Lomba Hemat Bahan Bakar Honda Jazz

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Lomba Hemat Bahan Bakar Honda Jazz

Post by handling »

Jakarta , 10 Maret 2005

SEBUAH pesan singkat (sms) masuk. Waktu sudah pukul 06.00 pagi. "Jadi berangkat enggak?" Gawat, bisa terlambat nih. Setelah cuci muka sekadarnya, Suzuki APV segera membawaku meluncur ke Semanggi Expo, tempat pemberangkatan Honda Jazz Eco-Challenge, sebuah lomba hemat bahan bakar.

Sialnya, aku dapat jatah Jazz yang tampaknya sudah berpengalaman, setidaknya dari setir yang mulai kusam serta kilometer telah menunjukkan angka lebih dari 21.000 kilometer, jelas kalah kinclong dari deretan Jazz yang mengapit. Rekan wartawan lain mendapatkan Jazz yang masih gres, kursinya pun masih dibungkus plastik. Kalah satu langkah nih, gumamku. "Aku sebenarnya tadi dapat yang lama itu, tetapi enggak mau, minta ganti yang baru," tutur teman media mengenai jatah mobilku ini.

Sebelum memulai lomba, tangki mobil diisi penuh dengan bahan bakar Premium TT dan setelah itu panitia menyegel tangki bensin serta mengecek mesin mobil peserta untuk memastikan mobil tidak dilengkapi dengan aksesori penghemat bahan bakar. Honda Jazz Eco- Challenge terdiri atas tiga kategori pertandingan, yakni kategori transmisi otomatis dan manual untuk para pemilik Jazz, serta kategori media massa, yang bertanding menggunakan Jazz transmisi otomatis. Lomba diikuti 15 pemilik Honda Jazz dan 14 media massa.

Setelah acara perkenalan dan sedikit trik mengendarai mobil secara efisien bahan bakar dari pembalap Aswin Bahar, lomba pun dimulai. Sekitar pukul 08.30, mobil mungil bergerak pelan keluar lokasi, menuju Jalan Jenderal Sudirman. Ini adalah pengalaman pertama mengendarai Jazz, tetapi jelas bukan pengalaman pertama Jazz warna biru ini dikendarai orang. Ini juga pengalaman pertama menggunakan mobil dengan persneling otomatis. Memang lebih nyaman karena tidak perlu repot-repot main kopling. Sepanjang perjalanan, kaki kiri yang biasanya repot bekerja, terutama saat lalu lintas macet, kali ini santai saja.

Mengikuti peta, kendaraan meluncur terlebih dahulu menuju Jalan MH Thamrin untuk kemudian berputar balik di bundaran Hotel Indonesia. Beberapa mobil sejenis tampak meluncur di jalanan. Dengan lalu lintas yang lumayan ramai, kendaraan hanya meluncur dengan kecepatan 50-60 kilometer per jam supaya mobil bisa dikendalikan dengan stabil. Jika melaju lebih kencang, dalam lalu lintas yang telah mulai ramai, terbuka luas kemungkinan untuk berhenti mendadak karena tingkah kendaraan lain yang tak terduga. Entah karena mobil di depan berhenti mendadak atau ada yang memotong jalur secara tiba-tiba.

Memang perlu penyesuaian dengan kendaraan baru dan sistem persneling otomatis ini sehingga perlu sedikit waktu untuk bisa mengendalikan tekanan gas secara lebih stabil. Saat lalu lintas macet, berhenti di lampu lalu lintas, atau bayar tol, untuk memindahkan tangkai persneling dari D (drive) ke N (neutral) kadang masih perlu melihat untuk meyakinkan arah tangkai sudah benar.

Masuk tol lingkar dalam kota di Semanggi, lalu lintas masih lumayan padat. Kecepatan pun belum beranjak dari 50-60 kilometer per jam. Bahkan, kadang harus turun ke 40 kilometer per jam karena ada truk yang berjalan santai di jalur cepat. Baru ketika masuk tol Jagorawi, kecepatan bisa ditambah. Pada kecepatan 80 kilometer per jam, kendaraan masih stabil. Tachometer menunjukkan bahwa putaran mesin berada pada kisaran 1.500- 2.000 rpm. Jalan yang luas dan tidak padat menggelitik untuk menaikkan kecepatan hingga 100 kilometer per jam. Pun demikian, jarum tachometer menunjukkan angka di bawah 2.500 rpm. Sekalipun imut, tetapi Honda Jazz ini terasa berat sehingga tidak melayang saat menikung, kendaraan melaju dengan stabil dan aman. Tentu saja itu didukung oleh postur kendaraan model sedan yang rendah dan langsing ini.

