan disampaikan dengan halus. Gak heran APM gak males minjemin unit.



Sent from my 2014817 using Seraya Motor mobile app

klo saya suka autonetmagz, reviewnya apa adanya, jelek ya jelek daripada otodriver yg takut bahasa dengan atpm, contohnya ngomong radius putar gede aja, dibuat ribet bahasanya dibandingkan dengan jaguar lah, pake bahasa 'agak kurang sedikit lagi, yg harusnya bisa lebih' lah.

ini mengesankan bahwa fitra takut dengan atpm

Sent from my HM 1S using Seraya Motor mobile app

ooh ya ? kok pas saya liat dibelakang layar kebalik ya om ? hehehe

[ChZ]

setuju om
meskipun saya baru kerasa akhir2 ini, kita kalo ngomong harus hati2
salah salah ngomong bisa panjang urusannya
apalagi soal trio top gear (Clarkson, Hammond, May), kalo ngomongnya kaya gitu di Indo bisa di somasi ntr

Well memang kita dalam me-review harus jujur, tapi gak perlulah sampe menyakitkan. Udah dikasih pinjem barang malah dijelek-jelekin disampah-sampahin.

Logikanya, gue sebagai ATPM pun kalo dijelekin sampe disampah - sampahin ya sorry gak mau gue pinjemin. Bikin citra produk gue jelek di mata masyarakat aja. Sebagai reviewer harus mikir dari sisi ATPM nya juga. Jangan heran kalo di review - reviewnya oom Fitra mengkritik pasti pake bahasa yang "diperhalus"... Dan conclusion akhir pasti bukan "jangan beli mobil ini" tapi "untuk anda yang blablabla mobil ini cocok untuk anda, tapi untuk anda yang blablabla mobil sebelah lebih cocok"...

Sisanya kalo mau sampah-sampahin ya tinggal ngobrol santai aja di warung kopi gak perlu diomongin di video kalo gak suka mobil itu...

Bedakan menghujat dengan mengkritik... orang sering salah kaprah antara keduanya... Dan perbedaan keduanya sangat-sangat tipis...

kita terlalu sering berkiblat ke TGUK tanpa lihat situasi dan kondisi... bilang review yang bagus ya yang gamblang kayak TGUK... main hujat sana sini... itupun saya yakin tetep ada batasnya kalo sampe JC/Hammond/May ngatain sesuatu yang gak pantes ya pasti tetep kena lawsuit...

[martinnn]

pasti tidak bisa...kebutuhan dan persepsi org beda2

[Rundeer]

Secara objektif kalo soal penampilan mobil mungkin bisa. Tapi kalo soal mekanikal dan jeroannya setiap padangan org ttg mobil yg fun to drive dan nyaman itu berbeda-beda. Org yg biasa naek mercy s class trus disuruh naek fortuner pasti bakal bilang gak enak. Kalo org yg biasa naek carry trus naek fortuner pasti bakal bilang kenikmatan dunia

[mr_mytplx]

Ane menyumbang reviewer favorit ane aja.







dan tentu saja

[armann]

Yep... Mereka pakai bahasa formal, mudah dipahami, dan langsung to the point.

Kita hidup di budaya timur yang masih mengutamakan kesopanan... Jadi jangan berharap ada review ala topgear lawas yang bashing sana sini gak dicekal. Namanya juga budaya barat, lebih bebas. Di Indo review begitu siap siap dicekal. Wkwkwkwkw.

Dan menurut ane oom Fitra salah satu yang menjunjung tinggi hal tersebut. Review nya gak banyak sarkas, kritikan disampaikan dengan halus. Gak heran APM gak males minjemin unit.



Sent from my 2014817 using Seraya Motor mobile app

Yang saya suka itu otodriver tetep ngekritik walau ga sepedes autonetmagz bahkan motomobi. Tapi juga ga terlalu baik kayak autobild.

Jadi inget momen trybowo (reviewer autobild) pas nyobain unforty vrz dia masukin ke pwr mode terus tekan paddle shift buat downshift buat ngerasain jambakan vrz tapi dia muka kecewa tapi tetep ngomong kalo vrz jambakannya kerasa hahahahaha.

Tapi emang kalo ga gitu bingung juga kali autobild ngasih makan segitu banyak karyawannya hahaha

Wih sependapat. Plg jijik sekaligus enek liat si trybowo pas main paddle shift di vrz, kepala ampe goyang kmn2 hahah

[ChZ]

Kalo om Mobi menurut ane bahasanya masih cukup formil dan jokes nya gak jayus... sorry to say AM itu jokes nya... bukan jayus... tapi jokes nya cuma crew mereka aja yang ngerti. kita yang dengerin enggak ngeh maksudnya apa jadi kesannya jayus.

Kalo om Mobi jokes nya lebih umum dan mudah dicerna jadi kesannya lucu...