Toyota akan menjadi nomer satu di dunia

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

QiuQiu
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 37
Joined: Sat Oct 23, 2004 5:54

Toyota akan menjadi nomer satu di dunia

Post by QiuQiu »

Toyota akan menjadi nomer satu di dunia dalam kurun waktu yg tidak begitu lama, tinggal menghabisi raksasa sakit, GM
Yg mikir untuk menggeser dominasi Toyota, geser dulu tuch nomer tiga, nomer empat, nomer lima, baru cerita lagi :D:D:D


Makna Kecepatan bagi Bos Toyota, Fujio Cho


SEJUMLAH catatan besar dicatat produsen mobil terkemuka Jepang, Toyota Motor Corporation, belakangan ini. Suatu yang fenomenal adalah hasil keuntungan yang diterima Toyota pada tahun fiskal 2003 (berakhir bulan Maret 2004), meningkat 67 persen menjadi 10,3 miliar dollar AS.

ANGKA keuntungan ini jauh lebih besar dari keuntungan secara bersama dari General Motors, Ford Motor Co, DaimlerChrysler, dan Volkswagen (VW).

Mereka ini dikenal sebagai produsen otomotif terkemuka di Amerika Serikat dan Jerman, dua raksasa otomotif dunia yang merupakan saingan utama Jepang dengan Toyota, Nissan, Mitsubishi, Suzuki, dan sebagainya.

Alhasil, apa yang diraih Toyota ini menyebabkan pemimpin Toyota, Fujio Cho, pada akhir bulan Januari 2005 dinobatkan sebagai Asia Businessman of The Year 2005 oleh majalah Fortune. Cho yang digambarkan sebagai manajer yang sangat bersahaja, ramah, tetapi tegas ini berada di balik kesuksesan Toyota. Cho yang memimpin Toyota sejak tahun 1999 ini berhasil menerapkan kebijakan yang bisa membuat Toyota kini berada pada posisi penghasil otomotif nomor dua di dunia (setelah General Motors). Posisi Toyota yang kini dalam tren terus beranjak.

Apa kunci kesuksesan Cho dan Toyota? "Pokoknya kecepatan. Ini merupakan satu-satunya kata kunci di perusahaan ini sekarang ini," ujar Cho tanpa meninggalkan senyum. Apa ini berkaitan dengan telah kembalinya Toyota dalam lomba balap paling bergengsi Formula Satu? "Tidak," ujarnya tetap tak lupa dengan senyumnya. "Ini berkenaan dengan perubahan yang sedang berlangsung dalam Toyota," ujar pria pemegang sabuk Dan III dalam seni beladiri Kendo ini.

Kepada majalah Fortune, Cho yang kini berusia 68 tahun mengatakan, memimpin sebuah perusahaan tak ubahnya dengan mencoba menarik sebuah kereta mendaki bukit terjal. "Bahaya terus mengancam apabila kita santai barang sedetik pun. Kita akan kehilangan momentum dan akan terlempar kembali ke bawah," katanya. Cho mau menggambarkan ketatnya persaingan dalam dunia otomotif dan karena itu harus tetap awas sembari melakukan perubahan-perubahan.

CHO yang lulusan Universitas Tokyo tahun 1960 adalah seorang spesialis dalam produksi. Dia dimentor langsung sang guru dari sistem produksi Toyota, Taichi Ohno. Cho juga tercatat sebagai orang pertama yang membuka pabrik pertama yang sepenuhnya milik Toyota di Amerika Serikat pada tahun 1988. Karena itu, dia mengenal benar apa yang dikehendaki pasar Amerika Serikat-lebih dari 17 juta mobil terjual setiap tahun-akan sebuah produk otomotif, baik dari aspek model, mesin, maupun kemungkinan penggunaan bahan bakar alternatif di luar minyak bumi.

Sembari mencermati pasar, dia juga berupaya untuk mengubah kebijakan yang ada selama bukan saja dalam Toyota, tetapi juga di kalangan perusahaan Jepang yang lebih mengutamakan omzet penjualan dan pangsa pasar dengan mengorbankan keuntungan. Bagi Cho, dengan melakukan langkah perubahan yang cepat sembari tetap menjaga kualitas produk atau menghasilkan produk baru yang diterima pasar, Toyota akan tetap mencapai omzet, pangsa pasar, dan juga profit yang tinggi.

