Ane lagi ada dilema buat buang katalis (ganti header atau bobok katalis) demi naikin performa dan efisiensi gerobak tua ane, karena konon salah satu modif termurah buat dongkrak performa adalah buang katalis (>3% hp/torsi pasti dapet lah)
Langsung aja,
pernahkah terlintas di pikiran saudara2 SM (terutama yg kendaraannya dah gak standar) tentang "DOSA" akibat buang katalis/ganti header?

yang sementara ini jadi pertimbangan ane buat buang katalis:
1. more powahhh...
2. lebih irit BBM (asumsi ga dibejek2)
3. less CO2 pollution (karena katalisnya gak konversi 2CO+O2 jadi 2CO2)
4. kesehatan ane dan penumpang
5. kalo ganti header, headernya bisa dijual ke pengepul katalis

khusus poin no.4,
konon bau telor busuk yg biasa kecium di kabin saat akselerasi itu adalah H2S akibat reaksi katalis dengan bensin lokal yg sulfurnya tinggi (500ppm, pertabo 100ppm). ane juga baru tau, konon gas telor busuk (H2S) lebih bahaya dari karbon monoksida

su'udzon ane, pabrikan ga peduli sama emisi H2S ini karena sepertinya ga diatur di aturan emisi.
(ref. wikipedia; sila bandingkan carbon monoxide vs. hydrogen sulfide)
sebagai informasi, gerobak tua ane lahir dengan 3 biji katalis, spek EURO-4 (max. 50ppm).
ane ngecek merk2 jepun lokalan, rata2 katalis cuma sebiji nempel di manifold.
cuplikan wiki:
https://en.wikipedia.org/wiki/Catalytic_converter
Unwanted reactions
Unwanted reactions can occur in the three-way catalyst, such as the formation of odoriferous hydrogen sulfide and ammonia. Formation of each can be limited by modifications to the washcoat and precious metals used. It is difficult to eliminate these byproducts entirely. Sulfur-free or low-sulfur fuels eliminate or reduce hydrogen sulfide.
So, shall we gut our catalyst for the sake of better power and my own health?