Masalah Kenaikan Harga Bensin

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
fadly
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 208
Joined: Fri Jul 18, 2003 15:48
Location: Jakarta

Masalah Kenaikan Harga Bensin

Post by fadly »

Forward dari milis tetangga

Menaikkan Harga Bensin Premium


Kwik Kian Gie

JUDUL tulisan ini tidak seperti lazimnya, yaitu "Mencabut Subsidi BBM".
Mengapa? Pertama, lebih dimengerti rakyat jelata menggunakan istilah
"bensin" ketimbang bahan bakar minyak atau BBM.
Kedua, dengan harga bensin
premium yang berlaku sekarang, yaitu Rp 1.810 perliter, pemerintah sama sekali tidak memberi subsidi. Sebaliknya, pemerintah
memperoleh kelebihan uang tunai.

MINYAK mentah yang ada di bawah permukaan bumi
disedot sampai ke atas
permukaan bumi. Untuk itu ada biayanya, yaitu Rp X
per liter. Minyak mentah
yang sudah ada di atas permukaan bumi diproses
sampai menjadi bensin.
Biayanya Rp Y per liter. Bensin itu harus diangkut
ke pompa-pompa bensin.
Biayanya Rp Z per liter. Rp X + Rp Y + Rp Z = 10
dollar AS per barrel. Satu
barrel sama dengan 159 liter. Kalau nilai tukar
rupiah satu dollar AS sama
dengan Rp 8.600, maka keseluruhan biaya untuk 1
liter adalah (10 x Rp
8.600) : 159 = Rp 540,88, dibulatkan menjadi Rp 540
per liter. Seperti kita
ketahui, bensin premium dijual dengan harga Rp 1.810
per liter. Jadi, untuk
setiap penjualan satu liter bensin premium,
pemerintah kelebihan uang
sebanyak Rp 1.270, yaitu kemasukan uang dari menjual
bensin sebanyak Rp
1.810 per liternya dikurangi dengan pengeluaran uang
sebanyak Rp 540 itu
tadi.
Ditinjau dari sudut keluar masuknya uang, pemerintah
kelebihan uang tunai.
Mengapa dikatakan pemerintah memberi subsidi ?


Pengertian subsidi

Pemerintah merasa memberi subsidi kepada rakyat yang
membeli bensin premium
karena seandainya bensin premium itu dijual di luar
negeri, saat ini
harganya 50 dollar AS per barrel. Dengan kurs yang
sama, yaitu Rp 8.600 per
dollar AS, harga minyak mentah di luar negeri per
barrel sebesar 50 x Rp
8.600 = Rp 430.000. Per liternya dibagi 159 atau
sama dengan Rp 2.704,4,
dibulatkan menjadi Rp 2.700. Ini harga minyak mentah
di luar negeri. Kalau
dijadikan bensin, ditambah dengan tiga biaya itu
tadi, yakni biaya
penyedotan, pengilangan, dan transportasi yang
keseluruhannya berjumlah Rp
540 per liter, maka harga bensin di luar negeri Rp
2.700 + Rp 540 = Rp
3.240 per liter.
Selisih harga bensin di luar negeri yang Rp 3.240
per liter dengan harga
bensin di Indonesia yang Rp 1.810 per liter ini,
atau Rp 1.430 per
liternya, ini disebut subsidi. Pemerintah merasa
memberi subsidi karena
tidak bisa menjual bensin dengan harga dunia,
gara-gara adanya kewajiban
memenuhi kebutuhan rakyatnya akan bensin premium
dengan harga yang rendah,
yaitu hanya Rp 1.810 per liternya.
Pemerintah jengkel, merasa sial benar tidak dapat
menjual bensinnya di luar
negeri dengan harga Rp 3.240 per liter. Seandainya
tidak perlu menjual
kepada rakyatnya sendiri dengan harga Rp 1.810,
pemerintah akan memperoleh
tambahan pendapatan sebesar selisihnya yang disebut
"subsidi" itu tadi
sebesar Rp 3.240 - Rp 1.810 atau Rp 1.430 per
liternya. Bayangkan, berapa
kesempatan yang hilang. Ya, kesempatan itulah yang
hilang, bukan uang
tunai.
Jadi, jelas kiranya, yang dinamakan subsidi itu
pengertian abstrak yang
sama sekali tidak berimplikasi adanya uang keluar.
Dalam kenyataan
pemerintah mendapatkan kelebihan uang. Hanya,
kelebihannya tidak sebesar
seandainya rakyat Indonesia diharuskan membeli
bensin produksi dalam negeri
dengan harga dunia.