Untuk itu perlu kecepatan dalam mengambil keputusan. Juga perlu respons yang cepat dan segera atas adanya perubahan di pasar. "Ini yang sedang kami lakukan sekarang ini," kata Cho sebagaimana dilansir http://www.toyota.co.jp. Dan yang telah terlihat, Cho mencoba mentransformasikan "Toyota Tua" dengan mengurangi setengah dari Dewan Direksi dalam Toyota. Dia juga memasukkan "darah baru" dalam jajaran manajer pelaksana. Konsekuensinya, semua dokumen internal yang penting harus disampaikan dalam bahasa Inggris.

Tak hanya itu, Cho juga merombak struktur manajemen sehingga aliran keputusan juga lebih cepat. Menurutnya, ini adalah "Toyota yang lebih responsif, cepat, dan simak". Banyak orang mengatakan bahwa industri otomotif ini sudah jenuh. "Dengan gelombang ada di tangan saya, jelas tidak benar," ujarnya.

Dari aspek global, industri otomotif punya masa depan yang cerah. Dengan terus meningkatnya standar kehidupan di sejumlah negara dengan tingkat populasinya yang besar-seperti Rusia, China, dan India-maka potensi pertumbuhan bagi industri otomotif juga sangat menjanjikan. Saat ini satu dari empat penduduk dunia punya kepentingan dengan kendaraan bermotor.

Cho juga mencontoh bahwa saat ini ada sekitar 750 juta kendaraan bermotor di seluruh dunia. Jumlah ini diperkirakan akan naik menjadi satu miliar kendaraan bermotor dalam 20 tahun mendatang. Maka, akan ada lebih dari 250 juta kendaraan bermotor baru, termasuk juga harus menggantikan sekitar tiga perempat dari kendaraan bermotor yang sudah ada di jalan-jalan. "Jelas masih perlu menambah sejumlah besar kendaraan bermotor," ujar Cho.

Namun, tentu saja bagi industri otomotif, termasuk Toyota, tidak begitu saja memproduksi kendaraan bermotor sebagaimana yang sudah-sudah. Ke depan, sebuah kendaraan bermotor bukan sekadar sebuah kendaraan bermotor, tetapi juga yang sudah sangat ramah lingkungan dengan kemungkinan penggunaan bahan bakar alternatif di luar bahan bakar minyak sekarang ini.

Karena itu, Cho menekankan problem lingkungan yang kini harus menjadi yang tanggung jawab dari industri otomotif di masa depan. Tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya. "Tidak ada seorang pun yang lebih menyadari hal ini dibandingkan dengan Toyota," ujar Cho. Tanpa tanggung jawab dan keprihatinan, jelas industri otomotif ini tidak akan punya massa depan. "Tanpa suatu respons yang tinggi pada masalah lingkungan, suatu ketika industri otomotif akan mati," ujarnya.

Tidak heran, Toyota sejak tahun 2000 telah memproduksi kendaraan hibrida, Toyota Prius, dan hingga kini sudah laku terjual lebih dari 120.000 unit. "Kami bekerja keras untuk menghadapi masa depan, baik secara bisnis maupun secara lingkungan," ujar Cho. Tak bisa dibantah, Toyota menjadi industri otomotif pertama yang de facto memerhatikan lingkungan dengan menerapkan sistem teknologi hibrida yang ramah lingkungan.

Dengan menempatkan motor elektrik yang superefisien, baik pada sebuah mesin bensin maupun diesel, sistem ini bisa mengonversi bahan bakar menjadi gas sehingga mesin yang ada menghasilkan kombinasi bukan saja tenaga, tetapi juga efisien, emisi gas buang yang rendah, dan penghematan bahan bakar yang tak ada duanya. Dan, ini sudah terlihat dari sukses Prius yang sudah cukup laku dengan sekitar 53.991 unit terjual di Amerika Utara.

Cho yakin mesin hibrida masih sangat menjanjikan sedikitnya sampai 10 tahun atau 15 tahun mendatang sebelum ditemukan kendaraan bermotor dengan penggerak sel bahan bakar hidrogen. Maka, mesin hibrida yang dimotori Toyota akan tetap laku karena hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Cho sendiri akan membuka pabrik Prius berteknologi hibrida di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 2005. Target penjualan sekitar 100.000 unit per tahun.

