Test Ipah D4 D dgn / tanpa Rizor Max.2B(Surge Control Device

Mau review kendaraan yang ada? Silakan post disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 22041
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Test Ipah D4 D dgn / tanpa Rizor Max.2B(Surge Control Device

Post by Turboman »

Penasaran dengan seberapa jauh efek positive yang disumbang oleh 2B
pada mesin "lulusan" Phoenix, maka ane memutuskan utk melakukan
percobaan bila mesin berjalan tanpa Max. 2B sebagai Surge Control
Device (SCD)

Selang2 Max. 2B dilepas, lubang2 pada saluran intake ane tambal pake
karet ban dalam sepeda, kemudian di klem kembali dgn kuat serta diberi
lakban hitam.

Kondisi mesin : racikan komplit tuning ala Phoenix R, Down Pipe SAKI, semi free flow muffler, Simota Air Filter, Auxiliary Air Induction / AAI (3 saluran)


Rute test :

Jalan Latumeten mulai dari rel kereta s/d U turn dekat Latumeten City,
lanjut ke Kyai Tapa, muter depan Roxy Square hingga depan Usakti balik
lagi sebanyak 2X.


Resultnya :

Tanpa Max. 2B / SCD mesin juga mampu mengeluarkan Powernya, tetapi
ibarat orang yg PUP / BAB dia harus ngeden dulu dikit baru Plungg,
laksana orang yg kurang makan serat.

Sedang dengan 2B / SCD mesin mendeliver Power ibarat orang BAB
langsung Plunggg, tanpa harus banyak ngeden.


Difference :

Without 2B / SCD:

RPM 2000 - 3000 response mesin terasa lebih lambat

Jalan dgn RPM 1500 - 1800 ketika mau narik, gas hrs dibejek agak
sedikit dalam sampai gigi downshift (soft kickdown), RPM melintir dulu
ke 2200 barulah mobil melaju

Suara Turbo tidak begitu terdengar

(walau tetap lebih baik dibanding 2 KD-FTV perawan ting2)



Ketika 2B / SCD dipasang kembali :

RPM 2000 - 3000 response mesin lebih cepat

Jalan dgn RPM 1500 - 1800 ketika mau narik, gas cukup di toel dikit
dan segera terasa "tendangan" mesin, tanpa harus downshift mobil lgs
melaju.

Suara Turbo lebih terdengar, tanda bahwa fungsi "Surge release"
bekerja, Max. 2B membuat Turbin tetap spin on sehingga boost selalu
tersedia setiap saat.



Kesimpulan :

Max. 2B / SCD tidak membuat mesin menghasilkan peningkatan peak Power
& torque yg drastis tetapi di sini dia mengoptimalkan kinerja mesin
Turbo, membuat Turbin pada Turbo tetap spin on, menjaga agar tidak
terjadi "Power Loss" pada RPM & situasi tertentu spt ketika deselerasi
yg dilanjut dengan akselerasi lagi dgn cepat, membantu membuat mesin
Turbo serasa mesin Normal aspirated. Apalagi mesin CRD yg menggunakan Throttle, Air Surge akan terbentuk lebih cepat sebelum Throttle Body dibanding mesin TurboDiesel konvensional yg intake-nya "Plong".

Tuning - tuning Phoenix R memperbaiki kekurangan2 pada 2 KD-FTV yg
diakibatkan oleh pemrograman ECU yg sedemikian rupa oleh pabrik.

AAI mengurangi restriksi pasokan udara saat Turbo mulai menghisap udara.

Maka Max. 2B / SCD dengan teknik tuning Phoenix, AAI serta GC adalah
saling melengkapi , dimana tercapainya Power, Speed, Response,
tercapainya kenikmatan berkendara serta mendukung terciptanya Eco
Drving mode (Gas toel dikit lgs ngacir, ganti gigi di 1800 - 2000 RPM).


Rekomendasi bagi user yg ingin D4 D nya lebih mak nyuss :

1. Aplikasikan dahulu segala teknik tuning Phoenix (paket kumplit
spesial pake telornya)

2. Free flow air filter, AAI & Rounding Down Pipe (optional)

3. Barulah install Max. 2B / SCD


Max. 2B / SCD direkomendasikan bagi yg sering mengemudikan mobilnya
sendiri / tanpa sopir & juga demen nyetir cepat.


Sesudah mechanical device komplit, kalau kurang bisa lanjut ke DASTEK.



Alternatif2 serupa dengan Max. 2B (Surge Control device) :

Blow off Valve (banyak merek)

Turbonetics CBV/BOV (Compressor By Pass Valve / Blow Off Valve)


So bagi yg sudah punya BOV atau CBV/BOV tidak perlu lagi beli Max. 2B,
utk BOV bisa diakalin dengan membuat saluran agar angin yg dikeluarkan
bisa balik lagi masuk ke inlet Turbo :DD


UTk DC bisa di survei mana yg paling ekonomis atau mungkin ada yg
berminat utk bikin sendiri ? hehehehheehh........