Berapa kelebihan uang pemerintah?
Angkanya yang pasti tidak dapat saya peroleh karena
saya tidak berhasil
mendapatkan kuantitas minyak mentah yang menjadi
haknya bangsa Indonesia.

Sekitar 92 persen dari minyak mentah kita disedot
oleh kontraktor asing.
Hasilnya dibagi antara kontraktor asing dan bangsa
Indonesia yang memiliki
minyak mentah karena terdapatnya di dalam perut bumi
Indonesia.
Perhitungannya ruwet sekali.

Yang sering kita dengar hanyalah kontrak bagi hasil
antara pemerintah yang
diwakili oleh Pertamina dan kontraktor asing dalam
perbandingan 85 persen
untuk bangsa Indonesia dan 15 persen untuk
kontraktor asing. Tetapi, ada
faktor-faktor lain yang membuat ruwet seperti apa
yang dinamakan cost
recovery, pro rata, dan in kind dasehingga kita
sulit mendapatkan angkanya
yang eksak. Maka, kita katakan saja minyak mentah
yang menjadi haknya
bangsa Indonesia netonya sebesar Q liter per
tahunnya. Kelebihan uangnya
per tahunnya ya Q liter dikalikan dengan Rp 1.270
itu tadi. Jumlah ini
banyak sekali. Kalau kita andaikan bersihnya 70
persen dari produksi minyak
mentah yang 1,125 juta barrel per hari hak bangsa
Indonesia, ini sama
dengan 70 persen x 1.125.000 barrel atau 787.500
barrel per hari atau
125.212.500 liter per hari, yaitu 787.500 barrel
dijadikan liter dengan
mengalikannya dengan 159 (1 barrel = 159 liter). Per
tahunnya dikalikan 365
menjadi 45.702.562.500 liter. Kelebihan uang per
liternya Rp 1.270. Jadi,
kelebihan uang per tahunnya adalah 45.702.562.500 x
Rp 1.270 atau Rp
58.042.254.375.000


Harus impor

Kebutuhan bensin kita 60 juta kiloliter per tahunnya
atau 60.000.000.000
liter. Produksinya seperti kita lihat tadi, hanya
45.702.562.500 liter.
Maka, kita harus impor sebesar 14.297.437.500 liter.
Ini harus dibayar
dengan harga dunia sebesar Rp 3.240 per liternya,
atau Rp
46.323.697.500.000.

Jadi, ada kelebihan uang sebesar Rp
58.042.254.375.000. Tetapi, ada
kebutuhan impor dengan jumlah uang sebesar Rp
46.323.697.500.000. Alhasil
masih ada kelebihan uang sebesar Rp
11.718.556.875.000. Masih kelebihan
uang

Jadi, walaupun sebagian dari kebutuhan bensin harus
diimpor dengan harga
dunia, masih ada kelebihan uang tunai sebesar Rp
11.718.556.875.000


Harga bensin terlampau murah

Apakah harga bensin premium yang Rp 1.810 per
liternya itu tidak terlampau
murah? Rasanya ya karena satu botol Coca Cola di
restoran dijual Rp 10.000
sampai Rp 15.000. Maka, kalau mau dinaikkan memang
pantas, asalkan
kenaikannya tidak terlampau memberatkan.

Dengan menaikkan harga bensin premium, pemerintah
memang mendapat pemasukan
lebih besar yang dapat dipakai untuk tujuan-tujuan
baik atau dikorupsi.

Tetapi, kalau dikatakan bahwa harga bensin premium
tidak dinaikkan,
pemerintah harus keluar uang sekitar Rp 10 triliun
per bulannya jelas tidak
betul. Yang betul malah kelebihan uang sebesar Rp
11,73 triliun per tahun.

Keseluruhan gambaran dari tulisan ini sangat amat
disederhanakan dari
kenyataan. Demikian juga angka-angkanya. Tulisan ini
adalah model untuk
mendapat pengertian yang sebenarnya. Jadi, bukan
angka-angka eksak yang
dipentingkan. Maksudnya hanya menjelaskan bahwa
tanpa menaikkan harga
bensin premium, pemerintah sudah kelebihan uang
tunai dari keseluruhan
eksploitasi minyak mentah untuk dijadikan bensin
premium.