Toyota bahkan kini sudah meluncurkan mesin dengan teknologi hibrida terbaru yang dikenal dengan Hybrid Synergy Drive, suatu sistem yang menghasilkan lebih besar tenaga, pemakaian bahan bakar yang lebih ekonomis, dan pengalaman berkendaraan yang lebih baik. Majalah Motortrend memberikan predikat Car of The Year tahun 2003 bagi Prius. Predikat yang tidak dibantah oleh siapa pun. Prius sejauh ini terus mendapat tanggapan besar dari pasar. Toyota bahkan segera meluncurkan jenis sport utility vehicle (SUV) berteknologi hibrida.

Apakah Cho sudah cukup puas dengan apa yang diraih? Seperti dikatakan "tak boleh lengah, santai sedetik pun", Cho mengatakan jelas belum karena perjalanan masih panjang. Persoalannya, pesaing utama, seperti General Motors dan Ford Motor Co, mengatakan mempertimbangkan teknologi hibrida sebagai jembatan ke arah mesin dengan sel bahan bakar hidrogen. Namun, sebelum sampai ke sana, tetap saja teknologi mesin hibrida masih diterima sampai mesin dengan sel bahan bakar ini secara pasar bisa diterapkan.

Bagi Cho dan Toyota, persaingan dalam mesin yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan ini justru baru dimulai. "Persaingan untuk mengembangkan kendaraan ramah lingkungan yang sesungguhnya baru saja dimulai," ujar Cho. Prius itu, menurut Cho, bukanlah sebuah ide yang mendahului masanya, tetapi sebuah ide yang tidak bisa ditunggu-tunggu lagi. Artinya, teknologi ramah lingkungan dan hemat bahan bakar merupakan suatu keharusan jika ingin bertahan dalam persaingan otomotif di masa mendatang. Toyota sudah bergerak ke sana. (Pieter P Gero)



Harley Lebih Berharga daripada General Motor


Rencana Pemerintah Indonesia mengeluarkan obligasi global (obligasi dalam dollar AS) sebesar 1 miliar dollar AS tertunda. Alasannya, menunggu membaiknya situasi bursa saham di Amerika Serikat yang sedang jatuh, terutama akibat jatuhnya saham General Motor, penghasil kendaraan bermotor nomor satu di Amerika dan juga industri otomotif nomor satu dunia.

JATUHNYA harga saham General Motor (GM) berkaitan dengan pengumuman perusahaan penghasil 8,99 juta kendaraan bermotor ini pekan lalu bahwa untuk kesekian kalinya sejak tahun 1992 perusahaan ini kembali merugi. Manajemen GM juga menegaskan bahwa perusahaannya mencatat rugi kuartalan terbesar sejak tahun 1992. Juga disinyalir bahwa GM masih akan terus merugi di waktu-waktu mendatang.

Lantas apa kaitannya dengan judul Harley (Davidson)-yang lebih dikenal dengan Harley itu-Lebih Berharga daripada General Motor? Artikel di harian Financial Times edisi 21 Maret 2005 lalu ini berkaitan dengan kejatuhan nilai saham GM dan perbandingannya dengan nilai saham Harley. Tentunya perbandingan ini juga berkaitan dengan perkembangan harga saham kedua perusahaan otomotif AS di waktu mendatang.

Dari perbandingan angka kendaraan yang diproduksi kedua perusahaan ini, jelas GM tidak bisa ditandingi oleh perusahaan otomotif lainnya, seperti Ford Motor Co ataupun Toyota Motor Company dari Jepang. Dengan angka penjualan mobil 8,99 juta unit per tahun, GM dengan produknya bermerek Chevrolet jelas sulit tertandingi. Apalagi jika disandingkan dengan produksi Harley yang hanya 317.289 sepeda motor pada tahun lalu.

Hanya saja, sejak harga saham GM yang pada akhir bulan Februari lalu mencatat rekor terendah sepanjang sejarah, yakni hanya tinggal 24,5 persen, secara kapitalisasi pasar Harley kini lebih tinggi alias lebih berharga dibandingkan dengan GM. Total nilai saham Harley kini mencapai 17,68 miliar dollar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan total nilai saham GM yang hanya 16, 17 miliar dollar AS.