Memang, bagi yang terbiasa dengan mobil MPV yang luas dan lega, naik Jazz ini terasa sempit. Namun, jika melihat sosok Jazz yang mungil, sebenarnya ruang dalam Jazz relatif lega, mengingat kabinnya sangat efisien. Tangki bahan bakar diletakkan di tengah, membuat Jazz lebih lapang. Jazz menyediakan tiga pilihan untuk menambah daya tampung mobil. Pada utility mode, kedua kursi belakang dapat dilipat dengan mudah ke depan untuk menciptakan ruang yang rata dan luas. Pada long mode, kursi penumpang depan dapat disandarkan sepenuhnya dan digabungkan dengan kursi belakang yang telah terlipat ke depan sehingga dapat memuat barang yang panjangnya hingga 2,4 meter, sedangkan pada tall mode, dudukan kursi belakang dapat dilipat ke atas dan dirapatkan ke sandaran hingga menciptakan ruang penyimpanan barang dengan ketinggian 1,28 meter pada bagian tengah mobil.

Sebenarnya gatal juga untuk mencoba pada kecepatan lebih tinggi, untung masih ingat ini lomba adu irit. Mau terus tancap agak ragu, apakah ini sudah melewati batas optimum efisiensi penggunaan bahan bakar. Dengan laju demikian, beberapa beserta yang start duluan sudah terlewati. Sementara dua peserta tampak setia mengikuti mobil polisi pembuka jalan yang bergerak pelan. Apakah karena percaya mobil polisi itu berjalan dalam kecepatan paling irit, atau takut mendahului polisi, tak tahulah.

Honda Jazz ini menggunakan mesin i-DSI (Intelligent Dual and Sequential Ignition) yang responsif dan efisien dalam pemakaian bahan bakar. Mesin biasa hanya memiliki satu busi per silinder. Namun, i-DSI menggunakan 2 busi yang menyala secara berurutan untuk mengoptimalkan pembakaran. Pembakaran tanpa sisa ini digabungkan dengan rasio kompresi yang lebih tinggi sehingga menghasilkan torsi yang ideal pada tingkat rpm rendah dan hemat bahan bakar pada berbagai tingkat kecepatan.

Sudut katup yang lebih sempit dan pembaruan lainnya telah dilakukan untuk membuat ruang pembakaran sekecil mungkin. Ruang pembakaran dirancang untuk meningkatkan perputaran dari campuran bahan bakar dan udara.

SELEPAS tol Jagorawi, masuk ke jalan Sukabumi lalu lintas tersendat di perempatan Ciawi. Melewati lampu lalu lintas, bukan berarti persoalan selesai. Kemacetan semakin menjadi menjelang Pasar Ciawi. Asap knalpot dari bus di depan menyeruak masuk dari jendela yang dibiarkan terbuka. Mesin pendingin memang sengaja dimatikan sejak berangkat demi memperoleh tingkat keiritan yang maksimal sehingga kaca jendela dibiarkan terbuka supaya tidak panas.

Menjelang Cikreteg, kemacetan semakin menjadi. Macet panjang dan cukup lama. Mengikuti nasihat Awin Bahar, saat macet panjang dan lama ini, daripada buang bensin tidak kepakai maka mesin kumatikan. Tetapi sial, ketika kendaraan di depan mulai bergerak, mesin tidak bisa dinyalakan. Ternyata aki drop. Weleh, tampaknya nasib sial membuntuti. Bus jurusan Jakarta-Sukabumi di belakang membunyikan klakson keras-keras. Sopir dan kernetnya mulai jengkel dan berteriak tidak jelas. Padahal, kalaupun mendahului juga bakalan berhenti lagi di depan. Bus pun mendahului, untuk kemudian berhenti lagi, hanya dua meter di depan.

Mobil panitia melintas. "Ada apa mas. Macet? Waduh!" Seorang anggota panitia memegang jidatnya. Jika tidak dirawat, dan terlambat mengisi air aki, sel aki memang mudah rusak. "Mobil dealer mas, jadi malah tidak terlalu diperhatikan. Lain dengan mobil pribadi," ujar seorang panitia. Setelah dipancing dengan menggunakan aki mobil panitia, Jazz warna biru tua ini meluncur kembali.

Setelah hampir dua jam di perjalanan, akhirnya sampailah pada akhir rute di Lido Lake Resort. Sesampai di garis finis, masing-masing mobil dicatat waktu kedatangannya, jarak tempuhnya, serta jumlah bahan bakar yang dikonsumsi dengan cara mengisi ulang tangki bensin mobil hingga penuh.

Jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam tangki tersebut merupakan jumlah bahan bakar yang dikonsumsi. Kemenangan peserta ditentukan oleh konsumsi bahan bakar yang paling sedikit. Apabila terdapat jumlah konsumsi bahan bakar yang sama, keunggulan peserta akan ditentukan oleh waktu tempuh yang paling cepat.

Mungkin memang sukses kita setiap harinya sudah bisa dilihat sejak saat kita bangun pagi. Pada saat tiba giliran panitia mengisi bahan bakar untuk mengukur konsumsi bahan bakar kita, bensin muntah dari tangki dan tumpah sebagian. Alhasil, berapa volume yang tumpah pun dikira-kira saja.