Apakah harganya terlalu rendah sehingga perlu
dinaikkan adalah urusan lain
lagi. Tetapi, jangan menakut-nakuti rakyat dengan
mengatakan kalau tidak
dinaikkan sampai harga dunia, pemerintah harus
keluar uang Rp 10 triliun
per bulannya, dan karena itu keuangan negara menjadi
bangkrut.
Artikel ini hanya membahas bensin premium, belum
bensin pertamax dan
pertamax plus serta gas yang semuanya surplus lebih
besar lagi


Kwik Kian Gie Mantan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencana Pembangunan Nasional
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

This is getting tedious...but I guess it's because people find it easier to believe whatever they want to hear, than a horrible fact, even if it's more true..
conan wrote:Coba Anda baca perhitungan Pak Kwik itu sekali lagi dengan lebih teliti, Anda akan menemukan sesuatu yang aneh. Ada sebuah komponen harga yang hilang. Apa itu? HARGA MINYAK itu sendiri!
Pak Kwik hanya menghitung cost pengolahan minyak mentah menjadi fuel yang sekitar Rp 500/liter, dan dengan menjualnya seharga Rp 2000an/liter (harga sekarang, premium Rp 1810/liter), pemerintah mendapat untung Rp 1500an??

Tidak menghitung harga dasar minyak mentah itu sendiri adalah hal yang TIDAK MASUK AKAL. Anda boleh tanya pakar ekonomi, ahli energi and other properly educated people.

Kalau begitu, mengapa tidak diterapkan juga pada, misalnya, emas (gold), agar semua orang juga bisa menikmati kilau emas? Tidak usah menghitung harga atau nilai emas itu sendiri, cukup dijual dengan harga ongkos menambangnya saja! Jadi semua orang bisa punya emas dengan harga sangat murah. Lalu emas jadi tidak ada nilainya dong??
Lalu terapkan juga pada semua bahan tambang lain juga! Kita beli mobil tidak usah bayar harga baja dan plastiknya, cukup bayar ongkos produksinya saja! Karena minyak, emas, baja itu bisa diambil GRATIS dari alam!
Atau jika kita bekerja sebagai labor (buruh), apakah kita mau tidak dibayar atas tenaga kita?

Tidak seperti udara yang gratis, ada dimana-mana, atau kayu yang merupakan sumber daya alam yang bisa diperbaharui, minyak adalah sumber daya alam yang TIDAK BISA diperbaharui. Satu saat akan habis, maka minyak harus dinilai dan dihargai sepantasnya, agar tidak ditambang habis2an dan digunakan gila2an! Minyak, dan sumber energi lain yang tidak bisa diperbaharui, harus digunakan dengan bijaksana.
Negara yang dikarunai Tuhan dengan persediaan minyak bumi yang melimpah, atau hutan yang melimpah, memiliki potensi menggunakannya untuk membangun negri sendiri dan mensejahterakan rakyatnya. Lihat Arab Saudi dan Brunei. Sayangnya, persediaan minyak bumi Indonesia sudah keburu habis sebelum sempat digunakan for good cause! Bayangkan jika Indonesia menjadi 100% importir minyak, dan Anda dan Pak Kwik tetap menuntut BBM dijual seharga Rp 500 per liter, darimana uangnya untuk membeli minyak sebanyak itu?? Lebih baik pemerintah dibubarkan dan biarkan negara ini kembali ke zaman batu.

Bung Szli, apakah Anda pikir dengan adanya subsidi BBM, harga fuel menjadi murah, adalah selalu hal yang baik? Persediaan minyak Indonesia sudah menipis, dan bahkan Indonesia kini sudah menjadi IMPORTIR minyak! Bayangkan jika bensin dijual dengan harga pengolahannya saja, Rp 500 per liter. Penjualan mobil akan meledak, kemacetan akan menggila, dan mobilisasi akan lumpuh total, dan selain itu, minyak Indonesia akan habis dalam waktu 5 tahun! Setelah itu negara ini akan hancur.