Dan, ke depan, nilai saham Harley bakal terus meningkat karena perusahaan yang didirikan William Harley dan Arthur Davidson beserta dua saudaranya itu terus membubuhkan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Ini bukan dinilai dari total produksi atau omzet penjualan, tetapi dari keuntungan, khususnya keuntungan bersih yang diberikan kepada para pemegang sahamnya.

Tahun lalu, Harley menghasilkan pemasukan 5 miliar dollar AS dengan keuntungan bersih mencapai 889 juta dollar AS. Harley selama 19 tahun terakhir ini terus mencatat rekor dalam pendapatan maupun keuntungan bersih. Berarti lebih beruntung untuk memiliki saham Harley karena akan terus memberikan pendapatan.

Sementara memiliki saham GM praktis akan buntung. Apalagi manajemen GM sudah mengatakan, ke depan keuntungan perusahaan ini akan terus anjlok. Dengan 8,99 juta mobil yang dihasilkan setiap tahun, jelas total produksi GM sekitar 28 kali lebih besar dari apa yang dihasilkan Harley.

Perputaran modal dari GM jelas jauh lebih besar, yakni mencapai 193 miliar dollar AS, atau 38 kali lebih besar dari Harley. Semua ini karena unit pembelanjaan GM yang memberikan pemasukan 6,9 miliar dollar AS. Hanya saja, GM yang berdiri setahun setelah berdirinya Harley tahun 1907 lalu penuh dengan beban utang sehingga keuntungan yang ada hanya dialihkan untuk bayar utang jika tak ingin obligasinya dimasukkan dalam kategori obligasi sampah alias junkbond.

Financial Times menulis, GM kini dililit utang (outstanding debt) sebesar 300 miliar dollar AS. Manajemen GM juga punya kewajiban 61,5 miliar dollar AS bagi program kesehatan untuk pekerjanya dan juga pensiunan karyawannya. Ini berarti uang hasil keuntungan akan beralih dari pemegang saham kepada pemilik obligasi dan pensiunan.

HARLEY dan GM punya awal sejarah yang hampir sama dan dalam perjalanannya keduanya juga menghadapi tekanan dari para pesaingannya terutama dari Jepang. Upaya mereka untuk mempertahankan dominasinya di pasar Amerika acapkali tererosi akibat kualitas produk yang buruk. Ini menyebabkan nama besar GM dan Harley terpuruk di mata konsumen di negerinya sendiri.

Yang lantas terjadi, kedua perusahaan ini sama-sama nyaris bangkrut. Harley hampir bubar tahun 1985, sementara GM pada tahun 1992. Setelah melewati masa sulit krisis keuangan, kedua perusahaan ini menerapkan teknik pabrikan ala Jepang terutama apa yang dikenal dengan kaizen alias peningkatan serta pembenahan yang terus-menerus.

Dan, pihak Harley jelas lebih cepat melakukan pemulihan dibandingkan dengan GM yang lamban. Apalagi Harley juga punya citra merek yang kuat dibanding dengan produk GM. Harley mengklaim diri sebagai sepeda motor rakyat Amerika Serikat selama hampir setengah abad. Raja musik rock n’roll Elvis Presley dan penggemarnya mengendarai Harley pada tahun 1950-an dan 1960-an.

Tercipta generasi pengguna atau pemilik Harley yang fanatik. Harley Owners Group (HOG) alias Grup Pemilik Harley beranggota hampir satu juta orang. Dan, ini memberikan pemasukan yang tidak sedikit bagi Harley dari penjualan aksesori dan pakaian dengan lambang Harley. Harley juga lebih fokus pada produksi motor besar dan mereknya serta meninggalkan produk lainnya, seperti mobil golf atau salju.

"Bagi pelanggan mereka jelas tidak ada alternatif lainnya untuk sebuah Harley Davidson," ujar seorang analis di Wall Street. Pihak Harley juga memantapkan semua warisannya, memperbaiki kualitasnya, dan terus membangun citra merek sepeda motornya.