Untuk kategori Transmisi Otomatis, muncul sebagai pemenang dalam lomba ini Ronald/Bobby dengan menempuh perjalanan 41,18 kilometer per liter dan waktu tempuh 2 jam 33 menit. Untuk kategori transmisi manual, muncul sebagai pemenang Paulus Hardy/Fenny dengan hasil 45,88 kilometer per liter dan waktu tempuh 2 jam 6 menit. Untuk kategori media dengan mobil transmisi otomatis, wartawan Media Indonesia muncul sebagai pemenang dengan hasil 42,63 kilometer per liter dan waktu tempuh 2 jam 11 menit.(anv)
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Jazz memang irit. Tapi yang mau beli mending jangan hanggap serius lomba ini. Come on ! Who will drive the Jazz in Jakarta tanpa AC ?!!

Orang yang tidak ngerti influence AC bisa kaget nanti. Kok ngak bisa 1:41 ? Malah mungkin drop ke 1:15-20.
User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Post by handling »

boro2 bisa 1:15-20 ....ha....ha.....ha... Bisa 1:10 aja udah bagus.....hal ini karena tenaganya yg kurang membuat orang menginjak gas lebih dalam. 2orang teman sy mengalami hal yg sama dgn jazznya....yang satu udah keburu dijual.....

Memang bisa sih mendapatkan angka 1:40an dgn ac mati dan stel sana sini.
Image
User avatar
whitewolf
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 211
Joined: Wed Oct 09, 2002 4:22
Location: Surabaya

Post by whitewolf »

Honda Jazz kalo dipakek normal aslinya bisa sampek satu banding berapa? Tanpa setel sana2i ama tentunya pasang AC juga.. :roll:
User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Post by handling »

Kalo menurut pengalaman teman sy , baik yg masih pake dan yg udah jual jazznya sekitar 1: 9-10km. itu bawa kondisi normal dalam kota.. Kalo bawanya agak narik2 gak bisa sampe 1:9km.
Tapi menurut sy utk kondisi kota2 besar bisa mendapatkan angka 9 itu sdh bagus lah utk mbl bensin. Gak usah terlalu berharap lebih, kecuali memang mau mengorbankan tenaga jadi memang bisa jadi irit bensin.
Mana nih bung Mpoezz yg berhak memberi komentar.....ha..ha...ha.........

Tapi hebat juga jazz, bisa sampe 40an km utk 1 ltr bensin. Lama pom bensin bisa sepi nih sampe zzz.......zz...z.....zz.. kalo semua orang pake jazz.....ha...ha....ha.......
sukses utk jazz
Image
User avatar
whitewolf
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 211
Joined: Wed Oct 09, 2002 4:22
Location: Surabaya

Post by whitewolf »

Wah.. jauh juga ya perbedaannya.. Masa dari 1:40 langsung drop jadi 1:10.. Wow...
Saya kira mungkin masih bisa sekitar 1:15. hehee
User avatar
Herry
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 840
Joined: Tue May 11, 2004 4:00
Location: Asia

Post by Herry »

nurut gue ini cuman lomba main2 aja. Tidak ada korelasi sama sekali dgn kenyataan yg sebenarnya. So bagi teman2 jangan terlalu anggap jazz super irit. Jujur aja emang ada yg makai kendaraan sehari2 tanpa AC (kec ACnya rusak atau kehabisan bensin kali), trus kalo kena macet atau lampu merah mesin dimatikan untuk hemat BBM?? Hahaha...ini lomba hanya untuk joking aja.

Gue gak bilang jazz tidak irit. Dikelasnya jazz emang paling irit tapi dikeadaan sebenarnya jazz paling dapat 1:10 aja.
Live as if you were to die tomorrow.
Learn as if you were to live forever.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

I'm with bung Herry. It's pure marketing ploy!
Kalau mau irit bahkan tidak membakar bensin setetes pun waktu macet, tunggulah model2 hybrid Toyota dan Honda. :)
User avatar
gege
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 122
Joined: Fri Dec 12, 2003 11:20
Location: Seraya Motor dot Com

Post by gege »

whitewolf wrote:Honda Jazz kalo dipakek normal aslinya bisa sampek satu banding berapa? Tanpa setel sana2i ama tentunya pasang AC juga.. :roll:
kalo normal sekitar 1:9 - 1:10

tapi emang bener.. kalo ga pake AC kerasa banget iritnya
saya pernah cobain AC pasang setengah aja,
ternyata bisa lebih irit 1:11 - 1:13 dengan kondisi
rute yg sama, cara nyetir yg sama, dan kondisi kepadatan jalan yg sama
.
Aksesoris Mobil Online
http://aksesorismobil.stop.to
YM contact: Honda_Jazz
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

masih lebih irit vios kan bisa 1:15 katanya