Sebaliknya, tanpa adanya subsidi, harga fuel yang mahal (tapi sesuai harga fuel dunia) justru akan menyebabkan kesadaran orang akan energi meningkat, orang akan meningkatkan efisiensi dalam bepergian, dan sarana transportasi massal yang layak akan dikembangkan, jalanan pun tidak semacet sekarang. Inilah kondisi di semua negara yang TIDAK menerapkan subsidi! Dan inilah yang harus kita mulai di Indonesia.

Subsidi BBM hanya akan memanjakan masyarakat sehingga boros energi, sebaliknya penduduk negara yang tidak ada subsidi BBM memiliki elastisitas atau ketahanan dan daya adaptasi yang jauh lebih baik dalam menghadapi kenaikan harga minyak dunia. Bukan cuma dalam kehidupan sehari2 tapi juga ekonomi negara itu jauh lebih stabil. Kenaikan harga fuel tidak akan serta merta menimbulkan domino effect yang mengakibatkan seluruh harga kebutuhan pokok naik drastis, karena dalam kesehariannya mereka menggunakan fuel secara jauh lebih efisien. Orang Jakarta setiap bulan mungkin menghabiskan bensin sebanyak 50-100 liter, atau bahkan lebih, karena mereka selalu menggunakan mobil. Dan itu baru per mobil. Satu keluarga empat orang memiliki 3 mobil, you do the math. Bandingkan dengan Singapura, satu orangnya mungkin hanya menghabiskan beberapa liter saja, itu pun kalau tiap hari naik bis. Kalau tiap hari naik subway lebih sedikit lagi.

Izinkan aku menjelaskan kriteria apa yang bisa menjadi dasar suatu negara melakukan subsidi BBM pada rakyatnya. Pertama, jika negara itu memiliki persediaan minyak melimpah, sehingga pemakaian BBM dalam negeri hanya mencapai sekitar 20-30 % dari kapasitas produksinya. Kedua, negara itu menjadi eksportir minyak. Keuntungan melimpah dari penjualan minyak ini yang digunakan untuk mensubsidi BBM dalam negri, sehingga rakyat bisa menikmati hasil dari ekspor minyak negara mereka sendiri. Indonesia dulu memenuhi syarat ini. Tapi sekarang, tidak lagi. Malah sudah menjadi importir. Karena itu, subsidi sebenarnya sudah tidak boleh lagi dilakukan! Bahkan pemerintah harus menanggung kerugian dari harga minyak impor yang mahal tapi setelah diolah menjadi BBM, yang memerlukan biaya tambahan lagi, harus dijual sebagai bensin dengan harga murah! Membeli minyak impor seharga misalnya Rp 3000 per liter, diolah dengan biaya Rp 500 per liter, dijual dengan harga Rp 2000 per liter. Anda mau jadi pengusaha SPBU yang seperti ini??

Jadi, kata2 Pak Kwik tidak masuk akal. Minyak, seperti komoditi2 lainnya di dunia ini, bahkan modal kerja seperti waktu, pikiran dan tenaga, harus bisa dihargai dengan sepantasnya agar tidak disia-siakan!

It's all for the greater good.
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

baca gini an males.sama aja kayak orang berpolitik yang bener jadi salah,yang salah jadi bener,ngak ada teman ato musuh yang abadi.

lagi an pemerintah ngomong nya dari A sampai Z di bikin mbulet sama kayak birokrasi kita yang kalo mau bikin ktp di persulit dulu,

kalo bisa dipersulit kenapa harus dipermudah
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

Pelaksanaan Liberalisasi BBM di Indonesia Tahun 2010

Pelaksanaan liberalisasi dalam perdagangan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia akan dimulai paling cepat tahun 2010. Hal ini dikatakan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral kepada wartawan beberapa waktu lalu. Pelaksanaan liberalisasi BBM tahun 2010 itu berarti mundur dari perkiraan semula tahun 2005.

Mundurnya era liberalisasi BBM disebabkan oleh ketidakmampuan masyarakat untuk membeli BBM jika pemerintah sudah melepas harga BBM sesuai pasar internasional.

Menurutnya, saat ini hingga tahun 2010 diperkirakan sebagian kelompok masyarakat masih memiliki daya beli (purchasing power ability) yang relatif rendah.

Pemerintah, katanya, melihat pada tahun 2005 baru bisa melaksanakan apa yang dinamakan semiliberalisasi. Artinya, kebijakan harga untuk beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) tetap diatur oleh pemerintah sesuai kemampuan masyarakat.