Berbeda dengan GM. Meski melakukan kaizen sebagaimana Harley, mengurangi jumlah pekerja, dan memperbaiki pabrikan, peninggalan masa lalu memberikan tanggungan beban biaya yang besar di masa mendatang. Para pekerja harus menghasilkan profit yang cukup untuk membiayai pensiunan. Tak ada yang tersisa bagi pemegang saham.

Akibatnya, GM juga tak punya cukup uang untuk menciptakan citra yang kuat. Yang bisa dilakukan adalah dengan lebih fokus pada mobil-mobil yang laku di pasar. Mereka juga menjual aset yang bukan penunjang operasi. Hanya saja, banyak dari merek mobil GM sudah tidak diterima pasar, termasuk pasar di negeri sendiri. Pekan lalu, GM menghentikan produksi dua merek mobilnya karena tidak laku lagi.

Dari apa yang sedang terjadi, jelas tidak keliru bahwa ke depan Harley Davidson akan lebih berharga dari GM. Ini sebenarnya bukan hanya dalam soal saham. Naik Harley dengan jaket kulit hitam, kaca mata gelap, celana ketat, jelas lebih gengsi. Apalagi dengan seseorang wania cantik di boncengan!
uyak
Newbie
Newbie
Posts: 14
Joined: Sun Sep 19, 2004 4:22

Post by uyak »

Wah... nggak rugi dong gue beli innova ... he..he..he...
User avatar
DigitALL
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 9595
Joined: Thu May 15, 2003 16:12
Location: Indonesia

Post by DigitALL »

Toyota ini emang hebat. Ngga cuma penjualannya aja yang jago (sekarang ini no.2 di dunia). Ternyata prestasi di kancah F1 juga mengejutkan. Hasil terakhir (di Bahrain), untuk konstruktor Toyota - Panasonic berada di posisi kedua. Dan pembalapnya Jarno Trulli menempati urutan kedua juga.
User avatar
pinoh_boy
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1136
Joined: Thu Mar 04, 2004 6:47

Post by pinoh_boy »

Hidup jepang!
AntonYW
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 59
Joined: Sun May 25, 2003 2:03

Post by AntonYW »

Hidup Asia!
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

hidup indonesia,sama ngak rugi juga saya punya innova kekekeke
hdrw
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 433
Joined: Sat Aug 21, 2004 19:46

Post by hdrw »

Yup, setuju dengan bung Uyak dan bung Mpoezz, untung juga saya beli Innova, he he he ...

Menurut saya, untung TAM masih beri ruang gerak, kalau semua model Toyota dimasukin ke Indo, bisa bubar deh, he he he ...
uyak
Newbie
Newbie
Posts: 14
Joined: Sun Sep 19, 2004 4:22

Post by uyak »

apalagi klo semua model bisa dirakit di indo...

maunya .....
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

kasian ntar kalo semua model nya dirakit di indo atpm yang lain ngak dapat bagian uheuheuheuhuhe.

tapi toyota ini paling enak lo,di daerah daerah kalimantan yang dijadikan taksi antar kota itu ya kijang,ngak pernah panther ato kuda,

sekarang ada beberapa pengusaha travel udah ganti mobil dari kijang kapsul jadi innova ueuheuhuhee.

pas saya beli innova kemarin diejek ama adik saya eh ijin trayek nya udah di urus belum,kena berapa katanya uheuheuhe sialan.
User avatar
DigitALL
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 9595
Joined: Thu May 15, 2003 16:12
Location: Indonesia

Post by DigitALL »

Gw juga ngga rugi punya Kijang LGX 1.8L Manual Trans untuk pemakaian sehari2. Harga jualnya masih tinggi... hehehe ....
apalagi klo semua model bisa dirakit di indo...

maunya .....
Ngga kebayang, ntar kota Bandung jadi "Bandung Lautan Toyota" deh ...
Blue
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 47
Joined: Wed Aug 25, 2004 14:47

Post by Blue »

Koq yang beli Avanza nggak kedengaran suaranya........ :mrgreen:
User avatar
boilers
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1023
Joined: Wed Dec 01, 2004 10:17

Post by boilers »

Wah, kudos for Toyota. Produk Toyota memang bermutu dan berkualitas, tetapi yang lebih menguntungkan lagi mungkin customernya juga banyak yang loyal. Lihat saja Kijang Inova, sebelum keluar saja sudah banyak yang pesan, enak sekali jadi Toyota ya.