solar_kerosen wrote:kalau gue sangat tidak menyarnkan mencampur campur bahan bakar , bahkan penambahan aditif sekalipun , contohnya beras mahal seperti cianjur 1 kg dicampur beras murah alias beras Catu 1 kg kemudian dimasak , kalau sudah matang dan dimakan pasti lain rasanya jadi kaya Gado gado sebentar pulen sebentar lagi lengket nasinya di gusi
imho rasa nya kurang pas ya klo dianalogikan dg beras

klo beras yg dicampur, walaupun sdh ter-mix, tapi memang akan masih terasa tekstur bawaan dr masing2 tipe.........

mungkin bakal lebih pas klo dianalogikan antara air panas dan gula, walau berbeda tapi klo sudah tercampur pasti akan larut dan "rasa nya" seragam alias manis semua, ga mungkin khan seteguk hambar, seteguk manis??
imho sama dengan mencampur/mix bbm dg RON berbeda, hasil akhir nya ditentukan dr komposisi mix itu sendiri, dan utk saya hal tsb masih lbh baik dr pada murni menggunakan full tank bbm yg dibawah rekomendasi.
kemudian mengenai penambahan additif, justru imho ini merupakan suatu hal yg sangat baik, (additif ya.......bukan semacam octane booster dsb), karena additif2 ini turut membantu membersihkan saluran2 bbm pada kendaraan yg akhir nya turut membantu perpajangan usia komponenyg berhubungan dg pembakaran itu sendiri, apalagi klo bbm yg kita pakai tergolong berkualitas rendah

utk additif, klo saya akan menyarankan yg type cair