Ditambahkan, dari lima jenis BBM yang diatur harganya oleh pemerintah, yakni premium, minyak diesel, minyak bakar, minyak tanah, dan minyak solar, tiga jenis bisa dikembangkan untuk mencapai harga pasar. Namun, untuk jenis minyak solar dan minyak tanah harus bertahap dilepas.

Karena itu, katanya, pada tahun 2010 harga BBM murni akan diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar. Namun, pemerintah tetap memberikan bantuan khusus sebagai pengganti subsidi bagi bahan bakar tertentu.

Liberalisasi sebenarnya bertujuan untuk menata struktur pasar BBM, menghapus subsidi BBM yang tidak tepat sasaran, dan mendorong Pertamina agar bisa lebih maju dengan berkompetisi. Selain itu, dengan harga BBM mencapai harga pasar, pemakaian bahan bakar alternatif, seperti batu bara dan gas, bisa lebih banyak.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Bacalah kata-kata Pak Kwik yang sekarang di artikel ini :

http://www.detiknews.com/index.php/deti ... idkanal/10

Quoted from that article, kata Pak Kwik : "Sebaiknya pemerintah secara terus terang apa adanya mengatakan kepada rakyat bahwa harga BBM saat ini sudah terlalu murah. Wong coca-cola di supermarket harganya sudah Rp 4000 sekaleng,"

Bagaimana nih?? :mrgreen: :twisted: :mrgreen:
Any comment, bung handling? :mrgreen:
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

yang bener yang mana yah si kwik ini ngomong nya nyuruh naik ato bilang bbm ngak perlu dinaik kan jadi bingung nih
User avatar
WiraSoenaryo
Administrator
Administrator
Posts: 2492
Joined: Thu Aug 08, 2002 9:07
Location: Surabaya
Daily Vehicle: Toyota Rush TRD

Post by WiraSoenaryo »

Btw, ada yang punya info gak BBM naik jadi berapa aja?
Our other services
SerayaMotor - SerayaHost - SerayaShop - PakaiNota
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Masih rumor, bung t0mc4t..katanya 10-30%, yang pasti minyak tanah naik paling sedikit dan premium atau fuel airplane yang naik paling banyak..
bprayoga
Newbie
Newbie
Posts: 14
Joined: Thu Nov 04, 2004 8:53

harga BBM jadi berapa yah???

Post by bprayoga »

Iya nih yg penting kita mah cuma bisa nanya doang harga BBM kira2 berapa? soalnya dengar2 bhw harga solar yg paling banyak naik....hiks...hiks...panther langsung turun harga dong
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Tapi sepertinya kenaikan harga solar tidak akan sebesar premium, bprayoga. Tidak perlu terlalu kuatir..
User avatar
fadly
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 208
Joined: Fri Jul 18, 2003 15:48
Location: Jakarta

Post by fadly »

Wah Pak Kwik ngomongnya beda-beda,
Yang dipermasahin orang2 sebenernya bukan kenaikan BBM nya, efek dari kenaikan BBM yg menyulut kenaikan bahan2 pokok, iya kan ? :roll: :roll:
declan
Visitor
Visitor
Posts: 2
Joined: Sun Feb 20, 2005 0:59

Kenaikan Harga BBM

Post by declan »

Yang jelas kalau bensin naik, semua bahan kebutuhan pokok juga naik tuh.
Gimana tuh ? Sekarang aja nih bahan pokok udah pada naik, apalagi kalau naik bensin.
Sedangkan gaji kita2 aja nih, yang katanya rakyat kecil, belum ada yang naik tuh ...

Terus kalau bensin naik, tolong dong diperhatikan :
1. Kan sudah surplus tuh uangnya, digunakan dong untuk kepentingan rakyat. Bangun dong fasilitas2 untuk rakyat. Dijaga dong supaya jalan2 tidak macet. Kalau jalan tidak macet kan, bensin yang kita pakai juga dikit tuh. Kan kita juga jadi bisa menghemat bbm, yang katanya 5 tahun kedepan akan habis.
2. Sebagai penyedia tunggal bbm, tolong dong dijaga kualitas bensinnya. Masa sih kita sudah mau bayar mahal, kita tidak ada jaminan dari penjualnya. Apa masih ada tuh, bensin oplosan di SPBU2 ? Bagaimana cara menjaminnya ? Tindakan2 apa yang dilakukan ? Tolong dong dijelaskan ke customer yang dalam hal ini rakyat.
3. Apa betul, kalau bensin naik, yang beli mobil tambah dikit ?
Lihat dong, kenaikan bensin yang sudah2. Ternyata tidak mempengaruhi orang tuh untuk beli mobil. Penjualan mobil aja meningkat dari tahun ke tahun.

