Well, diskusi ini sebetulnya lebih tepat diposting di trit tentang MobNas
Ane pun dulu pernah tulis mengenai keprihatinan ttg minimnya dukungan Pemerintah Indonesia thd MobNas, tidak spt India yg pemerintah-nya punya strategic plan yg jelas utk pengembangan industri Nasionalnya & bisa swasembada di banyak hal.......RI mestinya bisa mencontoh India & China
Diskusi hal tsb bisa dilanjutkan di trit ttg MobNas dan biarlah trit ini jadi pembahasan ttg mobil2 Mahindra
Kalo ane pribadi sih gembira dengan masuknya banyak mobil2 yg sifatnya berguna utk menunjang aktivitas bisnis & pekerjaan, mobil2 utk angkut penumpang 7 - 12 seater / angkut barang / utility purpose, supaya pasar Indonesia gak dikuasain merek itu itu aja dan dari negara yg itu itu aja
Bagi industriawan MobNas dalam negeri pun bisa "membedah" mobil2 tsb utk dipelajari & siapa tahu ke depannya bisa membuat produk yg serupa, yg lebih baik pula....tinggal nanti gimana keseriusan dukungan Pemerintah utk mengembangkan industri mobil dalam negeri (merek sendiri)....utk itu Pemerintah mesti bisa lepas dari "cengkeraman" asosiasi produsen + Pemerintah "suatu negara lain" yg sgt berkepentingan dlm menancapkan kukunya di pasar Otomotif Indonesia
Just my 2 cents
yuk Back to Topic
*Bukan seles Mahindra*
VanzMatic wrote:Huhuhu,....hanya untuk mbayarin gaji orang Mahindra?
Big NO without thanks. Mereka bisa bangun built quality karena mereka juga makan dari gaji hasil jualan.
Tapi kalau anak negeri ini jadi kurang ilmu karena riset mereka mentok akibat "Foday" mereka ngga dibeli...bagaimana anak2 ini 25 tahun ke depan?
25 tahun lagi, mungkin insinyur2 Indiahe ini udah mulai persiapan masa pension..
Tapi 25 tahun lagi buat anak SMA umur 17? Means 37, sepantaran saya. Usia produktif.
Negara ini butuh otak2 encer anak muda yang ga lari ke luar negeri.
Ada yg mau kaitkan dengan pejabat? Silakan, tapi saya TIDAK kaitkan dengan apapun..
Sama sama jelek, tapi buat saya masih mending beli mobil anak anak SMK.
*Bukan sales mobil SMK.