Iya kan ?
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Nah, kalau ini contoh pendapat pengamat yang mengetahui letak masalah yang sebenarnya :
Masyarakat Perlu Diberi Tahu Secara Jujur

Aksi protes yang banyak dilakukan tidak menyentuh hal yang sesungguhnya tentang kenaikan BBM

Kenaikan BBM yang diumumkan pemerintah per 1 Maret 2005 lalu telah menuai protes. Rakyat Indonesia yang sudah lama menderita, dengan kenaikan BBM ini dipastikan akan semakin sengsara. Wajar bila sejumlah element masyarakat melakukan aksi demo menentang kenaikan BBM.

Sayangnya, aksi protes yang dilakukan kelompok masyarakat itu tidak menyentuh hal yang sesungguhnya tentang kenaikan BBM tersebut. Menurut Soehari Sargo dan Herman Z. Latief, yang dihubungi redaksi baru-baru ini, masyarakat harus diberi tahu sebab-sebab kenaikan BBM itu secara jujur. Sebab, dimata kedua pengamat otomotif nasional itu, baik pemerintah maupun kalangan pendemo yang menolak kenaikan BBM itu sama-sama masih menyembunyikan maksudnya masing-masing.

Soal kenaikan BBM sendiri yang disebut pemerintah untuk mengurangi subsidi yang justru dinikmati kalangan berpunya, menurut keduanya, harus dijelaskan secara gamblang. Sebab, kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah jika tidak dibarengi dengan tindakan efisiensi dalam proses produksi dan pendistribusiannya akan percuma saja. ``Proses produksi dan pendistribusiannya saja sudah tidak efisien,`` tegas Herman Z. Latief, mantan ketua umum Gaikindo.

Dalam proses produksi, menurut Herman, banyak ladang minyak diproduksi dengan peralatan eksplorasi yang usianya sudah renta. Dengan peralatan yang tua seperti ini, jelaslah sudah bila hasil produksinya pun tidak maksimal. Artinya, kualitas BBM yang dihasilkannya juga jauh dari standard mutu yang diharapkan.

Soehari Sargo juga menyoroti soal harga BBM di Indonesia yang jauh di bawah negara-negara miskin seperti Bangladesh atau Kamboja. Dalam ilustrasi Soehari Sargo, harga bensin premium di Indonesia rata-rata 20 sen US $ per liter, sementara di Kamboja sekitar 47 sen US $ per liter. Atau Si Lanka yang mencapai 84 sen US $ per liter.

Di kedua Negara itu, pemerintah dan rakyat menyikapi dengan cara berhemat. Mereka menggunakan kendaraan sederhana dan irit serta memanfaatkan angkutan umum sebaik mungkin. ``Masyarakat kita perlu diberi pengertian tentang hal-hal seperti itu,`` papar Soehari Sargo.
User avatar
pinoh_boy
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1136
Joined: Thu Mar 04, 2004 6:47

Post by pinoh_boy »

Dunia politik memang dunia yang gelap dan tanpa hati nurani!
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

kata orang jangan liat dunia itu dari warna hitam dan putih masih ada warna abu-abu hehehehe
User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Post by handling »

mpoezz wrote:baca gini an males.sama aja kayak orang berpolitik yang bener jadi salah,yang salah jadi bener,

kalo bisa dipersulit kenapa harus dipermudah
betul sekali bung Mpoezz....saya setuju 100000000x :lol:
User avatar
Crash
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 421
Joined: Mon Jun 21, 2004 5:44
Location: Jakarta

Post by Crash »

Gue sih ngeliat gini aja. Subsidi mau yang bayar kan anak cucu kita juga? Jadi, orang protes = nggak peduli generasi selanjutnya.

My 2 cents.
Image
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Crash wrote:Gue sih ngeliat gini aja. Subsidi mau yang bayar kan anak cucu kita juga? Jadi, orang protes = nggak peduli generasi selanjutnya.

My 2 cents.
Setuju sekali, bung Crash. :)